Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Indonesia................................................................................


B. Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial.......................................
C. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial......

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang merupakan sebuah jati diri
suatu bangsa. Bahasa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya bahasa kita dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Bahasa harus
memiliki makna yang jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Di Era
milenial ini, pengaruh globalisasi dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama di kalangan remaja. Mulai dari gaya
hidup yang baru, cara berpakaian, sampai bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
pun banyak yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa.
Bahasa, menjadi media komunikasi utama dalam kehidupan manusia untuk saling
berinteraksi. Jati diri bangsa dapat dilihat dari bahasa. Bahasa itu ibarat rumah di mana
rumah itu sebagai pemersatu antara satu orang dengan yang lain. Entah itu latar belakang
dari budaya kita, dari mana suku kita, dan dari mana kita berasal. Bahasa Indonesia tetap
menjadi bahasa nomor satu yang digunakan dalam berkomunikasi. Tanpa adanya bahasa,
kita akan tersingkirkan dalam kehidupan bermasyarakat. Generasi milenial adalah masa
adanya sebuah peningkatan penggunaan teknologi digital seperti sekarang ini. Generasi
yang hidup di era ini memiliki ciri khas, mengapa demikian? Karena sejak di bangku
sekolah, mereka sudah menggunakan gawai dan menjadikan internet sebagai kebutuhan
untuk bersosialisasi di media sosial.
Dan mengapa hal itu bisa terjadi? Keinginan untuk mempersiapkan diri
memasuki era globalisasi tentu saja boleh. Namun, jika hal itu dapat mengorbankan jati
diri bangsa kita apalah gunanya? Di era milenial ini, banyak remaja yang menggunakan
bahasa gaul. Bahasa gaul jika digunakan dalam situasi non-formal akan mudah dipahami.
Namun sangat tidak tepat jika penggunaan bahasa gaul ini dgunakan dalam situasi yang
formal, seperti halnya saat mengajar maupun saat melakukan wawancara. Mereka kerap
menciptakan bahasa gaul yang mereka gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, mereka
pun mencampur adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa asing, kemudian muncullah
kosakata baru seperti “Negara berkembang” menjadi “Negara berflower” dan lain
sebagainya. Mereka merasa lebih modern jika berkomunikasi menggunakan bahasa gaul.
Padahal kata-kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Adanya penyimpangan ini dapat menghambat perkembangan Bahasa Indonesia hilang
dan lunturnya penggunaan Bahasa Indonesia dikarenakan kurangnya kesadaran dalam diri
untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri. Jadi seharusnya
kita sebagai generasi milenial patut bangga berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kaidah, agar jati diri bangsa tidak mudah luntur dabn
semakin menghilang.

B. Rumusan Malah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia ?


2. Apakah penggunaan bahasa indonesia pada generasi milenial sudah baik dan
benar ?
3. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa indonesia pada generasi
milenial ?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas yang telah di tulis. maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia.


2. Untuk mengetahui Apakah penggunaan bahasa indonesia pada generasi milenial
sudah baik dan benar.
3. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
pada generasi milenial.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan nasional Republik Indonesia.


Pengertian bahasa Indonesia mencakup beberapa aspek yang menjelaskan bahasa ini:

1. Bahasa Nasional: Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Indonesia yang


digunakan secara luas di seluruh wilayah negara tersebut. Hal ini menjadikan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang umum digunakan di seluruh
Indonesia, meskipun ada juga banyak bahasa daerah yang dipertuturkan.

2. Bahasa Resmi: Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi Indonesia. Ini
berarti bahasa ini digunakan dalam dokumen-dokumen resmi pemerintah, hukum,
pendidikan formal, media massa, dan sebagainya.

3. Bahasa Standar: Bahasa Indonesia memiliki norma tata bahasa dan kosa kata
yang telah diatur dan diresmikan dalam "Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan" (PUEBI). Ini bertujuan untuk menjaga
konsistensi dan keseragaman dalam penggunaan bahasa di seluruh Indonesia.

4. Bahasa Pendidikan: Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam


sistem pendidikan di Indonesia. Ini berarti bahwa mata pelajaran diajarkan dalam
bahasa Indonesia, termasuk mata pelajaran seperti matematika, sains, dan
sebagainya.

5. Bahasa Lisan dan Tertulis: Bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai konteks
komunikasi, baik lisan maupun tertulis. Ini mencakup pidato, wawancara, surat
kabar, buku, acara televisi, radio, dan banyak lagi.

6. Bahasa sebagai Lambang Identitas: Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai


lambang identitas nasional Indonesia. Ini mencerminkan keberagaman budaya
dan etnis di negara tersebut, di mana banyak bahasa daerah yang berbeda
digunakan oleh berbagai kelompok masyarakat.
7. Pengaruh Kebahasaan: Bahasa Indonesia memiliki pengaruh dari berbagai
bahasa, termasuk bahasa Melayu, Belanda, Arab, Sanskerta, dan banyak lagi. Ini
menghasilkan kosa kata yang kaya dan beragam.

8. Kemajuan Bahasa: Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan dan


adaptasi untuk mencerminkan perubahan sosial, teknologi, dan budaya. Misalnya,
bahasa Indonesia mengadopsi kata-kata baru untuk teknologi dan istilah modern.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa yang
resmi bagi Republik Indonesia serta bahasa untuk persatuan bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia diresmikan penggunanya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada
hari sesudahnya, persamaan dengan itu, mulai pula berlaku konstitusi.

B. Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial

Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994:11).

Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan
dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk
berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai
dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya
sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua
bahasa di dunia.

Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam
benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi
kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia.
Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan
menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing
dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak
menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat
Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran itulah yang kini mulai disadari
keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh.
Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa
Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal
di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka yang
bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa
terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja.
Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya. Namun yang terjadi tidak
seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal.
Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel
“sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar
kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu.
Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi bahasa”.

Penggunaan istilah-istilah yang entah dari mana asalnya semakin menghilangkan


wujud asli bahasa Indonesia. Di era milenial saat ini, bahasa Indonesia banyak tercampur
dengan bahasa asing. `kids jaman now` menggantikan istilah remaja masa kini `woles`
yang menggantikan santai, konon diambil dari kata slow yang diucapkan terbalik. Serta
masih banyak istilah-istilah yang sebelumnya tidak terkenal. Secara umum, remaja adalah
waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa,
remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang
tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan
dewasa atau tua. Masa remja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak.

1. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar”. Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata
baik dan benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik.
Sebenarnya tidak, justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai
bahasa untuk menggunakan bahasa secara bebas dengan keinginannya dan
kemampuannya dalam berbahasa.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu
digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang
berbicara; kedua, orang yang diajak berbicara; ketiga, situasi itu formal atau nonformal;
keempat, masalah atau topik pembicaraan. Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa
yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya, bentuk strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia
baku harus seperti bahasa yang kaidahnya tertulis dalam buku-buku tata bahasa.
Sebaliknya, jika menggunakan salah satu dialek, dialek Jakarta misalnya harus betulbetul
bahasa Jakarta seperti yang digunakan oleh penduduk asli Jakarta itulah dimaksud dengan
kata benar.

Meninggalkan suatu kebiasaan yang telah menjadi tradisi akan berakibat besar
dalam kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Begitu juga yang akan terjadi pada
bahasa Indonesia yang disempurnakan jika semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya.
Dampak buruk yang dapat dirasakan langsung adalah menurunnya nilai kesopanan
remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedangkan dampak tidak
langsungnya adalah merusak bahasa nasional itu sendiri. Mungkin, beberapa tahun
kedepan masih bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun
bagaimana dengan lima puluh tahun yang akan datang? Apakah bahasa Indonesia masih
bisa bertahan? Atau hilang ditelan “bahasa gaul”?

Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli
dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa “bahasa gaul” telah
mengikis dan merusak bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda marilah
kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia.

C. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial

Perubahan zaman yang semakin cepat yang mana berpengaruh dalam segala
bidang, demikian Muslich (2010:18), arus globaliasi tentu saja akan mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia sejagat. Pengaruh itu antara lain akan
terlihat dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan Salah satu pokok yang di hadapi dunia
dunia Pendidikan adalah masalah identitas bangsa.

Yang mana identitas tersebut berkaitan erat dengan budaya dari sebuah generasi
penerus bangsa. Jika generasi penerus bangsa tengggelam akan pengkhususan bahasa
indoensia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indoensia akan semakin sempoyongan
dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nassional dan identitas bangsa. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemukukan sejak dini kepada generasi
milenial agar mereka tidak menginguti pembusukan itu. Pengaruh globalisasi dalam
identitas bangsa tercemin pada perilaku masayarakat yang mulai meninggalkan bahasa
Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah
banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah
yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.

Dimana Pendidikan sekarang mewajibakan siswa ataupun mahasiswa yang aktif


terlebih dahulu secara tidak langsung, sehingga mau tidak mau harus lebih ber explore
dengan keadaan sekitar yang mana nantinya dari hasil tersebut di haruskan untuk
presentasi di depan apa yang kita dapat selama ini. Hal tersebut juga sangat berpengaruh
dalam public speaking karena kita selama ini sudah terpengaruh dengan bahasa gaul
sehinggal mempersulit dalam meyampaikan bahasa Indonesia.

Yang mana semuanya akan berdampak bagi bahasa Indoensia itu sendiri. Berikut
dampak yang akan terjadi:

1. Eksistensi dari bahasa Indonesia akan hilang Aktivitas berbahasa sangat crat
kaitnnya denga budaya sebuha generasi. Kalau generasi negeri ini kian
tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin
bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya
sebagai bahasa nasional dan identitas suatu bangsa.
2. Menurunnya deraja bahasa Indoenesia Karena pengaruh bahasa dari luar dan
hanya generasi milenial saja yang memakai, karena menganggap bahasa kita
sudah kuno ataupun ketinggalan zama.
3. Menyebabkan hilangnya bahasa Indonesia Penggunaan bahasa gaul yang
semakin marak di kalangan generasi milenial merupakan sinyal ancama yang
sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanya semakin buruknya
kemampuan generasi muda zaman sekarang.

Arum Putri (2015: 5) melaporkan penyebab maraknya penggunaan bahasa gaul


saat ini disebabkan kurangnya rasa cinta terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Generasi muda menjadi harapan utama untuk dapat memajukan bangsa dari
segala aspek demi perbaikan bersama. Penggunaan media televisi, radio, koran serta
internet menjadi faktor pendukung dalam ramainya penggunaan bahasa gaul. Tampak
dari beberapa siaran telivisi, radio dan media sosial yang penggunaan bahasanya tidak
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama tulisan-tulisan
anak remaja di media sosial mereka seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, dll
yang dapat dilihat dan tiru oleh para anak remaja lainnya. Umumnya para remaja
menyerap kata-kata bahasa gaul tersebut dari percakapan orang-orang dewasa di
sekitarnya, baik teman sebaya atau keluarga.

Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa Indonesia dengan


baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diwajibkan untuk dapat
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata-kata tersebut. Karena tidak semua orang mengerti
akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Dalam bentuk tulisan, kata-kata gaul
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya. Bahasa gaul juga
mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara formal.
Contohnya ketika sedang presentasi di depan kelas.

Solusi yang dapat diberikan adalah dengan menanamkan dan menumbuhkan


kecintaan dalam diri terhadap bangsa Indonesia terutama dalam penggunaan bahasa
Indonesia. Dalam kondisi sekarang ini, yang dibutuhkan adalah pembinaan dan
pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka bangga menggunakan dan
melestarikan bahasa Indonesia. Pemanfaatan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
ICT (Information, Communication and Technology) tampaknya sudah bisa diaplikasikan
pada era globalisasi saat ini. Kita dapat menanamkan pada diri anak bangsa pentingnya
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mencintai bahasa nasional yang menjadi
identitas bangsa kita sendiri, dan yang paling utama sikap itu dimulai dari diri kita
sendiri.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul mempunyai


pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berbahasa Indonesia, umumnya dalam hal
bertutur kata. Bahasa gaul ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa
Indonesia menjadi kata tidak baku dan cenderung tidak wajar. Pemakaian bahasa gaul
dapat kita lihat di iklan televisi, lirik lagu remaja, novel remaja, jejaring sosial dan lain-
lain. Kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah keberadaan bahasa Indonesia
tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan pengaruh perkembangan teknologi serta
penggunaannya oleh sebagian besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia
akan tergeser keberadaannya atau yang lebih parah akan terjadi kepunahan.

Kepunahan bahasa terkait dengan kematian bahasa adalah kondisi yang


menggambarkan sebuah bahasa tidak lagi dituturkan. Salah satu keadaan yang
memperlihatkan gejala-gejala kepunahan bahasa adalah penurunan secara drastis jumlah
penutur aktif. Pengabaian penggunaan bahasa oleh penutur usia muda juga merupakan
gejala sebuah bahasa akan mengalami kepunahan. (Bahasa, 2019)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam
kehidupan manusia untuk berinteraksi. Diciptkana manusia untuk mengatasi
persialan hidup mereka, Lambang tersebut terus berkembang sesuai dengan
perkembangan intelektual dan cipta karya manusia. Makna setiap lambang
tergantung pada konveksi masyarakat penggunaan bahasa tersebut. Maka sering
terdapat perbedaan maksan labang di anatara masyarakat yang berbeda. Secara
garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, anatar lain: sudut
pandang bentuk dan sudut pandang makna.
2. Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaanya dalam mendukung peranny
sebgaia kepentingan komunikasi pemakaian bahasa, dan hubungan denga aspek
nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkadung dalam bentuk bahasa
yang fungsinya sebagai alat kemunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan
dimiliki oleh semua bahasa di dunia karena bahasa. menunjukan keberadaan
suatu bangsa.
3. Perkembangan zaman yang semakin cepat yang mana berepengaruh dalam segala
bidang. Arus globalisasi tentu saja kan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
dan penghidupan manusia sejagat. Jika generasi penerus bangsa tenggelam akan
pengkhususan bahasa Indoensia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indoensia
akan semkain sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa
Nasional dan identitas bangsa. Hal tersebut muncul karena dipengaruhi beberapa
faktor yang ada.
B. Saran

Sebaiknya dalam menggunakan bahasa indonesia harus sesuai dengan EYD.


Berbahasalah yang baik dan benar tanpa harus mengubah kaidah kebahasaan yang
sesungguhnya dengan menggantikannya dengan bahasa yang dianggap keren di kalangan
remaja namun membuat sebuah bahasa yang baku sesuai dengan bahasa indonesia
menjadi bahasa yang melenial yang semuanya serba di singkat dan dirubah dengan
sesuka hati, hal ini akan membuat bahasa indonesia semakin sulit untuk di ikuti
masyarakat luar dan dampaknya akan mempersulit bahasa kita menjadi bahasa yang
internasional.
DAFTAR PUSTAKA

“Penggunaan Bahasa di Era Milenial”. https://batri.uma.ac.id/penggunaan-bahasa-di-era-


milenial/. Diakses pada tanggal 18 Januari 2024 pukul 22.54.

Kurnia, Aris. “Pengertian Bahasa Indonesia, Kaidah, Baku, Ciri, Fungsi, Pemakaian,
Paragraf, Syarat, Jenis Dan Para Ahli.”
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bahasa-indonesia. Diakses pada
tanggal 18 Januari 2024 Pukul 22.58.

Nofitasari. dkk. Penggunaan bahasa indonesia di kalangan milenial.


file:///C:/Users/ACER/Downloads/PENGGUNAAN%20BAHASA
%20INDONESIA%20DI%20KALANGAN%20GENERASI%20MILENIAL
%20%20NOFITASARI%20DK pdf. Diakses pada tanggal 18 Januari 2024 pukul
23.01

Anggini, Nurasiah. Dkk. Pengaruh bahasa gaul (SLANG) Terhadap bahasa indonesia
pada generasi muda. Jurnal Multidisiplin Dehasen, Vol. 1, No. 3, Juli 2022.

Anda mungkin juga menyukai