Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan izin-Nya
sehingga saya dapat meyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “SEJARAH
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA,EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN,SERTA KALIMAT EFEKTIF” Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca. Bahkan
saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktikan dalam kehidupan
sehari-hari. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Maka dari itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari,November 2023

Penyusun

Windi Meilani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Sejarah Kedudukan Bahasa Indonesia.....................................................6


2.2 Fungsi Bahasa Indonesia..........................................................................8
2.3 Ejaan Yang Disempurnakan...................................................................10
2.4 Kalimat Efektif.......................................................................................12
BAB III...................................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….15
3.2 Saran……………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana


komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal.
Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan
perguruan tinggi menunjukkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Namun, masih cukup banyak pemakaian bahasa nasional yang belum
dapat mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar yang sesuai
dengan konteks pemakaiannya. Bahasa Indonesia tidak semata-mata sebagai alat
komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama serta alat pokok
fundamental dalam proses pendidikan Indonesia. Bahasa merupakan alat
komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa seseorang tidak dapat
berinteraksi dengan baik antar sesama. Tidak sebatas pada kemampuan berbicara
saja, bahasa juga merupakan alat komunikasi antar penulis dan pembaca melalui
sebuah tulisan. Sebuah tulisan berfungsi menyempurnakan informasi kepada
pembaca, tanpa bahasa yang baik dalam sebuah tulisan, maka informasi yang
diharapkan pembaca dalam suatu tulisan tidak akan tercapai. Seseorang yang
bahasa tulisannya baik, biasanya cara bicaranya pun baik. Oleh karena itu, bahasa
yang digunakan oleh penutur seharus baik dan benar agar informasi yang di dapat
oleh pendengar maupun pembaca dapat berjalan dengan baik. Bahasa merupakan
salah satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari etnis ataupun kebudayaan
kehidupan manusia, sehingga dapat 2 dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik
manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Bahasa dapat diartikan alat
komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dilakukan
oleh alat ucap manusia. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis suku
bangsa tidak dapat lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang
mereka gunakan dapat berupa bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional
yaitu bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi antar suku, sedangkan

3
bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi untuk warga sesuku (Keraf,
2000:9). Keanekabahasaan menjadi perhatian para peneliti dan guru bahasa.
Ketika seseorang melanggar kaidah berbahasa Indonesia dengan memasukkan
bahasa asing ataupun bahasa daerah dalam tuturan bahasa Indonesia, tuturan
mereka dianggap menyalahi kaidah dalam berbahasa. Salah satu bahasa daerah
yang mengalami kontak bahasa tersebut adalah Bahasa Batak Toba (BBT), yang
berada di daerah Kabupaten Samosir. Kontak bahasa daerah (dalam hal ini bahasa
Batak Toba) dengan bahasa Indonesia tersebut diakibatkan adanya bilingualisme
atau penguasaan dua bahasa. Bilingualisme adalah kebiasaan menggunakan dua
ragam bahasa atau lebih dalam situasi bertutur. Bilingualisme merupakan
fenomena yang tejadi diseluruh dunia. Menurut pengamatan yang dilakukan di
Indonesia fenomena bilingualisme merupakan salah satu fenomena yang banyak
terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, adanya kontak
bahasa, adanya 3 bahasa yang saling berdampingan, pendidikan bahasa asing,
pekerjaan, migrasi, dan urbanisasi (Ibrahim dan Suparno, 2009). Aktualisasi
bilingualisme tercermin dalam tindak tuturnya. Pengaruh bahasa Batak Toba tidak
dapat diabaikan begitu saja oleh masyarakat Toba Samosir. Bahasa Batak Toba
yang dipakai sejak kecil di rumah, lingkungan, keluarga, dan masyarakat telah
demikian meresap pada pemakai bahasa tersebut. Seperti yang di kemukan oleh
(Chaer, 1993:50) Setiap masyarakat dalam kehidupan berinteraksi dengan sesuatu
yang ada di sekitar lingkungannya, baik terhadap manusia, peristiwa, norma-
norma, gejala-gejala sosial, atau aktivitas-aktivitas tertentu. Sampai akhir tahun
lima puluhan banyak golongan intelektual di Indonesia yang masih bersifat
negatif terhadap bahasa Indonesia di samping mereka yang besifat positif.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat sering menganggap bahwa bahasa
Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di lingkungan formal
atau hanya kalangan-kalangan tertentu yang kedengarannya akan janggal jika
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di Sumatera Utara khususnya di daerah
Samosir banyak sekali ditemukan penutur bilingual. Penutur yang bilingual
biasanya menggunakan bahasa daerah agar lebih terlihat akrab dan kekeluargaan
dalam situasi tidak resmi , dan menggunakan bahasa Indonesia ketika berada pada

4
situasi resmi. Mereka menggunakan kedua bahasa tersebut secara bergantian.
Berarti banyak pula masyarakat yang tidak menggunakan bahasa bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Salah satunya adalah masyarakat yang berbahasa
pertamanya adalah bahasa Batak Toba dan bahasa keduanya bahasa Indonesia. Di
daerah samosir masyarakat disana dikenal dengan suku Batak Toba. Masyarakat
samosir mencampurkan bahasa Batak Toba dalam struktur kalimat bahasa
indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah kedudukan bahasa indonesia?


2. Apa fungsi bahasa indonesia?
3. Bagaiamana ejaan yang disempurnakan dalam bahasa indonesia?
4. Bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam bahasa indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah kedudukan bahasa indonesia.


2. Untuk mengetahui fungsi bahasa indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana ejaan yang disempurnakan dalam bahasa
indonesia.
4. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam bahasa
indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu


untuk mengetahui perkembangan bahasa Melayu itu diuraikan oleh Takdir
Alisyahbana bahwa negeri kita yang terdiri dari beribu-ribu pulau ini selayaknya
mempunyai bahasa dan dialog yang begitu banyak, namun bahasa dan dialog itu
sebagian besar termasuk dalam satu rumpun bahasa- bahasa Melayu.Sedangkan
sebagian lagi termasuk dalam rumpun yang lebih besar, yaitu rumpun bahasa
Austronesia dan bahasa Melayu Polinesia Pertumbuhan bahasa Melayu yang telah
menjadi bahasa Indonesia dapat dikemukakan dengan rumus Matematika yaitu
BM+bd+ba.Dimana BM mewakili bahasa Melayu, mewakili bahasa daerah, dan
ba mewakili bahasa asing. Artinya modal utama bahasa Indonesia sekarang adalah
bahasa MelayuKemudian diperkaya dengan sebagian kecil bahasa daerah dan
bahasa asing.Sebelum kemerdekaan sebagian besar daerah Nusantara telah
diperkaya oleh bahasa Daerah dan bahasa Asing Sejak zaman penjajahan Belanda,
bahasa Indonesia (bahasa Melayu) telah diajarkan di Sekolah-sokolah. Di Bumi
Putera (Jawa) bahasa Melayu tidak dijadikan bahasa pengantar, akan tetapi masih
dijadikan sebagai mata Pelajaran sebanyak 2 jam sekali dalam satu minggu
dimulai pada kelas IV.

Ada pun beberapa faktor pendukung bahasa Melayu diterima sebagai bahasa
Indonesia adalah:

1. Luasnya pemakaian bahasa Melayu

Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata
sudah dipakai sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca)
yang tidak hanya dipakai di Nusantaratetapi juga

6
digunakan di sebagian besar daerah Asia Tenggara. Diterimanya penggunaan
bahasa Melayu dalam sastra.

2. Faktor ke dua diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia


karenabanyak digunakan dalam hasil-hasil sastra baik bahasa Melayu rendah
maupuntinggiRosadi mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19 sudah banyak
hasil-hasil satra bahasa Melayu yang ditulis orang-orang yang berasal dari
kepulawan Riau dan Sumatra.Hasil-hasil sastra itu kebanyakan ditulis dengan
bahasa Melayu tinggi

3.Penggunaan Bahasa Melayu dalam Persurat Kabaran.

Faktor ketiga penyebab diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia


adalah telah digunakannya bahasa Melayu dalam surat kabar Nusantara Prosadi
mengungkapkan bahwa pada akir abad ke-19 banyak surat kabar yang dicetak
menggunakan bahasa Melayu

Faktor lainnya yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa


Indonesia adalah:

a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak
di Selat Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang
sangat penting antara Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara
b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau- pulau.
c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan- kerajaanTidak
kalah pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan
agama Islam yang dibawa oleh para pedagang keseluruh kepulauan dan
pengambangan agama Kristen yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa
lainnya.
d. Melayu sebagai ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.

Kedudukan bahasa Indonesia:

Kedudukan Bahasa Indonesia Pada dasarnya dibedakan atas dua yang bertolak
dari sejarah pertumbuhannya, yaitu:

7
1.Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Kedudukan yang paling utama dari bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa hal
tersebut tersurat pada ikrar sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang
bebunyi: 'menjoen-joen tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia'.Setelah
sumpah pemuda, dalam sebuah hasil perumusan seminar Politik bahasa yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 25-28 Februari 1975, diantaranya menegaskan
bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

2.Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Seiring dengan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 besoknya tanggal 18


Agustus 1945 diakui dan disahkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, yang termasuk dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyiBahasa negara
adalah bahasa Indonesia'Berarti bahasa Indonesia tidak hanya berkedudukan
sebagai bahasa. tetapi juga termasuk dalam bahasa Negara. Jadi, kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa diembannya dalam persoalan kehidupan
berbangsa bukan dalam kehidupan bernegara. Demikian juga, kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara diembannya dalam persoalan kehidupan
bernegara bukan dalam kehidupan berbangsa.

2.2 Fungsi Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukannya yaitu:

1. Bahasa Nasional

Kedudukannya diatas bahasadaerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa


yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan
bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

8
a. Lambang kebanggaan.

Seluruh bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa diantara
berbagai daerah dengan etnis yang berbeda-bedaBahasa Indonesia juga
memanggarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsaDengan keluhurannyabahasa
Indonesia harus menjadi kebanggaan dengan cara
menjunjungnyamerealisasikannyamempertahankannya da mengembangkannya

b. Lambang Identitas

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsasehingga dengan
kondisi ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas. Sebagai
lambang identitasbahasa Indonesia merupakan lambang bangsa IndonesiaIni
berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kitayaitu sifat,
perangai dan watak kita sebagai orang Indonesia.

c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa Artinya, bahasa Indonesia merupakan alat
yang memungkinkan untuk menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar sosial
dan bahasa dalam kebangsaasn IndonesiaDengan demikian bangsa Indonesia yang
berbeda suku bangsa tersebut bisa menyatukan cita-cita dan rasa dengan perantara
bahasa Indonesia

d. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya

Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa, maka masalah utama yang muncul
adalah hambatan komunikasi diantara suku bangsa.

2.Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Memiliki empat fungsi sebagai berikut:

a. Bahasa resmi kenegaraan

Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraanya harus menggunakan


bahasa Indonesia sepertikegiatan acara kenegaraan, pidato kenegaraandan lain
sebagainya

9
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan

Kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan baik sekolah ataupun perguruan


tinggi dan gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

c. Alat perhubungan pada tingkat

Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan untuk kepentingan perencanaan dan


pembangunan serta kepentingan pemerintah.

d.Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK Indonesia kaya akan kebudayaan


yang sesuai dengan sukunya,sehingga kebudayaan itu perlu dikembangkan dan
dikomunikasikan kepada berbagai suku bangsa.

2.3 Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (disingkat Ejaan


Disempurnakan atau EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun
1972 hingga 2015 menggantikan Ejaan Baru, serta kembali berlaku sejak tahun
2022 menggantikan Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi pada tahun 1972 dan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) pada tahun 2022. EYD pertama kali diberlakukan dan diresmikan
pada tanggal 26 Agustus 1972. Pemberlakuan pemakaian EYD diperkuat dengan
keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Ejaan ini sempat digantikan
oleh Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sejak tahun 2015 hingga bulan Agustus 2022,
ketika istilah "Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" kembali
digunakan.Jika menghitung EBI sebagai edisi keempat, Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan saat ini telah memiliki lima edisi.

-Penggunaan

Dalam penggunaannya pada nama, sering kali masih menggunakan ejaan lama,
misalnya Soekarno, yang sudah lebih dulu terkenal, dan terkadang dalam nama

10
modern dicampur dengan ejaan baru, seperti nama belakang Megawati
Soekarnoputri (bukan Sukarnoputri maupun Soekarnopoetri).

Dalam penggunaannya di luar Indonesia, beberapa orang dapat memilih untuk


mengejanya dengan ejaan asing (bukan Belanda / Ejaan Lama). Misalnya,
musisi Stephanie Poetri mengeja nama keduanya (nama tengahnya) mirip kata
bahasa Inggris poetry (puisi), alih-alih putri.

-Kemiripan dengan bahasa lain

Ejaan EYD beberapa mirip dengan bahasa Inggris, seperti penulisan huruf vokal
(a, i, u, e, o) sehingga banyak kata yang diserap secara utuh dari bahasa
Inggris seperti solder, pistol, sandal, dll.

Beberapa ketentuan baru yang ditetapkan di dalam EYD:

 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
 Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
 Awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada
contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara di- pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
 Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada
kata amboi.
 Bentuk gabungan konsonan kh, ng, ny, dan sy termasuk kelompok huruf
konsonan.
 Masih menggunakan dua istilah, yaitu huruf besar dan huruf kapital.
 Penulisan huruf hanya mengatur dua macam huruf yaitu huruf besar atau
huruf kapital dan huruf miring.
 Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi antara
lambang dengan angka, misalnya Rp 500,00.

11
 Tanda petik dibedakan istilah dan penggunaannya menjadi dua, yaitu tanda
petik ganda dan tanda petik tunggal.
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua (2)
tidak digunakan sebagai penanda perulangan, kecuali mungkin dalam tulisan
cepat dan notula.

Ketentuan-ketentuan selain penulisan huruf di dalam pedoman EYD, antara lain:

 Penulisan kata.
 Penulisan tanda baca.
 Penulisan singkatan dan akronim.
 Penulisan angka dan lambang bilangan.
 Penulisan unsur serapan.

2.4 Kalimat Efektif

1.Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada pembaca seperti apa
yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.Kalimat efektif lebih
mengutamakan keefektifan kalimat sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin.Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas,yaitu kesepadanan
struktur,kepararelan,ketegasan,kehematan,kecermatan,kecermatan,kepaduan,dan
kelogisan.

2.Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Memiliki unsur paralel atau kesejajaran.

Contoh: Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara bertahap.

12
(Tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda,yaitu dibekukan dan kenaikan.)

Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu
menjadi:

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara bertahap.

2.Adanya kepaduan atau memiliki suatu pengetahuan yang tidak terpisah-pisah.

Contoh: Surat itu saya sudah baca

(Kalimat diatas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal)

Seharusnya kalimat itu berbentuk: Surat itu sudah saya baca.

3.Adanya ketegasan.

Contoh: Harapan presiden,rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan


kemampuan yang ada pada dirinya.

(Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat)

Presiden mengharapkan. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan


mengubah posisi kalimat.

4.Adanya kecermatan atau teliti dalam memilih kata agar tidak memilih makna
ganda.

Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

(Memiliki makna ganda,yaitu siapa yan terkenal.Mahasiswa atau Perguruan


Tinggi).

13
5.Adanya kehematan atau tidak boros kata.

Contoh: Karena ia tidak diundang,dia tidak datang ke tempat itu.

(Menghilangkan subjek ganda)

Karena tidak diundang,dia tidak datang ke tempat itu.

6.Harus logis atau masuk akal.

Contoh: Kepada Bapak Menteri waktu dan tempat kami persilahkan.

(Kalimat ini tidak logis atau tidak masuk akal).

Bapak Menteri kami persilahkan.

3.Penerapan Kalimat Efektif

1) Bahasa lisan dapat berinteraksi langsung dengan orang.


2) Bahasa tulis memiliki keterbatasan interaksi.
3) Bahasa yang baik dan benar sehingga pembaca dapat memahami maksud
penulis.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu pada
tanggal 28 Oktober,Tahun 1928.Sejak itulah bahasa indonesia resmi menjadi
bahasa nasional. Bahasa melayu mampu berkembang di nusantara melalui jalur
perdagangan.Bahasa indonesia bersifat dinamis (berubah). Pada tanggal 18
Agustus 1945 bahasa indonesia diresmikan yang ke-2 kalinya sebagai bahasa
negara.

Fungsi bahasa indonesia adalah sebagai pemersatu bahasa di indonesia.


Kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa negara dan bahasa nasional.

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (disingkat Ejaan


Disempurnakan atau EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun
1972 hingga 2015 menggantikan Ejaan Baru, serta kembali berlaku sejak tahun
2022 menggantikan Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi pada tahun 1972 dan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI) pada tahun 2022.

3.2 Saran

Dari kesimpulan di atas,sebaiknya kita harus mengetahui kedudukan dan fungsi


bahasa indonesia begitupun juga dengan ejaan yang disempurnakan dan kalimat
efektif. Sehingga kita dapat lebih efektif dalam berkomunikasi dan kita juga dapat
berbicara dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sam, B., Iye, R., Ohoibor, M., Umanailo, M. C. B., Rusdi, M., Rahman, A. B. D.,
& Hajar, I.
(2019). Female Feminism in the Customary Island of Buru. Int. J. Sci. Technol.
Res,
8(8), 1877-1880.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia
Applications in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal
on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia
Applications in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal
on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Iye, R., & Susiati, S. (2018). NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SEBAIT
CINTA DI BAWAH
LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI (Educative Values in
Sebait
Cinta di Bawah Langit Kairo by Mahmud Jauhari Ali). Sirok Bastra, 6(2), 185-
191.
Susiati, S. (2018). Homonim bahasa kepulauan tukang besi dialek kaledupa di
kabupaten wakatobi
[the homonymon of tukang besi island languange in kaledupa dialect at wakatobi
regency]. Totobuang, 6(1), 109.

16
Berdasarkan kesimpulan
di atas ada beberapa
saran yang inginpenulis
sampaikan diantaranya:
Pertama, sebaiknya kita
harus memahami fungsi
dan
kedudukan bahasa
Indonesia sesuai dengan
pemakaiannya. Kedua,
mengetahui penggunaan
bahasa Indonesia yang
sesuai dengan fungsi
dan

17
kedudukannya menjadi
lebih efektif dalam
berkomunikasi dan kita
juga harus
bisa berbicara
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
ben

18

Anda mungkin juga menyukai