Anda di halaman 1dari 13

Hakikat ISD dan IBD

Secara garis besar ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       ilmu alamiah (natural sciences)
b.      ilmu social (social sciences)
c.       pengetahuan budaya (the humanistic)
ilmu sosial dasar (ISD) termasuk dalam kelompok ilmu social. namun, ISD tidak bersifat
sebagai pengantar kea rah suatu bidang disiplin ilmu social sebagaimana pengantar ilmu politik,
pengantar antropologi, pengantar sosiologi, dan sebagainya. ISD menggunakan pengertian yang
berasal dari berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah social, khususnya yang
dihadapi masyarakat Indonesia.
ISD mempunyai tema pokok, yaitu hubungan timbale balik manusia dengan
lingkungannya. adapun objek sasaran atau objek kajian ISD adalah sebagai berikut.
a. Berbagai kenyataan bersama merupakan masalah social yang dapat ditanggapi melalui
pendekatan sendiri maupun pendekatan antarbidang (interdisiplin).
b. Keanekaragaman golongan dan kesatuan social dalam masyarakat yang masing-
masing memiliki kepentingan dan kebutuhan sendiri, tetapi terdapat juga persamaan
kepentingan yang dapat mengakibatkan kerjasama dan pertentangan.
Intinya, matakuliah ISD adalah upaya untuk memberkan pengetahuan dasar dan
pengetahuann umum tentang konsep- konsep yang dikembangjan untuk mengkaji gejala-gejala
social sehingga daya tangkap, presepsi, dan penalaran mahasiswa terhadap lingkungan social
meningkat, dengan demikian kepekaan sosialnya pun bertambah.
Tujuan matakuliah ISD adalah membantu perkembangan wawasan pemikiran dan
kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan cirri-ciri
kepribadian yang diharapkan dari setiap tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain,
serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.
Ilmu budaya dasar (IBD) dalam kelompok ilmu pengetahuan termasuk dalam kelompok
pengetahuan budaya (the humanistic), tetapi tidak identik dengan pengetahuan budaya itu
sendiri. IBD berbeda dengan pengetahuan budaya. pengetahuan budaya mengkaji masalah
masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya, sedangkan IBD mengkaji masalah
kemanusiaan dan budaya. IBD budaya ialah suatu pengetahuan yang menelaah berbaga i 
masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian yang berasal dari dan telah
dikembangkan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan atau keahlian.
Adapun yang menjadi pokok kajian IBD adalah berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya serta hakikat manusia yang
satu. termasuk pula didalamnya pemahaman akan system nilai budaya, yaitu konsepsi tentang
nilai yang hidup dalam pikiran sebagian besar masyarakat. system nilai budaya berfungsi sebagai
pedoman bagi sikap mental, pola pikir dan pola prilaku warga masyarakat.
IBD merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan dasar dan umum mengenai
konsep-konsep budaya untuk menkaji masalah kemanusiaan dan budaya. pendek
SURAT PERNYATAAN PENCICILAN PEMBAYARAN

Kepada
Yth. Ketua PPMB Widya Dharma Pontianak
Di Pontianak

Dengan hormat,
Dengan surat ini, saya:

Nomor Pendaftaran : 20G30019369W (233/EMP/0/3/2020)


Nama : Christian Ardo
NIK : 6103102312020003
Tempat, Tgl. Lahir : Sotok, 23 Desember 2002
Alamat Rumah : Dusun Entubah, Desa Engkahan, Kec. Sekayam, Kab. Sanggau

Hendak mengajukan permohonan pencicilan biaya pendaftaran mahasiswa baru tahun akademik
2020/2021 yang berjumlah Rp. 9.540.000 dengan perincian sebagai berikut:
1. Tgl. 7 September 2020, daftar ulang bayar SPP Rp. 2.540.000
2. Tgl. 26 Oktober 2020, bayar DPP1 Rp. 3.500.000
3. Tgl. 30 November 2020, bayar DPP2 Rp. 3.500.000

Demikian permohonan saya, jika saya tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati, saya
bersedia dikenakan sanksi akademik dari Universitas Widya Dharma Pontiakan.
Aas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Pontianak, 6 September 2020


Mengetahui orang tua/wali Hormat saya,

Akuandra Dino Christian Ardo


NIK. 6103100112830001 No. Daftar (233/EMP/0/3/2020)

Mengetahui:
Ketua PPMB WD 2020/2021
atan pokok kajian IBD dilakukan dengan menggunakan pengetahuan dasar dan umum tentang
konsep budaya dari berbagai keahlian pengetahuan buadaya maupun degan menggunakan
masing-masing keahlian dalam pengetahuan budaya.
Tujuan IBD adalah mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pemikiran dan kemampuan kritikalterhadap masalah-masalah budaya sehingga daya
tangkap, presepsi, dan penalaran budaya mahasiswa menjadi halus dan manusiawi.
Namun dalam rangka evektifitas dan keterpaduan maka sesuai SK dirjen dikti no 44/2006
pengorganisasian materi maupun teknik penyajiannya digabungkan menjadi ISBD. dengan
demikian ISBD dapat dikatakan sebagai paduan atau integrasi dari kajian ISD dan IBD. sebgai
integrasi dari ISD dan IBD , ISBD memiliki kompetensi dasar menjadi ilmuan yang professional,
yakni yang berfikir kritis, kreatif, sistematik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, serta memiliki
kepekaan dan empati terhadap solusi pemecahan masalah social dan budaya secara arif (SK
dirjen Dikti No, 44 tahun 2006).
2.      Ruang lingkup ISD,IBD, dan ISBD
ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan kepada manusia yang diharapkan akan cepat
tanggap serta mampu menghadapi dan menanggulangi masalah-masalah dalam kehidupan
masyarakat (masalah social). dengan mengetahui dan mengorientasikan diri kedalamnya, paling
tidak ia harus mempu mengetahui kea rah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalahan
yang dihadapi.

A. ISBD SEBAGAI MATA฀ULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARA฀AT (MBB) DAN


PENDIDIKAN UMUM
ISBD merupakan kelompok MBB di perguruan tinggi menurut keputusan menteri pendidikan
nasional republic Indonesia nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurukulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang dicakup dalamsuatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum
terdiri atas:
a. Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Adalah Kelompok Bahan Kajian Dan
Pelajaran Untuk Mengembangkan Manusia Indonesia Yang Beriman Dan Bertaqwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berbudi Pekerti Luhur, Berkepribadian Mantap Dan Mandiri, Serta
Mempunyai Rasa Tanggung Jawab Kemasyarakatan Dan Kebangsaan.
b. Kelompok Mata Kuliah Keilmuan Dan Keterampilan (MKK) Adalah Kelompok Bahan Kajian
Dan Pelajaran Yang Ditujukan Terutama Untuk Memberikan Landasan Penguasaan Ilmu Dan
Keterampilan Tertentu.
c. Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB) Adalah Kelompok Bahan Kajian Dan
Pelajaran Yang Bertujuan Untuk Menghasilkan Tenaga Ahli Dengan Kekaryaan Berdasarkan
Tenaga Ilmudan Keterampilan Yang Dikuasai.
d. Kelompok Matakuliah Prilaku Berkarya (MPB) Adalah Kelompok Bahan Kajian Dan Pelajaran
Yang Bertujuan Umtuk Membentuk Sikap Dan Perilaku Yang Diperlukan Seseorang Dalam
Karya Menurut Tingkat Keahlian Berdasarkan Dasr Ilu Keterampilan Yang Dikuasai.
e. Kelompok Metakuliah Berkrhidupan Bermasyarakat (MBB) Adalah Kelompok Bahan Kajian
Dan Pelajaran Yang Diperlukan Untuk Dapat Memahami Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat
Sesuai Dengan Pilihan Dengan Keahlian Dalam Berkarya.

B. ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SOSIAL BUDAYA


ISBD sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan social dan konsep-konsep
budaya kepada para mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social, kemanusiaan, dan budaya.
selanjutnya, diharapkan mahasiswa peka,tanggap,kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah
social dan budaya secara arif.

Pendekatan dalam ISBD lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu
social dalam menghadapi masalah social. pendekatan dalam ISBD bersumber dari dasar- dasar
ilmu social dan budaya yang bersifat terintegrasi.ISBD digunakan untuk mencari pemecahan
masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu social
dan budaya. sedangkan pendekatan dalam ilmu social lebih bersifat subjek oriented, artinya
berdasarkan sudut pandang dari ilmu social tersebut. misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu
masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi
pula.
            Pendekatan dalam ISBD akan memperluas pandangan bahwa
masalah social, kemanusiaan, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. dengan
wawasan ini pula maka mahasiswa tidak jatuh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. sebuah
ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. dewasa ini
perkembangan sebuah masalah semakin kompleks. kajian atas suatu masalah membutuhkan
berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata lain colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. dalam bahasa belanda, cultur berarti sama dengan culture,
cultur atau culture bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. dengan demikian
kata budaya ada hubungannya dengn kemampuan manusia dalam mengelola sumber-sumber
kehidupan, dalam hal ini pertanian. kata culture juga terkadang diterjemahkan sebagai kultu 
r dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sebagai system pengetahuan yang meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan bersifat abstrak. sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi social,religi,seni, dan lain-lain, yang kesemuannya ditujukan untuk membentu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya.

1. Etika Manusia Dalam Berbudaya


Kataetika berasal dari bahasa yunani, yaitu etos, secara etimologis etika adalah ajaran
tentang baik-buruk, yang diterima umum tentang sikap,perbuatan,kewajiban dan sebagainya.
etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin), akhlak atau kesusilaan.
etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-
masalah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk. dalam hal
ini , etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan dengan baik-
buruk perbuatan manusia.

Namun, etika memiliki makna yang bervariasi, bertens menyebutkan ada tiga jenis makna
etika sebagai berikut.
a. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
orang dalam mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud di sini adalah kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk. disini etika sama artinya dengan filsafat
moral
Etika sebagai nilai dan dan norma etik atau moral berhubungan denganmakna etika yang
pertama nilai-nilai etik adalah nilai tentang bik buruk kelakuan manusia. nilai etik diwujudkan
kedalam norma etik, norma moral atau norma kesusilaan.
Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut
kehidupan pribadi. pendukung norma etik adalah nurani individu dan bukan manusiasebagai
makhluk social atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir.norma ini dapat melengkapi
ketidakseimbangan hidup pribadi dan mencegah kegelisahan diri sendiri.
Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar terbetuk kebaikan akhlak pribadi guna
pnyempurnaan bentuk manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat.
membunuh,berzinah,mencuri dan sebagainya, tetapi dirasakan juga sebagai bertentangan dengan
norma kesusilaan dalam setiap hati nurani manusia. orma etik hanya membebani manusia dengan
kewajiban-kewajiban saja.

KONTAK SOSIAL DAN JARAK SOSIAL


            Kini kita tidak lagi membicarakan perlengkapan psikologis dari
kehidupan individual tetapi memusatkan perhatian terhadap proses-proses sosial yang mendasar,
yyang serta merta mempegaruhi perkembangannya. Di sini hanya akan dibahas sedikit saja dari
proses sosial yang mendasar itu, namun demikian pentingnya sehingga tak ada kehidupan
individual dan kehidupan sosial yaang dapat dijelaskan dengan sempurna tanpa pengetahuan
yang mendasar itu. Proses yang dimaksud, sebagai contohnya ialahkontak sosial , dan isolasi
sosial.
            Sosiolog yang hanya lebih mengutamakan mempelajari fenomena yang
disebut ‘masyarakat luas’ (Great Society) seperti mobilitas sosial, stratifikasi sosial, dan pranata sosial,
tanpa mwnghubungkan studinya dengan penyelidikan yang cermat terhadap proses sosial yang mendasar
ini kemungkinan besar belum dapat menampilkan suatu analisa setepatnya bagaimana mestinya.

Kita mesti membedakan dua jenis kontak sosial. Pertama, kontak primer, yakni kontak yang
dikembangkan secara intim dan mendalam berupa pergaulan tatap muka di mana hubungan secara visual
dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan pendengaran senantiasa digunakan. Kedua, kontak
sekunder, yakni kontak yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar. Orang yang
secara mental terbentuk oleh kontak primer, dan oleh ide-ide primer, mengembangkan ciri-ciri yang
berbeda daripada mereka yang di bentuk oleh kontak sekunder. Sekedar contoh, dapat dibandingkan
antara seorang wanita yang fungsi utamanya sebagai nyonya rumah tangga dan sebagai seorang ibu
dengan seorang manajer pabrik atau dengan seorang politisi. Sudah tentu terdapat hubungan antara ciri-
ciri kepcribadian yang dikembangkan melaui kontak primer dan kontak sekunder. Keinginan untuk
menghargai publik selalu terjadi sebagai pemindahan faktor psikologis, sekurang-kurangnya sebagian,
sebagai pengganti keterbatasan keintiman dari tanggapan yang dialami ditengah-tengah kehidupan
keluarga.

Klasifikasi lain dari kontak sosial, dapat pula dibuat atas dasar sudut pandangan psikologis
dan sosiologis. Orang yang tidak termasuk ke dalam kelompok kita sendiri, tidak termasuk ke
dalam bidang kontak primer kita. Kita tidak menganggap mereka sebagai anggota kelompok kita
yang sesungguhnya tetapi kita membuat penggolongan atau kategori terhadap mereka. Ini berarti
bahwa kita mengklasifikasikan mereka dalam pengertian perbedaan derajat simpati atau antipati
terhadap mereka. Di sini kita berhadapan dengan dasar atau asal mula dari prasangka. Perasaan
simpati berhubungan dengan perbedaan kategori dan kelompok-kelompok menciptakan apa yang
dapat kita klasifikasikan misalnya sebagai: ‘orang negro’, ‘orang Jerma’, ‘orang Yahudi’, ‘orang
asing’, ‘orang luar’, ‘mereka’, dan sebagainya.

Dalam hubungan persahabatan sejati, unsur penggolong- golongan yang terdapat dalam
kontal personal, tidak muncul. Persahabatan sejati ini didasarkan atas hubungan simpati yang
berarti suatu keinginan untuk mengidentifikasikan kepentingan. Ungkapan ‘kita’ secara tak
langsung menyatakan adanya saling mengidentifikasikan diri masing-masing dan difusi
kepribadian. Ungkapan ‘tetangga kita’ dalam pengertian tertentu, pada dasarnya berarti kita
sendiri. Semakin individualis seseorang, semakin sukar baginya untuk berusaha
mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Malahan, perasaan yang mendua atau bercabang
biasanya muncul ditengah-tengah pengidentifikasian diri, dan masing-masing cabang perasaan
itu besar perbedaannya. Persahabatan dan perkawinan, adalah dua jenis antara hubungan yang
sedikit banyak berhasil menyalurkan atau menyatukan perasaan yang bercabang itu.

Tempat pengalaman yang paling awal dari kesatuan sosial dan identifikasi, terdapat pada
kelompok primer atau kelompok tatap muka seperti keluarga, kelompok teman sepermainan,
hubungan tetangga, klub, masyarakat faternal atau sekolah. Perasaan cinta, kepahlawanan dan
keberanian, begitu juga mabisi, kesombongan dan dendam kesumat, kesemuanya dibentuk di
dalam kelompok primer. Menurut C.H. Cooley, perasaan cinta kemerdekaan dan keadilan  
yang merupakan cita-cita primer yang mendasari ajaran kristen demokrasi dan sosialisme,
ketiganya didasarkan atas ide-ide dari kelompok primer.
            Kontak di dalam dan di luar kehidupan kelompok, telah dianalisa
oleh sosiolog seperti Sumner, Cooley, dan Burgess. Menurut mereka, hubungan simpati internal
yang egotisme kelompok menghasilkan dua standar perasaan yang berbeda. Di satu pihak,
kemauan baik, kerjasama, dan saling percaya di antara sesama anggota kelompok sendiri. Di lain
pihak, perasaan bermusuhan dan kecurigaan terhadapanggota kelompok lain. Hubungan
persaudaraan di kalangan anggota kelompok sendiri dan perasaan bermusuhan terhadap anggota
kelompok lain atau terhadap ‘out-group’ adalah dua hal yang saling berhubungan. Perlawanan
dan permusuhan yang gawat terhadap orang asing atau terhadap kelompok lain, memperkuat
solidaritas di kalangan sesama anggota kelompok sendiri sehingga perselisihan yang terjadi di
kalangan internal kelompok sendiri, tidak dapat melemahkan permusuhan itu.

A. JARAK SOSIAL
            Dalam setiap kontak sosial, secara tak langsung menyatakan suatu
jarak sosial. Jarak sosial itu mungkin berati jarak eksternal atau jarak internal atau jarak mental. Seluruh
jenis dan aneka ragam kehidupan sosial dan kultural tak kan dapat dijelaskan dengan memadai tanpa
mengkategorikan jarak sosial. Tanpa jarak sosial, takkan ada obyek dan takkan ada kehidupan sosial itu
sendiri. Pengambilan jarak, pada waktu bersamaan adalah salah satu dari pada perilaku yang penting
untuk mempertahankan dan untuk melanjutkan otoritas peradaban manusia. Demokrasi mengurangi jarak
sosial.

Ungkapan bahasa Jerman ‘drei Schritt von Leib’ (tiga langkah dari manusia) digunakan
untuk menandai sikap pemeliharaan jarak dari seseorang menggambarkan dengan sempurna
keadaan masyarakat dimana jarak ruang pada waktu bersamaan mengungkapkan ketakutan dan
rasa hormat.langkah pertama ialah jarak normal antara anggota dari suatu masyarakat. Jarak dari
tiga langkah selanjutnya, merupakan pemaksaan terhadap orang yang berada di luar kelompok
dominan sebagai tanda dari status yang disubordinasikan di dalam hirarki masyarakat yang ketat.
Jarak yang berlebih ini, yang dapat dipertentangkan dengan keadaan berkurangnya jarak
menggambarkan keintiman. Keintiman yang berhubungan erta dengan keakraban dan kontak
pisik yang terjadi antara individu dalam kelompok, sekali lagi menunjukkan kenyataan bahwa
jarak obyektif cenderung berhubungan erat dengan kualitas jarak mental.
            Selama berlangsungnya proses diferensiasi, tipe-tipe jarak yang lebih
kompleks muncul dari jarak ketakutan; sebagai contohnya adalah jarak kekuasaan. Jarak
konvensional yang telah berkembang dengan cepat dalam suatu masyarakat sebagai tanggapan
terhadap keperluan akan keamanan pribadi telah berkembang dengan cepat dalam suatu
masyarakat senagai tanggapan terhadap keperluan akan keamanan pribadi telah berkembng
dalam berbagai masyarakat menjadi suatu simbol antar hungan kekuasaan dan berpengaruh nyata
terhadaap hiraarki sosial.

A. PEMELIHARAAN HIRARKI SOSIAL


            Struktur hirarkis tata sosial, adanya kelas-kelas
dantingkatan dalam kehidupan, dalam sebagian besar kasus ditunjang oleh sejenis jarak tertentu.
Jarak yang jelas kelihatan di dalam pergaulan sosial dan di dalam penyelesaian obyek kultural
yang dimiliki masyarakat, memelihara suatu stratifikasi sosial melalui peralatan mental yang
cenderung menggantikan kedudukan kekuasaan. Sistem berpakaian yang sangat canggih dan
tatakrama, gaya berbicara, sikap dan adat kebiasaan, dapat dipergunakan untuk memelihara jarak
antara kelompok penguasa dan oraang yang dikuasainya. Tugas tersembunyi sistem tersebut
ialah untuk menciptakan jarak dan dengan demikian untuk mengawetkan kekuasaan minoritas
penguasa.
            Jarak digambarkan dengan sendirinya oleh bentuk pergaulan
sosial dan oleh jarak obyek tertentu dalam lingkungan kebudayaan masyarakat tertentu.
Pergaulan sosial, dapat terbentuk dalam dua cara. Pertam, dengan membatasi atau meniadakan
kerjasama antara dua kelompok penguasa dan yang dikuasai. Misalnya dengan melarang
perkawinan campuran antara aanggota kedua kelompok atau dengan memantangkan makan
bersama pada satu meja atau dengan memantangkan makan suatu sistem kebiasaan yang
canggih, yang menonjolkan jarak antara strata masyarakat yang berbeda.
            Melalui penyatuan mayoritas orang yang tertindas secara mendadak,
maka setiap kelompok penguasa dapat digulingkan. Karena itu prinsip memecah-belah dan
kemudian menguasai- devide and rule-selalu diikuti oleh kelompok penguasa dan bila
pelaksanaan prinsip ini berhasil baik maka stabilitas sistem sosial yang ada akan terjamin.
Namun demikian bukan hanya pergaulan sosial dimana masing-masing strata sosial dan antara
strata sosial.

A. FUNGSI SOSIAL DARI ISOLASI


Isolasi adalah situasi marjinak kehidupan sosial. Situasi ini meniadakan kontak sosial.
Bentuk isolasi yang paling sederhana diciptakan oleh rintangan alam seperti
pegunungan,sungai,lautan,hutan,atau padang pasir. Rintangan alam sering mempertahankan
isolasi. Baik individu maupun kelompok dapat terisolasi, dan akibat terpentingnya ialah
timbulnya individualisasi dan perlambatan perkembangan.
Setiap individu atau kelompok yang terkecil dari hubungannya dengan individu atau
dengan kelompok lain cenderung berkembang menjadi individu atau sebuah komunitas yang
menyimpang atau berbeda dengan yang lain. Dikatakan  demikian karena individu atau
kelompok itu hanya akan menyesuaikan diri mereka sendiri dengan kondisi mereka yang khas
itu saja tanpa saling mempengaruhi dan saling memberi kesan kapada individu atau kelompok
lain. Akibat dari ketiadaan kontak dengan pihak lain itu maka individu atau kelompok yang
bersangkutan tidak mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi pada individu atau
pada unit sosial yang lain. Suatu fenimena yang kita sebut `perubahan yang tidak proporsional`

B. BERBAGAI JENIS ISOLASI SOSIAL


Ada dua jenis utama isolasi sosial: isolasi ruang dan isolasi organik. Isolasi ruang, dapat
dipaksakan dari luar dengan meniadakan kontak seperti yang terjadi ketika seseorang dikucilkan
dari pergaulan komunitasnya atau dipenjarakan. Akibatnya,individu akan tercabut dari
perlindungan kelompoknya atau dalam kasus seekor binatang,akan terlepas dari gerombolannya.
Sangat menarik bahwa seekor binatang jantan pemimpin gerombolannya jika terpisah dari
sgerombolannya terkenal dikalangan pemburu sebagai binatang buruan yang sangat ganas dan
berbahaya. Ia menjadi lebih agresif dan lebih ganas dari pada binatang yang tetap kontak dengan
gerombolannya. Hal yang agak mirip terjadi pada diri orang yang dikucilkan atau
dipenjarakan,dan hingga derajat tertentu juga terjadi pada orang asing yang berada dalam suatu
masyarakat yang bukan lingkingannya sendiri,memperlihatkan kecenderungan lebih besar untuk
bertingkahlaku anti sosial. Menarik pula,dijerman istilah untuk menyatakan perasaan `tidak
senang` atau `menyedihkan`dan istilah untuk menyatakan `hidup diluar negeri` mempunyai akar
kata yang sama. Tingkahlaku anti sosial dan kadang-kadang juga kehausan untuk membalas
dendam adalah khas merupakan akibat mental dari hukuman penjara dalam kurungan, yang
merupakan bentuk ekstrim dari pengucilan yang dipaksakan. Banyak orang yang berkemauan
baik,yang dipengaruhi oleh tradisi,agama dan pandangan moral di awal abad ke ฀9 mengira
bahwa pemenjaraan dalam kurungan dan kesepian yang ditimbulkannya, dapat memperbaiki
karakter narapidana,dan akan memudahkan upaya mengubah mereka menjadi orang-orang baik
kembali.
Kerahasiaan pribadi (privacy) juga mencerminkan tipe isolasi sebagian tertentu.
Kerahasiaan pribadi secara tak langsung menyatakan bahwa ruang lingkup inti pengalaman
pribadi kita dilindungi dari pengaruh kontak sosial. Orang moderen sering mencoba untuk
menyembunyikan sebagian dari kepribadiannya terhadap kontrol publik. Disini kita berbucara
tentang kerahasiaan pribadi kita sendiri.
Kita dapat melihat suatu perkembangan yang serupa pada latar belakang sosial dan politki ketika
kita mengamati bagaimana negara liberal moderen menahan diri untuk tidak mencampuri dan
mengganggu urusan pribadi individu warganya,sejauh mungkin di pantangkan mengatur dan
mengendalikan keyakinan pribadi, kesadaran pribadi dan perasaan-perasaan yang bersifat
pribadi. Atau dalam kehidupan kota moderen kita melihat perlindungan kehidupan pribadi warga
kota dari penilaian publik. Kehidupan masyarakat desa tak mengenal adanya baik privasi
internal maupun privasi eksternal demikian. Kehidupan masyarakat desa sebagai keseluruhan
biasanya menyangkut pula kehidupan rumah- tangga dan kehidupan perseorangan petani.
Bahaya privasi yang berlebih-lebihan ialah bahwa dalam keadaan demikian dapat
mendorong kearah terbelahnya kepribadian. Dunua kesadaran terdalam dari privasi dan dunia
aktifitas bersama, kehilangan hubungannya dan karena itu orang lalu hidup dalam dua dunia
yang saling terpisah. Kretschmer dan shelddon menyatakan bahwa gejala penyakit jiwa dalm
bentuk kesukaan mengasingkan diri (schizofrenia) ini sebagai salah satu ciri dari aliran
psikoanalisa mereka.
Privasi tentu saja juga mempunyai makna produktif bagi kultur, jika ia tidak menampilkan isolasi
absolut tetapi hanya suatu isolasi sebagian. Aspek privasi yang bermanfaat ini telah di selidiki
oleh pemimpin suatu gerakan keagamaan. Hasilnya ternyata bahwa biara bagi rahip-rahip
merupakan suatu alat untuk menciptakan kondisi eksternal tiruan yang dapat memelihara difasi
mereka. Mereka yang hidup dalam biara demikian biasanya adalah orang yang suka
`menyendiri`. Peraturan dikalangan biara ini mengandung anjuran untuk menghindarkan setiap
kontak eksternal. Biara dan peraturannya itu membantu menciptakan kesamaan bidang
pengalaman bersama yang bersifat tiruan. Tujuan yang sama dilanjutkan oleh peraturan biara
yang berhubungan dengan pekerjaan pada waktu senggang. Didalam biaralah kita dapat
menemukan suatu perasaan keagamaan subyektif yang murni.

INDIVIDUALISASI

Kerahasiaan pribadi (privasi) hanyalah satu bentuk individualisasi. Banyak jenis


kekuatan sosial yang membantu perkembangan individualisasi, yang dimaksud individualisasi
ialah proses sosial yang cenderung menyebabkan individu kurang lebih terlepas dari
kelompoknya dan yang menciptakan di dalam dirinya suatu kesadaran diri sendiri mengenai
miliknya diri sendiri.
Dalam menganalisa bagaimana proses individualisasi berlangsung, maka dua kesalahan konsepsi
perlu dikoreksi terlebih dahulu. Pertama, bahwa individualisasi ialah proses yang semata- mata
dibantu oleh individu itu sendiri. Ini didasarkan atas asumsi bahwa seseorang membebaskan
atau kurang bebas sama sekali dari pengaruh kelompoknya, hanya dengan menggunakan
kualitas mental. Kekeliuruan konsepsi kedua didasarkan atas asumsi bahwa individualisasi
terutama adalah proses mental atau spiritual yang tersebar melalui ide-ide umum dari satu
periode waktu atau tempat tertentu. Jika ahli sejarah misalnya berbicara mengenai Renaisan
maka mereka mengumpulkan kalimat-kalimat yang membuktikan bahwa suatu penilaian baru
terhadap individualitas telah muncul pada waktu tertentu dan kemudian menunjukkan bahwa ide
itu swcara berturut-turut diterima oleh kelompok lain dan oleh individu lain. Upaya sosiolog
tidak hanya sekedar mempelajari bahwa ide demikian itu ada pada waktu tertentu tetapi
berupaya pula menemukan bagaimana ide itu timbul.

Saya membedakan empat aspek utama individualisasi,masing-masing sebenarnya masih


dapat dipecah lagi menjadi beberapa sub-aspek.
A. Individualisasi sebagai proses menjadi berbeda dari orang lain.
B. Individualisasi pada tingkat bentuk baru dari penghormatan terhadap sikap sendiri: baik melalui
kesadaran terhadap ke unukan dan kekhasan kepribadian orang lain maupun melalui jenis
penilaian baru terhadap diri sendiri atau pengaturan diri sendiri.

C. Individualisasi dari keinginan-keinginan,yakni mengindividualisasikan hubungan dengan


obyek.,
D. Individualisasi sebagai sejenis perenungan ke dalam diri kita sendiri, yakni sejenis pemusatan
perhatian dan pemikiran terhadap diri sendiri (intriversi) yang secara tak langsung menyatakan
penerimaan pengalaman yang kita miliki sendiri dan meningkatkan kekuatan individualisasi di
sekitar dan di dalam diri kita sendiri. Ini juga dapat dijelaskan sebagai tindakan tidak
menyingkapkan dimensi yang terdalam dari kehidupan seseorang.
Dengan demikian,keempat aspek utama individualisasi itu adalah : menjadi berbeda ;
munculnya jenis penilaian baru terhadap kekhasan kepribadian diri sendiri ; individualisasi
melalui obyek; dan pemasukan kekuatan individualisasi. Keempatnya merupakan fenomena
yang berbeda.

A. PROSES MENJADI BERBEDA.


Perbedaan eksternal dari tipe dan individual menyebabkan terbentunya kelompok baru dimana
ciri-ciri baru ini biasanya di ungkapkan. Munculnya kelompok baru ini dipercepat oleh adanya
pembagian kerja dan dan pembagian fungsi. Pembagian fungsi ini menyebabkan perkembangnya
ciri-ciri profesional. Kelompok baru serupa itu sedikit banyak memungkinkan individualitas
dalam keanggotaannya menurut intensitas dan volume organisasi dan peraturan internal. Bahkan
misalnya perbedaan antara tenaga kerja ahli dan tenaga kerja pelaksna dalam suatu pabrik.

Penetapan libido individu yang keras terbentuk oleh keluarga kecil. Contohnya libido
terhadap tokoh ibu atau tokoh ayah adalah lebih besar dalam tipe keluarga tertentu daripada
dalam tipe keluarga yang lain. Dalam kelompok keluarga primitif, setiap anak mempunyai
beberapa orang ibu sekaligus karena dalam kelompok keluarga demikian seluruh ibu-ibu yang
setingkat usianya dipanggil ibu oleh semua anak-anak mereka. Dalam keluarga kecil monogami,
kepastiannya lebih besar dan disitu terlihat kasih sayang yang sedemikian mendalam dari
seorang ibu, dan dalam keluarga yang beranak tunggal lebih mencolok lagi dibandingkan dengan
keluarga yang beranak,katakan lah sepuluh orang misalnya.

B. INDIVIDUALISASI SEBAGAI INTROVERSAL


Melalui pengetahuan tentang individualisasi,dapat diketahui kepribadian yang
mendalam,yang disebut; introyeksi. Tingkatnya dapat ditelusuri. Tingkat merenggang, menjadi
terpencil yang ditandai oleh kenyataan bahwa individu mengundurkan kekuatan libidonya ke
dalam dirinya sendiri. Gejala seperti ini sering ditemukan dalam kehidupan kota besar di mana
dirasakan kurangnya keeratan hubungan persahabatan dan keramahtamahan dan kebingungan
yang disebabkan karena pada umumnya komunitas kehilangan kekuatan ekspresifnya, karena
misalnya bentuk-bentuk pemujaan dan upacara kehilangan makna kebersamaannya dan makna
perseorangannya. Hilangnya jarak aktivitas karena demikian sibuknya,keterbatasan
kemungkinan untuk membagi ekspresi emosional, kesemuanya itu memberikan andil terhadap
merenggangnya hubungan, introspeksi dan pengarahan perhatian ke dalam diri sendiri
(indwardness) dan memberikan andil terhadap sublimasi energi menuju kepada suatu kesukaan
memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain (introversion). Proses ini, yang
berkombinasi dengan munculnya kecintaan terhadap diri sendiri,memungkinkan terbentuknya
cinta romantis.

C. INDIVIDUALISASI DAN SOSIALISASI


      Di mana kesadaran terhadap diri sendiri adalah dominan maka di situ selalu
terdapat pengutamaan baik terhadap diri sendiri maupun pengutamaan diri kita sendiri terhadap
diri orang lain. Jika kita berbicara tentang seseorang yang suka mementingkan diri sendiri atau
yang memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri, maka kita berfikir mengenai dia sebagai
orang yang kurang mampu melihat barang sesuatu dalam hubungannya dengan sudut pandang
orang lain. Orang serupa itu belum secara keseluruhannya melewati fase awal dari kesadaran
sosial di dalam mana kita melihat barang sesuatu hanya dalam hubungannya dengan kita.

MANUSIA DAN LINGKUNGAN


            Lingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan
memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan memengaruhi
lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan kehidupan manusia sudah diakui
para pemikir dan tokoh dunia sejak dahulu.
            Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek goegrafi dan
lembaga politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim memengaruhi perilaku iklim
memengaruhi perilaku politik.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya,
manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha
menyesesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan
hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –istilah Toynbee-
senagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung
kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang
membatasinya.
Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara,cuaca, suhu) dan faktor
biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Lingkungan bisa terdiri atas lingkungan alam dan
lingkungan buatan. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan Tuhan untuk manusia.
Lingkungan alam terbentuk karena kejadian alam. Jenis lingkungan alam antara lain air, tanah,
pohon, udara, sungai, dan lain-lain. Lingkungan buatan dibuat oleh manusia. Misalnya
jembatan, jalan, bangunan rumah, taman kota, dan lain-lain. Ada pula lingkungan alam, tetapi
sudah merupakan hasil peradaban manusia.
Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan
buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial
budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya
berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan
simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata
ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan)
Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.
1.       Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
2. Menumbuhkan kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
2. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.
3. Memberikan saran dan pendapat.
4. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

Manusia mengusahakan agar lingkungan mempunyai daya dukung lingkungan hidup dan
daya tampung lingkungan hidup secara baik. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya
tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk kedalamnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mencapai kelsestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun
manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan
yang akan datang.
e. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah Negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Suryadi Culla. ฀999. Masyarakat Madani. Jakarta: Grasindo. Bambang Daroeso. ฀986.
Dasar Konsep Pendidikan Moral.
Semarang: Aneka Ilmu.
Bambang S. Mintargo.฀993. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti.
Darji Darmodiharjo. ฀979. Santiaji Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional.
Dirjen Dikti.2003. Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat. Jakarta: Proyek Peningkatan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti, Depdiknas.
Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Enail. Salim. ฀993. Pembangunan Berwawasan Lingkungan.
Jakarta: Pustaka LP3s Indonesia.
Franz Magnis Suseno. 200฀. Etika Politik: Prinsi-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern.
Jakarta: Gramedia.
Hendra Yuliawan. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surakarta: Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai