Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN KEBAHASAAN

BAHASA GAUL SEBAGAI TUTUR BAHASA REMAJA

DISUSUN OLEH :
ERNA PANDIANGAN
( F1D221015 )
DOSEN :
PRIYANTO, S. Pd., M. Pd.

UNIVERSITAS NEGERI JAMBI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
MATAKULIAH BAHASA INDONESIA 2021/2020
DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA…………………………………………………………………………….

Daftar isi ……………………………………………………………………………………..

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………


B. Rumusan masalah ……………………………………………………………………
C. Tujuan penulisan …………………………………………………………………….

BAB II KAJIAN PERPUSTAKAAN

A. Penjelasan bahaya bahasa gaul untuk remaja …………………………………..


B. Rangkuman kajian ……………………………………………………………..

BAB III PEMBAHSAN

A. Penjelasan tutur Bahasa gaul bagi kedepan nya…………………………………….

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ……………………………………………………………………………
B. Saran / Rekomendasi ……………………………………………………………….
C. Daftar rujukan …………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Tuhan yang maha Esa, atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jambi, 31 Oktober 2021

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahasa Indonesia sebagai salah satu lambang negara yang menunjukkan identitas
bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak diperlukan setiap
bangsa. Tanpa bahasa, bangsa tidak akan mungkin berkembang dan dapat menggambarkan
dan menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain. Fungsi
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mengalami perkembangan menjadi bahasa yang
dipergunakan sebagai bahasa kenegaraan, bahasa dalam hubungan yang bersifat formal
baik dalam lembaga pemerintahan maupun swasta, bahasa yang dipergunaan dalam
sekolah-sekolah sebagai bahasa formal dan penyampaian ilmu dan penyebaran
pengetahuan. Keempat dalam kaitan dengan penggunaan bahasa sebagai mana tersebut
pada bagian ketiga di atas fungsi bahasa dalam muncul secara bersama-sama atau hanya
sebagaian saja. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan
penggunaan bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Sejak saat
itu bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan
baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung mengacu pada dua
pemahaman. Di satu sisi, bahasa Indonesia diharapkan mampu menjadi bahasa yang
mengikuti perkembangan zaman dan menjadi media 4 dalam merekam ilmu serta teknologi
global. Akan tetapi, pilihan ini secara tidak langsung akan membuat jati diri bahasa sebagai
identitas bangsa perlahan luntur karena bahasa asing lebih diapresiasi sebagai bahasa ilmu
dan teknologi global. Bahasa asing lebih populer sehingga lebih banyak dipilih dan
digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Kecenderungan penggunaan bahasa asing
dan ragam bahasa lain selain bahasa Indonesia terutama terjadi di kalangan remaja. Tren
yang berkembang sebagai salah satu wujud kreativitas dalam berbahasa adalah munculnya
ragam bahasa prokem dan bahasa plesetan. Jenis-jenis bahasa plesetan dan prokem akan
memunculkan istilah-istilah yang umumnya disebut dengan bahasa gaul. Bahasa gaul
adalah bahasa yang mencampur-aduk antara huruf, angka, tanda baca yang tidak digunakan
sesuai kaidah dan gambar sehingga yang dihasilkan adalah deretan kata-kata kacau.
Kekacauan bahasa itu terlihat dari penempatan huruf, angka, tanda baca yang tidak
digunakan sesuai kaidah dan gambar yang seenaknyaSelanjutnya, Bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara juga dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, baik
lembaga pendidikan negeri maupun swasta, sehingga materi pelajaran yang berbentuk
media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Selain buku ajar yang ditulis oleh penulis
dalam negeri, berbagai buku yang ditulis menggunakan bahasa asing dialihbahasakan ke
dalam bahasa Indonesia. Cara ini sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (IPTEK). Penggunaan
dan memanfaatkan bahasa yang digunakan untuk merencakan dan membagikan ilmu
pengetahuan dilakukan dengan bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia jug
digunakan dalam penulisan karya tulis dan penulisan serta melakukan pengalihbahasaan
dalam buku yang berkaiatan dengan ilmu pengetahuan dalam lembaga pendidikan formal
dan informal. Sehinga dari fungsi-fungsi tersebut bahasa dapat menggunakan bahasa
Indonesia dan tidak hanya selalu berfokus dengan penggunaan bahasa asing.
Pengembangan dan pembinaan bentuk tatanan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
harus menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.
Seluruh rakyat Indonesia harus memiliki rasa kebangaan dalam menggunakan
Bahasa Indonesia, dan berusaha untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam setiap kesempatan sehingga akan timbul suatu rasa enggan jika menggunakan
Bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing. Umumnya bahasa yang digunakan
berbeda dengan Bahasa Indonesia, sehingga muncullah jenis bahasa lain merupakan akibat
dari penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak baku. Pemakaian jenis-jenis
bahasa tersebut tidak mendukung dan tidak mempedulikan pembinaan Bahasa Indonesia.
Ungkapan “bahasa menunjukkan bangsa”, berarti bahwa apa yang ada dipikirkan oleh
pengguna bahasa akan terlihat pada saat berututr kata dalam bahasa tertentu. Dalam hal ini
apabila munculk ketidak teraturan dan kekacauan dalam berbahasa, berarti pengguna
bahasa tersebut juga sedang mengalami kekacauan dan ketidak teraturan dalam berpikir..
Para pengguna jejaring sosial dan situs-situs yang ada di dunia maya memang kreatif
dalam menggunakan bahasa. Umumnya mereka mampu menuangkan bahasa lisan menjadi
bahasa tulis dalam tulisan yang variatif. Kerusakan bahasa tersebut menyebabkan
berubahnya jati diri sehingga 5 melahirkan suatu generasi yang lebih mementingkan diri
sendiri dan anti kemapanan.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana fenomena penggunaan Bahasa asing di masyarakat Indonesia sekarang
2. Bagaimana dampak penggunaan Bahasa asing terhadap jati diri Bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana upaya kalangan muda untuk mencintai Bahasa Indonesia ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini sebagai berikut
1) Memaparkan peran Bahasa Indonesia bagi Negara Republik Indonesia dalam UUD
1945
2) Memaparkan fenomena penggunaan Bahasa asing di masyarakat Indonesia sekarang
3) Memaparkan dampak penggunaan bahsa asing terhadad jati diri Bahasa Indonesia
4) Memaparkan upaya kalangan muda untuk mencintai Bahasa Indonesia

BAB 2
KAJIAN PERPUSTAKAAN

A. Bahasa gaul sebagai bahasa remaja


Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa merupakan suatu fenomena sosial yang
dimiliki oleh suatu kelompok tertentu. Terbentuk atas dasar kesepakatan bersama antar
anggota kelompok tersebut. Bahasa memiliki peranan yang vital dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya menjadi alat untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa
sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Proses tersebut
menggunakan bahasa sebagai media penyampaian buah pikiran seseorang agar diketahui
dan memperoleh respon dari orang lain (Saddhono, 2012)
Dalam era globalisasi saat ini, jati diri bahasa Indonesia yang merupakan ciri dari
Bangsa Indonesia harus terus dipertahankan eksistensinya. Hal inilah yang kemudian
harus dilaksanakan, karena menurut pernyataan bahwa pada era digital yang menuntut
penguasaan teknologi dan bahasa asing pada berbagai bidang kehidupan saat ini makin
meminggirkan posisi bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia harus terus
dibina dan dikembangkan sedemikian rupa agar tidak terintervensi dan terpengaruh oleh
bahasa asing. Dalam konteks ini, bukan berarti seluruh masyarakat Indonesia dilarang
untuk belajar bahkan menguasai bahasa asing. Belajar bahasa asing tentunya sangat
penting dalam perkembangan zaman saat ini. Karena bahasa asing menjadi salah satu alat
komunikasi pergaulan antar negara. Namun, ada banyak orang yang mengeluh dan
merasa kesulitan belajar bahasa asing tetapi mereka lupa bahwa kesulitan itu sebenarmya
disebabkan penguasaan bahasa Indonesia yang masih belum memadai. (Sahril, 2016).
Awal mulanya Bahasa gaul atau Bahasa yang sering disebut Bahasa slang
merupakan bahasa yang digunakan dikalangan preman. Sebagai kode untuk percakapan
mereka. Namun, pada akhirnya bahasa slang tersebut sudah semakin banyak diketahui
maksudnya dan mulai diterima di masyarakat khususnya remaja. Bahasa gaul adalah
bahasa khas remaja kata katanya diubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengeri
di antara mereka bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau
oleh media massa, padahal istilah istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir
setiap hari. Dengan adanya sosial media, akan berdampak pada semakin pesatnya
penggunaan bahasa gaul yang berdampak buruk bagi generasi bangsa. ( Sarwono, 2004 )
B. Rangkuman
Dari penulisan karya ilmiah diatas mengenai “ Kebahasaan Bahasa gaul sebagai
Bahasa tutur Bahasa remaja ” dapat diambil artikan bahwa banyak tidaknya masyarakat
Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatan singkatan dalam komunikasinya
sehari hari adalah penyimpangan dari penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia.
Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri
sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya Bahasa Indonesia dalam pemakaiannya
dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia
kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja
semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar karena remaja
suka meniru hal-hal yang baru.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Fenomena Penggunaan Bahasa Asing Di kalangan muda Indonesia.


Sekarang Bangsa Indonesia, sebagai pemakai Bahasa Indonesia, seharusnya
bangga bisa menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komonikasi. Dengan Bahasa
Indonesia, mereka bias menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan
lengkao kepada orang lain. Mereka semestinya bangga memiliki Bahasa yang sedemikian
itu. Namun, sebagai kenyataan yang terjadi, tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa
Indonesia tidak lagi tertanam dalam setiap orang Indonesia. Rasa mengahargai bahsa
asing masih terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap
bahwa Bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada Bahasa Indonesia. Bahkan, mereka
seolah olah tidak tau menahu tentang perkembangan Bahasa Indonesia.
Adapun berbagai bentuk Fenomena yang terjadi dan terkait Bahasa asing yang
terjadi di kalangan pada anak anak muda di khusus Indonesia saat ini yaitu, kalangan
muda Indonesia saat ini memperlihatkan dengan bangga kemahiran menggunakan Bahasa
asing misalnya Bahasa inggris. Kalangan muda Indonesia saat ini merasa malu apabila
tidak menguasai Bahasa asing tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak
menguasai Bahasa Indonesia, kalangan muda Indonesia saat ini menganggap remeh
Bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai
Bahasa Indonesia dengan baik, kalangan muda Indonesia saat ini merasa dirinya lebih
pandai daripada yang lain karena menguasai Bahasa asing dengan fasih, walaupun
pengusaan Bahasa indonesianya kurang sempurna, pelajar Indonesia saat ini ketika ujian
bisa di pastikan nilai mata pelajaran Bahasa asingnya jauh lebih baik dari Bahasa
Indonesia. Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakai Bahasa Indonesia
yang buruk. Hal itu akan berdampak negatif pula pada perkembangan Bahasa Indonesia.
Sebagian pemakai Bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap rendah, dan  tidak
percaya kemampuan Bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya
dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Akibat tindakan lanjut yang timbul dari kenyataan-
kenyataan itu kalangan muda Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah,
dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan
itu sudah ada padanannyadalam Bahasa Indonesia. Misalnya, page, backround, reality,
alternative, airport, masing-masing untuk ‘halaman’, ‘latar belakang’, ‘kenyataan’,
‘kemungkinn atau pilihan’, dan ‘lapangan terbang’ atau ‘bandara’, sehingga kalangan
muda Indonesia menghargai Bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan
istilah asing yang “amat asing”. Hal ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan
kata-kata asing tersebut, misalnya rokh, insyaf, fihak, fatsal, syarat (muatan), syah
(dianggap). Padahal kata-kata itu cukup diucapkan dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal,
sarat, dan sah. Kalangan muda Indonesia belajar dan menguasai Bahasa asing dengan
baik tetapi menguasai Bahasa Indonesia apa adanya. Terkait dengan itu, banyak orang
Indonesia yang mempunyai bermacam-macam jenis buku kamus Bahasa asing tetapi
tidak mempunyai satu pun kamus Bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata
Bahasa Indonesia telah dikuasainya dengan baik. Kenyataan-kenyataan dan akibat-akibat
tersebut bila tidak diperbaiki akan berakibat perkembangan Bahasa Indonesia terhambat.
Sebagai kalangan muda yang baik, sepantasnya kita mencintai dan menjaga Bahasa
Indonesia ini. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan karena Bahasa Indonesia
merupakan jati diri dan identitas bangsa kita. Sebagai kalangan muda kita harus
menumbuhkan rasa malu karena tidak mempergunakan budaya sendiri yakni Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar
2. dampak dari penggunaan Bahasa asing yang berpengaruh terhadap jati diri Bahasa
Indonesia.
Bahasa bila dianggap sebagai entitas organik seperti manusia, anggapan tentang
keorganikan Bahasa itu sendiri memang telah lama menjadi perdebatan linguis. Bahasa
dapat mati karena tekanan-tekanan bahsa lain yang hidup bersamanya atau mungkin
Bahasa lain yang hidup membawahinya. Kelebihan dalam peran dan fungsi akan
menentukan apakah Bahasa lain masih diperkenankan ikut bergerak dan bergeliat atau
malahan ditutup kesempatannya dan dihilangkan sama sekali peran dan fungsinya oleh
Bahasa. Bahasa Indonesia saat ini sedang bersaing bersama Bahasa asing untuk
memperebutkan posisi terkuat di bangsanya sendiri yakni Indonesia. Namun, Bahasa
Indonesia terlihat jarang digunakan bahkan cenderung diabaikan oleh pemiliknya.
Sehingga terlihat jelas Bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsi yang lemah di dalam
masyarakat. Dari dahulu, sejak berabad-abad yang lalu, pengaruh bahsa asing telah
masuk ke dalam Bahasa Melayu yang menjadi dasar dari Bahasa Indonesia itu sendiri
berupa pengambilan kata-kata dari Bahasa Sangskerta seperti : Naraka, puasa, pahala,
agama, dewasa, dewa-dewi, durhaka, berkala, berita, ganda, ganja, manusia, mangasa,
mutiara, mesra, nyala, nama, guru, ketika, usaha, utama. Mereka beranggapan jika
menggunakan Bahasa Indonesia akan terkesan biasa saja sehingga mendewakan Bahasa
asing sebagai Bahasa keseharian mereka. Sebenarnya, faktor yang menyebabkan ini
bukanlah semata-mata dari pemuda itu sendiri melainkan tuntutan pendidikan mereka
untuk membiasakan diri berbicara menggunakan Bahasa asing saat di dalam forum
sehingga terbawalah hingga keseharian dan dilingkungan mereka menggukan Bahasa
asing tersebut.Disisi lain tuntutan teknologi juga menjadikan mereka terbawa akan
Bahasa asing ini. Mereka sering bergelut dengan teknologi, dan Bahasa yang digunakan
teknologi itu sendiri secara umumnya menggunakan Bahasa asing
3. Berbagai dalam proses dalam Upaya Kalangan Muda Untuk Mencintai Bahasa Indonesia
Dalam era globalisasi ini, jati diri Bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap
warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh
dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak cocok dengan Bahasa dan budaya
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati
diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri Bahasa Indonesia. Sudah barang tentu, hal ini semua
menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yang berlaku
dalam Bahasa Indonesia dengan memerhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain,
pemakaian Bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakaian Bahasa Indonesia yang patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian Bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya.Sebagai kalangan muda haruslah menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap
Bahasa Indonesia itu sendiri. Untuk menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengan (1) sikap
kesetiaan berbahasa Indonesia dan (sika kebanggaan berbahasa Indonesia. Sikap kesetiaan berbahasa
Indonesia terungkap jika mereka lebih suka memakai Bahasa Indonesia daripada Bahasa asing dan
bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Sikap kebanggaan berbahasa Indonesia
terungkap melalui kesadaran bahwa Bahasa Indonesia pun mampu mengungkapkan konsep yang rumit
secara cermat dan dapat mengungkapkan isi hati yang sehalus-halusnya. Yang perlu dipahami adalah
sikap positif terhadap Bahasa Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan
kaku. Bangsa Indonesia tidak mungkin menuntut kemurnian Bahasa Indonesia dan menutup
diri dari saling pengaruh dengan Bahasa asing. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bisa
membedakan mana pengaruh positif dan mana pengaruh negative terhadap perkembangan
Bahasa Indonesia. Sikap posited seperti inilah yang bisa menanamkan percaya diri kalangan

BAB IV
PENUTUP

A.Simpulan
Dewasa ini Bahasa Indonesia jauh dari apresiasi prasaan bangga dari pemiliknya.
Sehingga sangat diperlukan bantuan dari kalangan muda untuk membina dan
menunbuhkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia. Tentunya ini bertujuan agar Bahasa
Indonesia yang merupakan Bahasa nasional tidaklah punah di tempat tinggalnya sendiri.
Kalangan muda harus mampu memfilter pengaruh asing masuk, sehingga tidak merusak
hingga melunturkan Bahasa Indonesia yang menjadi identitas bangsa, Kebanggan,
identitas , simbol suku suku, budaya budaya yang ada pada penggunaan Bahasa
Indonesia. Sehingga terbentuklah tatanan ciri khas suatubangsa yaitu bangsa indonesia

B.Saran
Pengaruh asing memang tidak bisa dihindari, namun sebagai generasi muda
diharapkan mampu memfilter pengaruh yang mana yang pantas untuk di terima.
Mencintai dan membuadayakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi menjadikan
Bahasa Indonesia  semakin kuat mempertahankan dirinya. Kemudian kalangan muda juga
seharusnya bangga akan Bahasa nasionalnya sendiri. Menyadari bahwa penulis masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis berharap kepada penulis selanjutnya untuk
lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggungjawabkan. 

DAFTAR PUSTAKA

Rahardi Kunjana, 2006. Bahasa Kaya Bahasa Berwibawa. Jogjakarta

Badudu JS, 1981. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima.

Muslich Masnur, 2012. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Malang : Bumi dalam
membentukanAksara.

Dardjowidjojo soenjono, 1995. Dari Sumpah Pemuda ke Pesta Emas Kemerdekaan 1928-1995.
Bandung : ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai