Alhamdulillah puji serta syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan izin-Nya
sehingga saya dapat meyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “SEJARAH
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA,EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN,SERTA KALIMAT EFEKTIF” Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca. Bahkan
saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktikan dalam kehidupan
sehari-hari. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Maka dari itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Kendari,November 2023
Penyusun
Windi Meilani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................6
PENUTUP..............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….15
3.2 Saran……………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi untuk warga sesuku (Keraf,
2000:9). Keanekabahasaan menjadi perhatian para peneliti dan guru bahasa.
Ketika seseorang melanggar kaidah berbahasa Indonesia dengan memasukkan
bahasa asing ataupun bahasa daerah dalam tuturan bahasa Indonesia, tuturan
mereka dianggap menyalahi kaidah dalam berbahasa. Salah satu bahasa daerah
yang mengalami kontak bahasa tersebut adalah Bahasa Batak Toba (BBT), yang
berada di daerah Kabupaten Samosir. Kontak bahasa daerah (dalam hal ini bahasa
Batak Toba) dengan bahasa Indonesia tersebut diakibatkan adanya bilingualisme
atau penguasaan dua bahasa. Bilingualisme adalah kebiasaan menggunakan dua
ragam bahasa atau lebih dalam situasi bertutur. Bilingualisme merupakan
fenomena yang tejadi diseluruh dunia. Menurut pengamatan yang dilakukan di
Indonesia fenomena bilingualisme merupakan salah satu fenomena yang banyak
terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, adanya kontak
bahasa, adanya 3 bahasa yang saling berdampingan, pendidikan bahasa asing,
pekerjaan, migrasi, dan urbanisasi (Ibrahim dan Suparno, 2009). Aktualisasi
bilingualisme tercermin dalam tindak tuturnya. Pengaruh bahasa Batak Toba tidak
dapat diabaikan begitu saja oleh masyarakat Toba Samosir. Bahasa Batak Toba
yang dipakai sejak kecil di rumah, lingkungan, keluarga, dan masyarakat telah
demikian meresap pada pemakai bahasa tersebut. Seperti yang di kemukan oleh
(Chaer, 1993:50) Setiap masyarakat dalam kehidupan berinteraksi dengan sesuatu
yang ada di sekitar lingkungannya, baik terhadap manusia, peristiwa, norma-
norma, gejala-gejala sosial, atau aktivitas-aktivitas tertentu. Sampai akhir tahun
lima puluhan banyak golongan intelektual di Indonesia yang masih bersifat
negatif terhadap bahasa Indonesia di samping mereka yang besifat positif.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat sering menganggap bahwa bahasa
Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di lingkungan formal
atau hanya kalangan-kalangan tertentu yang kedengarannya akan janggal jika
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di Sumatera Utara khususnya di daerah
Samosir banyak sekali ditemukan penutur bilingual. Penutur yang bilingual
biasanya menggunakan bahasa daerah agar lebih terlihat akrab dan kekeluargaan
dalam situasi tidak resmi , dan menggunakan bahasa Indonesia ketika berada pada
4
situasi resmi. Mereka menggunakan kedua bahasa tersebut secara bergantian.
Berarti banyak pula masyarakat yang tidak menggunakan bahasa bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Salah satunya adalah masyarakat yang berbahasa
pertamanya adalah bahasa Batak Toba dan bahasa keduanya bahasa Indonesia. Di
daerah samosir masyarakat disana dikenal dengan suku Batak Toba. Masyarakat
samosir mencampurkan bahasa Batak Toba dalam struktur kalimat bahasa
indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ada pun beberapa faktor pendukung bahasa Melayu diterima sebagai bahasa
Indonesia adalah:
Dilihat dari bahasa Melayu yang diterima karena bahasa Melayu ternyata
sudah dipakai sebelum Abad ke-20 sebagai bahasa perantara (lingun praca)
yang tidak hanya dipakai di Nusantaratetapi juga
6
digunakan di sebagian besar daerah Asia Tenggara. Diterimanya penggunaan
bahasa Melayu dalam sastra.
a. Letak goegrafis yang istimewa, karena kediaman Bangsa melayu itu terletak
di Selat Malaka yang menjadi lokasiperhubungan dan perdagangan yang
sangat penting antara Barat dan Timur di lingkungan Asia Tenggara
b. Sifat bangsa Melayu yang perantau, pelayar dan penjajah pulau- pulau.
c. Menjadi bahasa penghubung bagi kekuasaan politik kerajaan- kerajaanTidak
kalah pentingnya bahasa Melayu dijadikan sebagai alat pengembangan
agama Islam yang dibawa oleh para pedagang keseluruh kepulauan dan
pengambangan agama Kristen yang dibawa portugis serta orang-orang Eropa
lainnya.
d. Melayu sebagai ligua praca sudah memenuhi fungsinya sebagai bahasa.
Kedudukan Bahasa Indonesia Pada dasarnya dibedakan atas dua yang bertolak
dari sejarah pertumbuhannya, yaitu:
7
1.Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Kedudukan yang paling utama dari bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa hal
tersebut tersurat pada ikrar sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang
bebunyi: 'menjoen-joen tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia'.Setelah
sumpah pemuda, dalam sebuah hasil perumusan seminar Politik bahasa yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 25-28 Februari 1975, diantaranya menegaskan
bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
1. Bahasa Nasional
8
a. Lambang kebanggaan.
Seluruh bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa diantara
berbagai daerah dengan etnis yang berbeda-bedaBahasa Indonesia juga
memanggarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsaDengan keluhurannyabahasa
Indonesia harus menjadi kebanggaan dengan cara
menjunjungnyamerealisasikannyamempertahankannya da mengembangkannya
b. Lambang Identitas
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsasehingga dengan
kondisi ini bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas. Sebagai
lambang identitasbahasa Indonesia merupakan lambang bangsa IndonesiaIni
berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kitayaitu sifat,
perangai dan watak kita sebagai orang Indonesia.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa Artinya, bahasa Indonesia merupakan alat
yang memungkinkan untuk menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar sosial
dan bahasa dalam kebangsaasn IndonesiaDengan demikian bangsa Indonesia yang
berbeda suku bangsa tersebut bisa menyatukan cita-cita dan rasa dengan perantara
bahasa Indonesia
Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa, maka masalah utama yang muncul
adalah hambatan komunikasi diantara suku bangsa.
9
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan
-Penggunaan
Dalam penggunaannya pada nama, sering kali masih menggunakan ejaan lama,
misalnya Soekarno, yang sudah lebih dulu terkenal, dan terkadang dalam nama
10
modern dicampur dengan ejaan baru, seperti nama belakang Megawati
Soekarnoputri (bukan Sukarnoputri maupun Soekarnopoetri).
Ejaan EYD beberapa mirip dengan bahasa Inggris, seperti penulisan huruf vokal
(a, i, u, e, o) sehingga banyak kata yang diserap secara utuh dari bahasa
Inggris seperti solder, pistol, sandal, dll.
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
Awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada
contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara di- pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada
kata amboi.
Bentuk gabungan konsonan kh, ng, ny, dan sy termasuk kelompok huruf
konsonan.
Masih menggunakan dua istilah, yaitu huruf besar dan huruf kapital.
Penulisan huruf hanya mengatur dua macam huruf yaitu huruf besar atau
huruf kapital dan huruf miring.
Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi antara
lambang dengan angka, misalnya Rp 500,00.
11
Tanda petik dibedakan istilah dan penggunaannya menjadi dua, yaitu tanda
petik ganda dan tanda petik tunggal.
Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua (2)
tidak digunakan sebagai penanda perulangan, kecuali mungkin dalam tulisan
cepat dan notula.
Penulisan kata.
Penulisan tanda baca.
Penulisan singkatan dan akronim.
Penulisan angka dan lambang bilangan.
Penulisan unsur serapan.
12
(Tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda,yaitu dibekukan dan kenaikan.)
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu
menjadi:
(Kalimat diatas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal)
3.Adanya ketegasan.
4.Adanya kecermatan atau teliti dalam memilih kata agar tidak memilih makna
ganda.
13
5.Adanya kehematan atau tidak boros kata.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu pada
tanggal 28 Oktober,Tahun 1928.Sejak itulah bahasa indonesia resmi menjadi
bahasa nasional. Bahasa melayu mampu berkembang di nusantara melalui jalur
perdagangan.Bahasa indonesia bersifat dinamis (berubah). Pada tanggal 18
Agustus 1945 bahasa indonesia diresmikan yang ke-2 kalinya sebagai bahasa
negara.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Sam, B., Iye, R., Ohoibor, M., Umanailo, M. C. B., Rusdi, M., Rahman, A. B. D.,
& Hajar, I.
(2019). Female Feminism in the Customary Island of Buru. Int. J. Sci. Technol.
Res,
8(8), 1877-1880.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia
Applications in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal
on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Potatoes Multimedia
Applications in
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Students in Buru District. ELS Journal
on
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 556-570.
Iye, R., & Susiati, S. (2018). NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SEBAIT
CINTA DI BAWAH
LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI (Educative Values in
Sebait
Cinta di Bawah Langit Kairo by Mahmud Jauhari Ali). Sirok Bastra, 6(2), 185-
191.
Susiati, S. (2018). Homonim bahasa kepulauan tukang besi dialek kaledupa di
kabupaten wakatobi
[the homonymon of tukang besi island languange in kaledupa dialect at wakatobi
regency]. Totobuang, 6(1), 109.
16
Berdasarkan kesimpulan
di atas ada beberapa
saran yang inginpenulis
sampaikan diantaranya:
Pertama, sebaiknya kita
harus memahami fungsi
dan
kedudukan bahasa
Indonesia sesuai dengan
pemakaiannya. Kedua,
mengetahui penggunaan
bahasa Indonesia yang
sesuai dengan fungsi
dan
17
kedudukannya menjadi
lebih efektif dalam
berkomunikasi dan kita
juga harus
bisa berbicara
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
ben
18