Nim : 2172131008
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah
ini yang berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan
Remaja” dengan lancar. Shalawat dan salam kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang terang benderang
seperti sekarang ini sehingga kita bisa merasakan nikmat iman dan islam.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang
mempunyai andil dalam proses pembuatan Karya Ilmiah ini atas bantuan dan
partisipasinya. Ucapan terima kasih disampaikan antara lain kepada dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Akhirnya, penulis berharap semoga peyusunan karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebagaimana kita ketahui bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai
dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai
bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai
sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang
fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang
diberikan.
2.2.1 Bahasa Nasional
2.3 Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (www.wikipedia.com).
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak
termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau
tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari tahun 2004 dalam artikel tentang remaja di
Wikipedia.com masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki
masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut
Zakiah Darajat tahun 1990 dalam artikel tentang remaja di Wikipedia.com,
remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam
masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya, sehingga sangat rentan untuk dipengaruhi.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan juga orang dewasa yang telah matang. Hal yang sama
diungkapkan oleh Santrock tahun 2003dalam artikel tentang remaja di
Wikipedia.com, bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: 1). 12 – 15
tahun; 2). Masa remaja awal, 15 – 18 tahun; 3). Masa remaja pertengahan, dan 18
– 21 tahun; 4). Masa remaja akhir.
Identitas memiliki identifikasi sebagai suatu kesadaran yang dipertajam dan
sebagai suatu kesatuan unik yang menjaga kesinambungan arti penjelasan dimasa
lampau bagi dirinya sendiri dengan orang lain. Menurut De Levita dalam artikel
Study Analisis Di Balik Perkembangan Psikologi Remaja, aaspek-aspek
identifikasi identitas adalah :
1. Identitas sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama
walaupun berubah ketika menjadi tua serta dalam dunia sekitar.
2. Identitas sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah
dan berubah-ubah.
3. Identitas sebagai "bagai hidupku sendiri" yang berkembang dalam tahap-tahap
terdahulu dan menentukan bagaimana peran sosial itu dapat terwujud.
4. Identitas sebagai suatu yang khas pada tahap adelonsasi yang dapat berubah
dan dipahami setelah setiap adelonsasi.
5. Identitas sebagai pengalaman subjektif.
6. Identitas sebagai kesinambungan diri sendiri dengan orang lain.
Proses terjadinya identitas dapat diungkapkan juga secara abstrak. Identitas
adalah suatu proses restrukturisasi segala identifikasi dan pengalaman terdahulu,
seluruh identitas fragmeter baik dan buruk, atau positif negatif diolah dalam
perspektif suatu masa depan yang diartisipasi, manusia merupakan identitasnya,
apabila dapat menggabungkan pengalaman-pengalaman tersebut menjadi
kehidupan baru yang positif.
BAB III
PEMBAHASAN
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu
digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang
berbicara; kedua orang yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah
situasi itu formal atau nonforml; keempat, masalah atau topik pembicaraan.
Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya,
aturannya, bentuk, strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti
bahasa yang kaidahya tertulis dalam buku-buku tata bahasa. Sebaliknya, jika
menggunakan salah satu dialek. Dialek Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa
Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli Jakarta. Itulah yang dimaksud
dengan kata benar.
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-
orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang
dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh
adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan.Yang dimaksud dengan
kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau
aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang
bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam
mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan
ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:
1. komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan
pengumuman instansi resmi atau undang-undang;
2. tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-
buku ilmu pengetahuan
3. pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato;
dan
3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Remaja
Dahulu Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah
berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi dan
pengaruh budaya luar, Bahasa Indonesia rusak justru di tangan para pemudanya
sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, terutama di kota-
kota besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar.
Remaja mencampur-adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan
asing kemudian menyebutnya sebagai ‘bahasa gaul’. Kosa kata baru banyak
muncul untuk mengganti kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya ‘gue’ yang
berasal dari Bahasa Betawi, digunakan untuk mengganti kata ‘saya’; ‘loe’ untuk
mengganti kata ‘kamu’; ‘nyokap-bokap’ untuk mengganti kata ‘ayah-ibu’ dan
muncul kosa kata yang tidak jelas artinya seperti ‘jijay’, ’lebay’, ‘kamseupay’ dan
muncul partikel-partikel seperti ‘-sih’ dan‘dong’.
Menurut Jay Bimo remaja yang kuper atau kurang pergaulan misalnya, “si
kutu buku” dan “si anaak ibu”, tidak mengenal bahasa prokem kebanyakan dari
mereka masih alami dalam penggunaan bahsa Indonesia artinya bahasa yang
digunakan masih mengandung unsur-unsur kebahasaan yang baik dan benar.
Sebaliknya dengan remaja yang dikatakan “gaul”, mereka cenderung kental
dengan bahasa prokemnya. Pada dasarnya penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang menggunakannya dengan
benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan benar.
Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak dikenal. Dikarenakan datangnya penduduk
luar negeri ke dalam negeri yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Ini merupakan tingkatan yang memperihatinkan. Karena seperti yang kita ketahui
mereka lebih bangga dengan bahasa asing, gaul dan prokemnya yang secara
langsung atau tidak langsung merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau
untuk kalangan akademik yang seharusnya bisa menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar tetapi pada kenyataanya mereka justru kental dengan bahasa
asingnya, bahasa daerahnya ban bahasa gaulnya dalam suasanya formal sekalipun.
Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan pengaruh
semakin banyaknya orang asing yang berada di Indonesia secara langsung atau
tidak langsung telah mempengaruhi bagaimana remaja berkomunikasi. Pengaruh
globalisasi membawa dampak negatif bagi remaja dalam hal kebahasaan yaitu
tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia
dan terbiasa menggunakan bahasa gaul atau bahasa prokem. Sedangkan dari
media masa dan dari pengaruh semakin banyaknya orang asing yang berada di
Indonesia membawa dampak berkembangnya bahasa asing dikalangan remaja
yang tidak jelas penggunaanya dan sulit dipahami masyarakat.
Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan remaja saat ini,
yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan bahasa yang
digunakan dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam penggunaan bahasa
seenaknya sendiri sehingga masyarakat tidak dapat memehaminya dalam proses
komunikasi. Bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan dikalangan remaja
karena pengaruh arus globalisasi. Bahasa gaul juga merupakan
ragam bahasaIndonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun
1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul,
bahasa karena pengaruh waktu. Dan yang kedua yaitu bahasa asing, bahasa asing
merupakan bahasayang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat
yang tertentu misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang
asing di Australia. bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak
digunakan di tanah air atau negara asal seseorang. Sangat disayangkan bahwa
bahasa asing terutama bahasa Inggris telah memperkaya kosakata bahasa
Indonesia dan yang tidak dapat dipungkiri lagi banyak diantara mereka yang
menuliskan kosakata asing padahal kosakata itu telah diindonesiakan. Dan yang
ketiga yaitu bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari daerahnya
masing-masing di wilayah Indonesia. Bahasa daerah merupakan identitas dari
daerahnya masing-masing. Indonesia kaya akan bahasa daerah, tetapi seperti yang
kita ketahui penggunaannya terkadang tidak sesuai pada waktunya. Remaja yang
derada dalam suasana formal dan lingkungan akedemik seharusnya menggunakan
bahasa Indonesia dngan baik dan benar tetapi pada kenyataannya mereka masih
membawa bahsanya asalnya atau bahasa daerah.
Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli
dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa ‘bahasa gaul’ telah
mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda,
marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia.
4.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak
ada yang menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang
menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan,
pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa
yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam
negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa
prokem atau bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak
digunakan sebagaimana mestinya dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor
dari luar dan faktor dari dalam. Penggunaan bahasa gaul, asing maupun bahasa
daerah dikalangan remaja menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak positif
maupun dampak negatif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja
kita agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan
tindakan yang nyata dari diri sendiri, masyarakan dan pemerintah. Karena itu
merupakan elemen penting untuk perubahan agar remaja, masyarakat dan
pemerintah indonesia memiliki rasa bangga akan bahasanya sendiri. Bahasa
Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai identitas bangsa Indonesia
dan sebagai lambang kebanggaan nasional.
4.2 Saran