MAKALAH
MANAJEMEN INVESTASI
Disusun Oleh:
431201100156
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah swt. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Bahasa Indonesia Dalam Pembangunan Bangsa”. Melalui makalah ini kami
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua rekan – rekan yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan, dan kami sebagai penulis
dalam penyelesaian makalah ini Tulisan ini dapat sepenuh diselesaikan berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak,terutama
rekan-rekan dan dosen yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan
naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman pembaca sangat diharapkan untuk
pembuatan makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang. Diluar dari segala
kekurangannya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua para
pembaca. Amin...
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
2.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ................................................................................. 3
2.2 Fungsi dan Peran Bahasa dalam Pembangunan Bangsa Indonesia ............................................ 4
2.3 Peran Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari.............................................................. 9
BAB III .......................................................................................................................................... 11
PENUTUP...................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
asing itu mengalir deras ke dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia. Dengan
demikian, peran strategis bahasa Indonesia sebagai bahasa peradaban modern
masih memerlukan pengembangan yang lebih serasi dan serius sesuai dengan
perkembangan ipteks.
Dalam rangka menuju ke arah peradaban modern, kita perlu memahami,
menguasai, dan mengembangkan konsep-konsep ipteks modem, yang pada
umumnya masih tertulis dalam baliasa asing, khususnya bahasa Inggris.
Tujuannya, agar konsep-konsep ipteks modem tidak hanya diserap oleh mereka
yang memahami baliasa asing yang jumlahnya tentu tidak sebanding dengan
jumlah anggota masyarakat Indonesia yang memerlukannya. Apalagi dalam
rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, penyebarluasan konsep-
konsep ipteks modern itu harus dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Dalam rangka lebih memasyarakatkan peristilahan modem itu, istilah-
istilah yang telah berhasil disusun, kemudian diolah lebih lanjut menjadi berbagai
kamus istilah. Tentu saja, selain mengandung padanan istilah dalam bahasa
Indonesia, kamus istilah itu juga mencantumkan rumusan atau penjelasan setiap
istilah yang dicantumkan. Sampai sekarang, telah berhasil disusun tidak kurang
dari 40 buah kamus istilah
Dalam hal ini para ilmuwan dari berbagai disiplin diharapkan
menggunakan istilah yang telah dibakukan itu dengan taat asas. Selain itu, harus
pula diupayakan adanya arus balik yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan
dalam proses pengembangan bahasa selanjutnya. Di samping itu dipandang dari
segi pembinaan dan pengembangan bahasa, masuknya istilah-istilah yang sudah
dibakukan itu ke dalam buku ajar, makalah, laporan penelitian, jurnal-jurnal
ilmiah, karangan-karangan ilmiah lainnya, dan media komunikasi dan informasi
merupakan langkah berikutnya yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi. Bahasa Indonesia memiliki dua sifat utama yang menguntungkan, yaitu
(1) bentuk yang sederhana sehingga mudah dipelajari dan
(2) kelenturan (fleksibel) untuk dikembangkan.
Hal ini didukung oleh latar belakang sejarah kebahasaan yang kuat. Kaum cerdik-
cendekia yang hidup pada zaman kemerdekaan pun, pada umumnya yakin bahwa
bahasa Indonesia mempunyai kemampuan berkembang luas dengan cepat di tanah air
6
ini, dari Sabang sampai Merauke. Danzer Carr misalnya, berkeyakinan bahwa bahasa
Indonesia dapat menggantikan kedudukan bahasa Inggris di Asia.
Bahasa mengalami perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat penuturanya. Bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi
dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan
teknologi. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan dan ilmu serta
teknologi berkembang sedemikian rupa. Bahasa Indonesia pun berkembang
mengikuti perkembangan tersebut. Pesatnya perkembangan kebudayaan, ilmu, dan
teknologi di dunia Barat membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa
Indonesia, khususnya di bidang kosakata/peristilahan.
Di samping itu, luas wilayah pemakaian (tersebar di pulau-pulau yang secara
geografis terpisahkan dengan oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar
belakang (bahasa daerah dan kebudayaannya), memungkinkan terjadinya perubahan-
perubahan di tiap-tiap daerah yang lama kelamaan akan berkembang menjadi dialek
tersendiri. Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus-menerus antara daerah yang
satu dan daerah yang lain untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia itu harus diarahkan menuju ragam bahasa
baku. Selanjutnya, ada beberapa dasar pembinaan baliasa Indonesia yang
diharapkan memberikan semangat dan motivasi tinggi dalam membina dan
mengembangkan bahaasa Indoensia. Landasan tersebut bersifat keagamaan
(religius), kesejarahan (historis, politis), kecendekian (intelektual), bersifat
kemasyarakatan (sosial). Dengan landasan tersebut, pembinaan bahasa Indonesia
yang dilakukan pada era otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh
kondisi yang bersifat memecah-belah, dan dapat dijadikan referensi dalam
menjaga kesatuan dan persatuan demi keutuhan bangsa Indonesia.
Landasan yang bersifat keagamaan adalah bahwa bahasa Indonesia itu
karunia Tuhan yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa
Indonesia berarti mensyukuri karunia Tuhan. Sebaliknya, mengabaikan
pemeliharaan bahasa Indonesia adalah sama dengan tidak mensyukuri karunia
Tuhan. Landasan kedua bersifat kesejarahan, yaitu bahasa Indonesia merupakan
amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir ke-3 Sumpah Pemuda 1928
menyatakan bahwa “Kami putra-putri Indonesia, menjungjung bahasa Persatuan,
bahasa Indonesia”. Demikian pula Pasal 36 UUD 1945 menyatakan bahwa
7
2. Pembinaan yang mencakup dua arah (masyarakat luas dan generasi muda).
Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Ragam bahasa lisan mencakup lafal, tata bahasa, kosakata/istilah, dan ejaan.
Dalam ragam bahasa tulis yang digarap terlebih dahulu adalah ejaan, dengan
peresmian penggunaan Ejaan yang Disempumakan oleh Presiden Republik
Indonesia tahun 1972. Kemudian, disusul dengan usaha pembakuan di bidang
kosakata/istilah yang pemakaiannya diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 1975. Di samping itu, dilakukan pula pengolahan kembali
Kamus Umum Bahas Indonesia karangan W.J.S. Poewadarminta oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang terbit mulai cetakan V tahun 1976.
Kemudian, pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
disempurnakan dalam edisi kedua yang terbit pertama tahun 1991. Usaha
pembakuan dalam bidang tata bahasa secara resmi telah dirintis dengan
diadakannya Seminar Penyusunan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988.
Bahasa Indonesia pada Era Otoda Pembinaan bahasa Indonesia sudah lama
dilakukan, bahkan sejak zaman Pujangga Baru (1933). Namun, sampai sekarang
masih banyak kendala yang dihadapi dan dialaminya, khususnya pada era otoda.
Masalah utama adalah persoalan sikap terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Ada
sebagian masyarakat pengguna bahasa Indonesia yang meremehkan bahasa
Indonesia. Sikap mereka terhadap pembinaan bahasa Indonesia acuh tak-acuh. Mereka
menilai:
(1) pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia kurang menarik,
(2) hasilnya kurang nyata, dan
(3)bahasa
Indonesia dianggap mudah. Karena dianggap mudah, orang Indonesia tidak perlu
mempelajari bahasa Indonsia. Persoalan sikap tersebut semakin menjadi masalah,
karena sikap negatif itu bukan berasal dari kelompok awam, melainkan kelompok
cendekia atau terpelajar. Mereka itu adalah sebagian pelaku utama dan pemegang
peranan penting dalam roda otonomi daerah. Jika orang awam bersikap negatif
terhadap bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Namun jika orang terpelajar
bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak berterima. Masalahnya, orang
awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam tidak banyak berkaitan
dengan dunia pemikiran. Kegiatannya terbatas pada pemenuhan kebutuhan hidup
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di wilayah NKRI adalah sebagai
bahasa nasional dan baahsa negara. Dalam pembangunan bangsa yakni sebagai
perisai pemersatu yang belum pemah dijadikan sumber permasalahan oleh
masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku daerah.
Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia mampu menempatkan dirinya
sebagai sarana komunikasi yang efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan
bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan
berbagai aspek kehidupan, kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa
daerah. Bahasa Indonesia berperan penting dalam pembagunan bangsa karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan yang berperan penting
dalam memajukan pembagunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang
akhimya mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam
pembangunan bangsa.
3.2 Saran
Sebagai kaum intelektual kita harus menjaga bahasa Indonesia agar
menjadi bahasa yang dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengadakan pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien.
12
DAFTAR PUSTAKA