Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Hakikat Bahasa dan Hubungan Bahasa dengan Berfikir

DiajukanUntuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Linguistik dan


Filologi dan Dipresentasikan dikelas IAT- 4B

DOSEN PEMBIMING :

Apria Putra,S.Hum,MA.Hum

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

MUDA KHOLIL BISRI 4120064

SESVI SESVIA 4120057

M.NARIL 4120074

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, serta perlindungan, pertolongan, dan ridhonya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna melengkapi tugas yang
diberikan oleh Bapak Apria Putra selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Languistik dan Filologi di IAIN Bukittinggi, Serta tak terlupakan iringan salam
dan sholawat bagi junjungan kami nabi besar Muhammad SAW.
Dengan pengerahan segenap usaha akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah Pengantar Languistik dan Filologi materi tentang “Hakikat Bahasa dan
Hubungan Bahasa dengan Berfikir”. Kami menyadari bahwa makalah Pengantar
Languistik dan Filologi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kami berharap saran dan kritik dari berbagai pihak untuk menyempurnakan
makalah Pengantar Languistik dan Filologi ini di masa-masa mendatang.
Akhirnya tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesaikannya makalah Pengantar
Languistik dan Filologi.Akhir kata kami ucapkan terimkasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat sesuai fungsinya.

Bukittinggi,15 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................1

C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa pengertian Bahasa ..........................................................................2

B. Apa-apa saja Hakikat Bahasa. .................................................................3

C. Bagaimana hubungan Bahasa dengan Berfikir........................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................12

B. Saran......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kajian bahasa terus mengalami perkembangan,hal ini dikarenakan
bahasa pada hakikatnya merupakan bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri.manusia yang berbahasa sangat menantang para peneliti untuk
melakukan analisis dan kajian mendalam mengenai hakikat bahasa dan
hubungan bahasa dengan berfikir.
Ilmu yang mempelajari bahasa adalah linguistik.linguistik itu sendiri
sebagai disiplin ilmu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan
tinjauan dan pendekatan yang dilakukan setiap peneliti terhadap bahasa itu
sendiri.
Untuk mengkaji tentang hakikat bahasa dan hubungan bahasa dengan
berfikir.Maka,disini kami akan mencoba menjelaskan secara detail terkait
tentang hakikat bahasa dan hubungan bahasa dengan berfikir.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Apa pengertian bahasa?
2. Apa-apa saja hakikat bahasa?
3. Bagaimana hubungan bahasa dengan berfikir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bahasa
2. Untuk mengetahui hakikat bahasa
3. Untuk mengetahui hubungan bahasa dengan berfikir

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Beberapa Ahli telah menurunkan defenisi bahasa dari berbagai macam
kepentigan dan sudut pandang yang berbeda.ini dapat dijadikan pertanda
bahwa bahasa menempati yang penting dalam kehidupan manusia,dan bahasa
mempunyai sifat yang tidak statis.di bawah ini defenisi bahasa menurut para
ahli bahasa.
Mansoer Pateda dalam bukunya, linguistik Sebuah pengantar,
mendefenisikan; ”Bahasa adalah bunyi-bunyi yang bermakna. ”Defenisi ini
menyiratkan bahwa bahasa yang berwujud bunyi dan dapat didengar itu
didalamnya mengandung isi.
Ibnu jinni,seorang ahli bahasa arab memberikan defenisi bahasa
sebagai berikut.
Bahasa arab
‫اصوات يعير بها كل قوم عن اغراضهم‬
“Bahasa adalah bunyi-bunyi yang diucapkan oleh setiap kelompok masyarakat
untuk menyampaikan maksud mereka.
Dari defenisi yang disampaikaan Ibnu Jinni ini memberikan beberapa
penjelasan dari unsur-unsur yang terdapat dalam defenisi tersebut.
Pertama, membatasi bahasa hanya berupa bunyi,ini menunjukkan bahwa
ulama Arab mereka tidak mempelajari bahasa tulisn tetapi mereka hanya
mempelajari bahasa lisan yang didasarkan pasda bunyi-bunyi.
Kedua, bahwa bahasa mempunyai fungsi yaitu untuk ta’bir (mengungkapkan)
atau mengumunikasikan apa yang terdapat dalam hati kepada orang lain.
Ketiga,bahwa ungkapan qaum menunjukan bahwa bahasa digunakan oleh
masyarakat atau bahasa merupakan fenomena yang terjadi dalam sebuah
kelompok masyarakat.
Keempat, bahwa bahasa itu merupakan alat untuk ta’bir dari aghradl yang
artinya bahwa bahasa itu tidak hanya berupa buyi dan bukan juga sekedar

2
ta’bir (mengungkapkan) tentang apa saja ,tetapi yang di ungkapkan itu tentang
aghradl. Kata Aghradl diterjemahkan dikalangan linguis modern adalah
dengan berfikir aktivitas akal pikiran .
Muhammad hasan abdul aziz dalam bukunya memberikan defenisi
bahwa “bahasa merupakan sistem lambang yang diucapkan dan digunakan
oleh sekelompok orang tertentu dengan tujuan berkomunikasi dan
merealisasikan bentuk saling tolong menolong di antara mereka.”1
Defenisi ini ada beberapa poin penting tentang bahasa :
Pertama,bahasa merupakan fenomena manusia .kalaupun binatang bisa
berhubungan dengan sesamanya melalui isyarat,ini semua berbeda dengan
bahasa manusia.
Kedua,bahwa bahasa itu mukhtasabah.artinya bahwa manusiadiberi potensi
untuk memperoleh bahsa secara baik pada masa anak-anak daan tidak melebihi
5 tahun dari umurya kecuali anak-anak yang memiliki kelainan.
Ketiga,bahasa itu pada dasarnya berupa bunyi yang difonasikan,sedangkan
tulisan bersifat secondary.
Keempat,bahasa itu sistem.artinya bahwa setiap bahasa manusia mempunyai
sistem bunyi ,sistem bentuk,sistem,gramatika,dan sistem makna.
B. Hakikat Bahasa
Definisi bahasa dari Kridalaksana yang dikutip pada di atas, dan yang
sejalan dengan definisi mengenai bahasa dari beberapa pakar lain, kalau
dibutiri akan didapatkan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat
atau ciri itu, antara lain, adalah (1) bahasa itu adalah sebuah sistem. (2) bahasa
itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi. (4) bahasa itu bersifat
arbitrer. (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional. (7)
bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat
produktif, (10) bahasa itu bervariasi. (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12)
bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan (13) bahasa itu
merupakan identitas penutumnya. Di bawah ini ciri atau sifat bahasa itu akan
dibicarakan Satu per satu secara singkat.

1
Muhammad Hasan Abdul Azizi, Madkhal Ila nm al-luqhah

3
a. Bahasa sebagai sistem
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari
dengan makna cara atau aturan, seperti dalam kalimat “Kalau tahu
sistemnya, tentu mudah mengerjakannya". Tetapi dalam kaitan dengan
keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi Sistem ini dibentuk oleh
sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya berhubungan
secara fungsional. Untuk mendapat pengertian yang lebih baik. Sistem
bahasa pun begitu juga. Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-
komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan
membentuk suatu kesatuan bersifat sistematis dan sistemis.
Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola;
tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis,
artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari
sub-subsistem; atau sistem bawahan.2
b. Bahasa sebagai lambang
Kata lambang sudah sering kita dengar dalam percakapan sehari
hari. Umpamanya dalam membicarakan bendera kita Sang Merah Pu tih
sering dikatakan warna merah adalah lambang keberanian dan wama putih
adalah lambang kesucian. Atau gambar bintang dalam burung Garuda
Pancasila (yang menjadi lambang negara kita) yang merupakan lambang
asas Ketuhanan Yang Maha Esa: serta gambar padi dan kapas yang
merupakan lambang asas keadilan sosial. Kata lambang sering dipadankan
dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan
pelbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang
kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk
bahasa. Dalam semiotika atau semiologi (yang di Amerika ditokohi oleh
Charles Sanders Peirce dan di Eropa oleh Fendinand de Saussure)

2
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 35

4
dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu, antara lain tanda (sign),
lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom). gerak isyarat
(gesture),kode,indeks,dan ikon.3
c. Bahasa adalah bunyi
Dari dua pasal di atas telah disebutkan bahwa bahasa adalah sistem
dan bahasa adalah lambang; dan kini, bahasa adalah bunyi. Maka
seluruhnya dapat dikatakan, bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi.
Jadi, sistem bahasa itu berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi.
Masalahnya sekarang adalah apakah yang dimaksud dengan bunyi itu, dan
apakah semua bunyi itu termasuk dalam lambang bahasa.
Kata bunyi, yang sering sukar dibedakan dengan kata suara sudah
biasa kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Secara teknis, menurut
kridalaksana (1983;27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat
dari getaran gendang telinga yang beraksi karena perubahan-perubahan
dalam tekanan udara.4
d. Bahasa itu bermakna
Dari pasal-pasal terdahulu sudah dibicarakan bahwa bahasa itu
adalah system lambang berwujud bunyi, atau bunyi hujan sebagai lambing
temntu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan itu adalah suatu
pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin
disampaikan dalam wujud bunyi.5
e. Bahasa itu arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak
tetap, mana suka. Yang dimaksud arbitrer itu adalah tidak ada hubungan
wajib antara lambing bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambing tersebut.6

3
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 37
4
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 42
5
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 44
6
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 45

5
f. Bahasa itu konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi pengunaan lambing tersebut untuk
suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota
masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu
digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.7
g. Bahasa itu produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Anti
produktif adalah "banyak hasilnya", atau lebih tepat "terus-menerus
menghasilkan". Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka
maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-
unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang
jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang
berlaku dalam bahasa itu.8
h. Bahasa itu unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki
oleh yang lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik. maka artinya,
setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak mlah dimiliki oleh
bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau Jah, sistem-sistem
lainnya. Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah han bahwa tekanan
kata tidak bersifat morfemis, melainkan sintaksis.9

i. Bahasa itu universal

Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau ciri masing


masing, bahasa itu juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama
yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri ciri yang

7
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 47
8
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 49
9
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 51

6
universal ini tentunya merupakan unsur'bahasa yang paling umum, yang
bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.10

j. Bahasa itu dinamis

Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas


dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu,
sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan
manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Malah dalam bermimpi pun
manusia menggunakan bahasa.11

k. Bahasa itu bervariasi

Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk


dalam suatu masyarakat bahasa. Siapakah yang menjadi atau termasuk
dalam satu masyarakat bahasa? Yang termasuk dalam satu masyarakat
bahasa adalah mereka yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Jadi,
kalau disebut masyarakat bahasa Indonesia adalah semua orang yang merasa
memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia. Yang termasuk anggota
masyarakat bahasa Sunda adalah orang-orang yang merasa memiliki dan
menggunakan bahasa Sunda; dan yang termasuk anggota masyarakat bahasa
Madura adalah mereka yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa
Madura. Dengan demikian, banyak orang Indonesia yang menjadi lebih dari
satu anggota masyarakat bahasa, karena di samping dia sebagai orang
Indonesia, dia juga menjadi pemilik dan pengguna bahasa daerahnya.12

l. Bahasa Itu Manusiawi

Dalam kisah nabi-nabi ada diceritakan bahwa Nabi Sulaiman dapat


berbicara dengan kupu-kupu dan mengerti percakapan raja semut dengan
pasukannya. Adanya kisah ini menimbulkan pertanyaan: apakah binatang
mempunyai bahasa? Pertanyaan ini diperkuat lagi dengan adanya fakta

10
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 52
11
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 53
12
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 55

7
bahwa ada beberapa jenis burung yang dapat diajar berbicara. Atau lebih
tepat kalau dikatakan burung-burung itu dapat menirukan ucapan manusia.13

C. Hubungan Bahasa Dengan Berfikir

Menurut Sumarmo Markam, bahasa dalam pengertian sempit adalah


sarana komunikasi antar individu yang diucapkan. Dalam pengertian luas,
bahasa ialah sarana komunikasi antar individu yang pada umumnya mencakup
tulisan, isyarat, dan kode-kode lainnya.

Bahasa merupakan bagian penting pada proses-proses kognitif. Sulit


membayangkan bagaimana sebuah peradaban tanpa adanya bahasa. Bahasa
merupakan sistem kognitif manusia (diatur oleh rumus-rumus) yang unik,
dapat dimanipulasi oleh manusia untuk menghasilkan sejumlah kalimat bahasa
linguistik yang tidak terbatas jumlahnya, sehingga pada akhirnya dipakai oleh
manusia sebagai alat berkomuniasi dan mengakumulasi ilmu pengetahuan.

Dalam organ tubuh terdapat bagian yang befungsi mengendalikan


semua gerak dan fungsi tubuh manusia, termasuk berbahasa, yaitu otak atau
pikiran. Akar kata dari pikiran, yaitu berasak dari kata pikir yang berarti akal
budi. Kemudian kata tersebut mendapat surfiks-an menjadi kata pikiran.

 Pengertian psikolinguistik dan neurolingistik

Psikolinguistik merupakan interdisipliner terdiri dari psikologi, yaitu


ilmu yang berfokus pada pembahasan kejiwaan manusia, dan linguistik, yaitu
ilmu yang berfokus pada pengkajian bahasa secara alamiah.

Neurolinguistik merupakan satu sains baru sebagai kerjasama diantara


Neurologi, Ilmu Kedokteran (perobatan) yang mengkaji sistem syaraf dan
penyakit-penyakitnya, dengan linguistik.

13
Drs. Abdul Chaer, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994, hlm. 56

8
 Hubungan antara bahasa dan befikir dalam tinjauan psikolinguistik

Psikolinguistik juga bisa dikatakan sebagai studi mengenai manusia


sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada
pada manusia. Sistem-sistem bahasa tersebut dapat menjelaskan cara manusia
dalam menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana,dapat mengekspresikan
ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik secara tertulis ataupun secara lisan.
Dalam hal ini kaitannya dengan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh seseorang, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Psikolinguistik meliputi pemerolehan atau akuisisi bahasa, hubungan


bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan bahasa dan penguasaan bahasa
terhadap kecerdasan cara berpikir,hubungan encoding (proses mengkode)
dengan decoding (penafsiran/pemaknaan kode),hubungan antara pengetahuan
bahasa dengan pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.

 Hubungan antara bahasa dan berfikir dalam tinjaun Neurolinsgustik

Menurut Whitaker, penentuan daerah-daerah tertentu dalam berfikir


dalam hubungannya dengan bahasa itu didasarkan pada tiga bukti utama.
Pertama, ialah unsur-unsur keterampilan berbahasa tidak menempati bagian
yang sama dalam otak. Keterampilan berbahasa, seperti berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis, dan struktur linguistik seperti ciri sintaksis dan
semantik, bentuk leksikal dan gramatikal, memiliki daerah khas dalam otak.
Kedua, ialah bahwa bahasa semua orang menempati daerah yang sama dalam
otak. Ketiga, ialah terdapat hubungan antara kemampuan bahasa.

 Hubungan antara bahasa dan berfikir teori Safirworf


Sapir (1884-1939), seorang linguis dan antropolog Amerika, dan
Wharf. seorang Insinyur yang banyak menghabiskan waktunya uruuk
melakukan penelitian tentang bahasa, mengajukan teori bersama yang
kemudian dikenal dengan teori Hypothesis Sapir-whorf dun teori Linguistic
Relativity Hypothesis (Fardhiyyah Nadzariyyuh al-Nisbiyyah
al·LUBhawiyyoh).35 Berdasarkau teori linguistic Relativity, Saptr mengatakan

9
bahwa bahasa ttu sangat memengaruhi penglihatan kita pada alam semesta dia
memberikan contoh unruk mendukung teorinya dengan menjelaskan hahwa
bahasa orang Esktmo kebanyakan ungkapan-ungkapan bahasanya tentang
salju. Hal lni terjadi karena alam yang menyelimuti mereka dan mereka hidup
di dalamnya dipenuhi dengan salju.14
 Hubungan antara bahasa dan berfikir teori Wilhelm Von Hunbold

Harnbold, sarjana Jerman abad ke-19, menekankan adanya


ketergantungan pernikiran manusia pada bahasa. Maksudnya, pandangan hidup
dan budaya suatu masyarakat ditentukan oleh bahasa masyarakat itu sendiri,
Anggota masyarakat itu tidak bisa menyimpang lagi dari garis-garis yang telah
ditentukan oleh bahasanya, Kalau salah seorang dari anggota masyarakat itu
ingin menguhah pandangan hidupnya, maka ia harus mempelajari dulu bahasa
lain. Mengenai bahasa itu sendiri Hambold berpcndapat bahwa substansi
bahasa itu ada dua hagian. Bagian pertama berupa bunyi-bunyi dan bagian
lainnya berupa pikiran-piktran yang belum terbentuk, jadi hahasa merupakan
sintesis dari (lautform) dan pikiran (ideenform). Bunyi bahasa merupakan
bentuk-luar dan pikiran bentuk dalam, dari keterangan tersebut, bisa
disimpulkan bahwa bunyi bahasa merupakan bentuk luar, sedangkan pikiran
adalah bentuk dalam. Bentuk luar bahasa itulah yang kita dengar, sedangkan
bentuk dalam bahasa berada dalam otak. Kedua bentuk inilah yang
membelenggu manusia dan menentukan cara berpikirnya. Dengan kata lain
bahwa struktur bahasa menyatakan kehidupan dalam (otak, pemikiran)
menurut bahasa tersebut,"15

 Hubungan antara bahasa dan berfikir teori Piaget Sapir-Whorf

Teori Piaget ini rnerupakan kebalikan dari teori yang dikemukakan


Sapir-Whorf. Teori inl sangat memcrhatikan pada tingkat perkembangan znak
secara kcseluruhan dalam berpikir. Bahasa menurutnya semata-mata bagian
dari kegiatan yang dilakukan seorang anak, Piaget, yang merupakan sarana

14
36 Ibid.
15
39 Ibid

10
Perancis berpendapat bahwa pikiranlah yang membentuk bahasa, Tanpa
pikiran bahasa tidak akan ada pikiranlah yang menentukan aspek-aspek
sintaksts.16

16
40 Hasan Marhi, OP Cit, h. 35.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa adalah adalah bunyi-bunyi yang bermakna.”Defenisi ini
menyiratkan bahwa bahasa yang berwujud bunyi dan dapat didengar itu
didalamnya mengandung isi.
Hakikat bahasa adalah 1)bahasa sebagai sisitem 2)bahasa sebagai
lambang 3)bahasa adalah bunyi 4)bahasa itu bermakna 5)bahasa itu arbitrer
6)bahasa itu konversional 7)bahasa itu produktif 8)bahasa itu unik 9)bahasa itu
universal 10)bahasa itu dinamis 11)bahasa itu bervariasi 12)bahasa itu
manusiawi.

Hubungan Bahasa Dengan Berfikir

1) Hubungan antara bahasa dan befikir dalam tinjauan psikolinguistik


2) Hubungan antara bahasa dan berfikir dalam tinjaun Neurolinsgustik

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca danpenulis
mengharapkan kritikan dan masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah
ini kedepannya, serta penulis berharap pembaca bisa mencari sumber referensi
lain yang berkaitan dengan pembahasan pada makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azizi Abdul Muhammad Hasan, Madkhal Ila nm al-luqhah

Dr. Ade Nandang S., M,Ag. Abdul Qosim, M,Ag., “Pengantar Lingistik Arab”,
Bandung : Juni 2018.
Drs. Abdul Chair, ”Linguistik Umum”, Jakarta : April 1994
M. Rizal Pahlefi, “Hubungan Bahasa dengan Otak, 2 Juli 2020, diakses pada
tanggal 15 Maret 2022

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai