Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LINGUISTIK UMUM

“BAHASA SEBAGAI OBJEK KAJIAN LINGUISTIK”

Dosen Pengampu
Ibu Icha Fadilasari, M.Pd.

Disusun oleh :
Muhammad Lazuardi Sidqon Fahmi (2397184003)
Meiva Rahma Aulia (2397184004)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta

inayahnya sehingga kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa sebagai Objek

Kajian Linguistik” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ucapan terima kasih juga tidak

luput tersampaikan kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah Linguistik Umum yakni Ibu

Icha Fadilasari, M.Pd. yang telah memberikan kita kesempatan untuk belajar dengan

memberi tugas membuat makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan yang ada. Maka dari itu kami

memohon kritik dan saran agar kami bisa berbenah dan belajar atas kesalahan yang kami

lakukan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya para pembaca yang

budiman. Amiin..

Jombang, 17 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Definisi dan Hakikat Bahasa........................................................................................6
B. Ciri atau Karakteristik Bahasa....................................................................................7
C. Peran dan Fungsi Bahasa...........................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara umum, linguistik sering digunakan untuk menyatakan ilmu bahasa.

Istilah linguistik biasa juga dinyatakan dengan berbagai istilah atau nama, di

antaranya dalam Kurikulum Perguruan Tinggi, khususnya pada Program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, istilah linguistik dinyatakan dengan nama-nama mata

kuliah yang berbeda. Ada yang menamakannya dengan linguistik, pengantar

linguistik, linguistik umum atau pegetahuan linguistik umum. Namun, dengan nama

yang berbeda itu, substansi kajiannya sama, yakni mengkaji bahasa. Oleh karena itu,

linguistik disebut dengan ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa.

Secara tegas, Kridalaksana (1983) menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu

yang mempelajari, mengkaji atau menelaah hakikat dan seluk bahasa, yakni bahasa

secara umum yang dimiliki manusia sebagai alat komunikasi atau linguistik adalah

ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menyelidiki bahasa secara ilmiah. Berdasarkan

pendapat yang dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa objek kajian

linguistik adalah bahasa. Sehubungan dengan objek kajian linguistik ini, bahasa yang

dimaksudkan itu tidak berfokus pada bahasa tertentu saja, melainkan bahasa secara

umum yang dipakai untuk berkomunikasi sesama penutur bahasa, dalam pengertian

bahasa yang dimaksudkan itu mungkin bahasa Daerah, bahasa Indonesia atau bahasa

Asing. Oleh karena itu juga, linguistik sering disebut dengan linguistik umum (general

linguistics).

Maka dari itu penulis menulis makalah ini dengan judul “Bahasa sebagai

Objek Kajian Linguistik”. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa hal

mengenai definisi danhakikat bahasa, ciri atau karakteristik bahasa, serta peran dan

4
fungsi bahasa. Dalam hal tersebut penulis menulis makalah ini dengan tujuan dapat

memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai ilmu dasar linguistik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi serta hakikat dari bahasa?

2. Apa saja ciri atau karakteristik bahasa?

3. Apa saja peran dan fungsi bahasa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi serta hakikat bahasa

2. Untuk mengetahui ciri atau karakteristik bahasa

3. Untuk mengetahui peran serta fungsi bahasa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Hakikat Bahasa


Bahasa menunjukkan bangsa dan warga yang hidup didalamnya. Bahasa bisa

menunjukkan sekuat apa dan semandiri apa suatu bangsa dan seberapa berkelas suatu

bangsa pada masanya. Ia juga mampu memberikan gambaran kearah mana dan seperti

apa sebuah negara itu mampu bersaing ditingkatan global. Dan yang tidak kalah

pentingnya adalah ia mampu menunjukkan kepribadian luhur peuturnya. Bahasa

merupakan wahana, dan cermin budaya suatu bangsa.

Disamping mampu memberikan gambaran tentang suatu bangsa, bahasa itu

sendiri adalah sebagai pembeda dan sebagai petunjuk kejatidirian sebagai manusia.

Karena bahasa adalah media ekspresi. Bahasa pula yang membedakan manusia

dengan makhluk lain dua dunia. Karena bahasa merupakan anugerah istimewa dari

sang pencipta kehidupan. Hanya manusia saja yang berbahasa (Parera, 1991:13).

Sudaryanto dalam kajiannya terhadap bahasa menyimpulkan bahwa fungsi dasar

bahasa adalah pengembang akal budi pekerti dan pemelihara kerja sama (1990:VI).

Artinya bahasa bukan sekedar alat komunikasi. Sebagai pengembang akal budi,

bahasa mampu mengungkapkan jalan pikiran manusia, hasil pemikiran, perasaan,

bahkan apa yang hendak diraihnya dimasa depan. Sebagai pemelihara kerja sama,

bahasa menjadikan kehidupan ini sebuah harmoni. Maka tidak heran, dengan keadaan

ini, dimana ada manusia, disana ia akan melakukan aktifitas berbahasa.

Memperhatikan arti penting bahasa maka akan banyak pertanyaan dalam

benak, apa sebenarnya definisi dan hakikat dari bahasa itu sendiri?

Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah satu system simbol vokal yang

arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain

6
yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau

berinteraksi. Selanjutnya menurut Pei & Gaynor (1954:119) mendefinisikan bahasa

sebagai satu sistem komunikasi dengan bunyi, yaitu lewat alat ujaran dan

pendengaran, antara orang – orang dari kelompok atau masyarakat tertentu dengan

mempergunakan simbol – simbol vokal yang mempunyai arti arbitrer dan

konvensional. Sapir (1921:3) mendefinisikan bahasa sebagai suatu metode naluriah

yang dimiliki manusia untuk mengkomunikasikan ide – ide, emosi, dan keinginan,

menggunakan berbagai simbol yang dibuat untuk tujuan tertentu. Kridalaksana dan

Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) mendefinisikan bahasa sebagai sistem

lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Dengan pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa arti dari definisi

merupakan pengertian menyeluruh dari suatu hal. Arti dari definisi sendiri tidaklah

jauh berbeda dengan pengertian dari hakikat. Dalam kamus KBBI yang dinamakan

hakikat merupakan inti sari atau dasar, kenyataan yang sebenarnya dari suatu hal.

Melihat hal ini secara tidak langsung hakikat dari bahasa sendiri adalah kumpulan dan

untaian bunyi yang tersusun secara teratur sehingga menimbulkan sebuah makna serta

diucapkan secara lisan.

B. Ciri atau Karakteristik Bahasa


Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa adalah

1) Bahasa adalah sistem

Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu

keseluruhan yang bermakna dan berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah

unsur atau komponen yang satu dengan lainnya berhubungan secara

fungsional. Begitu juga sistem bahasa, bahasa terdiri dari unsur-unsur atau

7
komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan

membentuk satu kesatuan. Sehubungan dengan hal ini, Samsuri (1983)

menegaskan bahwa bahasa itu merupakan kumpulan aturan, pola, atau kaidah

yang secara singkat disebut dengan sistem.

2) Bahasa itu berwujud lambang

Bahasa adalah lambang (simbol), lambang-lambang bahasa

diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang berupa satuan-satuan bahasa, seperti

kata atau gabungan kata. Jadi, kata sebagai satuan bahasa itu disebut lambang.

Mengapa disebut lambang, tidak disebut tanda, karena lambang bersifat

arbitrer, tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa yang berwujud

bunyi (k u d a) misalnya, dengan benda yang dirujukkannya yaitu seekor

binatang berkaki empat yang biasa dikendarai (tidak ada hubungan sama

sekali).

Lambang atau simbol tidak bersifat alamiah atau langsung. Lambang

menandai sesuatu yang lain secara konvensional. Untuk memahami lambang

ini tidak ada jalan lain selain harus mempelajarinya. Orang yang belum

mengenal lambang itu, tidak akan tahu apa-apa dengan arti lambang itu, sebab

pada segi lain mungkin barang yang sama dipakai untuk menandai atau

melambangkan hal yang lain. Sebagai contoh, bendera negara kita Sang Merah

Putih, bagi bangsa lain tidak akan mengerti maksudnya bahwa merah lambang

keberanian, putih lambang kesucian, kecuali bagi yang sudah mempelajarinya,

lalu mengapa ditetapkan Sang Merah Putih sebagai bendera negar kita, ini

didasarkan pada konvensi para pejuang atau tokoh bangsa kita. Begitu juga

dengan lambang padi dan kapas atau lambang lainnya yang ada dalam gambar

8
Burung Garuda sebagai lambang negara kita, tentu tidak akan dapat dipahami ,

kecuali kalau telah dipejari.

3) Bahasa adalah bunyi

Bunyi yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia, tapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. Bunyi seperti bersin, batuk-batuk,

teriak, bunyi orokan bukan termasuk bunyi bahasa, meskipun dihasilkan oleh

alat ucap manusia, karena bunyi-bunyi itu tidak mengikuti bunyi dalam sistem

bahasa. Bunyi-bunyi itu terjadi dengan tidak disadari serta tidak dapat

menyampaikan pesan dengan tepat.

4) Bahasa itu bermakna

Seperti yang telah dikemukakan, bahasa itu adalah sistem lambang

yang berwujud bunyi (ujaran) yang dihasilkan alat ucap manusia. Suatu

lambang tentu ada yang dilambangkan yaitu suatu pengertian, suatu konsep,

suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi

bahasa. Jadi, lambang-lambang bunyi bahasa itu mengacu pada suatu konsep,

ide, atau pikiran, maka bahasa itu dikatakan bermakna. Seperti contoh di atas,

lambang bahasa yang berwujud bunyi (k u d a), lambang ini mengacu pada

konsep sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.

5) Bahasa itu arbitrer

Bahasa itu arbitrer artinya tidak ada hubungan yang bersifat wajib

antara lambang bahasa yang berwujud bunyi itu dengan sesuatu yang

dilambangkan beserta konsep atau pengertiannya. Contoh, masyarakat

Indonesia menyebut sesuatu benda yang terbuat dari papan yang digunakan

untuk menulis dengan sebutan papan tulis, masyarakat Inggris menyebutnya

9
dengan blackboard (walaupun kadang-kadang papan tulis itu dicat selain

warna hitam), masyarakat arab menyebutnya dengan assaburatun, dan

masyarakat Jawa mungkin menyebutnya blabak. Mengapa masayarkat bahasa

menyebut benda yang sama dengan sebutan yang berbeda? Jawabannya adalah

karena adanya sifat arbitrer (kesewenangan) bahasa. Andaikan tidak bersifat

arbitrer, tentu bahasa di dunia ini sama, padahal kenyataannya bahasa itu

sangat beraneka ragam (Kelompok Studi, 1991:110).

C. Peran dan Fungsi Bahasa


a) Peran Bahasa

1. Sebagai bahasa negara

Bahasa indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting di Negara

karena merupakan salah satu ikrar sumpah pemuda pada tahun 1928

yang berbunyi “kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa

persatuan, bahasa Indonesia”. Bersumber dari hal tersebut, Bahasa

Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa yakni berarti

kedudukan yang dimiliki lebih tinggi dari pada bahasa-bahsa daerah

yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki beragam budaya dan

bahasa, untuk itu bahasa pemersatu diperlukan agar hubungan

komunikasi antar satu dengan yang lain tidak terhambat.Dengan

adanya sumpah pemuda itulah telah menandakan bahwa bahasa

indonesia adalah suatu bahasa pemersatu bangsa.Dikatakandemikian,

sebabnegara-negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba

untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang

dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemudakita, kejadian itu

dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah

10
mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan

angkat topi kepada mereka

2. Sebagai petunjuk identitas diri

Bahasa Indonesia merupakan alat menyampaikan gagasan dan

pemikiran kita kepada orang lain sehingga dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa bahasa juga sebagai penunjuk identitas diri. Dari cara

kita berfikir, tata bahasa yang kita gunakan serta ide apa saja yang

telah kita tuangkan menggunakan bahasa Indonesia dapat

menggambarkan identitas diri kita. Seperti contoh yang baru-baru ini

marak beredar adalah bahasa ala Vicky prasetyo. Vicky menggunakan

istilah-istilah bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang tidak

lazim digunakan sehingga menimbulkan keanehan seperti istilah

konspirasi kemakmuran, labil ekonomi dsb. Akan tetapi, di sisi lain

kita jadi mengetahui bagaimana sosok Vicky sebenarnya. Seperti apa

cara berpikirnya dan bagaimana tata bahasanya.

3. Untuk menjalankan administrasi negara

Peran ini jelas terlihat pada surat-surat resmi, dalam peraturan-peratuan

dan undang-undang dalam pidato-pidato dan pertemuan-pertemuan

resmi, didalamnya menggunakan bahasa indonesia. Jadi yang

dimaksud bahasa sebagai alat administrasi negara adalah setiap

peraturan dalam negara menggunakan satu bahasa yang sudah di

sepakati oleh masing-masing negara.

b) Fungsi Bahasa

1. Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau

mengekspresikan diri

11
Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau

mengekspresikan diri, bahasa digunakan untuk mengungkapkan ide

atau gagasan, gambaran, maksud, dan perasaan. Dengan bahasa kita

dapat menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan

pikiran kita secara terbuka kepada orang lain. Yang mendorong kita

untuk mengekspresikan diri, yaitu supaya menarik perhatian orang lain

terhadap diri kita, dan juga sebagai bentuk keinginan untuk

membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi. Contohnya, ketika

kita sedang marah kepada seseorang tentunya ekspresi kita tampak

sedang marah, ketika kita sedang bersedih pastinya raut wajah kita

sedih dan begitupun juga disaat kita sedang bahagia. Hanya melalui

ekspresi diri membuat orang lain mengetahui apa isi hati yang sedang

di rasakan tanpa harus kita memberitahu kepada orang tersebut. Selain

itu, seorang yang menulis karya ilmiah bisa di lihat dari hasil karya

ilmiahnya. Karena saat kita membaca karya ilmiah itu tentu di pikiran

kita sudah terfikir apa yang di rasakan oleh penulis tersebut.

2. Bahasa sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk

menyampaikan maksud seseorang kepada orang lain, yang

memungkinkan masyarakat dapat saling bekerja sama. Komunikasi

timbul sebagai akibat dari keinginan ekspresi diri. Sebagai alat

komunikasi, bahasa digunakan dengan tujuan supaya para pembaca

atau pendengar memahami maksud dan perasaan penulis atau

pembicara .Bahasa yang digunakan pun harus mudah di mengerti oleh

orang lain sehingga orang tersebut mengetahui maksud yang kita

12
sampaikan. Bahasa juga bias dengan bahasa tulisan dan bahasa lisan.

Contoh bahasa tulisan itu seperti kita mengirim surat kepada orang lain

atau kerabat. Bahasa tulisan ini biasa digunakan saat berjauhan.

Sedangkan contoh bahasa lisan itu seperti saat kita sedang berbicara

dengan teman. Bahasa sebagai alat komunikasi itu sangat penting bagi

kita semua agar tidak terputusnya tali silaturahmi dengan sesama

manusia. Dengan berkomunikasilah kita dapat mempererat tali

silaturahmi dengan keluarga, teman, tetangga dan orang lain.

3. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi social

Sebagai alat berinteraksi sosial, bahasa digunakan oleh manusia

untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Seseorang memilih

bahasa yang akan digunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang

dihadapi. Bahasa gaul digunakan pada saat berbicara dengan teman-

teman. Sementara pada saat berbicara dengan orang tua atau yang

dihormati, ia akan memilih bahasa standar. Penguasaan bahasa yang

baik, akan memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan

diri dengan orang lain, kelompok masyarakat, atau bahkan bangsa lain.

Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat

komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial.

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan social tertentu, kita akan

memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan

kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda

pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang non

standar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa yang

standar pada orang tua atau yang kita hormati. Bahasa yang kita

13
gunakan juga harus sesuai dengan kondisi daerah atau Negara kita

berada. Contohnya, jika kita berada di luar negeri misalnya di Korea,

kita tidak mungkin menggunakan bahasa Jawa untuk berinteraksi

dengan penduduk sekitar, karena penduduk Korean tersebut tidak akan

mengerti dengan bahasa yang kita gunakan atau bahasa yang kita

sampaikan kependuduk tersebut.

4. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa mempengaruhi sikap,

tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Dengan bahasa, seseorang

dapat mengontrol atau dikontrol orang lain atau masyarakatnya. Buku-

buku, pidato, orasi, ceramah agama, tayangan televisi, tulisan di koran,

informasi di media sosial akan mempengaruhi pendengar atau

pembacanya. Bahasa bahkan lebih tajam dalam mempengaruhi sikap

dan perilaku daripada senjata. Dengan bahasa, sikap, pikiran, perasaan,

dan perilaku sesorang dapat terbawa tanpa dipaksa dan tanpa

merasakan sakit. Berbeda dengan senjata yang dapat mempengaruhi

sikpa, pikiran, perasaan, dan perilaku sesorang dengan terpaksa dan

menyakitkan. Oleh karena itu ada pepatah yang menyatakan “bahasa

lebih tajam daripada padang”, “lidahmu adalah harimaumu”, dsb.

Dengan bahasa pula sesorang akan dihormati, sebaliknya karena

bahasa pula seseorang dapat masuk penjara. Banyak contoh yang telah

membuktikannya.

Contoh fungsi bahasa sebagai alat control sosial yang sangat

mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis

merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa

14
marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita kedalam bentuk

tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsung-angsur

menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan

tenang.

Bahasa sangat mempengaruhi sikap, perilaku, serta tutur kata

kita. Jika kita berbahasa dengan menggunakan bahasa yang kasar maka

itu adalah sebuah sikap atau karakter dari diri kita sendiri. Jadi, control

social melalui bahasa itu sebaiknya ditanamkan pada diri seseorang

sejak usia dini agar seseorang itu dapat berinteraksi dengan baik di

masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

1. Arti dari definisi merupakan pengertian menyeluruh dari suatu hal. Arti dari

definisi sendiri tidaklah jauh berbeda dengan pengertian dari hakikat. Dalam

kamus KBBI yang dinamakan hakikat merupakan inti sari atau dasar, kenyataan

yang sebenarnya dari suatu hal. Melihat hal ini secara tidak langsung hakikat dari

bahasa sendiri adalah kumpulan dan untaian bunyi yang tersusun secara teratur

sehingga menimbulkan sebuah makna serta diucapkan secara lisan.

2. Ciri atau karakteristik bahasa yakni bahasa adalah sistem, bahasa merupakan

lambang, bahasa adalah bunyi, bahasa itu bermakna, dan bahasa itu arbitrer.

3. Peran bahasa ialah bahasa sebagai bahasa negara, bahasa sebagai petunjuk

identitas diri, dan bahasa untuk menjalankan administrasi negara. Sedangkan

fungsi bahasa sendiri ialah bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan

atau mengekspresikan diri, bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa sebagai sarana

integrasi dan adaptasi sosial, serta bahasa sebagai sarana kontrol sosial.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1990. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Efendi, M. Syahrun. (2012): 97-101 "Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa." Jurnal Perspektif

Pendidikan 5.1

Finnocchiaro, M. (1946). Englis as A second Language: From Theory to Practice. New

York: Simon and Schuster Inc.

Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

Kuntarto, Eko, et al. (2014) "Peran Dan Fungsi Bahasa."

Parera, J. D. (1991). Kajian Linguistik Umum Historis Kompratif dan Tipologi Struktural.

Jakarta: Erlangga.

Pei, M. & Gaynor, F. A. (1954). A Dictionary of Linguistics. New York: Philosophical

Library

Sapir E. (1921). Language: An Introduction to the Study of Speech: Bibliografic Record.

Sudaryanto (1990). Aneka Konsep Kedaatan Lingual dalam Linguistik. Yokyakarta: Duta

Wacana University Press.

17

Anda mungkin juga menyukai