Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ARTI, FUNGSI DAN RAGAM BAHASA

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU: LILIAN SLOW, S.S.,M.Hum

OLEH KELOMPOK:

1. YOHANA NELAM
2. FRANSISKUS PRENGKI
3. AGUSIUS
4. REGINA DESI
5. AMELIA
6. FRANSISKA PUTRI UTAMI
7. PUTRI GUNDARI
8. TERESIA OKTAVIANI
9. AIL
10. RAHMAT RIPALDI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MELAWI KAMPUS WILAYAH PERBATASAN ENTIKONG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
 
Puji dan syukur Tim Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Arti, Fungsi, dan Ragam Bahasa” yang
merupakan salah satu tugas terstruktur Bahasa Indonesia pada semester satu.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai bagaimana mengidentifikasikan


masalah tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi
kerangka teori, formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran
dalam arti,fungsi dan ragam bahasa.

Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim Penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada : Pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang
bersifat menbangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 3

A.Latar Belakang …………………………………………………………….. 3

B.Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 4

C.Tujuan ………………………………………………………………….… 4

D.Manfaat …………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..……. 5

A. Arti Bahasa ………………………………………………………..…….. 5

B.Fungsi Bahasa …………………………………………………..………. 5

C.Ragam Bahasa ……………………………………………………..……….   9

BAB III PENUTUP ……………………………………………………..…… 12

A.Kesimpulan ……………………………………………………………….. 12

B.Saran ………………………………………………………………….…… 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…….. 13


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa merupakan hal penting bagi manusia, tanpa bahasa manusia tidak bisa
berkomunikasi dengan baik antara satu yang lainnya. Begitu pentingnya bahasa bagi
manusia menjadikan bahasa memilki banyak cara untuk bisa mempelajarinya, hal ini
dilakukan agar bisa berkomunikasi.

Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa
tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’
bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku.
Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan
bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam
uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan


kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat
untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol
sosial (Keraf, 1997: 3).

Hasil pendayagunaan daya nalar sangat bergantung pada ragam bahasa yang
digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.

Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa.
Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda.
Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih
ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dll.
1. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian bahasa ?


2. Apa Fungsi bahasa ?
3. Apa Pengertian ragam bahasa?
4. Apa saja macam-macam ragam bahasa ?
5. Bagaimana bentuk ragam Bahasa Indonesia berdasarkan ragam media ?
6. Bagaiman ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur ?
1. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang arti,
fungsi, dan ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia
ditinjau dari media atau sarana yang akan menghasilkan bahasa dan memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia di semester satu.

1. Manfaat
Manfaat makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud arti, fungsi, ragam bahasa.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi bahasa secara benar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
 
BAB II
PEMBAHASAN
1. Arti Bahasa
Pengertian bahasa secara umum adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri.

Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi


yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan
yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut.

1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya.
2. Sistem lambang tersebut bersifat konvesional yang ditentukan oleh masyarakat
pemakainya berdasarkan kesepakatan.
3. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara berulang
dan tetap.
4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem
yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilakan jumla kata,
frasa, klausa, kalimat, paragraph, dab wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
5. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang lain.
6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
1. Fungsi Bahasa
 
Fungsi bahasa adalah cara orang menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa
mereka bila mereka berbahasa lebih dari satu . Jika dinyatakan dalam pengertian yang
lebih rapat yaitu orang melakukan sesuatu dengan bahasa mereka, yaitu dengan cara
bertutur dan menulis, mendengarkan, dan membaca, mereka berharap dapat mencapai
banyak sasaran dan tujuan.

Ada beberapa pengelompokkan fungsi kebahasanan yang sudah dikenal misalnya,


pengelompokan yang disampaikan oleh Malinowski, yang berkaitan dengan dengan
kajiannya tentang situasi dan makna yang dirujuk pada awal pembicaraan.
Malinowski(1923) mengelompokkan fungsi bahasa ke dalam dua kelompok besar,
yaitu pragmatic dan magis. Sebagai seorang yang pakar antropologi, ia tertarik pada
penggunaan bahasa yang praktis atau pragmatik di satu pihak, yang selanjutnya
dibaginya lagi ke dalam penggunaan bahasa yang aktif dan bahasa yang naratif , dan
dipihak lain ia juga tertarik pada penggunaaan bahasa yang bersifat ritual atau magis
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seremonial atau keagamaan dalam
kebudayaan.

Satu pengelompokkan yang sangat berbeda adalah pengelompokan yang


dikemukakan oleh seorang psikolog Austria Karl Buhler (1934). Ia tertarik pada
fungsi bahasa bukan dari sudut pandangan kebudayaan, tetapi dari sudut pandangan
perseorangan. Buhler membedakan fungsi bahasa ke dalam bahasa ekspresif, bahasa
konatif, dan bahasa representasional. Bahasa ekspresif yaitu bahasa yang terarah pada
diri-sendiri, si pembicara. Bahasa konatif yaitu bahasa yang terarah pada lawan bicara
dan bahasa representasional yaitu bahasa yang terarah pada kenyataan lainna-yaitu,
apa saja selain si pembicara atau lawan bicara.

Berikut merupakan fungsi bahasa secara umum;


1)      Sebagai sarana komunikasi
Digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka
ragam, misalnya, komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan
komunikasi sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka perlu berkomunikasi
dalam berbagai lingkungan ditempat mereka.

       2)      Sebagai sarana integrasi dan adaptasi


Bahasa indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
merupakan fungsi integratif. Indikator kedudukannya sebagai bahasa nasional:

1. Lambang nasional yang dapat memberikan kebanggaan jati diri pemakainya sebagai
bangsa indonesia.
2. Lambang identitas nasional yang dapat dikenali oleh masyarakat.
3. Alat pemersatu penduduk antar pulau diseluruh indonesia.
4. Alat komunikasi antar daerah dan antar budaya.
Indikator kedudukannya sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai:

1. Bahasa dalam kegiatan resmi


2. Bahasa pengantar di sekolah
3. Alat komunikasi pada tingkat nasional
4. Alat pengembangan budaya
Dengan bahasa, orang dapat menyatakan hidup bersama, bahkan bahasa
menimbulkan suatu kekuatan yang merupakan sinergi dengan orang lain. Misalnya :
Seseorang tidak akan menggunakan bahasa ilmiah ketika berbelanja, seorang ibu
tidak akan menggunakan bahasa bisnis ketika menasehati anaknya.

       3)      Sebagai kontrol sosial


Berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam
komunikasi dapat saling memahami. Dalam kehidupan sehari-hari dapat berbentuk
komunikasi timbal balik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian,
masing-masing dapat mengendalikan komunikasi dan memberi saran, kritik dll.

       4)      Sebagai sarana memahami diri


Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi
kondisi dirinya terlebih dahulu.Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik,
emosi,kecerdasan dll.

       5)      Sebagai sarana ekspresi diri


Dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat yang
kompleks. Ekspresi paling sederhana misalnya untuk menyatakan cinta, lapar,
krecewa.. Tingkat kompleks misalnya berupa pernyataan kemapuan mengerjakan
proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan, desain
produk, dll.

       6)      Sebagai sarana memahami orang lain


Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat mengenali berbagai
hal mencakup kondisi pribadinya. Melalui pemahaman ini seseorang akan
memperoleh wawasan yang luas dan bermanfaat serta memperoleh kemampuan
berfikir sinergis dengan memadukan pengalaman orang lain bersama dengan potensi
dirinya.

       7)      Sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar


Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh
kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memperoleh berbagai
kreatifitas baru yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan
masyarakat. Misalnya, Apa yang melatarbelakangi pengamatan, bagaimana
masalahnya, bagaimana cara mengamati, tujuannya, hasilnya, kesimpulan.
       8)      Sebagai sarana berfikir logis
Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus
dilakukan. Selain itu, perlu disadari bahwa bahasa bukan hanya sarana proses berpikir
melainkan juga penghasil pemikiran, konsep, atau ide.

9)   Mengembangkan kecerdasan ganda


Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan
sekaligus. Selain itu orang yang tekun mendalami bidang studinya secara seriu
dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Misal seorang ahli pemograman
yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik, mesin penerjemaah, dll.

     10)   Membangun karakter


Kecerdasan merupakan bagian karakter dari manusia. Kecerdasan berbahasa
memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik.

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus :


1. Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai
berikut :

1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.


Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda.
Yang bunyinya sebagai berikut :

“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air
Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa
Indonesia Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.”

1. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.


Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini.
Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan
menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia dan
lain – lain yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.

1. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.


Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media
komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website,
dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya,
maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.

1. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama,
ras, adat istiadat dan Budaya.
2. Bahasa Negara
Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara
lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat pemakaiannya dalam
pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik, pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI
di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti
bahasa Negara secara lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai
empat fungsi, yaitu:

1)  Bahasa resmi kenegaraan

2)  Bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,

3) Bahasa resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan


pembangunan Indonesia,

4) bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan


komunikasi di Indonesia.

Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga
telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.
1. Ragam Bahasa
a.Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari
media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari
ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.

Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam
bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam
ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu
aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang
erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu
sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua
jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem
seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
 
1. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi tiga berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik
pembicaraan.

 Ragam bahasa berdasarkan media


1. Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan,
ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai
ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan
cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu
tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun
ciri dari keduanya:

Ciri-ciri ragam lisan:

 Memerlukan orang kedua/teman bicara.


 Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
 Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”

1. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur
kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan
ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan
struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis:


1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
                  Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :

Tata Bahasa :
Ragam Bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.

2)      Ari mau nulis surat.

3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.


Ragam bahasa tulisan.
1)       Nia sedang membaca surat kabar.

2)       Ari mau menulis surat.

3)        Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

Kosa kata :
Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.

2)    Kita harus bikin karya tulis.

3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.

Ragam bahasa tulisan


1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.

2)    Kita harus membuat karya tulis.

3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

2. Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek,
ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.

Contoh:
Ragam dialek     : “Gue udah baca itu buku ”

Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”

Ragam resmi        : “Saya sudah mmbaca buku itu”

Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.
Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia.


Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia pasti memerlukan orang lain.
Mereka perlu berkomunikasi dalam berbagai lingkungan di tempat mereka berada.
Bahasa menunjukkan perbedaan antara suatu penutur dengan penutur lainnya, tetapi
masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga
bahasa memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan adat-istiadat
dan kebiasaan masyarakat bahasa tersebut. Bahasa juga melambangkan pikiran atau
gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat
melambangkan tingkalah laku seseorang.

Ragam bahasa secara garis besar terbagi atas ragam bahasa lisan dan tulisan.
Keduanya mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Ragam bahasa lisan ditandai
dengan penggunaan lafas atau pengucapan, intonasi, kosakata, dan penyusunan
kalimat yang agak longgar. Ragam tulisan sangat terikat dengan tanda baca dan
pemakaian kata baku.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah
disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga
Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata
sopan sebagai pedoman yang ada.

Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum dapat dikategorikan
sebagai bahasa jika tidak terkandung makna di dalamnya. Di dalam suatu masyarakat
bahasa terhimpun bermacam-macam sususnan bunyi yang berbeda antara yang satu
dengan lainnya karena memiliki suatu makna tertentu.

B.Saran
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dilestarikan karena bahasa
Indonesia adalah bahasa Indonesia adalah bahasa nasional. Kemajuan zaman pun
memudarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja
khususnya. Ada baiknya pemahaman akan bahasa Indonesia yang baik dan benar
bukan hanya di dalam lingkungan pendidikan tetapi juga di mulai dari lingkungan
rumah dan teman sebaya agar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
tetap menjadi ciri bangasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
 
Agung , Budi Purnomo. 2013. ‘’Fungsi Ragam Bahasa dan Ejaan”
(online).   http://budipurnomoagung.blogspot.com/2013/11/fungsi-ragam-bahasa-dan-
ejaan.html. diakses 20 Agustus 2014.
 
Ali, Lukman.1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai    
Pustaka .
Belimbing, Dharma. 2013. “Arti Fungsi dan Ragam Bahasa
“(Online).                                      http://dharmabelimbing.blogspot.com/2013/11/arti-
fungsi-dan-ragam-bahasa.html. diakses 20 agustus 2014.
Gorys, keraf. 1997. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores : Nusa
Indah.
Prayudhi, Irfanis. 2013. “Arti Fungsi dan Ragam Bahasa
“(Online).         http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-
ragam-bahasa/. diakses 20 Agustus 2014.

Anda mungkin juga menyukai