Anda di halaman 1dari 12

SIFAT BAHASA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Matkul Bahasa Indonesia


Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan
Gustaf Ramadhan, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
KPN - D
1. Kevin Dhiaz Pradhipa 185610087
2. Luther Agung Monasoni 185610089
3. Mohammad Nur Haffidh 185610104
4. Muhamad Zidan Ramdan 185610105

SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPOR “AMNI”


STIMART “AMNI”
SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat – Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan, baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 1 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................ 1
1.3 TUJUAN ......................................................................................... 1
1.4 MANFAAT .................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 SIFAT BAHASA ............................................................................ 2
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN .............................................................................. 8
3.2 SARAN ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah
tersebut setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk
berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat
dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa atau berbahasa. Begitu
seringnya kita menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa maka
terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya sifat bahasa tersebut.
Makalah ini dibuat untuk mempelajari sifat bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga bisa mempelajari kondisi sosial,
budaya, maupun politik di kalangan masyarakat. Melalui mata kuliah “Bahasa
Indonesia” kita harus dapat menjadi taruna Indonesia yang berfikir, bersikap, dan
berperilaku sebagai anak Indonesia yang baik.
Pada hakikatnya bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Indonesia
dan sarana untuk berkomunikasi antar sesama manusia. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh manusia. Namun kemampuan
itu tidak dibawa sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus
dipelajari. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berfikir, mencapai kemajuan
teknologi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja sifat – sifat bahasa?

1.3 TUJUAN
1. Agar taruna dapat mengerti dan memahami sifat Bahasa

1.4 MANFAAT
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di bidang
pengajaran maupun penelitian

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIFAT BAHASA


Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat
sebagai berikut:

A. Bahasa sebagai sistematik


Bahasa memiliki komponen-komponen dan aturan-aturan. Dalam
pengertian ini, bahasa memiliki dua aspek penting yaitu unsur-unsur
dan hubungan-hubungan yang dirajut oleh unsur-unsur tersebut. Satuan
– satuan bahasa selalu terkait satu dengan yang lain sehingga
membentuk kepaduan yang erat dan saling mendukung.
Pyles dan algeo (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua tingkatan
dalam sistem bahasa yang mereka sebut sebagai Duality of Patterning
yang jika diterjemahkan menjadi kaidah ganda sistem bahasa. Kedua
tingkatan ini mencakup komponen makna dan bentuk. Komponen
bentuk yang berupa bunyi dipelajari oleh cabang linguistik yaitu fonetik
atau fonologi sedangkan komponen makna ditelaah oleh semantik dan
tata bahasa.
Dengan kata lain, bahasa sebagai sistem merupakan kerjasama
antara subsistem yang lain dengan subsistem lainnya yang terjalin dan
membentuk bahasa.

B. Bahasa berwujud lambang


Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol yang
diartikan dengan pengertian yang sama. Chaedar Alwasilah (1993)
menjelaskan bahwa lambang atau simbol mengacu pada suatu obyek
dan hubungan antara simbol dan obyek itu bersifat manasuka,yaitu
tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang

2
dengan yang dilambangkannya. Lambang dapat dibuat dari bahasa apa
saja.
Lambang dengan segala seluk beluknya dikaji dalam satu bidang
kajian yang disebut dengan ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tanda-tanda yang terdapat didalam kehidupan
manusia termasuk bahasa.
Dalam kehidupan, manusia selalu menggunakan lambang. Oleh
karean itu, Earns Cassier menyatakan bahwa manusia adalah makhluk
bersimbol. Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari lambang,
termasuk alat komunikasi verbal yang disebut dengan bahasa.

C. Bahasa berupa bunyi


Bahasa adalah bunyi, maka sepenuhnya dapat dikatakan bahwa
bahasa adalah sistem lambang bunyi. Yaitu, sistem bahasa berupa
lambang yang wujudnya berupa bunyi.
Bunyi yang dimaksud dalam bahasa disebut juga dengan speech
sound, yaitu satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang
didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan didalam fonemik sebagai
“fonem” yang keduanya dibahas dalam bidang linguistik.
Menurut Kridalaksana (1983), bunyi adalah kesan pada pusat saraf
sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.

D. Bahasa itu bermakna


Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud
lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian,
suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan
dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu

3
mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan
yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.

E. Bahasa bersifat arbitrer


Kata arbitrer bisa diartikan sewenang – wenang, berubah – ubah,
tidak tetap, mana suka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu
adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang
berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya
membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant
(penanda) adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda)
adalah konsep yang dikandung signifiant.
Bolinger (1975: 22) mengatakan “Seandainya ada hubungan antara
lambang dengan yang dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak
tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna sebuah kata apabila dia
mendengar kata itu diucapkan”. Kenyataannya, kita tidak bisa menebak
makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri) yang
belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi
”saran” atau ”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.

F. Bahasa bersifat konvensional


Meskipun hubungan antara lambang bunyi dan yang
dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut
untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua
anggota masyarakat bahasa harus mematuhi konvensi bahwa lambang
tertentu itu digunkan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Jika ke – arbitreran bahasa terletak antara lambang – lambang
bunyi dengan konsep yang dilambangkannya, maka ke –
konvensionalan bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa
untuk menggunakan lambang-lambang sesuai dengan konsep yang
dilambangkan.

4
G. Bahasa itu universal
Dengan maksud ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di Dunia ini. Ciri-iri yang universal ini merupakan
unsur bahasa yang paling umum, yang biasa dikaitkan dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat bahasa lain.
Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa
yang paling umum adalah bahasa itu mempunyai bunyi yang terdiri dari
vocal dan konsonan. Bukti dari keuniversalan bahasa adalah bahwa
setiap bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, seperti
satuan kata, frase, kalusa, kalimat, dan wacana. Namun, bagaimana
satuan-satuan itu terbentuk mungkin tidak sama. Kalau pembentukan
itu bersifat khas, hanya dimiliki sebuah bahasa maka hal itu merupakan
keunikan dari bahasa. Kalau ciri tersebut menjadi ciri universal dan
keunikan rumpun atau sub rumpun bahasa tersebut.
Ada juga yang mengatakan bahwa ciri umum yang dimiliki oleh
bahasa-bahasa yang berbeda dalam suatu rumpun atau sub rumpun, atau
yang dimiliki oleh sebagian besar bahasa-bahasa yang ada di Dunia ini
sebagai ciri setengah universal. Kalau dimiliki oleh semua bahasa yang
ada di Dunia ini baru bisa disebut universal.

H. Bahasa bersifat dinamis


Karena keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa, dan
kehidupan manusiapun akan terus berubah dan tidak tetap, maka bahasa
– pun menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, tidak statis. Karena
itulah bahasa disebut dinamis.
Perubahan bahasa sering terjadi pada tataran leksinon dan
semantik. Hampir setiap saat terdapat kata-kata baru muncul sebagai
akibat dari perubahan budaya dan ilmu, atau terdapat kata-kata lama
muncul dengan makna baru.

5
Dengan terjadinya perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi, tentu secara otomatis kan bermunculan konsep-konsep
baru yang tentunya disertai wadah penampunganya, yaitu kata-kata atau
istilah-istilah baru. Kalau-pun kelahiran konsep tersebut belum disertai
dengan wadahnya, maka manusia sendiri yang akan menciptakan
istilahnya.

I. Bahasa itu bervariasi


Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai
orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang
tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang digunakan
menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:

1. Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat perorangan.


2. Dialek : Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.
3. Ragam : Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
tertentu. Misalnya, ragam baku dan ragam tidak baku.

J. Bahasa itu manusiawi


Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat
komunikasi binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi
manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis. Maka, bahasa
bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan
hanya dapat digunakan oleh manusia.

K. Bahasa itu produktif


Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti
produktif adalah terus menerus menghasilkan. Sedangkan bahasa
dikatakan produktif yang maksudnya, meskipun unsur-unsur itu
terbatas terdapat satuan-satuan bahaya yang jumlahnya tidak terbatas,
meski secara relatif sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa.

6
Keproduktifan bahasa memang ada batasnya, dalam hal ini dapat
dibedakan adanya dua macam keterbatasan, yaitu keterbatasan pada
tingkat parole dan keterbatasan pada tingkat langue. Keterbatasan pada
tingkat parole adalah ketidak laziman atau kebelum laziman bentuk –
bentuk yang dihasilkan. Sedangkan pada tingkat langue keproduktifan
itu dibatasi karena kaidah atau sistem yang berlaku.

L. Bahasa itu Unik


Unik beratti memiliki ciri khas yang spesifik yang mana tidak
dimiliki oleh orang lain. Bahasa dikatakan bersifat unik berarti, setiap
bangsa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa
lainnya. Ciri khas ini biasanya menyakut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem – sistem
yang lainnya. Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah tekanan kata
tidak bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Maksudnya, kalau pada
kata tertentu di dalam kalimat kita berkaitan tekanan, maka makna itu
tetap, yang berubah adalah makna keseluruhan kalimat.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bahasa merupakan lambang, ujaran, bunyi memiliki berbagai sifat yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat Pemahaman terhadap sifat –
sifat bahasa harus digunakan dengan baik, seiring berkembangnya bahasa
terhadap kemajuan era teknologi.

3.2 SARAN
Penyusun menyadari akan kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Maka, penyusun mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan dan
kritikannya, penyusun mengucapkan terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://edunivdypdutpsurakarta.blogspot.com/2016/11/makalah-bahasa-dan-sifat-
bahasa.html ; 1 September 2018
http://rantaubersastra.blogspot.com/2016/09/pengertian-bahasa-dan-sifat-
bahasa.html ; 2 September 2018
http://sastra33.blogspot.com/2011/06/linguistik-umum-2.html ; 2 September 2018

Anda mungkin juga menyukai