Anda di halaman 1dari 20

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “BAHASA INDONESIA
DALAM TEKNIK INFORMATIKA” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran
atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah
satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam
pembuatan tugas makalah ini.

Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pembimbing kami, (…) dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
Latar Belakang Masalah...........................................................................................................3
Rumusan Masalah....................................................................................................................4
Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP..................................................................................................................................20
Kesimpulan.............................................................................................................................20
3

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini
merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nila-nilai sosial.
Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang didalamnya selalu ada nilai-nilai dan
status bahasa tidak dapat ditinggalkan. Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang
juga dapat mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat beragam. Bahasa yang digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai
alat untuk melakukan kontrol sosial. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang
sangat penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang dihasilkan menjadi alat ucap
yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua
aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan maupun secara
tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa.
Dalam hal ini, mahasiswa diingatkan kesadarannya bahwa bahasa Indonesia adalah alat
komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia.

Hal ini mengingat bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapkan diri baik secara
lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir, baik secara etis, estetis, maupun
secara logis. Warga negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesia lah yang akan dapat
menjadi warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya di mana pun mereka berada di
wilayah tanah air dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah NKRI. Oleh sebab itu,
kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian Indonesia. Kemahiran
berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis,
dan tata laku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. Sehingga Bahasa
Indonesia masuk kedalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang
kelak sebagai insan terpelajar akan terjun ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai pemimpin dalam lingkunganya masing-masing. Mahasiswa diharapkan kelak dapat
menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah
4

dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah. Mahasiswa peserta kuliah perlu
disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa nasional kita.
Mahasiswa juga disadarkan akan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa lingua franca yang
berpotensi untuk mempersatukan seluruh bangsa.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian fungsi Bahasa?

2. Apa saja fungsi Bahasa menurut Sumiati Budiman?

3. Apa saja fungsi Bahasa secara khusus dan umum?

Tujuan
1. mengetahui fungsi Bahasa Indonesia

2. Mengetahui apa saja fungsi Bahasa Indonesia baik secara khusus maupun umum.
5

BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari
ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi
dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan
suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyrakat tentunya memiliki bahasa.
Fungsi umum Bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi dan sosial. Pada dasarnya
Bahasa sudah menyatu dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial
membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi, ide, keinginan, dan gagasan dapat disampaikan
lewat bahasa.

Jenis-Jenis Fungsi Bahasa

Dalam komunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa,
baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan. Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya
mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang
digunakannya. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, sarana
untuk kontrol social, dan lain sebagainya. Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
fungsi bahasa menurut Sumiati Budiman, secara umum dan khusus.

Fungsi Bahasa menurut Sumiati Budiman Sumiati Budiman (1987:1) mengemukakan bahwa
fungsi bahasa dapat dibedakan:

a) Fungsi Praktis. Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat
dalam pergaulan hidup sehari-hari.

b) Fungsi Kultural. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan
mengembangkan kebudayaan.

c) Fungsi Artistik. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan)
manusia melalui seni sastra.

d) Fungsi Edukatif. Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6

e) Fungsi Politis. Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk
menyelenggarakan administrasio pemerintahan.

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum

Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah:

a) Bahasa sebagai Sarana Komunikasi Fungsi bahasa untuk berkomunikasi antaranggota


masyarakat digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang
beraneka ragam, misalnya komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja,
komunikasi sosial, dan komunikasi budaya. Untuk itu, pemakai bahasa komunikatif
memerlukan pengetahuan dan keterampilan menggunakan bebagai ragam bahasa yang
dapat mendukung perkembangan pengetahuan, keterampilan, pemikiran, dan sikap yang
hendak dikomunikasikannya. Fungsi komunikasi juga berkaitan dengan ekspresi diri,
karena komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna
jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, komunikasi akan
tercapai dengan baik pula bila ekspresi berterima, dengan kata lain, komunikasi
berprasyarat pada ekspresi diri yang disampaikan. Contoh: kata makro hanya dipahami
oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih
mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami
dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma,
dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau
makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa
intelektualitas, atau nuansa tradisional.
b) Bahasa sebagai Sarana Adaptasi Dan Integrasi Sosial
Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu lingkungan
merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun
dalam lingkungan baru. Hal itu menunjukkan bahwa fungsi bahasa sebagai sarana
adaptasi dapat membuat orang dapat hidup bersama dalam satu ikatan. Dengan demikian,
bahasa merupakan suatu kekuatan yang berkolerasi dengan kekuatan orang lain dalam
integritas sosial. Misalnya: integritas kerja dalam suatu institusi, integritas keluarga,
integritas berbangsa dan bernegara, dan lain-lain. Integritas tersebut menimbulkan
7

berbagai konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam integritas tersebut sehingga


tidak menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.
c) Bahasa sebagai Sarana Kontrol Sosial
Fungsi bahasa sebagai kontrol sosial untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang
terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing mengamati ucapan,
perilaku, dan simbolsimbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Perilaku dan
tindakan itu berkembang ke arah positif dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui
kontribusi dan masukan yang positif. Bahkan, kritikan yang tajam dapat menerima
dengan hati yang lapang jika kata-kata dan sikap baik memberikan kesan yang tulus
tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial, Bahasa mempunyai relasi dengan proses sosial
suatu masyarakat seperti keahlian bicara, penerus tradisi atau kebudayaan,
pengidentifikasi diri, dan penanam rasa keterlibatan (sense of belonging) pada
masyarakat bahasanya. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincangbincang (talk show) di televisi dan
radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa
yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
d) Bahasa sebagai Sarana Ekspresi Diri
Orang tidak memiliki pemahaman tanpa pengungkapan. Bahasa sebagai ekspresi
(pengungkapan) diri atas pemahaman dirinya dapat dilakukan dari tingkatan yang paling
sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan yang amat tinggi.
Selain itu, fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri menyatakan sesuatu yang
disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud
1) Menarik perhatian orang lain (persuasive dan provokatif),
2) Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi,
3) Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik,
4) Menunjukkan keberanian (convidence) menyampaikan ide.
8

Fungsi ekspresi diri itu saling terkait dalam aktifitas dan interaktif keseharian individu,
prosesnya berkembang dari masa anakanak, remaja, mahasiswa, dan dewasa. Contoh:
seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Tulisan - tulisan yang kita
tuangkan kedalam buku merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita
tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati kita dan perasaan
kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi,
pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berfikir kepada surat itu akan
ditunjukkan. Kita akan memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita
hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
e) Bahasa sebagai Sarana Memahami Diri
Dalam membangun karakter, seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi
kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus menyebutkan potensinya, kelemahannya,
kekuatannya, bakatnya, kecerdasannya, intelektualnya, kemauannya, tempramentnya, dan
sebagainya.
f) Bahasa sebagai Sarana Memahami Orang Lain
Untuk menjamin efektivitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain, seperti
dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa
dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual,
emosional, kecerdasan, karakter, paradigma yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar
tempramentnya (sanguinis, melankolis, kholeris, plagmatis), bakatnya, kemampuan
kreativitasnya, kemampuan inovasinya, motivasi pengembangan dirinya, dan lain-lain.
g) Bahasa sebagai Sarana Mengamati Lingkungan
Manusia bagian dari lingkungan sekitar, baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alamnya. Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh
kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memperoleh kreativitas
baru yang menguntungkan, baik bagi dirinya maupun masyarakatnya.
h) Bahasa sebagai Sarana Berpikir Logis
Untuk mengembangkan profesi, keahlian akademis, dan kemampuan intelektual,
seseorang harus mampu berfikir logis. Kemampuan berpikir logis memungkinkan
seseorang dapat berpikir induktif, deduktif, sebab-akibat, atau kronologis sehingga dapat
menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh, runtut, dan konseptual. Melalui
9

proses berpikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan.
Proses berpikir logis merupakan hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang
efektif, sistematis, dan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang
abstrak tersebut menjadi konkret.
i) Bahasa sebagai Sarana Membangun Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan memanfaatkan potensi, pengalaman, pengetahuan, dan
situasi sehingga menghasilkan kreativitas baru yang menguntungkan, baik bagi dirinya
maupun masyarakatnya. Howard Gardner, peneliti kecerdasan, menyimpulkan bahwa
kecerdasan sekurang-kurangnya ada tujuh macam:
1) kecerdasan linguistik, kecerdasan dalam menggunakan bahasa, seperti menggunakan
sistem dan fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraph, wacana argumentasi,
narasi, persuasi, deskripsi, eksposisi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan
menggunakan ragam bahasa secara tepat;
2) kecerdasan logistematis, terkait dengan angka dan logika seperti akutansi, programmer
komputer, teknik, dan lain-lain;
3) kecerdasan spasial, terkait dengan tata ruang seperti arsitektur, fotografer, pelukis dan
lain-lain;
4) kecerdasan musikal, terkait dengan pengolahan nada dan irama menjadi karya musik
yang dapat berfungsi untuk berbagai kepentingan, misalnya terapi, membangkitkan
semangat jantung, menghibur, dan lain-lain;
5) kecerdasan kinestetik-jasmani, terkait dengan kreativitas dan prestasi keolahragaan;
6) kecerdasan antarpribadi, terkait dengan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang
lain, memimpin, bernegosiasi, dan lain-lain;
7) kecerdasan intrapribadi, terkait dengan kemampuan mengendalikan daya pikir dan
emosinya dalam mengakses berbagai informasi dan potensi yang bermanfaat bagi
pengembangan dirinya.
j) Bahasa sebagai Sarana Membangun Karakter
Kecerdasan merupakan bagian dari karakter manusia. Kemampuan berbahasa yang
efektif, logis, sistemati, lugas, jelas, dan mudah dipahami dapat membangun karakter
yang diinginkan oleh kita sebagai pengguna bahasa. Semua itu dapat dilihat dari
penyusunan karya ilmiah yang kita buat.
10

k) Bahasa sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Baru


Kreativitas berasal dari dalam otak manusia dan daya cipta manusia. Sebuah kreativitas
yang ada, tetapi tidak mampu diutarakan hanya akan menjadi sebuah konsep di dalam
pikiran. Sebuah kreativitas dibuat dalam bentuk gambar didalam otak dan akan
dituangkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.
l) Bahasa sebagai Sarana Mengembangkan Profesi
Dari semua fungsi bahasa yang disebutkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa,
akhir dari memiliki kemampuan bahasa akan mengembangkan profesi seseorang karena
bahasanya. Semakin baik seseorang berbahasa maka akan semakin baik ia mampu
berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya akan
membantu seseorang mampu berkreativitas, tetapi juga akan membuat kariernya
berkembang menjadi lebih baik lagi.

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus

Fungsi bahasa secara khusus :

a) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang
tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang
berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.

b) Mewujudkan Seni (Sastra). Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang
memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman
yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

c) Mempelajari bahasa-bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat


mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang
mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi
rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal
dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

d) Mengeksploitasi IPTEK. Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia,
serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
11

Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia
lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu
sendiri.

Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tergolong muda. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional baru lahir pada tahun 1928 yang ditandai dengan adanya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sejak itu pula nama bahasa Indonesia dipakai,
sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu.

Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia ini dijadikan sebagai bahasa Nasional, bahasa
persatuan, seperti yanga diamanatkan pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. Artinya,
sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia baru lahir pada tahun 1945 bersamaan dengan
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945.

Suatu kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita ini sedang mengalami
perkembangan yang pesat. Kepesatan perkembangannya itu perlu diimbangi dengan bahasa yang
mampu mewadahinya serta mampu meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara
horisontal yang berarti kepada generasi yang sama, maupun secara vertikal yang berarti kepada
generasi yang akan datang.

Oleh karena itu, pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan pembahasan
semestinya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah
populer tidak memerlukan skema atau pengetahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang
dibahas. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, sederhana,
kompleks dan menarik dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan oleh masyarakat
umum, dan harus bisa diselingi humor-humor agar menarik bagi pembacanya.

Lalu, apa fungsi IPTEK? Seorang pelajar harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Misalnya, melalui internet siswa bisa mengerjakan tugas-
tugas sekolah dengan mudah. IPTEK adalah sebuah sumber informasi yang dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan seseorang di bidang teknologi.
12

IPTEK adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan terbaru
tentang teknologi maupun perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam bidang teknologi.
Oleh karena itu, peran bahasa di  sini sangat diperlukan karena bahasa dapat dijadikan sebagai
pengantar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini harus didukung dengan peran bahasa sebagai
pengantar  dalam dunia pendidikan. Ada begitu banyak bahasa yang berkembang di Indonesia
seperti bahasa Indonesia itu sendiri, bahasa daerah, dan ada juga bahasa asing. Namun, yang
menjadi pusat perhatian kita adalah bagaimana bahasa Indonesia itu dapat memaksimalkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

IPTEK saat ini telah berkembang sangat pesat, hal itu dapat dilihat dari berbagai macam media
teknologi yang canggih yang dapat membantu kehidupan manusia. Namun, semakin
berkembangnya IPTEK itu sendiri, tentunya akan menghadirkan berbagai macam dampak
terhadap kehidupan manusia.

Dampak-dampak itu adalah dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif yang dimaksud
adalah: Pertama, IPTEK bisa merusak moral, karena IPTEK dapat memengaruhi moral
seseorang. Misalnya, konten porno, kekerasan, game online, dan lain-lain. Kedua, IPTEK
membuat orang semakin malas,  IPTEK dapat memanjakan manusia dari pekerjaannya.
Sedangakan untuk dampak positifnya adalah: Pertama, IPTEK  meringankan masalah yang
dihadapi manusia.  Kedua, IPTEK membuat segala sesuatunya menjadi lebih
cepat. Ketiga,  IPTEK membawa manusia ke arah yang lebih modern. Dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan informasi
dengan cepat, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut. Penggunaan bahasa dapat digunakan
sebagai pengantar dalam berbagai macam buku-buku yang dipakai dalam memperkenalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun, di sisi lain ada begitu banyak media-media yang
menggunakan bahasa asing.

Hal ini berbanding terbalik dengan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
digunakan untuk memperkenalkan berbagai macam teknologi kepada setiap generasi atau
13

pengguna media tersebut. Oleh karena itu, walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai
bahasa persatuan, tetapi belum dapat berperan sepenuhnya sebagai pengantar ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat
membuat pergeseran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Seperti yang kita ketahui
bersama, bahwa tak jarang kita menemukan banyak teknologi informasi atau sering disebut TI
menggunakan bahasa asing (Bahasa Inggris) sebagai pengantar dalam penggunaan media
teknologi.

Dalam penerapannya, teknologi informasi jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia  sebagai
bahasa komunikasi. Hal ini menyebabkan peralihan atau perhatian kita dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara/nasional menjadi bahasa Inggris, kemudian bahasa Inggris sendiri pun
dianggap sebagai bahasa internasional. Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan dapat dibanggakan.
Bahasa Indonesia telah membuktikan keberadaan dan kemampuannya sebagai bahasa persatuan
bukan sekedar sebagai bahasa pengantar pendidikan pada lembaga pendidikan ditingkat dasar
maupun menengah, tetapi juga sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi
diberbagai tingkatan pendidikan.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut perhatian khusus dari berbagai kalangan agar bahasa Indonesia tetap utuh dan kokoh
serta diakui keberadaannya. Harapannya, sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, kita
bertugas untuk melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara
menggunakannya dalam percakapan sehari-hari maupun dalam berbagai macam kegiatan yang
berbau bahasa Indonesia. Dengan demikian, orang-orang di sekitar kita bisa ikut berbicara
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dimulai dari diri kita sendiri.
Jangan sampai, jika dibiarkan terus seperti ini, keberadaan bahasa Indonesia menjadi semakin
bergeser dengan pengaruh-pengaruh yang muncul akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Perkembangan Bahasa Indonesia dengan informatika


14

Bahasa adalah produk masyarakat. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling
berpengaruh. Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka bahasapun akan
berkembang dengan baik, karena bahasa merupakan budaya dari masyarakat. Dengan demikian
dapat dikatakan, bahwa suatu bahasa akan berkembang dengan baik apabila masyarakat
pemakainya memberikan perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat mengacuhkan atau
melupakan bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau setidaknya bahasa itu sulit berkembang.

Sebagai cohtoh, bekas keluarga anggota KNIL yang berpindah ke negeri Belanda sekitar tahun
1950-an, kini banyak keturunan mereka yang tidak dapat berbahasa Indonesia lagi. Hal ini antara
lain karena masyarakat itu dipisahkan dari masyarakat induknya. Sedangkan ditempat yang baru
bahasa Indonesia tidak diperlukan, maka terpaksa menggunakan bahasa Belanda dalam
pergaulan sehari-hari, sehingga dalam waktu yang relatif singkat keturunan mereka tidak lagi
menggunkan bahasa Indonesia, dan akhirnya bahasa Indonesia tinggal kenangan (Kartomihardjo,
1988).

Secara khusus, bahasa juga akan berkembang sesuai dengan kegunaannya bahasa indonesia yang
dipergunakan dalam dalam pergaulan sehari-hari tentulah berbeda dengan bahasa tulis, terutama
bahasa tulis yang karya ilmiah. Bahasa dalam pergaulan sehari-hari tidak dituntut suatu aturan
bahasa yang rerlalu ketat, tetapi bahasa yang digunakan untuk menguraikan ilmu pengatahuan
dan teknonlogi harus memenuhi tuntutan bahasa ilmiah. Maka dari itu tulisan atau karangan yang
memuat suatu penelahan suatu ilmu pengatahuan dan teknologi disebut dengan karangan ilmiah
atau karya ilmiah. Karya ilmia inilah yang dapat membawa mesyarakat pemakainya maju dan
berkembang.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi sebagai indikator perkembangan
suatu bangsa, maka bahasa merupakan suatu wahana penyampaian ilmu pegatahuan dan
teknonlogi kepada masyarakat, juga dapat dipergunakan sebagai tolak ukur kecanggian bahasa
dan pemakainya. Masyarakat yang dapat menggunakan bahasa dengan ciri-ciri tertentu dalam
pemasyarakatan ilmu pengatahuan dan teknologi merupakan masyarakat moderen dan canggih.
Selanjutnya, apabila bahasa yang baik dan benar digunakan secara terus-menerus di dalam
pemasyarakatan ilmu pengatahuan dan teknologi pastilah penggunaan bahasa yang demikian
akan menjalar pengaruhnya pada penggunaan bahasa sehari-hari.
15

Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Digital

Dalam ilmu pengatahuan dan teknologi, bahasa berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan
imformasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya. Untuk itu penuturan ilmu pengatahuan dan
teknokogi kepada masyarakat hendaklah menggunakan bahasa ilmiah. Dan persyaratan
penuturan karangan ilmiah kurang lebih sebagai berikut:

Jelas, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi mempersyaratkan pengatahuan yang lugas, tetapi
jelas. Dengan demikian, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena itu kata
yang terpakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif. Ungkapan yang terpakai itu
sederhana dan tanpa basa-basi. Di samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan
keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca.

· Ringkas, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi mengharuskan uraian yang padat, tetapi
tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.

· Lengkap, bahasa ilmu pengatahuan dan teknologi tidak membiarkan pembaca bertanya-
tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-
ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-
lebihan haruslah ditinggalkan.

· Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak
berbelit-belit.

· Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-
bagian karangan , sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap tanpak.
Misalnya, dilihat dari salah satu paragraf merupakan salah satu dari karangan itu, akan tanpak
adanya hubungan antara kalimat yang satu dan yang lain yang keseluruhannya berkaitan erat
dengan kalimat topik paragraf itu.

· Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di dalam suatu karya
tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan
kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas
dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang mengikutinya. Keruntutan
juga ditentukan oleh keterpautan gramatikan cohesion, yang dapat dilihat dengan adanya
16

pemarkah yang menandai bahwa kalimat yang satu bertautan dengan kalimat yang lain. Sebagai
contoh, apabila kalimat memiliki hubungan sebab akibat, maka kata penghubung yang cocok
untuk menghbungkan kalimat itu adalah karena, oleh karena itu, sebab. Demikian juga, apabila
hubungan itu menunjukkan pertentangan atau kebalikan, maka kata penghubung yang cocok
adalah tetapi, namun, sebaliknya, dan lain-lain.

· Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas mngkin tanpa menggunkan
implikasi seperti yang banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.

· Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh penulis, sehingga
memungkinkan adanya interpretasi yang sama bagi para pembaca.

· Sebaliknya disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.

· Presoposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengatahuan pembaca.

· Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengatahuan dan teknologi. Ciri ini kita temukan pula
dalam pengungkapan profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya
menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu
pengatahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama
orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian
lambang dan satuan.

Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di era digital.

Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang masih muda. Coba bayangkan!
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai
nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka,
bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar
1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir tahun 1945,
bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang 1945.

Sekalipun diakui, setidaknya sampai saat ini bahwa usia bahasa Indonesia itu masih sangat
muda, suatu hal yang perlu diinsyafi adalah kenyataan bahwa bahasa Indonesia itu telah
berkaitan dengan dua kedudukannya, yaitu sebagai bahasa negara dan sebagai nasional. Suatu
17

kenyataan bahwa ilmu pengatahuan dan teknologi di negara kita ini, sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu diimbangi dengan oleh
bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu pengatahuan dan
teknologi ini, baik secara hosisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal
(kepada generasi yang akan datang). Untuk itu, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi,
bahan pembahasannya seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer.
Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit tentang
segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa
yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum.
Nadanya imformatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi pembaca.

Orang awam biasanya tidak tertarik kepada istilah yang terlalu khusus dan kedengarannya aneh.
Mareka ingin sesuatu yang biasa-biasan saja, yang sudah ada di dalam masyarakat. Apabila di
dalam masyarakat ada istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang
pengatahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila tidak ada istilah yang
sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah mengambil istilah yang sudah ada, yang maknanya
hampir sama atau mendekati istilah yang dimaksud. Sebagai contoh istilah fossilised atau telah
menjadi fosil dalam ilmu terapan pengajaran bahasa dapat diganti menadi salah kaprah atau salah
yang sudah terbiasa.

Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan
perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan penggunaan
selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. kata canggih
misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata
sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu
banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah
sangkil dan ”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa
mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di kalangan
masyarakat.

Kata-kata politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan puntungan yang sangat mapan.
Namun kata jadian yang dimuat dari kata asal itu tidak semuanya menjadi penerimaan yang sama
di kalangan masyarakat. Kata menyetop sudah lazim digunakan secaa umum, demikian juga kata
18

memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata mensukseskan tanpa ada
tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir, seperti hanya dengan kata mempolitikkan.

Di samping itu kata sinyalir lebih dulu muncul dari pada kata sophisticated, yang mungkin
bersamaan dengan dipungutnya kata politik dan sukses. Namun kata itu tidak mendapat
perlakuan sama seperti kata politik dan sukses. Kata jadian menyinyalir memiliki kesan
”bindeng” dan kurang enak didengar, sehingga tetap dibentuk memjadi mensinyalir.

Begitu pula dengan kecendrungan sementara orang untuk menggunakan istilah-istilah yang
kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan akhiran –an, untuk kata apa, dan cepat
juga dapat dihilangkan.

Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh
peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang
bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara
cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan
membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut,
larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa
Indonesia. Sebagai contoh, kita sudah lama tidak mempunyai istilah untuk padanan kata steady
flow, tetapi kita sekarang dapat mengindonesiakannya menjadi aliran lunak. Penggunaan dari
bahasa Inggris to sesnse kini banyak yang dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara
merekam permukaan bumi dari setelit. Untuk itu, kini kita gunakan mengindera dan selain itu
dapat pula kita turunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik
pengeinderaan dan pengindera.

Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia
persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu, termasuk bahasa
Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu.
19

Sunaryo (2000 : 6)memberikan pendapat bahwa “tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu
bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran
ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tanpa
peran bahasa serupa itu, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir
modern.” Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam
berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
20

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu, yang kemudian
terus berkembang dan mengalami perubahan sehingga menjadi bahasa Indonesia yang kita
gunakan sekarang. Fungsi Bahasa pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi dengan sesama
makhluk sosial lainnya. Dalam hal ini, Bahasa Indonesia sendiri memiliki beberapa fungsi yang
terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi umum dan khusus. Selain itu pula, salah satu tokoh
sastrawan Indonesia Sumiati Budiman juga menambahkan beberapa fungsi tambahan bahasa
yang dibedakan berdasarkan tujuannya.

Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
rinci tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tertunda dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap simpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai