Anda di halaman 1dari 24

FLORENSIUS BENTAR

NIM. E8512120001
PENDIDIKAN BERKUALITAS
1. Pendidikan dan Latihan
Menghasilkan tenaga kerja yang lebih baik kualitasnya dan
meningkatkan produktivitas kerja.
2. Gizi dan kesehatan masyarakat
keadaan gizi dan kesehatan masyarakat sangat mempengaruhi
kualitas Sumber Daya Manusia
3. Kondisi lingkungan dan sosial budaya
Kondisi hidup yang berkualitas rendah dengan berbagai
pencemaran dan semangat kerja yang rendah serta masyarakat
yang merasa tidak menikmati hasil pekerjaan secara adil akan
menurunkan kualitas kerja.
"Kesetaraan gender tidak hanya penting dari sisi moralitas,
keadilan, tetapi juga sangat penting dan relevan dari sisi
ekonomi,"

"Tantangan kesejahteraan gender diukur dari gender gap.


Indonesia berada di rangking 93. Indikator gender gap ada
empat, yaitu pertama partisipasi ekonomi, kedua kesetaraan dan
pencapaian pendidikan, ketiga kesehatan serta survivability dan
keempat political empowerment atau pemberdayaan politik,"

Pada gap pendidikan, Pemerintah memberikan Program


Keluarga Harapan bagi keluarga miskin agar tidak alasan untuk
anak perempuannya tidak bisa sekolah karena alasan ekonomi.
Dalam keluarga dan masyarakat, perempuan juga seharusnya
bisa didorong agar dapat memilih bidang studi yang didominasi
laki-laki seperti matematika dan science karena bidang studi
tersebut tidak mengenal gender.
Tujuan 6 TPB adalah menjamin ketersediaan serta
pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua. Dalam rangka mencapai
tujuan air bersih dan sanitasi layak pada tahun 2030,
ditetapkan 8 target yang diukur melalui 40 indikator.
Target-target tersebut terdiri dari akses terhadap air
minum layak, akses terhadap sanitasi layak, kualitas
air dan limbah, serta pemanfaatan, pengelolaan dan
pelestarian sumber daya air. Upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan
yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
organisasi nonpemerintah
Energi merupakan kebutuhan mendasar yang berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
itu, strategi penyediaan serta distribusinya menjadi hal yang penting.
Kebutuhan energi akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah
penduduk, dan sumber energi yang digunakan jumlahnya terbatas
sehingga perlu dicari dan mulai digunakan energi alternatif yang lebih
berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan untuk menjamin akses energi yang
terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua lapisan
masyarakat pada tahun 2030, ditetapkan 5 target yang diukur melalui
6 indikator. Target-targetnya meliputi akses universal layanan energi
yang terjangkau, andal dan modern, meningkatkan pangsa energi
terbarukan dalam bauran energi global dan melakukan perbaikan
efisiensi energi di tingkat global.
Perekonomian berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
perkembangan teknologi. perekonomian tumbuh rata-rata sebesar 5,11 persen per tahun.
Kondisi ekonomi, dari sudut pandang pertumbuhan produksi lapangan usaha atau kategori
ekonomi, termasuk membanggakan. Sektor tersebut antara lain pertanian, industri
pengolahan, konstruksi, perdagangan, informasi dan komunikasi.
Tujuan 8 berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Target-targetnya meliputi mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita; mencapai
tingkat produktivitas ekonomi lebih tinggi; menggalakkan kebijakan pembangunan yang
mendukung kegiatan produktif; penciptaan lapangan kerja layak; mendorong formalisasi dan
pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM); mengurangi proporsi usia muda yang tidak
bekerja; tidak menempuh pendidikan atau pelatihan (NEET); mempromosikan pariwisata
berkelanjutan; memperkuat lembaga keuangan.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan tingkat kesuburan tanah,
belum memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan rakyat
Indonesia yang dibuktikan dengan adanya tingkat kemiskinan dan berakibat
terhadap gizi buruk di Indonesia. Mengapa hal ini dapat terjadi? Menurut
hemat saya bahwa negara yang memiliki sumberdaya yang melimpah belum
menangani dengan optimal terhadap industri pertanian di Indonesai baik dari
sisi pengelolaan sumberdaya, proses dan pemanfaatan sumberdaya
pertanian tersebut. 
Pertanyaan berikutnya adalah mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan
selain adanya ketimpangan kepemilikan lahan yang menyebabkan industri
pertanian belum optimal adalah karena: 
Pertama, faktor sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian di Indonesaia
rata-rata berusia lanjut dengan kapasitas pemahaman terhadap pengelolaan
masih lemah karena tidak didukung oleh ilmu pengetahuan yang cukup. 
Kedua, daya dukung proses produksi belum tercukupi karena rata-rata petani
di Indonesia dalam menggarap lahan masih menggunakan cara-cara
tradisional sehingga biaya menjadi tinggi dan hasil kurang optimal. 
Berkurangnya Kesenjangan
Goal 10 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau
yang dikenal dengan sebutan SDGs memiliki tujuan mengurangi
ketimpangan didalam dan antar negara.Mengurangi
ketidaksetaraan, kebijakan harus bersifat universal,
memperhatikan kebutuhan populasi kurang beruntung dan
terpinggirkan. SDGs dalam universitas berfokus pada penelitian
universitas tentang kesenjangan sosial, kebijakan mereka
tentang diskriminasi dan komitmen universitas untuk merekrut
staf dan siswa dari kelompok yang kurang terwakili.
Tujuan 11 TPB adalah menjadikan kota dan pemukiman inklusif,
aman, tangguh dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan
kota dan permukiman yang berkelanjutan pada tahun 2030, melalui
RAN TPB ditetapkan 10 target nasional. Target-target tersebut
antara lain meliputi pembangunan kota yang terpadu, infrastruktur
dan pelayanan perkotaan, serta risiko bencana dan perubahan iklim
di perkotaan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-
target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan
yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi
nonpemerintah.
Untuk mewujudkan Tujuan 11 Kota dan Pemukiman yang
Berkelanjutan, didasarkan pada strategi Pemenuhan layanan Dasar
Masyarakat Miskin, dengan arah kebijakan Penyediaan Tempat
Tinggal yang Layak dengan prioritas masyarakat berpenghasilan
rendah.
Tujuan 12 TPB adalah menjamin pola produksi dan konsumsi yang
bertanggungjawab. Dalam rangka mencapai tujuan konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab pada tahun 2030, pada dokumen RAN ditetapkan 11 target
yang diukur melalui 19 indikator. Target-target tersebut terdiri dari pencapaian
pelaksanaan 10 tahun kerangka kerja konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab, pengelolaan bahan kimia dan limbah B3, serta pencapaian praktek usaha
berkelanjutan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target
tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan
oleh pemerintah maupun nonpemerintah.
Strategi untuk mencapai Tujuan 12 Menjamin Produksi dan Konsumsi yang
Bertanggungjawab di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah: (1) Inventarisasi dan
sinkronisasi kebijakan sektor-sektor prioritas terkait dengan pola konsumsi dan
produksi berkelanjutan, (2) Menggalakkan penggunaan teknologi bersih untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan mengurangi limbah, (3)
Penyebaran informasi ketersediaan produk ramah lingkungan bagi
konsumen/masyarakat mengenai manfaat produk tersebut, (4) Pengembangan
standar produk ramah lingkungan yang terukur, (5) Pengembangan peraturan
dan standar pelayanan publik dalam penerapan pola konsumsi berkelanjutan, (5)
Meningkatkan penanganan kerusakan lingkungan akibat pembangunan.
Tujuan nasional 13 TPB adalah mengambil tindakan cepat
untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam rangka
mencapai tujuan nasional penanganan perubahan iklim
pada tahun 2030, ditetapkan 5 target yang diukur melalui
8 indikator. Target-target tersebut terdiri dari pengurangan
risiko bencana (PRB), pengurangan korban akibat
bencana, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target
tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan
yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
nonpemerintah.
Untuk mewujudkan Tujuan 13 Penanganan perubahan
iklim, didasarkan pada strategi: (1) Pengelolaan
pencemaran dan kerusakan lingkungan (2) Pengurangan
resiko bencana, dengan arah kebijakan: (1) Pengelolaan
pencemaran dan kerusakan lingkungan (2) Pengurangan
resiko bencana secara komprehensif.
Tujuan 14 TPB adalah melestarikan dan memanfaatkan secara
berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan
nasional ekosistem lautan pada tahun 2030, ditetapkan 10
target yang diukur melalui 15 indikator. Target-target tersebut
terdiri dari tata ruang laut dan pengelolaan wilayah laut
berkelanjutan, penangkapan ikan dalam batasan biologis yang
aman (MSY) dan pemberantasan IUU fisihing, peningkatan
kawasan konservasi perairan dan pemanfaatan berkelanjutan,
serta dukungan dan perlindungan nelayan kecil. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut
dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi nonpemerintah.
Tujuan 15 TPB adalah melindungi, merestorasi dan
meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan eksosistem
daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan
penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehilangan keanekargaman hayati. Dalam
rangka mencapai tujuan nasional ekosistem daratan pada
tahun 2030, ditetapkan 12 target yang diukur melalui 25
indikator. Target-target tersebut terdiri dari tata kelola
kehutanan, konservasi dan keanekaragaman hayati,
melestarikan dan memanfaatkan nilai ekonomi hayati,
penegakan hukum bidang lingkungan hidup, karantina
hewan dan tumbuhan, serta keamanan hayati hewan dan
nabati. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-
target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan
kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
nonpemerintah.
Perdamaian, Keadilan Dan Kelembagaan Yang
Tangguh
Goal 16 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) atau yang dikenal dengan sebutan SDGs
memiliki tujuan mendukung masyarakat yang
damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan. SDGs dalam universitas berfokus
pada bagaimana universitas dapat mendukung
institusi yang kuat di negaranya dan
mempromosikan perdamaian dan keadilan. Ini
mengeksplorasi penelitian universitas tentang
hukum dan hubungan internasional, partisipasi
universitas sebagai penasihat bagi pemerintah dan
kebijakan universitas tentang kebebasan akademik.
Tujuan 17 pada dasarnya merupakan sarana pelaksanaan (means of
implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk mewujudkan seluruh
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Hal ini tercermin dari TPB 17 yang
memiliki target nasional dan indikator yang cukup luas dan beragam dengan 19
target, 25 indikator global yang di Indonesia dijabarkan ke dalam 32 indikator.
Kebijakan Tujuan 17. Untuk mewujudkan Tujuan 17 Kemitraan Untuk Mencapai
Tujuan, didasarkan pada strategi mencari alternatif pembiayaan nonpemerintah
melalui kerjasama dengan badan usaha/swasta dengan arah kebijakan: (1)
Memperkuat partisipasi warga dan kelembagaan lokal dalam industri wisata (2)
Pembentukan lembaga yang khusus menangani KPBU dan investasi
masyarakat lainnya.
Program Tujuan 17. Berdasarkan arah kebijakan yang selaras dengan
pencapaian Tujuan 17 TPB, program yang akan dilaksanakan antara lain: (1)
Program Peningkatan Ekspor dan (2) Pengembangan Ekspor.
Sebagian besar remaja menggunakan waktu luang mereka untuk
kegiatan tidak aktif, sepertiga remaja makan cemilan buatan
pabrik atau makanan olahan, sedangkan sepertiga lainnya rutin
mengonsumsi kue basah, roti basah, gorengan, dan kerupuk.

Perubahan gaya hidup juga terjadi dengan semakin


terhubungnya remaja pada akses internet, sehingga remaja lebih
banyak membuat pilihan mandiri. Pilihan yang dibuat seringkali
kurang tepat sehingga secara tidak langsung menyebabkan
masalah gizi.

Perbaikan gizi pada remaja melalui intervensi gizi spesifik


seperti pendidikan gizi, fortifikasi dan suplementasi serta
penanganan penyakit penyerta perlu dilakukan. Tujuannya
untuk meningkatkan status gizi remaja, memutus rantai inter-
generasi masalah gizi, masalah penyakit tidak menular dan
kemiskinan.
PERKEMBANGAN

Pertumbuhan adalah suatu proses yang dialami oleh manusia dengan adanya penambahan
ukuran tinggi badan dan penambahan jumlah sel yang sifatnya tidak dapat kembali seperti
semula. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang terjadi akibat diernsiasi sel
dalam tubuh manusia menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan sangat penting bagi manusia karena dapat merubah
struktur manusia menuju kedewasaan. Dengan kedewasaan yang dimiliki manusia, manusia
dapat menghasilkan keturunan. Pertumbuhan memiliki proses yang dapat berlangsung
secara cepat. Sedangkan perkembangan memiliki proses yang tetap mengikuti fase
kehidupan manusia
Contoh pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh manusia
1.Ketika masih kecil, manusai masih memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan memiliki
struktut sel yang sedikit. Setelah berkembang menjadi dewasa, maka daya tahan tubuh
manusia akan lebih kuat dan strutkut sel dalam tubuh juga bertambah
2.Pada tubuh manusia, tinggi badan seseorang akan terus bertambah seiring bertambahnya
usia. Selain tinggi badan, volume tubuh, dan kekuatan tubuh akan terus bertambah dan
tidak dapat kembali ke asal.
TRIPLE BURDEN

"Gagal tumbuh pada periode 1000 hari pertama kehidupan


tak hanya mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik, tapi
juga menyebabkan gangguan metabolik khususnya lemak,
protein dan karbohidrat yang akhirnya memicu munculnya
penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes dan penyakit
jantung pada dewasa,"
1000 HPK

Dimensi pembangunan diarahkan pada


upaya kebijakan dan program yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat yang
menghasilkan manusia-manusia
Indonesia yang unggul. Karena itu, salah
satu prioritas pembangunan adalah
pembangunan karakter bangsa, yang
tentunya ditentukan pula oleh kecukupan
gizi.
PENGARUH GIZI TERHADAP KUALITIAS SUATU NEGARA

Hubungan gizi dengan pembangunan bersifat timbal balik, yang artinya bahwa gizi akan
menentukan keberhasilan suatu bangsa, begitupula sebaliknya kondisi suatu bangsa dapat
mempengaruhi status gizi masyarakatnya, terangnya.

Gizi dalam kaitannya dengan pembangunan suatu bangsa berkaitan dengan sumber daya
manusia, karena gizi sebagai sentra untuk pembangunan manusia. Seseorang yang hidup
didukung dengan gizi yang cukup sesuai kebutuhan akan tumbuh dan berkembang secara
optimal dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas (fisik yang sehat, cerdas,
kreatif, produktivitas tinggi).

Kekurangan gizi pada awal kehidupan berdampak serius terhadap kualitas sumber daya
mnusia di masa depan. Hal ini dikarenakan kurang gizi akan menyebabkan kegagalan
pertumbuhan, berat badan lahir rendah (BBLR), kecil, pendek, kurus, serta daya tahan
tubuh yang rendah. Dalam perkembangannya, seorang anak yang kurang gizi akan
mengalami hambatan perkembangan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga berakibat
pada rendahnya tingkat produktivitas di masa dewasa. Kurang gizi yang dialami saat awal
kehidupan juga akan berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang
berujung pada kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, penyakit jantung,
dan penyakit lainnya saat memasuki usia dewasa.

Anda mungkin juga menyukai