Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“BAHASA INDONESIA DI MATA GENERASI MUDA”

Dosen Pengampu :
Maya Dewi Kurnia S.,S.,Mpd

Disusun Oleh :

Rafly Imam Amirullah


122130123
1F

PROGRAN STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
digunakan sebagai acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.
Penulis merasa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan baik kritik atau saran.

Kuningan, 12 Februari 2023

Rafly Imam Amirullah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………..…….2
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………..……….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………..2
2.1 Bahasa dan peranannya……………………………………………………………………………………….2-3
2.2 Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia……………………………………………………………….…3
2.3 Bahasa Indonesia yang baik dan benar…………………………………………………………………3-4
2.4 Penggunaan bahasa Indonesia dikalangan generasi muda…………………………………..4-6
2.5 Faktor penyebab generasi muda cenderung meninggalkan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar……………………………………………………………………………………6-8
2.6 Dampak ditinggalkannya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar……9-10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………….11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………….11
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………..…………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….….12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan tersebut ke dalam karya tulis ini,dengan harapan agar generasi


muda Indonesia saat ini mengerti penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
serta menggembangakan kemampuan berbahasa mereka sesuai dengan pedoman
umum bahasa Indonesia yang di sempurnakan.
Bahasa merupakan kebutuhan vital manusia dalam berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Sifat dasar manusia yang saling membutuhkan dengan lainnya
menjadikan bahasa menjadi kebutuhan mutlak dalam berinteraksi, sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang sederhana dan mudah
dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahasa merupakan aset yang paling berharga dimiliki oleh suatu kelompok,
seperti bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Indonesia terdiri dari banyak suku dan kelompok yang memiliki bahasa dan budaya yang
berbeda-beda, dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah
mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk.
Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan
benar, khususnya generasi muda. Dengan semakin berkembangnya bahasa gaul dan
berbagai modifikasi dari bahasa asing dari bahasa Indonesia yang sesungguhnya mulai
luntur dan dilupakan.
Perkembangan bahasa-bahasa gaul ini sangat mengkhawatirkan, banyak
generasi muda yang tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Contoh yang terlihat dalam dunia kampus, mahasiswa acuh tak acuh dalam penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan dalm penyusunan skripsi tak banyak
mahasiswa yang masih saja menggunakan penggunaan bahasa Indonesia yang salah dan
tidak sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Generasi muda dizaman modern ini juga banyak yang tidak mengimbangi
kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa asing. Terlihat lebih
banyak generasi muda Indonesia mengembangakan kemampuan berbahasa asing dari
pada berbahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang di sempurnakan. Sehingga,
dalam berbahasa generasi muda sulit membedakan dimana mereka harus berbicaea
formal atau tidak. Selain itu generasi muda Indonesia juga kesulitan menulis suatu karya
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang di sempurnakan. Oleh
karena itu, penulis mengangkat
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas , di peroleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian bahasa dan perananya?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?
3. Bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar?
4. Bagaimanakah penggunaan bahasa Indonesia di generasi muda saat ini?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan generasi muda saat ini cenderung
meninggalkan dan tidak mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar?
6. Bagaimanakah dampak yang timbul ketika penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar di tinggalkannya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan peranan bahasa
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
3. Untuk mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda
saat ini
5. Untuk mengetahui faktor penyebab generasi muda cenderung meninggalkan
dan tidak mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6. Untuk mengetahui dampak yang di timbulkan ketika penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di tinggalkan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan pengetahuan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar
untuk masyarakat umum dan khususnya generasi muda saat ini
2. Bagi dunia pendidikan, bahasa dapat menambah pengetahuan siswa siswi
tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Karya ilmiah ini diharapkan jadi pedoman dalam memilih bahasa yang pas
dalam pergaulan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahasa dan Peranannya


Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan
memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama
didalam kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994:11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan
dikembangkan serta dapat diturunkanpada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa
sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada disekitar manusia, dapat disesuaikan
dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff,1987:1)
Secara garis besar, dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain : sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet,1987). Bentuk bahasa
berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung peranannya sebagai sarana
komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan dalam bentuk
bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsure tersebut secara
keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa didunia.
2.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai
dengan bunyi UUD 45, Bab XV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa
negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah
status relative bahasa sebagai system lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar
nilai sosialnya sedangkan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebut didalam
kedudukan yang diberikan.
2.2.1 Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai :
1. Lambang identitas negara,
2. Lambang kebanggaan nasional,
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang social
budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan
4. Alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
2.2.2 Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
1. Bahasa resmi negara,
2. Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan,
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4. Bahasa resmi didalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi.

2.3 Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar


Sering kita dengar ungkapan “ gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar”. Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa
kata baik dan benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau
identik. Sebenarnya tidak! Justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak
kepada pemakai bahasa untuk menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan
keinginannya dan kemampuannya dalam berbahasa. Mari kita tinjau arti kedua kata itu.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu
digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang
berbicara; kedua orang yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi
itu formal atau nonformal; keempat,masalah atau topik pembicaraan.
Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya,
aturannya, bentuk strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti bahasa
yang kaidahnya tertulis dalam buku-buku tata bahasa. Sebaliknya jika menggunakan
salah satu dialek. Dialek Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa Jakarta seperti yang
digunakan oleh penduduk asli Jakarta. Itulah yang dimaksud dengan kata benar.
2.3.1 Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang- orang
terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang
dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh
adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Bahasa Indonesia baku
dipakai dalam:
1. komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan
pengumuman instansi resmi atau undang-undang;
2. Tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan
buku-Buku ilmu pengetahuan
3. Pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah
pidato:
Pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

2.3.2 Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah


Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara
lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini
berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada
di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945
tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa
Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah
Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang
mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian
yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode
tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan
kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-
bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah,
laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk
itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain:
1. Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam
kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang meliputi pemakaian huruf,
penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan
tanda baca.
2. Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata
ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
3. Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis
serangkai dengan kata yang disembunyikannya.
Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang disembunyikannya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-
kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun,
bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
4. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa
memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta
lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan
ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan tak
baku. Ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis tak baku.
5. Dalam penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H.
(Sarjana Hukum). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik. Contoh: dll. Hlm. Sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen
resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang
berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa
gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi
Kowani.
6. Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan
Tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal
sebagai abad teknologi. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang
dipakai berturut-turut. Contoh:
Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima di perguruan
Tinggi itu.
7. Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik titik (.), tanda koma (.),
tanda titik dua (. Tanda titik koma (,), tanda hubung. (-) tanda pisah ().
Tanda petik (“), tanda garis miring. () dan tanda penyingkat atau aprostop (*).
8. Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.

Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita


pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan.Faktor
tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan
tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan
kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian
kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
2.4 Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan generasi muda
Dahulu Bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah
berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi dan
pengaruh budaya luar, Bahasa Indonesia rusak justru di tangan para generasi mudanya
sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh generasi muda terutama di kota-kota besar,
sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Remaja mencampur-
adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan asing kemudian
menyebutnya sebagai bahasa gaul. Kosa kata baru banyak muncul untuk mengganti
kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Misalnya “gue yang berasal dari Bahasa Betawi,
digunakan untuk mengganti kata “saya’; ‘loe’ untuk mengganti kata ‘kamu’; ‘nyokap-
bokap untuk mengganti kata ‘ayah-ibu’ dan muncul kosa kata yang tidak jelas artinya
seperti jijay, lebay', 'kamseupay' dan muncul partikel-partikel seperti sih' dan 'dong".
Ironisnya, penggunaan 'bahasa gaul' ini tidak hanya di lingkungan pergaulan,
namun telah mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di sekolah, bahkan
ketika tes atau pelajaran Bahasa Indonesia sekalipun. Di sekolah, remaja spontan
berbicara atau menulis dengan 'bahasa gaul dengan teman dan guru karena telah
terbiasa menggunakannya dalam percakapan sehari-hari dan menulis sms.
Didalam masyarakat saat ini telah berkembang dan banyak yang menyatakan
pendapat bahwa para remaja kita dengan bahasa prokemnya telah merusak bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Perkembangan bahasa prokem atau bahasa yang hanya
dipakai para pemuda. Remaja yang menggunakan seenaknya dan tidak dapat dipahami
masyarakat umum, atau dapat disebut juga bahasa gaul.
Mulai dari remaja di tinggakat sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas sampai para mahasiswa atau mahasiswi. Sebagian besar dari mereka saat
berkomunikasi telah jauh dari susunan keindonesiaan yang baik dan benar, walaupun
seperti yang kita ketahui mereka semua berada dalam kalangan akademik yang masih
mendapatkan pendidikan. Tetapi pada kenyataannya bahasa Indonesia yang telah
disusun rapi dengan EYD telah jauh dilupakan.
Menurut Jay Bimo remaja yang kuper atau kurang pergaulan misalnya, "si kutu
buku" dan "si anaak ibu", tidak mengenal bahasa prokem kebanyakan dari mereka
masih alami dalam penggunaan bahsa Indonesia artinya bahasa yang digunakan masih
mengandung unsur-unsur kebahasaan yang baik dan benar. Sebaliknya dengan remaja
yang dikatakan "gaul", mereka cenderung kental dengan bahasa prokemnya. Pada
dasarnya penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak
ada yang menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan
bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa
Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak dikenal.
Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri yang membaur bahasa
Indonesia dengan bahasa asing. Ini merupakan tingkatan yang memperihatinkan. Karena
seperti yang kita ketahui mereka lebih bangga dengan bahasa asing, gaul dan
prokemnya yang secara langsung atau tidak langsung merusak bahasa Indonesia yang
baik dan benar, atau untuk kalangan akademik yang seharusnya bisa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar tetapi pada kenyataanya mereka justru kental
dengan bahasa asingnya, bahasa daerahnya ban bahasa gaulnya dalam suasanya formal
sekalipun.
Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan pengaruh semakin
banyaknya orang asing yang berada di Indonesia secara langsung atau tidak langsung
telah mempengaruhi bagaimana remaja berkomunikasi. Pengaruh globalisasi membawa
dampak negatif bagi remaja dalam hal kebahasaan yaitu tercermin pada perilaku
masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan
bahasa gaul atau bahasa prokem. Sedangkan dari media masa dan dari pengaruh
semakin banyaknya orang asing yang berada di Indonesia membawa dampak
berkembangnya bahasa asing dikalangan remaja yang tidak jelas penggunaanya dan
sulit dipahami masyarakat.
Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan remaja saat ini.
yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan
dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam penggunaan bahasa seenaknya sendiri
sehingga masyarakat tidak dapat memehaminya dalam proses komunikasi. Bahasa gaul
merupakan bahasa yang digunakan dikalangan generasi mudakarena pengaruh arus
globalisasi. Bahasa gaul juga merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim
digunakan di Jakarta pada tahun 1970- an yang kemudian digantikan oleh ragam yang
disebut sebagai bahasa gaul, bahasa karena pengaruh waktu. Dan yang kedua yaitu
bahasa asing, bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang
tinggal di sebuah tempat yang tertentu misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai
sebuah bahasa yang asing di Australia. bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa
yang tidak digunakan di tanah air atau negara asal seseorang. Sangat disayangkan
bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris telah memperkaya kosakata bahasa
Indonesia dan yang tidak dapat dipungkiri lagi banyak diantara mereka yang menuliskan
kosakata asing padahal kosakata itu telah diindonesiakan. Dan yang ketiga yaitu bahasa
daerah yang merupakan warisan budaya dari daerahnya masing-masing di wilayah
Indonesia. Bahasa daerah merupakan identitas dari daerahnya masing-masing.
Indonesia kaya akan bahasa daerah, tetapi seperti yang kita ketahui penggunaannya
terkadang tidak sesuai pada waktunya. Remaja yang derada dalam suasana formal dan
lingkungan akedemik seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dngan baik dan benar
tetapi pada kenyataannya mereka masih membawa bahsanya asalnya atau bahasa
daerah.
2.5 Faktor Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang
Baik Dan Benar

Kehidupan remaja merupakan suatu fase kehidupan untuk mencari identitas.


Siapa dan bagaimana dia pada saat sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia inginkan
pada masa mendatang (Kiko, 2001). Remaja sekarang sebagian besar telah menentukan
jalan yang harus dia tempuh untuk meraih cita-citanya. Berbagai persiapan untuk masa
depan telah dicanangkan, baik oleh orang tua maupun persiapan dari diri-sendiri,
seperti:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi
Hal seperti itu sangat mudah kita temukan di tengah-tengah masyarakat
modern. Penguasaan terhadap teknologi dan informasi merupakan sebuah
keharusan yang dijalankan untuk mempersiapkan masa depan yang semakin
berkembang dengan teknologi-teknologi canggih, Minimnya pengetahuan tentang
teknologi dan komunikasi di zaman ini akan menjadi sebuah boomerang dalam
mengejar cita-cita.
2. Mengasah kemampuan berbahasa asing
Kemampuan menguasai bahasa asing oleh para remaja akhir-akhir ini sedang
giat-giatnya dilakukan. Menguasai bahasa asing sama artinya mendapatkan
pekerjaan yang mendatangkan gemilang harta. Dengan kata lain kesuksesan ada di
depan mata.
Penguasaan seorang remaja terhadap ilmu pengetahuan teknologi-informasi
dan penguasaan bahasa-bahasa asing memang sangat mendukung masa depan,
namun penguasaan terhadap budaya dan lebih-lebih terhadap bahasa sendiri sangat
memperihatinkan. Remaja, apalagi yang sudah meiliki gelar mahasiswa sangat pintar
dalam berbahasa serta dalam mengembangkannya. Akan tetapi, dalam
penggunanya kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan bahasa Indonesia yang
baik dan benar yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahkan didalam diri mereka
timbul suatu ketidakwajaran ketika berbahasa Indonesia yang baku. Padahal
sangatlah wajar apabila mahasiswa selaku penerus bangsa dapat menggunakan
bahasa nasionalnya dan menunjukan identitas sebagai Bangsa Indonesia. Ada
beberapa hal yang membuat Bahasa Indonesia baku menjadi sebuah anomali bagi
remaja dan pelajarnya sendiri.
Pertama, kurangnya peran dari pendidik. Arti pendidik disini tidak hanya di
sekolah saja tetapi juga dari keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang
tua cenderung tidak mempermasalahkan Bahasa Indonesia yang digunakan anak-
anaknya sejak kecil. Misalnya mereka hanya terpaku pada nilai matematika, sains
atau pun bahasa Inggris. Asalkan bisa berkomunikasi, bahasa tidak menjadi masalah.
Ironisnya, kurangnya peran pendidik berasal dari guru Bahasa Indonesianya sendiri.
Memang Bahasa Indonesia telah dipelajari sejak usia sekolah dasar, tetapi guru
hanya mengajar cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar bukan mendidik cara
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia hanya sebuah pelajaran
bukan pendidikan, hanya formalitas dan bukan untuk diterapkan. Secara tertulis kita
sering membaca kalimat "Wajib Berbahasa Indonesia Sesuai EYD" tetapi secara kasat
mata "Jauhkan Dari Jangkauan Anak-anak".
Kedua, kurangnya kesadaran dari mahasiswanya sendiri. Identik dengan remaja
dewasa, mahasiswa masih mempunyai ego sehingga mereka merasa canggung
berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulannya. Bahkan mahasiswa
lebih memilih untuk menguasai Bahasa Inggris yang dianggap lebih hebat daripada
Bahasa Indonesia dan beralasan untuk mengikuti perkembangan zaman. Alasan
tersebut memang tidak bisa dipungkiri tetapi alangkah baiknya jika menguasai
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dulu.
Ketiga, anggapan Bahasa Indonesia baku sebagai bahasa panti jompo. Ini
disebabkan karena peran dari media baik cetak maupun elektronik sering
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa informal yang dibawakan oleh ikon-
ikon artisnya sehingga orang yang mengidolakan artis tersebut suka menirukan apa
yang idola mereka lakukan. ContohnyaLauraSyndrome yang gejalanya menirukan
gaya ala Cinta Laura. Jadi jika suatu acara menggunakan bahasa formal, maka acara
tersebut membosankan untuk disimak.
2.6 Dampak Ditinggalkannya Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Meninggalkan suatu kebiasaan yang telah menjadi tradisi akan berakibat besar
dalam kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Begitu juga yang akan terjadi pada
bahasa Indonsia yang disempurnakan jika semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya.
Dampak buruk yang dapat dirasakan langsung adalah menurunnya nilai
kesopanan remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan dampak
tidak langsungnya adalah merusak bahasa nasional itu sendiri. Mungkin, beberapa
tahun kedepan masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun
bagaimana dengan lima puluh tahun yang akan datang? Apakah Bahasa Indonesia masih
bisa bertahan? Atau akan hilang ditelan 'bahasa gaul"?
Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli
dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa 'bahasa gaul' telah
mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda,
marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia.
Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan
Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita sendiri,
karena hal besar berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-teman
dan orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar. Hal
yang tak kalah penting adalah dengan tetap memberikan pelajaran Bahasa Indonesia
dengan metode pembelajaran yang menarik kepada siswa di sekolah agar siswa sadar
akan pentingnya Bahasa Indonesia dan mampu untuk turut melestarikan bahasa
nasional ini. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan tetap terjaga
keberadaannya sampai kapanpun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak
ada yang menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan
bahasa Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa
Indonesia dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal.
Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa
Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa yang digunakan remaja pada saat ini diantaranya adalah bahasa prokem
atau bahasa gaul, bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak digunakan
sebagaimana mestinya dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan
faktor dari dalam. Penggunaan bahasa gaul, asing maupun bahasa daerah dikalangan
remaja menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat para remaja kita
agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang
nyata dari diri sendiri, masyarakan dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen
penting untuk perubahan agar remaja, masyarakat dan pemerintah indonesia memiliki
rasa bangga akan bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu
bangsa, sebagai identitas bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggaan nasional.

3.2 Saran
Karena remaja merupakan agen perubahan, sudah seharusnya kita sebagai remaja saat ini
menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai
dengan kaidah yang telah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas kebanggaan
bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan bahasa Indonesia yang baik dan benar :
1. Para remaja dan anak muda harus biasa menggunakan bahasa indonesia yang baku
sesuai dengan kaidahnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dalam forum resmi hendaknya masyarakat khususnya para remaja dan anak muda tetap
Menggunakan tatanan bahasa indonesia yang baku.
3. Media-media cetak atau elektronik harus tetap menggunakana tatanan Bahasa
Indonesia yang baku dalam menyajikan informasi kepada masyarakat
4. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, bahwa Bahasa
Indonesia Sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaanya.
5. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonsia di sekolah dan perguruan tinggi dengan
tugas praktik dialog atau monolog seperti dalam bermain drama, penulisaan artikel
makalah, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir. 1995. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta:Gadjah Mada
UniversityPress.
Badudu, J.S. 1994.Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Chaer,
Abdul. 1993. Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Charlie, Lie. 1999.Bahasa Indonesia yang Baik dan GimanaGitu. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama. Rahardi, R. Kunjana. 2000.Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Duta
Wacana UniversityPress.
Rahmatarifin, 2011.Dampak positif dan negatif penggunaan bahasa gaul dan asing.dalam
Rahmatarifin.wordpress.com.
Salliyanti 2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia Jakarta: PT Sastra Hudaya. Sugihastuti. 2003
Bahasa Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan. Yogyakarta:Gama Media.
Witriani.2012. English Made Simple.Yogyakarta:SUKAPress. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA

Anda mungkin juga menyukai