Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT DAN FUNGSI BAHASA

Mata Kuliah : Pragmatik


Dosen Pengampu : ST. Wahidah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Nama Anggota Kelompok :


 Evi Widiya Ningsi (2020310231)
 Wahyuni (2020310240)
 Resti Delia Putri (2020310222)
 Syarifuddin (2020310232)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hakikat dan Fungsi Bahasa" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu ST. Wahidah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampuh mata kuliah “Pragmatik”. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI .............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................3


1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................3
1.3 TUJUAN PENULISAN ......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4

2.1 HAKIKAT BAHASA..........................................................................................4

2.2 FUNGSI BAHASA..............................................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................14

3.2 SARAN................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut setiap saat
selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa atau berbahasa. Begitu seringnya kita menggunakan istilah bahasa atau menggunakan
bahasa maka terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi
bahasa itu. Agar mahasiswa dapat mengukur sejauh mana pemahaman terhadap materi ini
sebelum memasuki materi berikutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa?

2. Apa saja fungsi bahasa itu?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hakikat bahasa

2. Untuk mengetahui fungsi bahasa

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT BAHASA

Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai intisari atau sesuatu yang mendasar dari bahasa.
Rumusan tentang hakikat Bahasa Indonesia dikemukakan Machfudz (2000) bahwa, "Hakikat
Bahasa Indonesia adalah: Bahasa sebagai simbol, Bahasa sebagai bunyi ujaran, bahasa
bersifat arbitrer, dan Bahasa bersifat konvensional." Arti kata hakikat bila merujuk pada
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Ali, 1990) memiliki pengertian intisari atau dasar.

Hakikat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bahasa sebagai Simbol

Simbol atau lambang adalah sesuatu yang dapat melambangkan dan mewakili ide,
perasaan, pikiran, benda, dan tindakan secara arbitrer, konvensional, dan representatif-
interpretatif. tidak ada hubungan langsung dan alamiah antara yang menyimbolkan dengan
yang disimbolkan. Untuk itu baik yang batiniah (inner) seperti perasaan, pikiran, ide, maupun
yang lahiriah (outer) seperti benda dan tindakan dapat dilambangkan atau diwakili simbol.

Manusia senantiasa bergelut dengan simbol. Melalui simbol, manusia memandang,


memahami, dan menghayati alam dan kehidupannya. Simbol itu sendiri sebenarnya
merupakan kenyataan hidup, baik kenyataan lahiriah maupun batiniah yang disimbolkan,
karena di dalam simbol terkandung ide, pikiran, dan perasaan, serta tindakan manusia.

Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara sistematis sehingga dapat dipergunakan
sebagai alat komunikasi. Kata adalah bagian dari simbol yang hidup dan digunakan oleh
kelompok masyarakat tertentu. Kata bersifat simbolis karena tidak memiliki hubungan
langsung atau hubungan instrinsik dengan kenyataan yang diacunya, tetapi hanya bersifat
arbitrer dan konversional. Misalnya kata /b-u-k-u/ tidak ada hubungannya dengan benda yang
dirujuk yaitu lembaran-lembaran kertas yang ditulis dan dibaca. Kata /a-p-i/ tidak ada
hubungannya dengan sifat kepanasan yang diacunya sehingga walaupun kita mengucapkan
kata api berkali-kali, maka mulut kita tidak akan terbakar. Hal itu hanya bersifat arbitrer dan
kemudian disepakati menjadi suatu konvensi oleh pemakai bahasa.

4
Sebuah wacana secara secara totalitas dapat juga berupa simbol. Dalam masyarakat Batak
dikenal wacana berupa ragam bahasa ratapan (wailing language). Bahasa ratapan adalah syair
yang diucapkan oleh seseorang ketika dia menangisi orang yang meninggal. Bahasa ratapan
melambangkan dan mewakili perasaan si peratap. Bahasa ratapan itu sebagai simbol secara
totalitas, tetapi wacana bahasa ratapan itu juga terdiri dari simbol-simbol yang lebih kecil
seperti kata, frase, dan kalimat.

2. Bahasa Sebagai Bunyi Ujaran

Telinga kita selalu mendengar bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh benda-benda tertentu.
Hanya bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Human Organs of Speech) yang
disebut sebagai bahasa. Bunyi ujaran merupakan sifat kesemestaan atau keuniversalan
bahasa. Tak satupun bahasa di dunia ini yang tidak terjadi dari bunyi. Bahasa sebagai ujaran,
mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang paling penting adalah bunyi ujaran. Jika
kita mempelajari suatu bahasa kita harus belajar menghasilkan bunyi-bunyi suara.

3. Bahasa Bersifat Arbitrer

Pengertian arbitrer dalam studi bahasa adalah manasuka, asal bunyi, atau tidak ada
hubungan logis antara kata sebagai simbol (lambang) dengan yang dilambangkan. Arbitrer
berarti dipilih secara acak tanpa alasan sehingga ciri khusus bahasa tidak dapat diramalkan
secara tepat.

Secara leksis, kita dapat melihat kearbitreran bahasa. Kata anjing digunakan dalam
Bahasa Indonesia, Biang dalam bahasa Batak, Dog dalam bahasa Inggris. hal ini memiliki
kata yang berbeda untuk menyatakan konsep yang sama. Kearbitreran bahasa di dunia ini
menyebabkan adanya kedinamisan bahasa.

4. Bahasa bersifat Konvensional

Konvensional dapat diartikan sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata- kata
sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik dengan objek, tetapi berdasarkan
kebiasaan, kesepakatan atau persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara
arbitrer. Tahapan awal adalah manasuka/ arbitrer, hasilnya disepakati/ dikonvensikan,
sehingga menjadi konsep yang terbagi bersama (socially shared concept).

Konvensi/kesepakatan akan menentukan apakah kata yang dibentuk secara arbitrer dapat
terus berlangsung dalam pemakaian bahasa atau tidak. Suatu bahasa tidak dapat dipaksakan

5
agar dipakai pada suatu kelompok masyarakat bahasa. Kelangsungan hidup suatu bahasa
ditentukan oleh kemauan, kebiasaan, atau kesepakatan masyarakat.

5. Bahasa sebagai Sistem

Setiap bahasa memiliki sistem, aturan, pola, kaidah sehingga memiliki kekuatan atau
alasan ilmiah untuk dipelajari dan diverifikasi. Pada hakikatnya, setiap bahasa memiliki dua
jenis sistem yaitu sistem bunyi dan sistem arti. Sistem bunyi mencakup bentuk bahasa dari
tataran terendah sampai tertinggi (fonem, morfem, baik morfem bebas maupun morfem
terikat, frase, paragraf, dan wacana). Sistem bunyi suatu bahasa tidak secara acak- acakan,
tetapi mempunyai kaidah- kaidah yang dapat diterangkan secara sistematis. Sistem arti suatu
bahasa merupakan isi atau pengertian yang tersirat atau terdapat dalam sistem bunyi. Sistem
bunyi dan sistem arti memang tidak dapat dipisahkan karena yang pertama merupakan dasar
yang kedua dan yang kedua merupakan wujud yang pertama.

6. Bahasa Bermakna

Makna adalah arti, maksud atau pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk
kebahasaan untuk menghubungkan bentuk kebahasaan tersebut dengan alam di luar bahasa
atau semua hal yang ditunjuknya.

Machfudz (2000) mengemukakan bahwa macam- macam makna:


1) Makna Leksisi. Makna unsur- unsur bahasa terlepas dari penggunaannya atau
konteksnya. Makna leksis sering disebut makna sebagaimana yang ada di dalam
kamus atau makna sebenarnya. Misalnya kata laki- laki mempunyai makna pria atau
manusia yang berjenis kelamin jantan.
2) Makna Kiasan. Makna unsur- unsur bahasa yang didasarkan pada perasaan atau
pikiran yang berada di luar makna sebenarnya. Misalnya Buah bibir memiliki makna
menjadi pembicaraan orang.
3) Makna Kontekstual. Makna unsur bahasa yang didasarkan pada hubungan antara
ujaran dengan situasi ketika ujaran itu dipergunakan. Misalnya kata bagus dapat
berarti jelek ketika seorang ayah mengejek anaknya yang malas belajar, kalimat yang
digunakan patutlah nilaimu sangat bagus.
4) Makna Gramatis. Makna yang diperoleh berdasarkan hubungan antara unsur- unsur
bahasa dalam satuan- satuan yang lebih besar. Misalnya pada kata dia mencintai
ibunya, bermakna sebutan atau perbuatan aktif.
7. Bahasa Bersifat Produktif

6
Hal ini diartikan sebagai kemampuan unsur bahasa untuk menghasilkan terus-menerus
dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru. Prefik /men-/ dan /di-/,
misalnya dapat melekat pada setiap kata kerja dan fungsinya masing-masing membentuk kata
kerja aktif dan kata kerja pasif dalam Bahasa Indonesia.

8. Bahasa Bersifat Universal

Bahasa merupakan sesuatu yang berlaku umum dan dimiliki setiap orang. Pada sifat
internal bahasa, universal adalah kategori linguistik yang berlaku umum untuk semua bahasa.

9. Bahasa Bersifat Unik

Hal ini terlihat dari studi bahasa adalah kategori bahasa yang tersendiri bentuk dan
jenisnya dari bahasa lain. Setiap bahasa ada perbedaan dengan bahasa lain meskipun
termasuk dalam bahasa serumpun.

10. Bahasa Sebagai Komunikasi

Menjadi penyampai pesan dari penyapa kepada pesapa (penerima/pembaca). Komunikasi


harus bermakna atau berarti baik bagi penyapa atau pesapa. Komunikasi dapat bermakna jika
sistem tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi dapat informatif.

2.2 FUNGSI BAHASA

2.2.1 Fungsi Bahasa Secara Umum

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang dimiliki manusia berupa sistem
lambang bunyi yang berasal dari alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan dari kumpulan
kata di mana masing-masing kata memiliki makna dan hubungan abstrak dengan suatu
konsep.

Secara umum, dalam kehidupan masyarakat, bahasa mempunyai fungsi utama yaitu
sebagai alat komunikasi. Namun, bahasa juga bisa memiliki sejumlah fungsi lainnya. Berikut
ini ada beberapa fungsi bahasa secara umum, yaitu:

1.) Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri

Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita
dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita,
dengan kata lain Sebagai sarana ekspresi diri dalam arti media yang dapat kita gunakan untuk
mencurahkan isi pikiran kita kepada orang lain, sebagai contoh berupa karya ilmiah,

7
kreatifitas, ataupun curahan isi hati kita, Sehingga kita dapat mempublikasikan pendapat kita
mengenai suatu hal.

2.) Bahasa sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu agar
bisa dipahami orang lain. Perbedaan fungsi bahasa jadi alat ekspresi diri dan sarana
komunikasi ada pada tujuannya. Yang pertama sekadar untuk mengekspresikan diri agar
diketahui oleh orang lain. Adapun saat berkomunikasi, penggunaan bahasa disesuaikan
dengan orang yang diajak bicara, dengan tujuan supaya maksud dari bahasa mudah
tersampaikan.

3.) Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Saat beradaptasi di lingkungan sosial baru, setiap orang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini agar ia mudah beradaptasi
dan terintegrasi dengan lingkungan sosial tersebut.

Sebagai adaptasi dan integrasi pada suatu lingkungan masyarakat, fungsi kali ini memiliki
makna bila kita ingin mempelajari suatu kebudayaan, lingkungan sosial, ataupun tinggal pada
suatu negara tertentu kita harus mempelajari bahasa yang digunakan di negara tersebut. Agar
kita dapat mengetahui kapan kita menggunakan suatu kata dalam bentuk formal ataupun
bahasa sehari-hari. Karena bahasa merupakan media yang kita gunakan untuk berhubungan
dengan orang lain jadi kita harus menguasai bahasa tersebut agar bisa beradaptasi pada suatu
lingkungan.

4.) Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang pertama, dapat mencerminkan perilaku
seorang, merupakan bahasa sebagai indikasi santun atau tidaknya perilaku seorang hanya
melalui bahasa yang dia ucapkan. Kedua, sebagai wadah penyampaian, merupakan bahasa
sebagai indikasi taraf ketegasan menurut cara penyampaian pada berkomunikasi dengan cara
bicaranya menurut hal tadi kita juga bisa mengetahui emosi seorang menurut gaya bicaranya.
Ketiga, sebagai pengontrol perkara, merupakan bahasa dipakai pada mengontrol suatu
perkara yg terdapat dalam rakyat atau individu menggunakan musyawarah menjadi ketentuan
suatu model pada pengambilan keputusan.

8
Maka menurut itu, kiprah bahasa dipakai sebagai sarana kontrol sosial mengungkapkan
sesuatu dan mengendalikan komunikasi supaya orang yg terlibat pada komunikasi bisa
memahami, mengamati ucapan, kondisi, serta simbol-simbol lainnya yang memberitahukan
arah komunikasi.

Dengan menggunakan bahasa sebagai sarana kontrol sosial ini menciptakan kehidupan
sosial yang terkontrol serta memengaruhi sikap dan pendapat orang lain sebagai akibatnya
terciptalah interaksi yang baik antar makhluk sosial lainnya.

Contoh penerapan bahasa Indonesia sebagai sarana kontrol sosial yaitu:

Poster tidak boleh merokok pada area SPBU, setiap orang yang berada pada SPBU tidak
terdapat orang yang merokok lantaran peringatan dan mengetahui bahaya yang tertulis
menggunakan bahasa Indonesia menggunakan makna peringatan sebagai akibatnya setiap
orang yang membaca mematuhinya serta setiap orang yang berada pada SPBU sadar akan
peringatan tadi.

Dari model tadi dapat dikatakan bahwa bahasa menjadi sarana kontrol sosial.

2.2.2 Fungsi Bahasa Secara Khusus

Bagi bangsa Indonesia ada dua fungsi bahasa Indonesia secara khusus dan sangat penting
bagi kita pahami, yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa Negara.

1) Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu Bangsa Indonesia. Hal ini merupakan
suatu terobosan yang sangat besar yang dilakukan oleh persatuan pemuda-pemuda Indonesia.
Mereka menjadikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Nasional Bangsa Indonesia. Kita tahu
bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa melayu dipakai sebagai lingua
franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu sudah terjadi berabad-abad sebelumnya.
Dengan adanya kondisi semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Sebalikanya, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak
mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai
lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap
dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang
semacam itulah, khususnya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi

9
tersebut. “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam
kedudukannya bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a. Lambang Kebanggaan Nasional


Sebagai lambang kebanggaan nasional, Bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai
sosial budaya luhur Bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
Bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya, kita harus menjunjungnya, kita harus
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap Bahasa Indonesia,
kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri melainkan kita harus berbangga hati
menggunakan dan memelihara Bahasa Indonesia.
b. Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, Bahasa Indonesia merupakan lambang Bangsa
Indonesia. Ini berarti, dengan Bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu
sifat, perangai, dan watak kita sebagai Bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang
demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak
tercermin di dalamnya. Jangan sampai Bahasa Indonesia tidak menunjukkan
gambaran Bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c. Sebagai Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda Latar belakang Sosial,
Budaya dan Bahasanya.
Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai suku bisa
bersatu padu. Dengan Bahasa Indonesia akan merasa serasi dan aman hidupnya
karena mereka tidak merasa dijajah oleh suku bangsa lain. Ditambah lagi adanya fakta
bahwa identitas dan nilai-nilai budaya dari suku lain masih tercermin pada bahasa
daerah masing-masing, bahkan diharapkan dapat memperkaya khazanah Bahasa
Indonesia.
d. Sebagai Penghubung Antar Budaya Antar Daerah.
Warga Indonesia terkenal dengan keragaman penduduknya yang berasal dari berbagai
suku bangsa yang memiliki adat berbeda. Dengan adanya fungsi ini maka seluruh
masyarakat Indonesia dapat bersatu walaupun berasal dari suku bangsa yang berbeda.
Kita dapat mempelajari ataupun mengetahui kebudayaan dari daerah lain karena
sudah ada media komunikasi formal yang menjembatani kita sehingga kita bisa
berkomunikasi dengan baik.
2) Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

10
Pada awalnya yaitu pada zaman penjajahan Belanda, bahasa yang digunakan untuk
bahasa negara adalah bahasa melayu. Selain itu, bahasa melayu merupakan bahasa negara
(resmi) kedua yang dipakai untuk golongan-golongan rendah. Bahasa Indonesia belum bisa
tersebar bebas pada saat itu. Hanya segelintir orang yang berjiwa nasionalis yang
menggunakan Bahasa Indonesia.

Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia diangkat pula Bahasa Indonesia


menjadi bahasa negara. Hal ini tercantum dalam UUD 1945, Bab XV, pasal 36.
Pengangkatan Bahasa Indonesia menjadi bahasa negara bukanlah hal mudah, banyak hal
yang harus dipertimbangkan. Karena bila terjadi kesalahan dapat berakibat ketidakstabilan
suatu negara. Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 25 sampai dengan 28 Febuari 1975 dikemukakan bahwa di
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia sebagai berikut :

a) Bahasa Resmi Kenegaraan.


Pembuktian bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan ialah
digunakannya Bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.
Mulai saat itu dipakailah Bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
b) Bahasa Pengantar Resmi di Dunia Pendidikan.
Bahasa Indonesia digunakan dalam penyampaian pendidikan di Indonesia dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi, walaupun ada beberapa lembaga pendidikan
dengan dasar kepraktisan menggunakan bahasa daerah untuk penyampaiannya. Hal
itu pun hanya sampai kelas tiga sekolah dasar. Oleh karena itu sebaiknya buku-buku
yang digunakan juga menggunakan Bahasa Indonesia sehingga membantu pelajar
dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
c) Bahasa Resmi dalam Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d) Bahasa Resmi dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan
Serta Teknologi Modern.

11
Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi, Bahasa Indonesia
sangat terasa sekali manfaatnya. Karena Bahasa Indonesia digunakan dalam
penyebarannya di negara kita. Misalkan seorang pengajar tari Bali tidak mungkin
mengajarkan tari Bali kepada orang Jawa, Aceh, ataupun orang suku lain
menggunakan bahasa Bali. Karena mereka belum tentu mengerti bahasa Bali. Oleh
karena itu digunakan Bahasa Indonesia untuk menjembatani hal tersebut. Sehingga
informasi yang berisi ilmu, kebudayaan, ataupun teknologi bisa dimengerti oleh orang
lain. Hal ini juga berlaku dalam penyebaran ilmu modern.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari materi yang telah kami paparkan, maka kami simpulkan bahwa hakikat bahasa dapat
diartikan sebagai intisari atau sesuatu yang mendasar dari bahasa. Hakikat Bahasa Indonesia
adalah bahasa sebagai simbol, bahasa sebagai bunyi ujaran, bahasa bersifat atbitrer, bahasa
bersifat konvensional, bahasa sebagai sistem, bahasa bermakna, bahasa bersifat produktif,
bahasa bersifat universal, bahasa bersifat unik, bahasa sebagai komunikasi.

Secara umum, dalam kehidupan masyarakat, bahasa mempunyai fungsi utama yaitu
sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang dimiliki
manusia berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap manusia. Namun, bahasa
juga memiliki sejumlah fungsi lainnya. Berikut ini ada beberapa fungsi bahasa secara umum,
yaitu bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, bahasa
sebagai alat komunikasi, bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, bahasa sebagai alat
kontrol sosial.

Bahasa juga memiliki fungsi khusus, bagi bangsa Indonesia, ada dua fungsi bahasa
Indonesia secara khusus dan sangat penting bagi kita pahami, yaitu sebagai bahasa nasional
dan sebagai bahasa Negara.

3.2 SARAN

Sekian makalah tentang Hakikat dan Fungsi Bahasa yang dapat kami sampaikan.
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Semoga makalah
yang kami susun dapat berguna bagi pembaca sekalian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Psychologymania.com. 23 Januari 2013. Hakikat Bahasa Indonesia. Diakses pada 23 Maret


2023, dari https://www.psychologymania.com/2013/01/hakikat-bahasa-indonesia.html?
m=1
Liputan6.com. 20 Desember 2021. Pengertian Bahasa, Peran, Fungsi, dan Manfaatnya Secara
Umum dalam Masyarakat. Diakses pada 23 Maret 2023, dari
https://www.liputan6.com/hot/read/4810537/pengertian-bahasa-peran-fungsi-dan-
manfaatnya-secara-umum-dalam-masyarakat

Wordpress.com. 13 Oktober 2014. BAHASA INDONESIA “FUNGSI BAHASA”. Diakses


pada 23 Maret 2023, dari https://mystar1716.wordpress.com/2014/10/13/bahasa-
indonesia-fungsi-bahasa/

kompasiana.com. 27 Juni 2022. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Kontrol Sosial. Diakses
pada 23 Maret 2023, dari
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lutfianianisa/
62b94e4c533a0d520c7f6b42/bahasa-indonesia-sebagai-sarana-kontrol-sosial

14

Anda mungkin juga menyukai