Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Sejarah, Fungsi dan Ragam Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU: Drs. H. Jurya, M.Pd

DISUSUN OLEH:
DWI NUR HIDAYAH

(1872056006010002)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SD SEMESTER I-B

FAKULTAS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN (STKIP) ROSALIA METRO LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah berkenan menganugerankan


kesempatan sehingga Diktat Buku Bahasa Indonesia dapat diselesaikan oleh
penulis dengan baik.

Buku ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami aspek


keterampilan membaca, dan menulis. Materi dalam buku ini disajikan secara
tematik. Setiap tema pada bahasan dapat dikembangkan siswa melalui
keterampilan dan kreativitas berbahasa sehingga diharapkan dapat
mendukung pengembangan setiap kompetensi dasar. Dalam hal ini Mahasiswa
diajak untuk berperan aktif sebagai pelaku utama dalam pembelajaran

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang berkenan memberikan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan buku ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap dengan
terbitnya buku ini dapat memberikan motivasi yang positif bagi Mahasiswa
untuk lebih mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Asal- Usul Dan Sejarah Indonesia.................................................................... 2
B. Arti Fungsi Dan Ragam Bahasa Indonesia....................................................... 7
C. Mengembangkan Kemampuan Menulis Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan
Secara Konsisten............................................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan maupun
tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri kita memiliki bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita. meskipun
terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara sembarangan, terutama di
kalangan remaja saat ini. itu semua karena berbagai pengaruh lingkungan dan  akibat dari
perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat.
Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat dan
pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik akibat
menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan bahasa gaul itu sendiri sehingga
anak-anak zaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa gaul tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa dan bahasa Indonesia?
2. Apa fungsi bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia?
3. Apa saja ragam bahasa?
4. Bagaimana konsep bahasa yang baik dan benar?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah bahasa dan sejarah bahasa Indonesia
2. Menjelaskan fungsi dari bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia
3. Memberikan pengetahuan mengenai ragam- ragam bahasa
4. Menjelaskan konsep bahasa yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

1. ASAL-USUL DAN SEJARAH BAHASA INDONESIA

Dalam kehidupan, kita tidak terlepas dengan yang namanya bahasa, karena bahasa
merupakan alat komunikasi. Terlebih bahasa adalah hal yang terbaik dalam menunjukkan
identitas kultur suatu bangsa.

Sebelum lebih jauh mengenal tentang awal mula bahasa Indonesia, alangkah baiknya kita
mengenal terlebih dahulu apa definisi dari bahasa itu sendiri. Menurut Wibowo, dalam Walija.
1996 "Bahasa Indonesia dalam Perbincangan" mengungkapkan bahwa Bahasa ialah komunikasi
yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat
kepada orang lain, sedangkan menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bah
asa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule
governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima
secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-
simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

A. SEJARAH AWAL MULA BAHASA INDONESIA

Dewasa ini, bangsa Melanesia menggunakan bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa ini
adalah «bahasa pemersatu'» ng mendapat tempat utama dalam media komunikasi formal, baik
sebagai bahasa teks maupun lisan, disekolah, perkantoran dan tentu sajpada media cetak dan
elektronik.

Apabila menenggok lebih jauh ke masa sebelumnya, maka bangsa Melanesia sebenarmya
belum cukup dikenal para nasionalis Indonesia, selain sebagai koloni Beianda yang dalam banyak
hal tidak terlibat langsung dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk
komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

A.ARTI BAHASA
Bahasa adalah system lambang bunyi ujaranyang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasrkan suatu system,yaitu seperangkat aturan yang
dipatuhi oleh pemakainya.sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut:
a) System lambing yang bermakna dan dapat di pahami oleh masyarakat pemakainya.
b) system lambing tersebut bersifat konvensional yang di tentukan oleh masyarakat pemakaiannya
berdasarkan kesepakatan.
c) Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter(kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap.
d) System lambang tersebut bersipat terbatas, tetapi produktif. Artinya dengan system yang sederhana
dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph,
dan wacana yang tidak terbatas jumlahnya,
e) System lambang bersifat unik,khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain.
f)System lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. hal ini memungkinkan bahwa
bahwa suatu system bias sama dengan system bahasa lain.

B. FUNGSI BAHASA

1. Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi


Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat.fungsi tersebut
digunakan dalam berbagailingkngan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam misalnya,
komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi
budaya.untuk itu, anda diberi pengetahuan dan keterampilan mengguiakan berbagai ragam bahasa
yang dapat mengandung pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiahnya.

2. Bahasa Sebagai Sarana integrasi dan Adaptasi


Dengan bahasa orangdapgtakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya integritas kerja, dalam
sebuah institusi, integritas, karyawan dala. sebuah departemen, integritas keluarga, integritas keluarga,
integritas kerja sama dalam bidang bisnis, intrgritas berbangsa dan bernegara, dan lain-lain. Integritas
tersebut. Menimbulkan berbagai konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam integritas tersebut
sehingga tidak menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.

3. Bahasa Sebagai Sebagai Sarana Kontrol Sosial


Sosial berfungsi untuk control sebagai Bahasa mengendalıkan komunikasi agar orang yang terlibat
dalam komunikasi dapat saling memahami.masing-masing mengamatiu capan, perilaku, dan Simbol-
simbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Bahasa control ini dapat diwujudkan dalam bentuk
aturan, anggaraii dasar, undang-undang, dan lain-lain, dalam dalam kegiatan harian dapat berbentuk
komunikasi timbal balik,baik secara lisan maupun tulisan.
4. Bahasa Sebagai Sarana Memahami Diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat kondisi dirinya terlebih memahami dan
mengidentifikasi dahulu. Harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan
dirinya, bakat, kecerdasanya, kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempernamennya, dan
sebagainya.

5. Bahasa Sebagai Sarana Ekspresi Diri


Bahasa sebagai eksperesi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan
tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan yang amat tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk
menyatakan cinta( saya akan senantiasa setia, bangga, dan perhatian kepadamu), lapar (sudah saatnya
kita makan siang), kecewa (saya prihatin atas keputusan itu), dan sedih tingkat ekspresi yang
kompleks dapat berupa pernyataan kemampuan mengerjakan proyek-proyek besar dalam bentuk
proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan (formal,artikel,teknis), menulis publikasi atas
kemampuannya dalam berbagai media elektronik (website, diskusi melalui internet), dan menulis
dengan produk.

6 Bahasa Sebagai Sarana Memahami Orang Lain


Untuk menjamin efektivitas komunıkası, seseorang perlu memahami orang lain, seperti dalam
memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa, dapat mengenali
berbagai hal, mencakup kondisi pribadinya potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan,
karakter, paradigmn yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar temperamennya, (sanguine,
melankonis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemampuan inovasinya,
motivasi pengembangan dirinya, dan lain-lain.

7. Bahasa Sebagai Sarana Mengamati Lingkungan Sekitar


Manusia bagian dari lin gkungan sekitar, baik lingkungan social maupun lingkungan alamnya.
Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan
situasai lingkungannya sehingga memperoleh berbagai kreativitas baru yang dapat memberikan
berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakat. Untuk mencapai kreativitas tersebut, seseorang
seseorang harus mengamati secara cermat dengann sasaran dan target yang jelas sehingga dapat
mengukur tingkat keberhasilannya. Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus
diupayakan kepastian konse, kepastian makna, dan kepastian proses befikir sehingga dapat
mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti (eksak). Misalnya apa yang bagaimana
masalahnya, melatar belakangi pengamatan, mengidentifikasi objek apa yang diamati, menjelaskan
bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan mengamati, bagaiana hasil pengamatan, dan apa
simpulannya.
8. Bahasa Sebagai Sarana Berfikir Logis
Untuk mengembangkan profesi, keahlian akademis, dan kemampuan intelektual seseorang harus
mampu berfikir logis. Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir induktif,
deduktif, sebab-akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas,
utuh, runtut, dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang dapatmenentukan tindakan tepat
yang harus dilakukan. Proses berfikir logis merupakan hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa
yang efektif, sistematis, dengan kctepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang
abstrak tersebut menjadi konkrit.

9. Bahasa Membangun Kecerdasan


Kecerdasan adalah kemampuan memanfaatkan potensi, pengalaman, pengetahuan, dan situasi
sehingga menghasilkan baru yang menguntungkan dirinya maupun kreativitas masyarakatnya.
Kreativitas baru dapat berupa Situasi yang diciptakan, berbagai bentuk benda, kinerja usaha, karya
seni, teknologi, paduan unsur tradisi, paduan tradisional dan modern, paduan tradisional dan produk
asing. Misalnya :Cerita Petualangan Bima dalam VCD, mengolah cerita terdiri menjadi cerita modern,
proposal kegiatan ilmiah yang sesuai denan bidang keahlian, dan usulan kegiatan pengolahan
kekayaan alam kepada lembaga donasi.

10. Bahasa Mengembangkan Kecerdasan Ganda


Selain kecerdasan berhasa, seseorang dimungkinkan memililki beberapa kecerdasan sekaligus.
Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan. Selain memiliki kecerdasan
berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang studinya secara serius dimingkinkan memiliki
kecredasan yang produktif. Ini berarti, bahwa orang itu memililki kecerdasan ganda. Sebaliknya,
beberapa kecerdasan yang dimiliki itu dapat terkonsentrasi secara sinergis kedalam satu keahlian.
Misalnya, seorang pemograman yng mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik,
membuat alat bantu pembelajaran bahasa yang dapat interaktif, atau membuat mesin penerjemah yang
lebih akurat dibandingkan dengan yang sudah ada.

11. Bahasa Membangun Karakter


Kecordasan merupakan bagi an dari karakter manusia. Kemampuan berbahasa yang efektif, logis,
sistematis, lugas, jelas, dan mudah dipahami merupan refleksi kecerdasan. Sebaliknya, kekurangan
kemampuan berbahasa dapat mencerminkan tingkat kecerdasannya. Kemampuan berbahasa ini
berakibat pada ketidak jelasan dan keiambanan berekspresi dan (atau) dalam memahami konsep
informasi dari orang lain. Lebih lanjut, kemampuan ini berdampak pada penilaian karakter seseorang.
Karakter tercermin dalam sebutan: bodoh, lamban berfikir, cerdas, cermat, dan lain-lain.

12. Bahasa Mengembangkan Profesi


Profesi seseorang tidak berkembang akan tanpa menunjukkan kemampuannya kepada orang lain.
Pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan pengembangan diri
(kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses belajar, tetapi berakumulasi dengan pengalaman
barunya. Proses berlanjut menuju pendakian puncak karir atau profesi. Puncak pendakian karir tidak
akan tercapai tanpa komunikasi atau interaksi denagn mitra, pesaing, dan sumber pengembangan
ilmunya, Untuk itu, kaum professional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam
Berbahasa Indonesia sehingga mampu menciptakan kreatifitas baru dalam profesinya.

C. RAGAM BAHASA

1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media


Berdasarkan media yang digunakan ragam bahasa dibedakan atas:
a. Ragam bahasa lisan: berpidato, berdiskusi, bertelepon, dan
b. Ragam bahasa tulis: ragam babasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan,
intonasi (lagu kalimat) kosa kata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusunan
kalimat. ragam bahasa lisan terdiri dari :\
1. Ragam bahasa lisan lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku, dan
2. Ragam bahasa tidak baku (bahasa pergaulan)

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu


Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru (moderm):
a. Ragam lama lazim digunakan dalam penulisan naskah-naskah lama (kuno). Ragam mini perlu
dipahami oleh setiaporang yang bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya upaya
menemukan lokasi kapal dagang VOC bermuatan benda-benda mulia di Selat Sunda, Perjanjian
dagang pemerintah Hindia Belanda dengan Kerajaan Banten, atau peristiwa-peristiwa lain yang ditulis
pada masa lalu.
Misalnya: Pemakaian kosa kata Kolonialisme, feudal, bobot dan lain-lain
b. Ragam bahasa baru (moderm) ditandai dengan penggunaan disempurnakan, kata-kata baru, dan
ejaan yang mengekspresikan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, misalnya: internet, jaringan,
dan seluler

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi


a. Ragam Bahasa lmiah (Ragam Bahasa Baku)
Ragam bahasa ini adalah sarana verbal yang digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan
hasil penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan:
1. Penulisan laporan yang berbentuk surat,artikel,maupun berbentuk naskah,laporan hasil penelitian
makalah.
2. Sekripsi,tesis,dan disertai:
3. Laporan pekerjaan yang berbentuk surat,artikel,maupun naskah
4. Laporan pertanggung jawaban: laporan kegiatan, laporan keuangan, laporan pemegang saham
Ciri raga bahasa ilmiah:
1. Jelas struktur kalimat dan maknanya
2. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap
3. Cermat dalam memilih istilah atau kata ejaan bentuk kata,paragraph, dan penalarnnya.
4. Memproduksi konsep atau temuan yang sudah ada danmengembangkannya dengan temuan baru
atau konsep yang belum pernah ada.

b. Ragam Bahasa Sastra


Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulisan cendrung menekankan gaya
pengungkapan Simbolik dengan memadukan unsure intrinsik dan ekstrinsik, misalnya dalam roman,
novel, cerita pendek, dan lain-lain. Namun, ragam mini sering digunakan juga dalam man promosi
produk komersial, terutamna dalam upaya menyentuh prasaan konsumen yang menekankan
kesenangan, keindahan, kenyamanan, dan lain-lan. yang misalnya, iklan sabun mandi untuk
kecantikan, mobil yang menawarkan kepuasan, kenyamanan dalam panduan keindahan, kenyamanan,
dan kemewahan, pakakaian dan asesoris, dan lain-lain. Beda bahasa sastra dan iklan terletak

c. Ragam bahasa pidato


Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh:
1. Tujuan (menghibur, member tahu, mengajak meminta),
2. Situasi (resmi, setengah resmi, tidak resmi),
3. Pendekatan isi pidato pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral, pendekatan sosial)
pidato resmi menyajikan materi yang bersifat universal. Bahasa yang digunakan ragam lisan baku,
tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar, struktur kalimat sesuai dengan tata bahasa.
Pidato tidak resmi, pidato ilmiah, misalnya, menyajikan kebenaran fakta yang bersifat universal
dengan ragam bahasa lisan baku.

d. Ragam Bahasa Berita


Ragam bahasa berita lazi m digunakan dalam pemberitaan,melalui media elektronik (televise, radio),
media cetak (majalah, surat kabar), dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan
objektif. Untuk menjamin objektifitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan,
2. Menulis fakta, istilah, kata serapan, kata ulang, kata gabung, kata depan, partikel, kata ganti, kata
berimbuhan, kata bilangan, akronım, dan kalimat dengan tepat
3 Memenggal kata
4. Menggunakan tanda baca
5. Membaca dan memahami materi bahan ajar secara cepat,dan
6. Mengaplikasi ejaan yang disempurnakan dalam penulisan kalimat paragraph

Mengembangkan Kemampuan Menulis Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan Secara


Konsisten

A. MATERI KAJIAN
Kemampuan mengaplikasi ejaan yang disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama dalam
berbahasa tulis. Penulisan berbasis ketelitian aplikasi EYD, misalnya: proposal, surat dinas, artikel,
laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan karangan yang didokumentasi. Kesalahan ejaan dapat
berakibatkan pada penolakan, penilaian yang buruk, kurang professional, dan sebagainya. Oleh karna
itu, itu, penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh sangat diprlukan.

B PEMAKAIAN HURUF

1. Pemakaian Huruf Kapital


Huruf capital atau huruf besar digunakan pada:
1. Huruf pertama pada awal kalimat
Contoh:
Mari kita fikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
2. Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata
gantinya
Contoh:
Allah Tuhan maha pemurah Islam, bimbinglah hambamu ke jalan yang lurus
3. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung
Contoh:
Mahasiswa bertanya, "Mengapa harus berubah?
4. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang
diikuti dengan nama orang
Contoh:
Mahamad putra Yamin
Nabi Muhammad
Huruf kaital tidak dipakai jika tidak dikuti nama orang.

2. Pemakaian Huruf kecil


Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (hurut kapital).
Penulisan kata dalam dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang. Atau penggunaan
lain yang Tidak dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital.
Pada bahasan perlu diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan, misalnya
tulisan nama jenis, bukan nama produk, dan bukan nama tempat dalam geografi.
Contoh:
Kunci inggris (bukan kunci inggris)
Pisang ambon (bukan pisang ambon)

3. Huruf miring
Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi
garis bawah tunggal.
Huruf miring digunakan untuk:
a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat Kabar, yang dikutip dalam karangan
Contoh:
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono indonesia
karangan Widjono hs dan Sintowati
b. Menegaskan atau mengkhususkan hurut, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

4. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak tebal,
diberi Garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting,
atau perlu mendapat perhatian. Seprti: judul dan sub judul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau
kata yang menuntut Perhatian khusus.
Contoh:
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Pembatasan Masalah

C. PELAFALAN HURUF
1. Pelafalan Bahasa Indonesia.
Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut pengucapan dan pendengaran orang
indonesia
Singkatan lafal baku lafal tidak baku
DPR DE PE ER DI PI AR
KKN KA KA EN KE KE EN

2. Pelafalan Singkatan Asing


Singkatan asing lafal baku
Lafal tidak baku
UNESCO YUNESKO
UNESKO
UNICEF YU NI SEF
UNISEF

D. PENULISAN KATA DAN PARTIKEL

1) Penulisan Kata
Penulisan kata mencakup: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan
akronim, kata dasar, dan kata berimbuan
a. Penulisan kata dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku atau tidak baku. penulisan karangan
ilmiah
Karancan yang di dokumentasi, dan surat-menyurat resmi harus menggunakan kata baku.
Perhatikan contoh berikut ini :
Benar salah
Aerobik erobik
Akuarium aquarium
b. Penulisan kata ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan kata ulang mencakup:
gabungan kata

2)Penulisan Gabungan Kata


Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebaga berikut:
a. Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian bagian bagiannya dituliskan terpisah
Contoh :
Benar jasa marga kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji coba, wesel Pos.
Salah: jasa marga, kereta tanggungjawab, tatasurya, ujicoba, weselpos
b. Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan ke bentuk dan
makna asal Dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar barangkat, bumiputra daripada, hulubalang, padahal, sekaligus, tunawicara Salah: barang kali,
bumi Putra, dari pada, bulu balang, pada hal, sekali gus, tuna wicara

3) Penulisan Kata Depan


Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan awalan di- dan ke-
dituliskan serangkai dengan kata yang mengiringinya. Kata depan di dan awalan di
Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan Arah atau tempat ; sedangkan awalan di dikuti
kata Kerja. Awalan di dapat di ikuti kata benda, misalnya:
Dicangkul dapat disertai akhiran-kan, misalnya:
Dicangkulkan, dirumahkan. Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dan atau ke, sedangkan
awalan di tidak dapat Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti dengan awalan me-, sedangkan awalan
di dapat.

4) Penulisan Partikel
a. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apakah yang kaubaca itu?
Apalah gunanya menyasali hal itu? Bacalam buku ini.
b. Partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului. Apa pun makananya, ia tidak
pernah mengeluh sekali pun ia belum pernah ke rumah ku.

5) Penulisan Kata Ganti


Kata ganti dalam bahasa indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka yang
digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan tetapi, Kata ganti yang kamu
menjadi-mu engkau dipendekkan aku menjadi -ku, menjadi kau- atau dia menjadi -nya. Harus ditulis
serangkai Kata ganti ku dan kau- dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan
Ku, mu, dan -nya dituliskan serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Benar: Kau amati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya
Salah: kau amati, ku perjuangkan, buku mu, bukunya

6) Penulisan Kata Serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat dari taraf
penyerapannya ada tiga macam kata serapan.

7) Penyesuaian Ejaan Kata Serapan


Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudar baku. Lebih kurang terdapat 53
jenis yang periu diperhatikan. Hal ini dapat anda pelajari menurut pedoman tersebut pada halaman
287- 294 Lampiran pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

8) Penyesuaian Akhiran Asing


Akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi, kata seperti standardisasi,
Implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar implemen, dan
objek.

9) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan


a. Angka dan bilangan satuan
Penulisan lambang bilangan ada tiga cara, yaitu
1) Angka arab
2) angka romawi, dan
3) huruf.

E. TANDA BACA
Tanda baca merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis. Tanda baca dapat membantu pembaca
untuk dapat memahami jalan pikiran penulisnya. Alangkah sulitnya kita memahami suatu tulisan yang
tidak diilengkapi dengan tanda baca. Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia.

1. Tanda Titik (.)


Penulisan singkatan nama perusahaan dengan huruf kapital tidak disertai titik. Sebaliknya, singkatan
gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan titik.

2.. Tanda Koma (,)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpula

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa Melayu.
2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28
Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu
pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai
bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah
dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
5. Seiring dengan perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan variasi namun
semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.
6. Terdapat konsep untuk bisa berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Saran

Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu. Sebagai bangsa
yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai sejarah tersebut dengan tetap menghormati
bahasa melayu. Melihat perkembangan bahasa Indonesia saat ini yang mana masih memiliki
kekurangan, kami berharap kepada semua warga Indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap
bahasa Indonesia serta menggunakan bahasaIndonesia dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai