DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Makalah “Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap
Eksistensi Bahasa Indonesia” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia. Serta juga, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Mara Untung Ritonga,SS.,M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia, serta semua sahabat dan teristimewa kepada orang
tua yang telah memberikan dorongan dan doa’ sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Tak lepas dari kekurangan, penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih
baik dimasa mendatang. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pembaca
dan bagi penulis sendiri khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................3
Indonesia.............................................................................................10
III.3 Urgensi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam bidang..........11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................14
IV.1 Kesimpulan..........................................................................................14
IV.2 Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
emang, kata teman menjadi temen, kata saya menjadi gue, kata kamu menjadi lo, kata
tidak menjadi kagak atau enggak, dan masih banyak kata lainnya.
Banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul merupakan akibat dari
perkembangan zaman yang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi. Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita semua
diharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak mungkin
jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan
bahasa gaul, karena bahasa gaul tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu
juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperbolehka atau diperkenankan
menggunakan bahasa gaul.
Untuk mengendalikan penggunaan bahasa gaul, peran orangtua, keluarga,
pengajar, dan masyarakat sangat penting. Jika kita semua tidak bertindak,
penggunaan bahasa gaul itu akan merusak penggunaan tata bahasa Indonesia dan
bahasa lainnya. Karena di zaman sekarang ini, pengetahuan kaum muda
khususnya siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia sangat minim. Hal ini
diketahui saat mereka membuat makalah atau presentasi. Banyak siswa yang tidak
mengerti penggunaan tata bahasa Indonesia karena kerap menggunakan bahasa
gaul dalam percakapan sehari-hari.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa indonesia dan bahasa gaul.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi
bahasa indonesia.
2
3. Untuk mengetahui urgensi bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Fungsi bahasa menurut Abidin, dkk (2010:3) menjelaskan bahwa fungsi
utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media
komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu:
Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide,
gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang
mengeksperikan ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis
per bait yang disebut puisi.
Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan
pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra.
Fungsi informatif, artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan
sesuatu kepada orang lain.
5
tertentu. Di awal abad ke20 para pejuang kemerdekaan Indonesia sudah
menyadari pentingnya kebutuhan satu bahasa nasional yang mampu menyatukan
seluruh rakyat Indonesia jika negera ini ingin merdeka dari penjajahan Belanda.
Dengan Sumpah Pemuda, pada tanggal 28 Oktober 1928, sekelompok pemuda
tersebut bersumpah satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu
Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang lahir karena suatu
keputusan dan perencanaan. Ketika kemerdekaan Republik Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bahasa Indonesia pun resmi
menjadi bahasa nasional dalam arti yang sesungguhnya. Bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai bahasa pemerintahan dan administrasi yang digunakan di
dalam situasi formal seperti pidato, penulisan serta bahasa di media masa resmi
seperti televisi, radio, koran dan majalah serta buku-buku. Bahasa formal juga
bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi di sekolah maupun universitas
maupun tempat resmi lainnya.
6
yang sulit dilacak asal mulanya. Kalimat-kalimat yang digunakan umumnya
kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat
susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-
kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek,
pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang
bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
(m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu
dari kata aslinya.
b. Kombinasi k, a, g
Kata “kagak” bentukan dari kata “tidak” yang bunyinya tid diganti kag.
Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti
a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
c. Sisipan e
Kata “temen” merupakan bentukan dari kata “teman” yang huruf vokal a
menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
d. Gue
Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan
orang (terutama orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”.
Kata ini merupakan bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh
sebelum bahasa prokem dikenal orang.
e. Lo/Lu
Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku
Betawi sejak bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut
“Anda/Kamu”.
f. Alay
Singkatan dari “anak layangan”, yaitu orang-orang kampung yang bergaya
norak. “Alay” sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
g. LOL
h. Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi
chatting, baik di Yahoo Mesengger, Facebook, Twitter, atau pun
komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud
yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.
i. Lebay
Merupakan hiperbola dan singkatan dari kata “berlebihan”.
j. Garing
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”.
Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun
menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
9
k. Secara
Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”.
Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006-an di kalangan siswa-siswi
SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti “karena/soalnya”.
Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai
penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya:
Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
Ya... gimana dong? Secara gue ini kan gaul...
l. Kepo
Kata ini merupakan singkatan Knowledge Everything Particular Object
yang artinya selalu ingin tau.
10
III.3. Urgensi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam bidang
Pendidikan dan Pengajaran
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab,
seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan.
Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar dan pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan
norma bahasa.
Kita tidak bisa membayangkan jika sosok-sosok yang duduk di
pemerintahan tidak mampu berbahasa Indonesia. Upaya-upaya yang bisa kita
lakukan untuk mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak Tergeser oleh
Bahasa Gaul, maka kita sebagai warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan
langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia
benar-benar punah. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Langkah-langkah pencegahan adalah menjadikan lembaga pendidikan
sebagai basis pembinaan bahasa. Bahasa baku sebagai simbol masyarakat
akademis dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh
para pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf, Badudu,
Kridalaksana, Sugono, Sabariyanto, Finoza, serta Arifin dan Amran
memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam
bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku pelajaran,
buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi negara, perundang-
undangan, dan wacana teknis yang harus digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa yang meliputi kaidah fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan,
dan semantis.
2. Perlunya pemahaman terhadap Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan
akrab, seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak
bola hendaklah digunakan Bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada
11
patokan. Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato
kenegaraan hendaklah digunakan Bahasa Indonesia yang resmi dan formal
yang selalu memperhatikan norma bahasa. Sedangkan bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan
atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi
kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara
konsisten, pemakaian bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-
kaidah bahasa kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak
benar atau tidak baku.
3. Diperlukan adanya Undang-Undang kebahasaan. Dengan adanya undang-
undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu
menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri.
Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia
merasa bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia
asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan
kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul.
4. Peran variasi bahasa dan penggunaannya. Variasi bahasa terjadi akibat
adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan
variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), yaitu antara
bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. Variasi bahasa tinggi (resmi)
digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar
pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi
bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah.
Sedangkan ariasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal,
seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan
untuk dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam
masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.
5. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri. Sebenarnya apabila
kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan
12
utama di negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam
wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan
pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada
tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar
pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa
daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.
13
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa
resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai beberapa
aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi
dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul
tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti.
Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia,
yaitu: masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku, masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia enggan
menggunakan bahasa Indonesia, dan Pudarnya rasa bangga dalam diri masyarakat
Indonesia untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan Bahasa
Indonesia agar tidak Tergeser oleh Bahasa Gaul, maka kita sebagai warga
Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah.
IV.2. Saran
Sebagai generasi muda hendaknya kita harus meningkatkan pesona bahasa
Indonesia agar tidak pudar, karena bahsan Indonesia dalah bahsa pemersatu
bangsa, bahasa nasional, dan bahasa negara Indonesia. Oleh, karena itu perlunya
kita sebagai generasi penerus bangsa untuk melakaukan langkah serius untuk
mempertahankan kesucian bahasa Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15