Anda di halaman 1dari 24

JUDUL MAKALAH

(PENTINGNYA BAHASA INDONESIA)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Muhammad Basri

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

HERI MONGGILAPON
(23081016)

PROGRAM STUDI PJKR


FAKULTAS FKIP
KELAS A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul Pentingnya Bahasa di Indonesia dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata
Kuliah Bahasa Indonesia. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Luwuk, 12 Januari 2024

Heri Monggilapon

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa................................................................................. 3
B. Fungsi Bahasa....................................................................................... 3
C. Perkembangan Bahasa Indonesia......................................................... 8
D. Fungsi Bahasa Indonsia........................................................................ 10
E. Sejarah Bahasa Indonesia..................................................................... 12
F. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia.................................................. 17
G. Pentingnya Bahasa Indonesia............................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak
teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan
bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita
cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa
standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah
asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwas, sangat manipulatif.
Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat
saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial.
Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.

B. Rumusan masalah
Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut
sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu
rumusan masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini.
Adapun rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa?
2. Apa fungsi Bahasa ?

1
3. Bagaimna Perkembangan Bahasa ?
4. Apa fungsi bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Adanya suatu diskusi yang kita lakukan sudah barang tentu semuanya
mempunyai tujuan masing-masing dan boleh jadi tujuan tersebut berbeda ataupun
sama. mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah :
1. Dapat mengetahui apa itu bahasa
2. Dapat mengetahui fungsi bahasa
3. Dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana perkembangan bahasa
Dapat membuka cakrawala pengetahuan berkenaan fungsi bahasa Indonesia
Penulis melakukan penulisan ini selain bertujuan memenuhi tugas mata kuliah
juga untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.
Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan
adaptasi.
Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna.
Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan
bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang
menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk
berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi.

B. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara
umum dan secara khusus.

Fungsi bahasa secara umum :


1. Sarana ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untu mengekspresikan
kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya.
Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri

3
maupun untuk berkomunikasi.Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga
untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya,
pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi. contohnya tulisan kita dalam sebuah buku,
merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan
siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa
memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada
saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah
surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang
yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
2. Sebagai alat komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di
antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain

4
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan
dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi
sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena
bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non
verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa
(lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan
menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda
lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungannya mampu untuk:
 Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
 Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
 Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
 Bereproduksi.
 Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang
tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-
masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu
 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu Sedangkan
yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman - teman

5
dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Kontrol sosial mengacu pada suatu proses baik yang direncanakan maupun
yang tidak direncanakan, di mana dalam proses kontrol sosial tersebut masyarakat
dibuat agar mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat. Masyarakat
berharap bahwa individu di dalam dirinya sendiri sudah muncul kesadaran untuk
mematuhi norma dan mempunyai perilaku yang konform dengan aturan di
masyarakat, artinya bahwa perilaku konformi tas itu bersifat inheren di dalam diri
individu. Meskipun demikian ada sebagian besar manusia yang harus dilatih untuk
menjalankan konformitas di mana proses sosialisasi terlibat di dalamnya. Melalui
proses sosialisasi seseorang akan mempelajari perilaku apa yang dapat diterima
berkaitan dengan berbagai situasi yang akan dia hadapi, selain itu ia akan belajar
perilaku mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia laksanakan.
Bentuk kontrol sosial berkaitan dengan pemberian sanksi baik yang berupa
hukuman maupun imbalan pada perilaku yang disetujui maupun tidak disetujui
oleh masyarakat. Di dalam masyarakat ada berbagai bentuk kontrol sosial seperti
bahasa, gosip, ostratisme, intimidasi serta kekerasan fisik yang umumnya
dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Apapun bentuk kontrol sosial yang
dilaksanakan semua itu bertujuan untuk mengembalikan individu yang melakukan
perilaku menyimpang maupun untuk mencegah orang untuk menyimpang dan
konform terhadap nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat Yang
mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat
diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku - buku pelajaran,
ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat.
Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang
sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis
merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal.

6
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui
media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan
yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,
diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang
ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa
atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin
atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal
dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya
demi kebaikan manusia itu sendiri.

C. Perkembangan bahasa Indonesia


Berbicara mengenai Bahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari asal usul
Bahasa Indonesia itu sendiri, apabila meruntut ke belakang, Bahasa Indonesia berakar
dari rumpun Bahasa Melayu yang akhirnya mengalami perkembangan seiring dengan
adanya pengukuhan secara resmi Bahasa Indonesia pada saat peristiwa Sumpah
Pemuda tepat pada 28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut secara langsung
mengantarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri mulai mengalami masa perkembangannya pada masa
pemerintahan Orde Lama yang ditandai dengan adanya bentuk ejaan lama seperti
rangkaian dj, tj, oe,dan bentuk lain ejaan lama. Di samping kemunculan ejaan lama,
perkembangan Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemunculannya para
sastrawan Indonesia, mulai dari sastrawan angkatan 45, balai pustaka, hingga
sastrawan-sastrawan muda yang saat ini mulai bermunculan.

7
Terkait dengan sedikit ulasan sebelumnya, perkembangan Bahasa Indonesia
dewasa ini berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya
menimbulkan dampak positif, dampak negatifnya pun ada. Berkembangnya bahasa
pergaulan yang saat ini mulai bermunculan mempengaruhi bentuk baku dari Bahasa
Indonesia itu sendiri. Ejaan Yang disempurnakan (EYD) pun mulai terlupakan.
Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa yang dikenal
dengan Bahasa Gaul. Mereka bahkan merasa tak mengikuti perkembangan jaman
apabila tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul tersebut, selain itu, kemunculan
bahasa pergaulan itu memberikan efek domino terhadap munculnya bahasa-bahasa
baru yang tentunya menyimpang dan menyalahi bentuk EYD itu sendiri. Bahasa-
bahasa itu antara lain bahasa komunikasi yang digunakan oleh sebagian komunitas,
golongan bahkan perkumpulan tertentu. Sebagai contoh bahasa yang digunakan oleh
para waria yang sangat khas kita dengar.
Kita sebagai generasi muda sudah saatnya mengembalikan Bahasa Indonesia
ke bahasa yang seharusnya. Mengurangi komunikasi menggunakan bahasa gaul bisa
menjadi salah satu upaya kearah tersebut. Sebagai realisasinya yaitu dengan
membiasakan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik di lingkungan keluarga.
Penggunaan bahasa sms yang baik dan benar pun bisa pula kita lestarikan untuk
memperbaiki penggunaaan Bahasa Indonesia secara benar.

D. Fungsi bahasa Indonesia


1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Kedudukan pertama dari bahasa Indonesia sabagai bahasa nasional
dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir- bulir Sumpah
Pemuda.
Bahasa Indonesia sebagai kebangaan bangsa
Kedudukan kedua ini dibuktikan dengan masih digunakkannya bahasa
Indonesia hingga saat ini juga. Hal ini membuktikan betapa besarnya kebanggaan
dan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap bahasanya sendiri. Tidak seperti Negara
lain yang harus menggunakan bahsa Negara persemakmurannya.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa yang
berbeda suku, agama, ras adat dan budaya

8
Kedudukan ketiga adalah bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia pada kegiatan sehari – hari
seperti pada media-media komunikasi atau pada acara-lainnya.
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
Sebagai bahasa negara berarti bahasa indonesia adalah bahasa
resmi.dengan begitu bahasa indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah,
tertib, cermat dan masuk akal.bahasa indonesia yang dipakai harus lengkap dan
baku. Tingkat kebakuanya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika
pemakaia.dari dua tugas itu, posisi bahasa indonesia perlu mendapatkan perhatian
khusus terutama bagi pembelajaran bahasa indonesia sumber.garda guru posisi
pembelajaran bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia tidak akan
terpinggirkan oleh bahasa asing karena dlm sejarahnya sendiri bahasa indonesia
adalah bahasa persatuan.
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.
4. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang
berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya
sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
5. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar
badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu

9
media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
6. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan
Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik
melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun
media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang
menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan
bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan
mengerti.

E. Sejarah Bahasa Indonesia


Para pakar yang menulis tenteng sejarah pertumbuhan bahasa Indonsia
bersepakat bahwa cikal-bakal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Bukti
sejarahnya adalah adanya sejumlah prasasti atau inskripsi yang tertulis dengan huruf
Pallawa dan dalam bahasa Melayu Kuno. Perasasti ini bertebaran diPulau Sumatra,
Pulau Bangka, Pulau Jawa, dan diSemenanjung Melayu (Malaysia sekarang). Berikut
perasasti-prasasti yang telah teridentifikasi beserta penemunya yang menunjukan
bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Prasasti-perasasti itu diantaranya
Prasasti Saja metro yang terdapat di Pekalongan, Jawa Tengah oleh Casparis (1956)
dan Buchori (1966); Prasasti Palas Psemah yang terdapat di Lampung oleh Buchari
(1979); prasasti Pangkalan Kempas oleh Boden Kloss (1932) dan Stein Callenfels
(1927); Prasasti Kebon Kopi diBogor oleh Boschg (1941); Prasasti DiengdiJawa
Tengah oleh Brandes (1913) dan Casparis (1950); prasasti-prasasti dari zaman
Sriwijaya, Palembang oleh Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern
(193Palembang oleh Casparis (1950), Coedes (1930), Damis (1960), Kern (1931), dan
Wellan (1934). Sementara itu, adanya Prasasti Kota Kapur di Pulau Bnagka
dikemukakan oleh Kern (1913) dan Poerbatjakarta (9151), Prasasti Karang Brahi di
Jambi dikemukakan oleh Krom (1920); Prasasti Talang Tuwo di Palembang oleh
Poebetjakarta (1951); Prasasti-Prasasti lain yang terdapat dipalembangoleh
Ronkel(1924) dan Schnitger (1935); Prasasti Kedukian Bukit dipalembang, Sumatra
Barat oleh Kern (1873) dan Krom (1912) serta Prasasti Padang Roco dan Bukit
Gombak oleh Yamin (1958). Selanjutnya terdapat Prasasti Trengganu di Semanjung

10
Malaya yang dibicarakan oleh Blagden (1924) dan Paterson (1929); Prasasti Pulau
Langkawi oleh Maxwell (1987); dan Prasasti Bruney oleh Carey ( 1933
Didalam sejarahnya bahasa Melayu tersebar keseluruh Nusantara karena
digunakan sebagai Lingua Franca, baik oleh para pedagang yang berasal dari
Nusantara maupun dari mancanegara.Bahasa Melayu dipakai dihampir semua
diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh
keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara
dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap
kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa
Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi
dan dialek. Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu mengubah bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang
dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian
harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat
komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu cirri cultural, yang kedalam
menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa
perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah
Nusantara.
2. Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah
dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk
memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
3. Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan
tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak
menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
4. Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk
menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

11
5. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Bahasa Melayu adalah bahasa yang dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia,
dan Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan
bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu,
yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu dari provinsi Riau,
Sumatera, Indonesia). Agaknya terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau. Orang-orang lupa bahwa bahasa Melayu
Riau hanyalah merupakan satu dialek dari sekian banyak dialek Melayu yang lain.
Dan, di atas semua ini sudah terkenal di seluruh Nusantara suatu bahasa perhubungan,
suatu lingua Franca yang di sebut dengan Melayu Pasar. Melayu Pasar inilah yang
merupakan faktor yang paling penting untuk di terimannaya Melayu Riau sebagai
bahasa pengantar di sekolah-sekolah.
Nama Melayu mula-mula digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah
Jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukkan oleh
kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad, kerajaan ini berkuasa di daerah Sumatera
Selatan bagian Timur dan di bawah pemerintahan raja-raja Syailendra bukan saja
menjadi pusat politik di Asia Tenggara, melainkan juga menjadi pusat ilmu
pengetahuan.
Pembicaraan mengenai bahasa Indonesia selain tidak dapat dilepaskan dari
pembicaraan menegenai bahasa Melayu, juga tidak dapat dilepaskan dari rumpun
bahasa yangt lebih besar yaitu bahasa Austronesia. Wilayahnya disebelah barat
sampai di Madagaskar disebelah timur sampai kepulau Pass didekat pantai barat
Amerika; disebelah utara sampai keTaiwan, dan disebelah selatan samapi keNew
Zealand. Runpun bahasa Austronosia menghasikan rumpun bahasa melayu, dari
bahasa melayu menghasikan bahasa dialek melayu Riau dan pada akhirnya dialek
bahasa Melayu Riau dijadikan dasar bahasa Indonnesia.
Berbicara tentang sejarah bahasa Indonesia, tentu berkenaan dengan peristiwa-
peristiwa yang berkaitan dengan bahasa Indonesia. Beberapa peristiwa dapat
disebutkan sebagai berikut
1. Datangnya agama Hindu ke Nusantara disamping menyumbang aksara Pallawa
seperti digunakan dalam penulisan prasasti, juga menyumbang banyak sekalui
kosa kata sangsekerta. Telah banyak tulisan mengenai bahan Sansekerta ini dan
pengaruhnya dalam bahasa Indonesia/Melayu;

12
2. Kedatangan agama Islam dengan bahasa Arab, selain menyumbang aksara Arab,
yang kemudian menurunkan aksara Jawi atrau huruf Arab-Melayu, juga banyak
menyumbang kosakata dari bahasa Arab kepada bahasa Indonesia/Melayu;
3. Kedatangan orang Eropa ( Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris) selain
membawa aksara Latin, juga banyak menyumbangkan kosakata dari bahasa-
bahasa Erpoa (Belanda, Portugis, Spanyol dan Inggris).
Sebelum kedatangan orang Eropa, naskah-naskah Melayu ditulis dengan
aksara Jawi. Kemudian, sedikit demi sedikit naskah-naskah Melayu itu disalin
juga kedalam aksara Latin.
Sebagai Lingua Franca, kiranya orang Belanda dan orang Inggris banyak
menaruh perhatian terhadap bahasa Melayu. Banyak vokabolarium Melayu
dibuat; begitu juga dengan buku tata bahasa Melayu, dan buku ajar bahasa
Melayu. Buku tata bahasa Melayu yang pertama disusun oleh Joanes Roman
(1953) dan yang kedua, yang lebih lengkap disusun oleh George Henrik Werndly
(1736). Menjelang akhir abad ke-19 banyak sekali tulisan buku-buku mengenai
tata bahasa;[7]
4. Peristiwa penting lainnya dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia adalah
disusunnya suatu ejaan bahasa melayu di Indonesia (Waktu itu Hindia Belaanda)
oleh Dr. Ch. A. Van Van Ophuijsen pada taun 1901;
5. Peristiwa berikutnya adalah timbulnya gerakan kebangsaan, yang member
semangat keindonesiaan dalam berbahasa Melayu. Lalu diikuti dengen berdirinya
Balai Pustaka yang menerbitkan buku-buku bacaan dalam bahasa Melayu yang
teratur, mengikuti pola dialek Melayu Riau;
6. Dalam Kongres Pemuda Pertama tahun 1926, M. Tabrani mengusulkan nama
bahasa Melayu yang digunakan diIndonesia dengan nama Bahasa Indonesia.
Lalau dalam kongres Pemuda II (yang dikenal dengan sumpah pemuda) tahun
1928, bahasa Indonesia disahkan sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan;
7. Peristiwa pentring berikutnya adalah diselenggarakannya Kongres Bahasa
Indonesia (KBI) I pada 1938 dikota Solo, delapan belas tahun kemudian, yaitu
tahun 1954, diadakan Kongres Bahasa Indonesai II di Medan, kemudian tahun
1978 diadakan Kongres Bahasa Indonesia III. Lalu, sejak itu Kongres Bahasa
Indonesia menjadi kegiatan rutin lima tahun sekali. Terakhir pada tahun 2008
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IX. Perlu dicatat, tampaknya yang
dibicarakan dalam kongres adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan

13
masalah politik, kebudayaan dan pembinaan bahasa. Hamper tidak dibicarakan
masalah struktur internal bahasa;
8. Pendudukan bala tentara Jepang tahun 1942-1945 berpengaruh besar dalam
perkembangan, penyebaran penggunaan bahasa Indonesia, karena orang-orang
dilarang menggunakan bahasa Belanda. Orang hanya boleh berbahasa Indonesia
atau bahasa Jepang untuk kegiatan formal;[8]
9. Proklamasi ke,merdekaanpada 17 Agustus 1945 memperkuat kedudukan bahasa
Indonesia, karena dalam Undang-Undang Dasar 1945bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa negara Republik Indonesia. Ini berarti, semua kegiatan
administrasi dan birokrasi kenegaraan harus dilakukan dalam bahasa Indonesia;
10. Tahun 1947 pemerintah mendirikan suatu lembaga yang bertugas mengurus
masalah bahasa dan sastra dengan nama ITCO (Instituut Voor Taal en Culture
Onderzoek). Lembaga ini telah berkali-kali mengganti nama, dan terakhir
bernama “Pusat Bahasa”
Sejak tahun 1974 sampai sekarng, Pusat Bahasa (pemerintahan Republik
Indonesia melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam wadah MBIM (Majelis
Bahasa Indonesia-Malaysia) , yang kemudia sejak 1985 berubah menjadi
MABBIM (Majelis Bahasa Brunai Darussalam, Indonesia dan Malaysia) dengan
masuknya Brunai Darussalam;
11. Dalam rangka memantapkan kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia diadakan dua buah seminar, yaitu seminar Bahasa Indonesia 1968 dan
seminar bahasa Indonesia 1972. Kemudian untuk memantapkan status bahasa
Indonesia ditengah-tengah adanya bahsa daerah dan bahasa asing
diselenggaraakan politik bahasa nasional;
12. Peluncuran buku Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia pada acara kongres Bahasa Indonesia V tahun 1988, yang kehadirannya
sudah ditunggu banyak orang.

F. Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa adalah cermin suatu Negara, jika suatu negara maju maka bahasanya
pun ikut maju. Berbicara tentang bahasa tentu tidak lepas dari berbicara tentang peran
dan fungsi bahasa itu sendiri. Dibawah ini adalah peranan dan fungsi bahasa yaitu :[9]
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

14
Alek dan H. P. H. Achmad (dalam Ntelu dkk, 2015:15-16) menyatakan
bahwa “Bahasa Indonesia dinyatakan berkedudukan sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945”. Pernyataan diatas didasari dengan lahirnya UUD 1945
yang disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam
UUD 1945 (Bab XV pasal 36) dijelaskan bahwa bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
Yana shintya (dalam blog pribadinya) menyatakan bahwa bahasa
Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, bahasa persatuan
kita memiliki nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa yang harus dipertahankan dan
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan
acuh tak acuh. Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa yang berbeda-beda
hampir di setiap daerah. Pastinya, tidak akan mungkin kita bisa saling memahami
ketika berkomunikasi antar sesama. Oleh karena itulah betapa pentingnya
kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan sebagai alat
penghubungan antarbudaya dan daerah.
c. Bahasa Indonesia sebagai cermin dan pembentuk kepribadian
Seseorang yang dapat berbicara, menyimak, menulis, dan membaca
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu akan mampu
mengangkat derajatnya dimata masyarakat. Sebaliknya seseorang yang tidak dapat
berbicara , menyimak, menulis, dan membaca dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik akan mendapatkan nilai yang sedikit negatif dimata
masyarakat. Semakin intensif penggunaan bahasa dan semakin teliti dan benar
pilihan bahasa yang digunakan diyakini semakin tinggi karakter dan kepribadian
orang yang menggunakannya.
Menurut Halliday (dalam Rahardi 2010:6-7) fungsi bahasa terbagi atas
tujuh fungsi yaitu, (1) instrumental function, (2) regulatory function, (3)
representational function, (4) interactional function, (5) personal function, (6)
heuristic function, (7) imaginative function. Oleh Rahardi diuraikan lagi secara
terperinci sebagai berikut :
1) Fungsi instrumental bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
melayani lingkungannya.
2) Fungsi regulatif adalah bahwa entitas bahasa itu dapat digunakan untuk
mengawasi serta mengendalikan peristiwa tertentu dalam masyarakat.

15
3) Fungsi representasional adalah fungsi bahasa untuk membuat pernyataan-
pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan
peristiwa, melaporkan sesuatu dan seterusnya. Fungsi representasional bahasa
ini bersifat menggambarkan atau merepresentasikan sesuatu.
4) Fungsi interaksional bahasa adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
menjamin terjadinya interaksi, memantapkan komunikasi, dan mengukuhkan
komunikasi dan interaksi antarwarga masyarakat itu sendiri.
5) Fungsi personal adalah bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk
mengekspresikan maksud-maksud pribadi atau personal, menyatakan emosi,
untuk mengungkapkan perasaan dan maksud-maksud lainnya.
6) Fungsi heuristik bahasa berkaitan erat dengan kegunaan bahasa untuk
mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, mengembangkan teknologi, dan
menyampaikan rumusan-rumusan yang bersifat pertanyaan.
7) Fungsi imajinatif adalah fungsi bahasa yang berkenaan dengan penciptaan
imajinasi. Fungsi bahasa ini dapat dilihat dari sering difungsikannya bahasa
untuk mendongeng, membuat cerita, menciptakan khayalan, mimpi, dan
seterusnya.
Dengan pertimbangan akan berbagai macam fungsi bahasa Indonesia itu,
muncullah berbagai macam ragam bahasa sesuai dengan situasinya. Situasi
tempat, pembicara atau penulis, pendengar atau pembaca, pokok pembicaraan,
dan sebagainya menentukan ragam bahasa yang dipilih seseorang dalam
komunikasinya. Mengingat ragam bahasa Indonesia yang ada antara lain:
a. Ragam bahasa yang bersifat perseorangan.
b. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
wilayah tertentu, biasanya disebut dengan istilah dialek.
c. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
golongan sosial tertentu, biasanya disebut sosiolek.
d. Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti
kegiatan ilmiah, jurnalistik, sastra, hukum, matematika, dan militer. Ragam
bahasa ini biasanya disebut dengan istilah fungsiolek.
e. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi,
biasanya disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau bahasa standar.
f. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak resmi,
biasanya disebut dengan istilah ragam nonbaku atau nonstandard.

16
g. Ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasanya disebut bahasa lisan
(Abdul Chaer 1998:4-5).[10]

G. Pentingnya Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional negara Indonesia yang merupakan
bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD dan SMP. Oleh
karena itu sebaiknya setelah jenjang SMA bahasa Indonesia sudah dikuasai atau
setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun
faktanya, masih sedikit siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara
maksimal.
Di SMA kita akan mempelajari Bahasa Indonesia dimana kita dituntut untuk
mempertahankan Bahasa Indonesia supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda
dan pengaruh budaya asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.
Selain itu bahasa Indonesia itu penting untuk dipelajari dari berbagai daerah di
Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan dan
penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah, selain itu
mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa di universitas sama halnya seperti
mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, namun pembahasan di
universitas lebih spesifik dan mendalam, dan sebagian besar mahasiswa masih tetap
ingin mempelajari bahasa Indonesia dikarenakan agar mereka mampu bertata bahasa
dengan baik dan benar.
Alasan inilah yang membuat Dirjen depdiknas RI memutuskan memasukan
Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diajarkan di seluruh
perguruan tinggi dan seluruh jurusan. Tujuannya untuk mengasah kemampuan
berbahasa dan mengembangkan kepribadian para mahasiswa. Sudah menjadi suatu
kewajiban bagi kita selaku Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menguasai dan
menerapkan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari–hari dengan baik dan benar,
sehingga bahasa Indonesia dapat terjaga keasliannya.
Dalam perguruan tinggi, kita akan sering membuat karya ilmiah. Bukan hanya
karya ilmiah yang akan kita buat melainkan laporan praktikum, skripsi, thesis dan
karya tulis lainnya. Di perguruan tinggi, kita akan mempelajari Bahasa Indonesia
dimana kita dituntut untuk mempertahankan Bahasa Indonesia. Ini dilakukan supaya
tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda dan pengaruh budaya asing yang
cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.

17
Di dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, kita pasti mempelajari dan
memahami arti pentingnya tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam
pembuatan karya ilmiah dan sejenisnya. Setelah kita bisa memahami EYD dengan
baik dan benar, kita akan bisa mengetahui konsep penggunaan Bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa,
selayaknya kita menambah kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di
perguruan tinggi. Kita harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-
kalimat yang efektif sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP
lagi.
Dalam suatu karya ilmiah, penggunaan bahasa memiliki arti yang sangat
penting. Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Untuk penggunaan bahasa dalam suatu karya ilmiah berarti menitikberatkan
suatu bahasa sebagai alat komunikasi berupa tulisan. Karena itu, penggunaan bahasa
dalam karya ilmiah sangatlah penting. Pengertian dari karya ilmiah sendiri adalah
laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Nah, untuk di tingkatan perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa


dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan
skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-
pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum
ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan
menyusun laporan penelitian. Selain itu karena alasan di atas, terdapat beberapa hal
lain yang membuat bahasa indonesia harus dijadikan mata kuliah di perguruan tinggi.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengadakan mata kuliah Bahasa
Indonesia di setiap perguruan tinggi selain karena bahasa indonesia merupakan bahasa
negara kita sendiri dan sebagai bahasa pemersatu dengan cara ini juga kita secara

18
tidak langsung telah melestarikan bahasa kita. siapa lagi yang akan melestarikan
bahasa Indonesia ini kalau bukan kita sebagai warga negara itu sendiri.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk
berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi.
Sedangkan fungsi bahasa adalah terbagi 2 yaitu fungsi umum dan fungsi
khusus. Adapun fungsi umum sebagai berikut : Sarana ekspresi Diri, Sebagai alat
komunikasi, Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, Sebagai alat kontrol
Sosial.
Adapun Fungsi khusus sebagai berikut :Mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari, Mewujudkan Seni (Sastra), Mempelajari bahasa- bahasa kuno,
Mengeksploitasi IPTEK.

B. Saran
Bertolak dari materi Fungsi Bahasa serta Perkembangannya ,Sebaiknya kita
perlu banyak membaca serta memahami kajian dalam bahasa Indonesia dan bahasa
daerah itu sendiri. Serta adanya peran dari dosen pembimbing dan kerjasama antara
mahasiswa, agar tercipta mahasiswa yang handal dan professional.

20
DAFTAR PUSTAKA

Google.com
Perpustakaan kampus muhammadiyah luwuk banggai

21

Anda mungkin juga menyukai