DISUSUN OLEH:
Segala Puji dan syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas
limpahan rahmat Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “KAJIAN TERKAIT PEMBINAAN BAHASA”, Dengan dosen
pengampuh Ibu Tri Riya Anggraini, S.Pd, M.Pd. Sebagai penyusun, kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari saudara-saudara mahasiswa dan bapak dosen
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang
kami susun ini memberikan manfaat bagi semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
Sampai dengan abad XXI ini perkembangan ilmu dan teknologi menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sangat
berperan sebagai sarana komunikasi. Dalam bidang akademik bahasa Indonesia telah
menunjukkan peranannya dalam berbagai disiplin ilmu melalui bentuk-bentuk tulisan ilmiah
seperti makalah dan skripsi. Pada dasarnya interaksi dan macam kegiatan akademik tidak akan
sempurna atau berjalan dengan baik dan benar. Begitu pentingnya bahasa sebagai sebagai
sarana komunikasi batasan atau pengertian BAHASA adalah sarana komunikasi antaranggota
masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis.Konsepsi bahasa
tersebut menunjukkan bahwa sistem lambang bunyi ujaran dan lambang tulisan digunakan
untuk berkomunikasi dalam masyarakat dan lingkungan akademik. Bahasa yang baik
dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kaidah-kaidahnya yang tertata dalam suatu
sistem.
(1) Sistem lambang yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh masyarakatnya.
(2) Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat konvensional.
(3) Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan pemakainya (arbitrer)
(4) Sistemlambang yang terbatas itu (A—Z: 26 huruf) mampu menghasilkan kata, bentukan kata,
frasa, klausa, dan kalimat yan tidak terbatas dan sangat produktif.
(5) Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain seperti sistem
lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau silabis)
Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi bahasa di atas, yaitu
fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua bahasa apapun dan dimanapun. Dalam
berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa berikut:
Di samping fungsi-fungsi utama tersebut, Gorys Keraf menambahkan beberapa fungsi lain
sebagai pelengkap fungsi utama tersebut. Fungsi tambahan itu adalah:
4. Fungsi mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur, terarah, dan logis;
5. Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan menarik (fatik).
(Keraf, 1994: 3-10)
Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan sesuatu yang akan
disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud:
Fungsi ekspresi diri itu saling terkait dalam aktifitas dan interaktif keseharian individu,
prosesnya berkembang dari masa anak-anak, remaja, mahasiswa, dan dewasa.
2) Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi diri.
Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan
sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena itu,komunikasi
tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan kata lain, komunikasi berprasyarat
pada ekspresi diri.
Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan
orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat
saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam
masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan masukan yang positif. Bahkan,
kritikan yang tajam dapat berterima dengan hati yang lapang jika kata-kata dan sikap
baik memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial, bahasa
mempunyai relasi dengan proses sosial suatu masyarakat seperti keahlian bicara,
penerus tradisi tau kebudayaan, pengindentifikasi diri, dan penanam rasa keterlibatan
(sense of belonging) pada masyarakat bahasanya
BAB 2
PEMBAHASAN
sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara, perlu terus ditingkatkan, terlebih pada
era global dan era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Hal itu dimaksudkan agar
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia tersebut menjadi semakin mantap sehingga
bahasa Indonesia dapat menjadi sarana komunikasi yang modern dan mampu
Hasil perumusan bahasa Seminar Politik Bahasa Nasional (1975) telah disebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa adalah usaha dan kegiatan yang ditujukan untuk
komunikasi. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa pembinaan terutama
Di dalam hasil rumusan Seminar Politik Bahasa Nasional (1999) disebutkan bahwa
bahasa. Pembinaan bahasa adalah upaya meningkatkan mutu penggunaan bahasa melalui
proses belajar bahasa di semua jenis dan jenjang pendidikan serta pemasyarakatan bahasa
bahasa merupakan upaya sadar, terencana dan sisitematis tentang peningkatan mutu
menggunakannya.
Indonesia ke khalayak sasaran dengan berbagai cara seperti usaha penyuluhan, penataran,
dan pendemonstrasian. Jika dipandang dari segi khalayak sebagai sasaran pembinaan
tersebut, khalayak tersebut dapat terdiri atas berbagai golongan, baik golongan penutur
asli, maupun golongan bukan penutur asli, orang yang masih bersekolah, ataupun orang
yang sudah tidak bersekolah lagi, khalayak guru pada semua jenis dan semua jenjang
pendidikan, khalayak orang yang berada di komunikasi media massa, seperti majalah,
surat kabar, radio, dan televisi, serta khalayak di bidang industri, perniagaan, penerbit,
Tujuan pembinaan bahasa Indonesia meliputi lima hal yaitu: penumbuhan sikap positif,
Sikap adalah kesiapan mental dan saraf yang terbentuk melalui pengalaman yang
memberikan arah kepada reaksi seseorang terhadap semua objek dan keadaan
yang menyangkut sikap itu (Halim,1976:68). Sikap itu memiliki tiga komponen,
2. Komponen afektif menyangkut perasaan atau emosi yang mewarnai atau menjiwai
menyangkut nilai rasa, baik atau tidak baik, suka atau tidak suka. Target yang
hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa yang amat penting adalah
3. Komponen perilaku terdapat nilai moral yang muncul dan berhubungan erat
Lebih lanjut, target yang hendak dicapai dalam kegiatan “pembinaan” bahasa
yang amat penting adalah menumbuhkan sikap yang positif terhadap bahasa
Indonesia. Sikap positif tersebut tidak dapat diukur dengan angka-angka, tetapi
hubungan ini ada nilai moral yang muncul. Dalam mengukur keberadaan sikap
1. seberapa jauh kita telah mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
ternilai harganya?
Jika rasa cinta, rasa memiliki, rasa berkewajiban untuk mempertahankan, dan rasa
berbahasa Indonesia. Target ini dapat diukur dengan pertanyaan, seberapa banyak
dengan orang lain, orang itu harus meningkatkan lagi kegairahannya itu dalam
Contoh:
seberapa jauh orang bertanya tentang kebenaran kata, frase, dan kalimat. Jadi, jika
orang telah meragukan tentang bentuk-bentuk bahasa dan ingin tahu bentuk yang
benar dari suatu untaian kata, frase, atau kalimat berarti sudah terbina bahasanya
dengan baik.
Dalam hal ini berhubungan erat dengan menjaga mutu bahasa para pendukung
bahasa. Mutu bahasa yang dimaksudkan itu berhubungan erat dengan penggunaan
komunikatif.
A. Pengajaran
Usaha pembinaan melalui pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem
pemakaian bahasa yang baikdengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa
bahasa.
B. Pemasyarakatan
langsung dan penyuluhan tidak langsung. Penyuluhan langsung dilakukan dengan cara
Sementara itu, penyuluhan tidak langsung, antara lain, dilakukan melalui media
elektronik.
Penyuluhan langsung yang sudah dilakukan adalah penyuluhan untuk guru (khususnya
guru nonbahasa), kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha sekolah, dan
para pejabat di kantor pemerintahan, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta. Penyuluhan
melalui media elektronik yang telah dilakukan selama ini adalah penyuluhan di TVRI dan
RRI. Penyuluhan di TVRI dilakukan melalui program Bahasa Indonesia yang Benar
(BINAR), sedangkan penyuluhan di RRI dilakukan melalui program Aku Cinta Bahasa
Media massa memiliki fungsi sangat strategis dalam upaya pembinaan bahasa
Indonesia.Media massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik memiliki
jangkauan yangsangat luas. Negara kita wilayahnya luas sekali dan juga memiliki banyak
pulau. Hal ini tentunyamembutuhkan alat komunikasi yang dapat menjangkau semua
wilayah itu.
Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar
masyarakatIndonesia. Oleh karena itu, menempatkan media massa sebagai salah satu
upaya pembinaanbahasa Indonesia adalah hal yang tepat. Dikatakan tepat oleh karena
melalui media massamasyarakat yang tersebar luas itu dapat membaca atau
tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakantersebut adalah bahasa Indonesia yang
benar, ini berarti bahwa secara tidak langsung pulamasyarakat telah diarahkan untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang benar pula. BahasaIndonesia yang digunakan dalam
tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massatersebut tidak sesuai
dengan kaidah, maka hal ini akan merusak penggunaan bahasa Indonesia.
D. Jalur Kepemimpinan
denganPresiden Soeharto. Pada saat itu hampir setiap pejabat bertutur selalu
Soeharto. Dengan demikian, pejabat tidak hanya dituntut dapat berbahasa dengan santun,
tetapi juga mampu menunjukkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
agar dapat memotivasi masyarakat untuk berbahasa dengan baik dan benar pula.
masih menghadapi banyak persoalan. Persoalan mendasar adalah masih rendahnya sikap
asing sangat didambakan. Sikap meremehkan bahasa Indonesia ini berakibat pada tidak
dipelajarinya segala aturan kebahasaan Indonesia. Walhasil, bahasa Indonesia yang yang
digunakan cendrung salah. Awak media massa belum sepenuhnya menyugukan bahasa
Indonesia yang diharapkan. Penggunaan kalimat yang tidak efektif, diksi yang tidak
tepat, atau pengggunaan kata/istilah bahasa Indonesia yang tidak konsisten banyak
dtemukan di beragam media. Pejabat pun masih banya yang belum konsisten
Berikut ini adalah beberapa faktor yang ditemukan sebagai penyebab problematika
pembinaan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut. (1)
kurangnya kesadaran sikap positif pemakai bahasa, (2) ingin gagah “hebat”(3) faktor
psikologis, (4) ketidaksengajaan pemakaian bahasa, (5) pengaruh bahasa Inggris, (6)
pengaruh bahasa daerah, (7) pengaruh penggunaan bahasa gaul, (8) kurangnya
Indonesia akan terkikis bahkan hilang. Berkaitan dengan hal itulah, maka perlu dicarikan
eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pemersatu, dan identitas bangsa
Indonesia.
Untuk meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia strategi yang ditempuh untuk
meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia maka strategi yang kiranya dapat ditempuh
adalah
(1) menyadarkan diri pemakai bahasa akan pentingnya memiliki sikap positif berbahasa
Indonesia,
(2) peningkatan penggunaan bahasa dengan baik dan benar di kalangan pejabat dan awak
media massa,
(3) menghilangkan rasa “malu” dan “enggan” dalam mempergunakan bahasa Indonesia
(4) pembatasan penggunaan bahasa Inggris, bahasa daerah, ataupun bahasa gaul dalam
berkomunikasi formal
(5) penanaman pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar,
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, baik golongan yang terdidik
egoisme pribadi sebagai tolok ukur derajat inteletualitas pemakai bahasa. Oleh karena itu,
sebaiknya kaum terpelajar atau pun orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat
hendaknya menjadi contoh atau teladan dalam berbahasa Indonesia yang sesuai dengan
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, baik dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara, perlu terus ditingkatkan, terlebih pada
era global dan era perdagangan bebas seperti sekarang ini. Oleh karena itu prmbinaan
bahasa di era sekarang ini sangat penting agar bahasa Indonesia tidak hilang dan tetap
menjadi identitas bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://gerydoc.blogspot.com/2016/10/pembinaan-bahasa-
indonesia.html?m=1
https://sg.docworkspace.com/l/sIMeEh_WWAejm758G