Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Mara Untung Ritonga,SS.,M.Hum.

PENGARUH PENGGUNAAN BAHASA GAUL TERHADAP EKSISTENSI


BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Defi Elfrida 4193131026

Hanisah Hasibuan 4191131036

Ima Syafitri 4191131016

Robeka Hutasoit 4193131032

Zeny Afriska Barutu 4193131016

Kelas : PSPK 2019 A

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Makalah “Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap
Eksistensi Bahasa Indonesia” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia. Serta juga, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Mara Untung Ritonga,SS.,M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia, serta semua sahabat dan teristimewa kepada orang
tua yang telah memberikan dorongan dan doa’ sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Tak lepas dari kekurangan, penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih
baik dimasa mendatang. Semoga  makalah ini membawa manfaat bagi pembaca
dan bagi penulis sendiri khususnya.

Pangkalan Berandan, 24 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................4

II.1 Pengertian Bahasa.....................................................................................4

II.2 Fungsi Bahasa............................................................................................4

II.3 Pengertian Bahasa Indonesia.....................................................................5

II.4 Perbedaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Gaul...................................6

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................8

III.1 Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul...................................8

III.2 Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa........10

Indonesia.............................................................................................10

III.3 Urgensi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam bidang..........11

Pendidikan dan Pengajaran.................................................................11

BAB IV PENUTUP...............................................................................................14

IV.1 Kesimpulan..........................................................................................14

IV.2 Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan bahasa yang diucapkan antar masyarakat yang berupa
bunyi yang keluar dari alat ucap manusia (Keraf 1997:1 dalam Meilan dan Leli
2019). Bahasa sendiri memiliki beberapa fungsi yaitu, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk berinteraksis sosial, alat mengekspresikan diri
dan alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf 1997:3). Di Indonesia, Bahasa
Indonesia memegang peranan penting sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional,
dan bahasa negara. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mempunyai fungsi
sebagai alat komunikasi antar masyarakat. Hal ini telah diatur dalam Undang-
undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan alat
komunikasi yang sah. Bahasa Indonesia juga ditetapkan sebagai bahasa
pemerintahan dan administrasi yang digunakan di dalam situasi formal seperti
pidato, penulisan serta bahasa di media masa resmi seperti televisi, radio, koran
dan majalah serta buku-buku. Bahasa formal juga bahasa yang digunakan sebagai
media komunikasi di sekolah-sekolah dan universitas-universitas serta acara-acara
resmi lainnya.
Idealnya, bangsa Indonesia dari segala generasi harus mampu menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat
penting, mengingat Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang mempersatukan
negeri ini. Secara otomatis, bahasa nasional ini harus dipakai dalam segala kegiatan yang
bersifat formal dan kelembagaan, termasuk segala kegiatan di bidang pendidikan. Tetapi
kenyataan yang terjadi adalah bahasa gaul yang seharusnya hanya menjadi bahasa
pergaulan telah masuk ke ruang praktis pendidikan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan Bahasa Indonesia semakin terkikis karena
adanya penggunaan bahasa gaul. Bahasa gaul merupakan bahasa yang dimodifikasi dari
berbagai macam bahasa termasuk bahasa Indonesia itu sendiri. Sebagian besar katakata
dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun,
terkadang diciptakan pula katakata aneh yang sulit dilacak asal mulanya. Kalimat-kalimat
yang digunakan dalam bahasa gaul ini umumnya kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip
juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga
seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap, seperti kata memang menjadi

1
emang, kata teman menjadi temen, kata saya menjadi gue, kata kamu menjadi lo, kata
tidak menjadi kagak atau enggak, dan masih banyak kata lainnya.
Banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul merupakan akibat dari
perkembangan zaman yang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi. Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita semua
diharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak mungkin
jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan
bahasa gaul, karena bahasa gaul tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu
juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperbolehka atau diperkenankan
menggunakan bahasa gaul.
Untuk mengendalikan penggunaan bahasa gaul, peran orangtua, keluarga,
pengajar, dan masyarakat sangat penting. Jika kita semua tidak bertindak,
penggunaan bahasa gaul itu akan merusak penggunaan tata bahasa Indonesia dan
bahasa lainnya. Karena di zaman sekarang ini, pengetahuan kaum muda
khususnya siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia sangat minim. Hal ini
diketahui saat mereka membuat makalah atau presentasi. Banyak siswa yang tidak
mengerti penggunaan tata bahasa Indonesia karena kerap menggunakan bahasa
gaul dalam percakapan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan bahasa indonesia dan bahasa gaul?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa
indonesia?
3. Bagaimana urgensi bahasa indonesia yang baik dan benar dalam bidang
pendidikan dan pengajaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa indonesia dan bahasa gaul.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi
bahasa indonesia.

2
3. Untuk mengetahui urgensi bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

II.1 Pengertian Bahasa


Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminologi mengartikan bahasa
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang
dihasilkan alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru-paru
menggetarkan pita suara di kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut.
Sedangkan menurut Keraf dalam Smarapradhipa ,memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahsa adalah bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau
berinteraksi antara anggota masyarakat.

II.2. Fungsi Bahasa


Menurut Gorys Keraf, secara umum bahasa memiliki empat fungsi, yaitu:
1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri, yaitu untuk mengungkapkan apa yang
tersirat dalam hati, misalnya untuk menunjukkan keberadaan kita di
tengah orang lain.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan semua yang kita
rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
3. Bahasa sebagaialat integrasi dan adaptasi sosial, yaitu melalui bahasa kita
mengenal semua adat istiadat, tingkah laku, dan tatakrama masyarakat
serta mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial, yaitu melalui bahasa seseorang
mempengaruhi pandangan, sikap, maupun tingkah laku orang lain agar
sesuai dengan harapannya.

4
Fungsi bahasa menurut Abidin, dkk (2010:3) menjelaskan bahwa fungsi
utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media
komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu:
 Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide,
gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang
mengeksperikan ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis
per bait yang disebut puisi.
 Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan
pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra.
 Fungsi informatif, artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan
sesuatu kepada orang lain.

II.3. Pengertian Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat
komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran
berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang
disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia
yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering
menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering
digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang
digunakan menjadi tidak baik.
Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi utama masyarakat
Indonesia. Ada kalanya Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua, setelah bahasa
ibunya oleh karena masyarakat Indonesia berada dalam tataran situasi bilingual
atau multilingual. Hal itu juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman, dan
fenomena berbahasa sesuai usia dan lingkungan pemakainya pada suatu masa

5
tertentu. Di awal abad ke20 para pejuang kemerdekaan Indonesia sudah
menyadari pentingnya kebutuhan satu bahasa nasional yang mampu menyatukan
seluruh rakyat Indonesia jika negera ini ingin merdeka dari penjajahan Belanda.
Dengan Sumpah Pemuda, pada tanggal 28 Oktober 1928, sekelompok pemuda
tersebut bersumpah satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu
Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang lahir karena suatu
keputusan dan perencanaan. Ketika kemerdekaan Republik Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bahasa Indonesia pun resmi
menjadi bahasa nasional dalam arti yang sesungguhnya. Bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai bahasa pemerintahan dan administrasi yang digunakan di
dalam situasi formal seperti pidato, penulisan serta bahasa di media masa resmi
seperti televisi, radio, koran dan majalah serta buku-buku. Bahasa formal juga
bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi di sekolah maupun universitas
maupun tempat resmi lainnya.

II.4. Perbedaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Gaul


Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa
resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai beberapa
aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus
1945 pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara:
1. Bahasa resmi Negara,
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
3. Alat penghubung tingkat nasional,
4. Alat pengembanganan ilmu pengetahuan dan teknologi

Bahasa Gaul Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan


perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa
Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang
pasti. Sebagian besar katakata dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan,
singkatan, maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula katakata aneh

6
yang sulit dilacak asal mulanya. Kalimat-kalimat yang digunakan umumnya
kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat
susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-
kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek,
pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang
bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.

7
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul


Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa
resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai beberapa
aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada tanggal 18
Agustus 1945 pada Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara :
1. Bahasa resmi Negara,
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
3. Alat penghubung tingkat nasional,
4. Alat pengembanganan ilmu pengetahuan dan teknologi
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau
modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga
bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian
besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan,
maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula katakata aneh yang sulit
dilacak asal mulanya. Kalimat-kalimat yang digunakan umumnya kalimat tunggal.
Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat
menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak
lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna
menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli
bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif.
Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang
akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang
lebih pendek seperti “memang” menjadi “emang”.
Beberapa contoh bahasa gaul yang sering digunakan yaitu :
a. Pengunaan awalan e
Kata “emang” itu bentukan dari kata “memang” yang disisipi bunyi e.
Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan

8
(m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu
dari kata aslinya.
b. Kombinasi k, a, g
Kata “kagak” bentukan dari kata “tidak” yang bunyinya tid diganti kag.
Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti
a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
c. Sisipan e
Kata “temen” merupakan bentukan dari kata “teman” yang huruf vokal a
menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
d. Gue
Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan
orang (terutama orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”.
Kata ini merupakan bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh
sebelum bahasa prokem dikenal orang.
e. Lo/Lu
Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku
Betawi sejak bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut
“Anda/Kamu”.
f. Alay
Singkatan dari “anak layangan”, yaitu orang-orang kampung yang bergaya
norak. “Alay” sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
g. LOL
h. Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi
chatting, baik di Yahoo Mesengger, Facebook, Twitter, atau pun
komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud
yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.
i. Lebay
Merupakan hiperbola dan singkatan dari kata “berlebihan”.
j. Garing
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”.
Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun
menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.

9
k. Secara
Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”.
Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006-an di kalangan siswa-siswi
SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti “karena/soalnya”.
Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai
penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya:
Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
Ya... gimana dong? Secara gue ini kan gaul...
l. Kepo
Kata ini merupakan singkatan Knowledge Everything Particular Object
yang artinya selalu ingin tau.

III.2. Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa


Indonesia
Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia
sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku sehingga kehilangan
patokan dan bimbingan untuk memakai bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau
mempelajari lebih lanjut karena merasa dirinya telah menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4. Masyarakat tidak terbiasa atau justru menjadi enggan menggunakan bahasa
Indonesia baku. Sementara bahasa Indonesia adalah bidang pendidikan yang
harus dipahami dalam melakukan berbagai pekerjaan antara lain surat
menyurat, pembicaraan resmi, tulisan akademik, dan lainya.
5. Pudarnya rasa bangga dalam diri masyarakat Indonesia untuk dapat
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, sementara
mereka sudah terbiasa dengan bahasa pergaulan yang lazim digunakan.

10
III.3. Urgensi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam bidang
Pendidikan dan Pengajaran
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab,
seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan.
Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar dan pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan
norma bahasa.
Kita tidak bisa membayangkan jika sosok-sosok yang duduk di
pemerintahan tidak mampu berbahasa Indonesia. Upaya-upaya yang bisa kita
lakukan untuk mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak Tergeser oleh
Bahasa Gaul, maka kita sebagai warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan
langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia
benar-benar punah. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Langkah-langkah pencegahan adalah menjadikan lembaga pendidikan
sebagai basis pembinaan bahasa. Bahasa baku sebagai simbol masyarakat
akademis dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh
para pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf, Badudu,
Kridalaksana, Sugono, Sabariyanto, Finoza, serta Arifin dan Amran
memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam
bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku pelajaran,
buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi negara, perundang-
undangan, dan wacana teknis yang harus digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa yang meliputi kaidah fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan,
dan semantis.
2. Perlunya pemahaman terhadap Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan
akrab, seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak
bola hendaklah digunakan Bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada

11
patokan. Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato
kenegaraan hendaklah digunakan Bahasa Indonesia yang resmi dan formal
yang selalu memperhatikan norma bahasa. Sedangkan bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan
atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi
kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara
konsisten, pemakaian bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-
kaidah bahasa kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak
benar atau tidak baku.
3. Diperlukan adanya Undang-Undang kebahasaan. Dengan adanya undang-
undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu
menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri.
Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia
merasa bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia
asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan
kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul.
4. Peran variasi bahasa dan penggunaannya. Variasi bahasa terjadi akibat
adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan
variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), yaitu antara
bahasa resmi atau bahasa tidak resmi. Variasi bahasa tinggi (resmi)
digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar
pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi
bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah.
Sedangkan ariasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal,
seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan
untuk dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam
masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.
5. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri. Sebenarnya apabila
kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan

12
utama di negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam
wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan
pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada
tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar
pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa
daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.

13
BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa
resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai beberapa
aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi
dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul
tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti.
Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia,
yaitu: masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku, masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia enggan
menggunakan bahasa Indonesia, dan Pudarnya rasa bangga dalam diri masyarakat
Indonesia untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan Bahasa
Indonesia agar tidak Tergeser oleh Bahasa Gaul, maka kita sebagai warga
Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah.

IV.2. Saran
Sebagai generasi muda hendaknya kita harus meningkatkan pesona bahasa
Indonesia agar tidak pudar, karena bahsan Indonesia dalah bahsa pemersatu
bangsa, bahasa nasional, dan bahasa negara Indonesia. Oleh, karena itu perlunya
kita sebagai generasi penerus bangsa untuk melakaukan langkah serius untuk
mempertahankan kesucian bahasa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus,dkk. 2010. Kemampuan Berbahasa Tinggi Indonesia di


Perguruan. Bandung: CV. Maulana Media.

Rahayu,A.(2015). Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam


Pendidikan Dan Pengajaran. Jurnal Paradigma . 2(1).

Suminar,R.(2016). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa


Indonesia Mahasiswa Unswagati. Jurnal Logika . 18 (3).114-119.

15

Anda mungkin juga menyukai