BAHASA
INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
PERAN DAN FUNGSI
BAHASA
INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
MAKALAH
PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
DISUSUN :
RAHMAT ISE
T2322004
Dosen Pengampu:
Sulistyo Harini, M.pd
Dosen Pengampu:
Sulistyo Harini, M.pd
Dosen Pengampu:
Sulistyo Harini, M.pd
Dosen Pengampu:
Sulistyo Harini, M.pd
Dosen Pengampuh:
MATA KULIAH:
BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS POHUWATO
2022
ABSTRAK
dan alat perhubungan. Selanjutnya, sebagai bahasa negara secara resmi berlaku
sejak diundangkannya UUD 45, 18 Agustus 1945 dengan fungsi sebagai bahasa
iptek.
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa,
KATA PENGANTAR
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “Fungsi dan
pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.
yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak,
masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………...…………………………………………………………… i
2.2. Fungsi dan Peran Bahasa dalam Pembangunan Bangsa Indonesia …………. 4
DAFTAR PUSTAKA……..….……………...…………………………………..20
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Selain itu, bahasa digunakan sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalain lingkungan atau
situasi. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis.
penting. Oleh karena bahasa merupakan simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
lisan maupun tulis dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita
menggunakan bahasa.
Bahasa juga dapat diartikan sebagai sebuah simbol atau lambang bunyi
satu sama lain dan bersosialisasi menggunakan bahasa itu sehingga begitu
Pada lingkup kecil seperti keluarga dan masyarakat kita menggunakan bahasa
daerah untuk berkomunikasi, tetapi pada lingkup yang luas dan bersifat resmi
beradaptasi, tetapi di sisi lain bahasa daerah pun tetap memiliki peranan dan
jabatan yang penting dalam kehidupan sehari – hari. Bahasa daerah tetap dijaga
eksistensinya di balik arus permasalahan kebahasaan yang terjadi di Indonesia.
[22.12, 8/12/2022] rahmat ise: Menilik pemakaian bahasa Indonesia di kalangan
masyarakat. Terjadi fenomena –
Inggiis walaupun mereka tidak mengusai bahasa Indonesia dengan baik. Tidak
sedikit pula orang malu tidak bisa berbahasa asing. Oleh karena itu, sebagai
bangsa yang besar kita harus mengetahui pentingnya fimgsi dan peran bahasa
(Indonesia)?
1.3 Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah sesuai dengan masalah di atas. Adapun tujuan itu
bangsa (Indonesia).
1.4 Manfaat
Ada dua manfaat berkaitan dengan tulisan ini. Dua manfaat tersebut
adalah (1) manfaat praktis dan (2) manfaat teoritis. Kedua manfaat itu dijabarkan
berikut ini.
pembangunan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
juga digunakan cara atau alat lain, misalnya, tanda-tanda, gambar, atau isyarat.
sebagai.
sebagai.
dan
pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini
Pasal 36, UUD 1945, lihat juga Hasil Amandemen UUD 45, Agustus 2002).
seni (ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi
dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris belum seluruhnya dapat dicarikan
asing itu mengalir deras ke dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia. Dengan
masih memerlukan pengembangan yang lebih serasi dan serius sesuai dengan
perkembangan ipteks.
Dalam rangka menuju ke arah peradaban modern, kita perlu memahami,
Tujuannya, agar konsep-konsep ipteks modem tidak hanya diserap oleh mereka
yang memahami baliasa asing yang jumlahnya tentu tidak sebanding dengan
konsep ipteks modern itu harus dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
istilah yang telah berhasil disusun, kemudian diolah lebih lanjut menjadi berbagai
kamus istilah. Tentu saja, selain mengandung padanan istilah dalam bahasa
Indonesia, kamus istilah itu juga mencantumkan rumusan atau penjelasan setiap
istilah yang dicantumkan. Sampai sekarang, telah berhasil disusun tidak kurang
dari 40 buah kamus istilah. Penerbitan daftar dan kamus istilah itu sangat penting
istilah yang sudah dibakukan. Jika upaya penerbitan dan publikasi itu tidak
dilakukan, hasil penyusunan dan pembakuan istilah itu akan tetap tertinggal
sebagai harta karun. Dalam hal ini para ilmuwan dari berbagai disiplin diharapkan
menggunakan istilah yang telah dibakukan itu dengan taat asas. Selain itu, harus
pula diupayakan adanya arus balik yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan
lagi.
Bahasa Indonesia memiliki dua sifat utama yang menguntungkan, yaitu (1)
bentuk yang sederhana sehingga mudah dipelajari dan (2) kelenturan (fleksibel)
untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh latar belakang sejarah kebahasaan
yang kuat. Kaum cerdik-cendekia yang hidup pada zaman kemerdekaan pun, pada
luas dengan cepat di tanali air ini, dari Sabang sampai Merauke. Danzer Carr
bahasa ipteks modern. Pengembangan ipteks bahasa ragam ipteks itu harus hemat
dan cermat karena menghendaki respons yang pasti dari pendengar dan
bersifat pribadi dapat menghasilkan ragam ipteks yang umum. Kalimat ipteks yang
panjang-panjang hanya dapat direspons secara
langsung oleh pembaca yang terlatih. Pembaca dan penyimak ragam bahasa ipteks
bahasa ragam sastra yang subjektif, halus, dan lentur sehingga interpretasi
pembaca yang satu kerap kali sangat berbeda dengan interpretasi dan apresiasi
pembaca lainnya. Ihwal pengembangan bahasa Indonesia ragam ipteks, hal itu
Indonesia, yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu
pengetahuan sebagai padanan kata science (s) dengan muatan makna natural
science, maka unsur ip pada kata ipteks itu merujuk pada ilmu pengetahuan alam.
Dengan demikian, bahasa Indonesia ragam ipteks itu adalah bahasa Indonesia
yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi (science and
technology).
hanya mungkin dapat dilakukan dengan baik apabila istilah-istilah yang biasa
digimakan dalam bidang ipteks itu sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia. Hal itu berarti, agar dapat mengembangkan bahasa Indonesia menjadi
peristilahannya. Untuk keperluan itulah Pusat Bahasa yang ada sekarang, dengan
dengan memberikan prioritas pada empat bidang ilmu dasar, yakni fisika, kimia,
biologi, dan matematika. Keempat bidang ilmu dasar itu masing-masing diberi
judul Glosarium Fisika, Glosarium Kimia, Glosarium Biologi, dan Glosarium
peradaban modern, para pakar dari berbagai disiplin ilmu harus bahu-membahu
menjadikan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa asing lainnya, temtama
bahasa Inggris.
Kita ambil contoh kata valid yang dipungut dari bahasa Inggris. Orang
Inggris menyerap kata itu dari kata validus dari bahasa Latin. Dengan
validate, validly, dan validness. Kata-kata itu dalam kamus bahasa Inggris ada
dalam satu lema (entry). Jika kita bandingkan kata-kata pungut dalam kamus
bahasa Inggris dengan kata pungut dalam kamus bahasa Indonesia, maka akan
bahasa yang demikian itu tidak tampak dalam kamus-kamus bahasa Indonesia,
termasuk Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam edisi terbarunya. Kata valid dan
validitas diserap langsung dari bahasa Inggris tanpa mengalami proses morfologis
bahasa Indonesia sehingga kedua kata tersebut merupakan dua lema yang
berbeda. Untuk kata valid itu, para leksikograf Kamus Besar Bahasa Indonesia
ini kita sering mendengar dan membaca pemakaian kata validasi sebagai padanan
kata validation. Penyerapan kata validate sangat sulit, bahkan juga tidak mungkin
dilakukan tanpa proses morfologis bahasa Indonesia. Dengan menggunakan
kata/istilah sesungguhnya dapat berlangsung lebih mudah dan ajeg. Dari kata
(impersonal). Ketiga, pembedaan dengan teliti, nama, ciri, atau kategori yang
dan kalimat secara ekonomis agar tidak lebih banyak daripada yang diperlukan.
Kini, 28 Oktober 2004 kita berada pada jarak 76 taliun dari para
pendahulu kita yang sangat peduli terhadap martabat bahasa Indonesia itu.
(meminjam istilah Taufiq Ismail), kita yang hidup di alam kemerdekaan dengan
bangsa ini.
Namun, ada satu harapan baru ketika para pemuda kita empat tahun lalu,
Sumpah Internet Pemuda, yang dapat diakses langsung dari seluruh pelosok tanah
air. Ini merupakan sebuah upaya nyata agar masyarakat dan bangsa kita di tengali
disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, perlu dukungan dan tindak lanjut dari
swadaya masyarakat, pers, para pemuda, dan mahasiswa agar Sumpah Internet
bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sabagai wahana dan piranti untuk
negara.
krisis ekonomi, hukum, dan politik, serta pengaruh globalisasi. Justru, bahasa
Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan
ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi karena bahasa Indonesia dapat
aspek kehidupan. Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin penting di
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan
dan budaya daerah merupakan bagian dari kewenangan provinsi. Oleh karena
bahasa dan sastra daerah pada dasamya berkembang dari masyarakat di desa-desa,
kantor bahasa yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan
sastra. Penyelenggaraan kegiatan pada lembaga bahasa di tingkat
mendapat tempat yang penting. Oleh karena era otoda memerlukan sumber daya
peduli, dan keterhubungan pihak lain secara komunkatif. Keseluruhan unsur tadi
dengan oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar belakang (bahasa
tiap-tiap daerah yang lama kelamaan akan berkembang menjadi dialek tersendiri.
Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus-menerus antara daerah yang satu dan
yang dilakukan pada era otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh
karunia Tuhan yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa
amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir ke-3 Sumpah Pemuda 1928
Indonesia dengan baik dan benar dalam suasana resmi” berarti mengamalkan
terpelajar, bukan awam. Kemampuan intelektual orang terpelajar jauh lebih tinggi
dan teknologi di dunia Barat membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa
dengan oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar belakang (bahasa
tiap-tiap daerah yang lama kelamaan akan berkembang menjadi dialek tersendiri.
Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus-menerus antara daerah yang satu dan
yang dilakukan pada era otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh
karunia Tuhan yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa
amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir ke-3 Sumpah Pemuda 1928
Indonesia dengan baik dan benar dalam suasana resmi” berarti mengamalkan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mampu mengemban konsep, mutu, dan
terpelajar, bukan awam. Kemampuan intelektual orang terpelajar jauh lebih tinggi
daripada orang awam. Pengalaman intelektual mereka pun jauh lebih banyak
daripada orang awam. Atas dasar itu, bahasa Indonesia orang terpelajar harus
lebih bermutu daripada orang awam. Bahasa Indonesia beragam. Dasar ini juga
penutur bahasa Indonesia berasal dari berbagai strata dan kelompok masyarakat.
Ragam bahasa Indonesia, di antaranya ragam baku, nonbaku, ragam ilmiah, dan
ragam lainnya.
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing. Hal ini dilakukan
supaya bahasa tersebut dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya. Pembinaan
agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien dalam berkomunikasi.
Sehubungan dengan hal itu, perlu diciptakan kaidah (aturan) dalam bidang
ejaan, kosakata/istilah, dan tata bahasa. Dalam usaha pembinaan bahasa Indonesia
perlu diarahkan dan didahulukan pada bahasa Indonesia ragam tulis karena
coraknya lebih tetap dan batas cakupannya lebih jelas. Di samping itu, pembakuan
masyarakat luas. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa: (1)
segala aspeknya. Pembinaan dan pengembangan bahasa mencakup dua arah, yaitu
(1) pengembangan bahasa mencakup dua masalah pokok (masalah bahasa dan
Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Ragam bahasa lisan mencakup lafal, tata bahasa, kosakata/istilah, dan ejaan.
Dalam ragam bahasa tulis yang digarap terlebih dahulu adalah ejaan, dengan
Kemudian, pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
disempurnakan dalam edisi kedua yang terbit pertama tahun 1991. Usaha
pembakuan dalam bidang tata bahasa secara resmi telah dirintis dengan
Dalam hal pengembangan kemampuan dan sikap, telah ditempatkan dasar yang
sikap positif pemakai bahasa Indonesia dengan media televisi dan radio. Ada pula
upaya penyuluhan kebahasaan secara langsung bagi para pelaku ekonomi dan
dapat dicapai. Pada era otoda ini, pembinaan bahasa tetap mengacu pada sikap
Pembinaan ini mencakup dua arah, yaitu. vertikal dan horizontal. Arah vertikal
sekarang diutamakan pembinaan ragam bahasa tulis. Oleh karena merekalah yang
akan mewariskan penggunaan bahasa yang baik dan benar kepada generasi
dan pengembangan bahasa pada era otoda sekarang ini meliputi usaha
pengembangan bahasa (yang salah satu sasarannya berupa pembakuan bahasa) dan
usaha meningkatkan kemampuan dan sikap penutur bahasa Indonesia agar
Pembinaan bahasa Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan sejak zaman Pujangga
Baru (1933). Namun, sampai sekarang masih banyak kendala yang dihadapi dan
dialaminya, khususnya pada era otoda. Masalah utama adalah persoalan sikap
bahasa Indonesia kurang menarik, (2) hasilnya kurang nyata, dan (3) bahasa
Indonesia dianggap mudah. Karena dianggap mudah, orang Indonesia tidak perlu
karena sikap negatif itu bukan berasal dari kelompok awam, melainkan kelompok
cendekia atau terpelajar. Mereka itu adalah sebagian pelaku utama dan pemegang
peranan penting dalam roda otonomi daerah. Jika orang awam bersikap negatif
terhadap bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Namun jika orang terpelajar
bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak berterima. Masalahnya, orang
awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam tidak banyak berkaitan
kebijakan. Oleh karena orang terpelajar pencetus konsep, perencana kegiatan, dan
piranti yang penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa
negara. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dipahami bahwa orang terpelajar
bahasa Indonesia. Oleh karena, sekali lagi, orang terpelajar terlibat dalam dunia
pemikiran. Di sisi lain, orang terpelajar sering terlibat dalam suasana resmi,
terhadap orang lain (anak buah, bawahan). Alasan tersebut di atas yang menjadikan
kelompok terpelajar, termasuk kita semua, harus berperan sebagai
contoh, teladan, anutan, atau model bagi orang lain. Setidaknya, bahasa Indonesia
kita harus bemutu. Bahasa Indonesia yang bermutu ialah bahasa Indoensia yang
bersih dari kesalahan, baik kesalahan kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahan
budaya. Kesalahan kaidah sudah sering dibahas. Jadi pembicaraannya tidak perlu
imtuk sementara. Kesalahan logika tampak pada penggunaan pola, seperti “Dalam
seminar itu membicarakan masalah pengentasan kemiskinan”. “Beberapa seniman
coffee morning, dan yang lain. Begitu pula penggunaan pola-pola seperti “tujuan
kaidah (Bacalah Halim, Amran. 1976. Politik bahasa Nasional II. Jakarta: Pusat
Harimurti. 1976). Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah. Mawardi,
Budaya Bangsa. Makalah dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta, 14-17
Jakarta: Puspa Swara. Sumowijoyo, G. Susilo. 2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia.
bidang Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu
dapat memperkaya bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata
Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat
sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan
Komunikasi tidak akan sempurna apabila ekspresi diri kita tidak diterima
atau dipahami oleh orang lain.
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini
Setelah memahami fungsi bahasa tersebut, dapat kita ketahui bahwa sangat
negara Indonesia. Oleh karena bangsa Indonesia memiliki kekayaan bahasa dalam
setiap daerah dengan ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat
PENUTUP
3.1. Simpulan
bahasa nasional dan baahsa negara. Dalam pembangunan bangsa yakni sebagai
pembangunan bangsa.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Gama.
Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa
Indah.
Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Unesa.