Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

Daftar isi.....................................................................................................................................1

Kata pengantar............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................... 3

B Rumusan Masalah................................................................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa.................................................................................................................4

B. Fungsi Bahasa........................................................................................................................5

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bahasa........................... ...............................................7

D. Aspek Berbahasa Anak.........................................................................................................8

E. Lingkungan yang Kondusif terhadap Perolehan Bahasa Anak..............................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................10

B. Saran ..................................................................................................................................10

DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................11

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Perkembangan Bahasa Peserta Didik” ini dapat terselesaikan.
Penyajian makalah ini dibuat cukup sederhana dan mudah dipelajari sehingga mendorong
pembaca untuk lebih mudah memahami tentang materi tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua orang.

Gorontalo, 30 Agustus 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan bahasa harus diperhatikan oleh seorang guru dan seorang calon guru.
Dengan bahasa peserta didik akan berkomunikasi baik dengan teman sebaya maupun dengan
guru dalam proses pembelajaran bahasa sangat berperan penting, dimana peserta didik akan
mengungkapkan masalah yang dihadapinya tentunya lewat bahasa yang digunakan. Bahasa
merupakan alat mutu berkomunikasi dengan orang lain dalam pengertian ini, tercakup semua
cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk simbol
untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahasa?
2. Apa fungsi bahasa?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa?
4. Apa saja aspek-aspek berbahasa anak?
5. Jelaskan lingkungan yang kondusif terhadap perolehan bahasa anak!

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari bahasa itu sendiri.
2. Untuk mengetahui fungsi dari bahasa.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek berbahasa anak.
5. Untuk memahami lingkungan yang kondusif terhadap perolehan bahasa anak.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Secara umum, bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Menurut para ahli,
bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat,
perasaan, dll) dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata
dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti aturan dan
tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat (sinolungan, 1997 ;
Semiawan, 1998). Sebagai media atau alat komunikasi, bahasa dibedakan atas bahasa lisan,
bahasa tertulis, dan bahasa isyarat. Menurut Owen 1996 (Semiawan, 1989) bahasa sebagai
sistem yang kompleks dapat dipahami dengan baik apabila dipilah-pilah kedalam komponen-
komponen yang fungsional.

Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian bahasa :

1. Bahasa (language) merupakan sebarang bentuk komunikasi diantara orang-orang, baik


yang bersifat verbal ataupun gerak isyarat dan sikap, serta penggunaan lambang-lambang
dalam komunikasi (kamus umum psikologi).
2. Bahasa adalah objek dari semiologi (Saussure).
3. Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir (Mc.
Carthy).
4. Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
(William A. Haviland).
5. Bahasa merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi (Prof.
Dr. Utami Munandar, 1995:153)
6. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua
cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau
simbol untuk mengungkapkan suatu pikiran, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik wajah (Syamsu Yusuf, 2004:118)

Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek atau ruang lingkup yaitu keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan mendengarkan disekolah
dasar meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa perintah, dongeng, drama, petunjuk,
denah, pengumuman, berita, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan meliputi kemampuan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur
sapa, pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita,
deklamasi, memberi tanggapan pendapat/saran, dan diskusi. Bahasa digunakan sebagai alat
atau media komunikasi dengan sesama manusia, maka perkembangan kemampuan berbahasa
turut mempengaruhi penyesuaian sosial dan pribadi anak, dengan dapat berbahasa khususnya

4
berbicara, maka anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya, mendapat
perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian sosial dari orang lain,
dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap dirinya
serta mempengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku orang lain.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor


intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi
yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang
digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai
mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju ke bahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak
(bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang
telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm mmm’, ibunya
tersenyum mengulang menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu menjadi
‘maem-maem’. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang
didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan
memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai
tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis,
maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di
sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

B. Fungsi Bahasa
1. Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar setiap individu. Fungsi tersebut
digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam.

2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi


Dengan bahasa seseorang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
Misalnya interaksi anak bersama temannya di lingkungan sekolah.

3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial


Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar
seseorang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing
mengamati ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah komunikasi.

4. Bahasa sebagai sarana memahami diri


Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi
kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan
dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya, kemauannya,
tempramennya, dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi,
inteligensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan lain – lain. Dari pemahaman
yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan

5
mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan kemampuannya menciptakan suatu
kreativitas baru.

5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri


Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi.

6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain


Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain,
seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakaian bahasa
dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual,
emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar
tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan
kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi pengembangan dirinya, dan lain – lain.

7. Bahasa sebagai sarana berfikir logis


Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif,
deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran
secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan
tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk
itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna sehingga mampu
melambangkan konsep yang abstrak tersebut menjadi konkret.

8. Bahasa membangun kecerdasan


Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi
bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi, persuasi,
deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam bahasa secara tepat
sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan.

9. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda


Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan
sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan. Selain
memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang studinya secara
serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif.

10. Bahasa membangun karakter


Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya
lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat mengidentifikasi kemampuan diri
dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa cinta. Pada tingkat yang
lebih kompleks , misalnya : membuat proposal yang menyatakan dirinya akan menbuat suatu
proyek, kemampuan untuk menulis suatu laporan.

11. Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru

6
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu
pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya.
Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya. Melalui
pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual. Bakat alam dan
bakat intelektual ini dapat berkembang spontan menghasilkan suatu kretifitas yang baru.

Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya dengan


perkembangan kemampuan berfikir seseorang. Komunikasi berarti pertukaran fikiran dan
perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka anak harus menggunakan bahasa
yang bermakna bagi orang yang di ajak berkomunikasi. Sebaliknya, anakpun harus
memahami bahasa yang digunakan orang lain. Oleh karena itu diperlukan kemampuan
berbahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin
diungkapkan, di ekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Belajar
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara lisan, tulisa, maupun isyarat merupakan
suatu proses yang panjang dan rumit. Kegiatan belajar bahasa ini akan efektif bila anak siap
atau matang untuk belajar bahasa.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bahasa


Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa pada setiap anak :
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya
pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan
dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi
sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk
melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan
dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara
berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan
dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Pada dasarnya bahasa dipelajari
dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan dalam
kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.
3. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak
terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa.
4. Kesehatan

7
Anak yang yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang
kurang sehat atau sering sakit. Hal ini dikarenakan perkembangan aspek motorik dan
aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.
5. Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi akan belajar berbicara lebih cepat dan
memiliki penguasaan bahasa yang lebih baik daripada anak yang tingkat kecerdasannya
rendah.
6. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih baik dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam
pengucapan, kosakata, dan keseringan berbahasa, daripada anak laki-laki.
7. Keluarga
Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin sering anak mendengar dan
berbicara. Demikian juga anak pertama lebih baik perkembangan berbicaranya karena
orang tua lebih banyak mempunyai waktu untuk mengajar dan melatih mereka berbicara.
8. Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya
semakin kuat keinginan dan dorongan berkomunikasi dengan orang lain.
9. Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung memiliki kemampuan
berbicara atau berbahasa lebih baik daripada anak yang mengalami masalah atau kendala
dalam penyesuaian diri dan sosial.
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa terjadi apabila anak meninggalkan
kebiasaan berbicara pada masa anak awal. Akibatnya, anak mengalami keterlambatan bicara.
Pada gilirannya, anak menjadi kurang percaya diri dan merasa tidak mampu, sehingga
mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya. Masalah lain berupa ketunawicaraan atau
cacat bicara yang terjadi pada anak. Berkenaan dengan perkembangan bahasa anak, orangtua
maupun guru disekolah perlu memahami pola perkembangan bahasa anak, serta peka
terhadap masalah yang menggangu perkembangan bahasa anak.

D. Aspek Berbahasa Anak


Ada empat aspek berbahasa, yaitu sebagai berikut :
a. Kemampuan menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang lain agar mau melakukan
sesuatu. Aspek ini seperti yang dimiliki oleh para pemimpin dan politikus.
b. Potensi yang mampu mengingat atau menghafal, yaitu adanya kapasitas untuk
menggunakan alat bantu mengingat informasi, memberi jarak dan suatu urutan menjadi
aturan permainan atau dari suatu perintah menjadi prosedur menggerakan sesuatu,
misalnya mesin
c. Penjelasan, yaitu menjelaskan secara oral, membuat syair, mengumpulkan pepatah atau
peri bahasa dan penjelasan singkat kemudian meningkat sampai pada menggunakan kata-
kata untuk menyusun sebuah tulisan.
d. Berbahasa untuk menjelaskan itu sendiri, kemampuan menggunakan bahasa untuk
merefleksikan bahasa itu sendiri, dan menggunakan analisa metalinguistik.

E. Lingkungan yang Kondusif terhadap Perolehan Bahasa Anak

8
Rumah adalah sekolah pertama bagi anak. Sedangkan orang tua adalah pendidik
pertama dan utama dalam kehidupan anak. Suasana rumah yang kondusif akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Ada beberapa pendekatan lingkungan yang di anggap
penting dalam perkembangan bahasa anak. Yang pertama adalah pendekatan anformal, yaitu
mengajarkan bahasa kepada anak dalam situasi rileks. Yang kedua adalah memfokuskan diri
pada maksud pembicaraan, yaitu menanggapi ucapan-ucapan bahasa anak dan memfokuskan
perhatian pada apa yang di maksudkan oleh anak daripada memperhatikan benar dan
tidaknya ucapan mereka. Yang ketiga adalah harapan akan keberhasilan, yaitu semua orang
tua dan guru mengharapkan anaknya akan mampu berbicara dengan baik pada waktu mereka
sudah besar nanti. Yang ke empat adalah menghargai keberhasilan, yaitu kita perlu
mengapresiasi kemajuan anak dalam belajar bahasa sangat cepat, biasanya mereka telah
menguasai bahasa pertamanya masuk sekolah taman kanak-kanak dan itu perlu di apresiasi
agar mereka lebih termotivasi dalam belajar.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar terutama pergaulan, jika pergaulan
remaja dalam lingkup yang baik maka ia akan menggunakan bahasa yang baik pula dan
begitu pula sebaliknya. Dan semakin bertambahnya umur maka bahasa yang dimiliki akan
semakin berkembang, semakin dewasa seseorang maka pemilihan kata pun akan semakin
ilmiah. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: usia anak, kondisi keluarga dan kondisi
fisik anak terutama dari segi kesehatannya. Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir
saling berpengaruh satu sama lain. Artinya kemampuan berpikir berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir. Dalam upaya mengembangkan perkembangan bahasa remaja dalam
konteks pendidikan, kita harus memberikan suatu pengajaran yang baik dan Dalam
penggunaan model pengekspresian ini kita harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi
dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam hal itu, sarana perkembangan bahasa
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah
maupun dirumah.

B. Saran
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi
melalui tulisan merupakan salah satu cara untuk megerkspresikan apa yang dirasakan oleh
seseorang, maka sebaiknya remaja dilatih untuk membuat tulisan atau karangan pengalaman
hidupnya, atau biografinya sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA
Buku Perkembangan dan Belajar Peserta Didik

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Penerbit

ALFABETA.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda

L. N., Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta:Rajawali Pers

Sumatri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2007. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Sunarto, H. dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta:Rineka Cipta

http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/milestones-normal-perkembangan- bicara-dan-
bahasa-pada-anak/

http://suluhpendidikan.blogspot.com/2008/12/perkembangan-bahasa-remaja.html

http://valmband.multiply.com/journal/item/11

www.MasBied.com

11

Anda mungkin juga menyukai