HALAMAN SAMPUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang merupakan sebuah jati diri
suatu bangsa. Bahasa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya bahasa kita dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Bahasa harus
memiliki makna yang jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Di Era
milenial ini, pengaruh globalisasi dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama di kalangan remaja. Mulai dari gaya
hidup yang baru, cara berpakaian, sampai bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
pun banyak yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa.
Bahasa, menjadi media komunikasi utama dalam kehidupan manusia untuk saling
berinteraksi. Jati diri bangsa dapat dilihat dari bahasa. Bahasa itu ibarat rumah di mana
rumah itu sebagai pemersatu antara satu orang dengan yang lain. Entah itu latar belakang
dari budaya kita, dari mana suku kita, dan dari mana kita berasal. Bahasa Indonesia tetap
menjadi bahasa nomor satu yang digunakan dalam berkomunikasi. Tanpa adanya bahasa,
kita akan tersingkirkan dalam kehidupan bermasyarakat. Generasi milenial adalah masa
adanya sebuah peningkatan penggunaan teknologi digital seperti sekarang ini. Generasi
yang hidup di era ini memiliki ciri khas, mengapa demikian? Karena sejak di bangku
sekolah, mereka sudah menggunakan gawai dan menjadikan internet sebagai kebutuhan
untuk bersosialisasi di media sosial.
Dan mengapa hal itu bisa terjadi? Keinginan untuk mempersiapkan diri
memasuki era globalisasi tentu saja boleh. Namun, jika hal itu dapat mengorbankan jati
diri bangsa kita apalah gunanya? Di era milenial ini, banyak remaja yang menggunakan
bahasa gaul. Bahasa gaul jika digunakan dalam situasi non-formal akan mudah dipahami.
Namun sangat tidak tepat jika penggunaan bahasa gaul ini dgunakan dalam situasi yang
formal, seperti halnya saat mengajar maupun saat melakukan wawancara. Mereka kerap
menciptakan bahasa gaul yang mereka gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, mereka
pun mencampur adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa asing, kemudian muncullah
kosakata baru seperti “Negara berkembang” menjadi “Negara berflower” dan lain
sebagainya. Mereka merasa lebih modern jika berkomunikasi menggunakan bahasa gaul.
Padahal kata-kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Adanya penyimpangan ini dapat menghambat perkembangan Bahasa Indonesia hilang
dan lunturnya penggunaan Bahasa Indonesia dikarenakan kurangnya kesadaran dalam diri
untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri. Jadi seharusnya
kita sebagai generasi milenial patut bangga berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kaidah, agar jati diri bangsa tidak mudah luntur dabn
semakin menghilang.
B. Rumusan Malah
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas yang telah di tulis. maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bahasa Resmi: Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi Indonesia. Ini
berarti bahasa ini digunakan dalam dokumen-dokumen resmi pemerintah, hukum,
pendidikan formal, media massa, dan sebagainya.
3. Bahasa Standar: Bahasa Indonesia memiliki norma tata bahasa dan kosa kata
yang telah diatur dan diresmikan dalam "Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan" (PUEBI). Ini bertujuan untuk menjaga
konsistensi dan keseragaman dalam penggunaan bahasa di seluruh Indonesia.
5. Bahasa Lisan dan Tertulis: Bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai konteks
komunikasi, baik lisan maupun tertulis. Ini mencakup pidato, wawancara, surat
kabar, buku, acara televisi, radio, dan banyak lagi.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa yang
resmi bagi Republik Indonesia serta bahasa untuk persatuan bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia diresmikan penggunanya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada
hari sesudahnya, persamaan dengan itu, mulai pula berlaku konstitusi.
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994:11).
Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan
dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk
berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai
dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya
sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua
bahasa di dunia.
Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam
benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi
kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia.
Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan
menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing
dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak
menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat
Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran itulah yang kini mulai disadari
keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh.
Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa
Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal
di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka yang
bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa
terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja.
Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya. Namun yang terjadi tidak
seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal.
Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel
“sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar
kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu.
Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi bahasa”.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa,
remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang
tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan
dewasa atau tua. Masa remja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak.
Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar”. Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata
baik dan benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik.
Sebenarnya tidak, justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai
bahasa untuk menggunakan bahasa secara bebas dengan keinginannya dan
kemampuannya dalam berbahasa.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu
digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang
berbicara; kedua, orang yang diajak berbicara; ketiga, situasi itu formal atau nonformal;
keempat, masalah atau topik pembicaraan. Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa
yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya, bentuk strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia
baku harus seperti bahasa yang kaidahnya tertulis dalam buku-buku tata bahasa.
Sebaliknya, jika menggunakan salah satu dialek, dialek Jakarta misalnya harus betulbetul
bahasa Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli Jakarta itulah dimaksud dengan
kata benar.
Meninggalkan suatu kebiasaan yang telah menjadi tradisi akan berakibat besar
dalam kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Begitu juga yang akan terjadi pada
bahasa Indonesia yang disempurnakan jika semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya.
Dampak buruk yang dapat dirasakan langsung adalah menurunnya nilai kesopanan
remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan dampak tidak
langsungnya adalah merusak bahasa nasional itu sendiri. Mungkin, beberapa tahun
kedepan masih bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun
bagaimana dengan lima puluh tahun yang akan datang? Apakah bahasa Indonesia masih
bisa bertahan? Atau hilang ditelan “bahasa gaul”?
Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli
dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa “bahasa gaul” telah
mengikis dan merusak bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda marilah
kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia.
Perubahan zaman yang semakin cepat yang mana berpengaruh dalam segala
bidang, demikian Muslich (2010:18), arus globaliasi tentu saja akan mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia sejagat. Pengaruh itu antara lain akan
terlihat dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan Salah satu pokok yang di hadapi dunia
dunia Pendidikan adalah masalah identitas bangsa.
Yang mana identitas tersebut berkaitan erat dengan budaya dari sebuah generasi
penerus bangsa. Jika generasi penerus bangsa tengggelam akan pengkhususan bahasa
indoensia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indoensia akan semakin sempoyongan
dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nassional dan identitas bangsa. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemukukan sejak dini kepada generasi
milenial agar mereka tidak menginguti pembusukan itu. Pengaruh globalisasi dalam
identitas bangsa tercemin pada perilaku masayarakat yang mulai meninggalkan bahasa
Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah
banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah
yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
Yang mana semuanya akan berdampak bagi bahasa Indoensia itu sendiri. Berikut
dampak yang akan terjadi:
1. Eksistensi dari bahasa Indonesia akan hilang Aktivitas berbahasa sangat crat
kaitnnya denga budaya sebuha generasi. Kalau generasi negeri ini kian
tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin
bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya
sebagai bahasa nasional dan identitas suatu bangsa.
2. Menurunnya deraja bahasa Indoenesia Karena pengaruh bahasa dari luar dan
hanya generasi milenial saja yang memakai, karena menganggap bahasa kita
sudah kuno ataupun ketinggalan zama.
3. Menyebabkan hilangnya bahasa Indonesia Penggunaan bahasa gaul yang
semakin marak di kalangan generasi milenial merupakan sinyal ancama yang
sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanya semakin buruknya
kemampuan generasi muda zaman sekarang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi. Diciptkana manusia untuk mengatasi
persialan hidup mereka, Lambang tersebut terus berkembang sesuai dengan
perkembangan intelektual dan cipta karya manusia. Makna setiap lambang
tergantung pada konveksi masyarakat penggunaan bahasa tersebut. Maka sering
terdapat perbedaan maksan labang di anatara masyarakat yang berbeda. Secara
garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, anatar lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna.
2. Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaanya dalam mendukung peranny
sebgaia kepentingan komunikasi pemakaian bahasa, dan hubungan denga aspek
nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkadung dalam bentuk bahasa
yang fungsinya sebagai alat kemunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan
dimiliki oleh semua bahasa di dunia karena bahasa. menunjukan keberadaan
suatu bangsa.
3. Perkembangan zaman yang semakin cepat yang mana berepengaruh dalam segala
bidang. Arus globalisasi tentu saja kan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
dan penghidupan manusia sejagat. Jika generasi penerus bangsa tenggelam akan
pengkhususan bahasa Indoensia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indoensia
akan semkain sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa
Nasional dan identitas bangsa. Hal tersebut muncul karena dipengaruhi beberapa
faktor yang ada.
B. Saran
Kurnia, Aris. “Pengertian Bahasa Indonesia, Kaidah, Baku, Ciri, Fungsi, Pemakaian,
Paragraf, Syarat, Jenis Dan Para Ahli.”
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bahasa-indonesia. Diakses pada
tanggal 18 Januari 2024 Pukul 22.58.
Anggini, Nurasiah. Dkk. Pengaruh bahasa gaul (SLANG) Terhadap bahasa indonesia
pada generasi muda. Jurnal Multidisiplin Dehasen, Vol. 1, No. 3, Juli 2022.