Anda di halaman 1dari 12

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

DIKALANGAN GENERASI Z

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................9


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa

Indonesia juga menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Kita sulit

membantah betapa strategisnya kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai

bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara. Bahasa Indonesia sebagai

bahasa Nasional telah ditetapkan sejak 28 Oktober 1982 bertepatan dengan

Sumpah Pemuda, sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahassa negara

ditetapkan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945.

Ketetapannya dituangkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 36,

yang menyatakan bahwa “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Berbahasa Indonesia yang baik berarti bahwa kita harus menggunakan

bahasa Indonesia sesuai dengan konteks berbahasa yang selaras dengan nilai

sosial masyarakat. Peraturan ini berkaitan penggunaan ragam bahasa secara tulis

dan lisan untuk kebutuhan berkomunikasi.

Seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia itu beragam.

Ditinjau dari segi situasi kebahasaan yang ada, bahasa Indonesia mempunyai dua

ragam yaitu ragam baku dan ragam nonbaku. Berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan

sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan

“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang

sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang

diucapkan bahasa yang baku.


Dalam pengimplementasiannya di kehidupan sehari-hari bahasa Indonesia

mengatur tentang intonasi, penekanan kalimat, dan nada. Dalam hal inilah bahasa

Indonesia memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan asa

kesopanan yang telah mendarah daging di dalam kehidupan bangsa Indonesia

sebagai salah satu asas yang penting dalam berkomunikasi. Dalam penggunaan-

nya, intonasi berbeda dalam setiap kesempatan. Dalam berbicara dengan orang

tua maupun berbicara dengan sesama.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa

konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan

kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa

Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini

sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam

pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti

interferensi, integrasi, campur kode, alih kode, dan bahasa gaul yang tanpa

disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan

bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Penggunaan bahasa baku di Indonesia pada masa modern seperti sekarang

ini sudah mulai pudar karena perkembangan bahasa yang pesat dan modernisasi.

Muncul berbagai macam jenis gaya bahasa dalam bentuk gaya bicara dan logat

sebagai ciri khas modernisasi di Indonesia. Selain itu, pemakaian bahasa

Indonesia yang tidak sesuai dengan situasi dan tempatnya juga menjadi

permasalahan yang sering terjadi.


Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

mengenai pemakaian bahasa Indonesia ketika berbicara, berkomunikasi dan

berinteraksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, rumusan

masalah yang dibahas dalam penulisan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada zaman sekarang ini?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat ditinggalkannya penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar?

3. Apa saja pengaruh pemakaian bahasa Indonesia di kalangan remaja saat

ini terkhusus di era generasi Z?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan bahasa

Indonesia pada zaman sekarang ini.

2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat ditinggalkannya

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Untuk menambah wawasan mengenai pengaruh pemakaian bahasa

Indonesia di kalangan remaja saat ini terkhusus di era generasi Z.


1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

dalam pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya kemampuan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar setiap hari akan menjadi kebiasaan yang

baik. Dengan begitu, bahasa akan terus lestari dan tidak akan tergerus oleh

perkembangan budaya, bangsa Indonesia juga tidak akan kehilangan jati

dirinya karena bahasa yang digunakan adalah bahasa nenek moyangnya.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan

pengetahuan, khususnya mengenai penelitian penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan bahasa yang komunikatif dalam

pembelajaran sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan

baik. Dalam pembelajaran, kesantunan berbahasa merupakan wujud

perilaku guru dengan siswa dalam menggunakan bahasa pada saat

berkomunikasi.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan tentang fenomena

pemakaian tindak tutur dalam pembelajaran, khususnya dalam pem-

belajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai


acuan dalam bertutur kata. Karena bahasa santun merupakan alat yang

paling tepat dipergunakan dalam berkomunikasi.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa

Indonesia juga menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Kita sulit membantah

betapa strategisnya kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa nasional

maupun sebagai bahasa negara. Berbahasa Indonesia yang baik berarti bahwa kita

harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan konteks berbahasa yang

selaras dengan nilai sosial masyarakat. Peraturan ini berkaitan penggunaan ragam

bahasa secara tulis dan lisan untuk kebutuhan berkomunikasi.

Dalam pengimplementasiannya di kehidupan sehari-hari bahasa Indonesia

mengatur tentang intonasi, penekanan kalimat, dan nada. Dalam hal inilah bahasa

Indonesia memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan asa

kesopanan yang telah mendarah daging di dalam kehidupan bangsa Indonesia

sebagai salah satu asa yang penting dalam berkomunikasi. Dalam penggunaannya,

intonasi berbeda dalam setiap kesempatan. Dalam berbicara dengan orang tua

maupun berbicara dengan sesama.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa

konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia

yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering

menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian

bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,

integrasi, campur kode, alih kode, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering

digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang

digunakan menjadi tidak baik.


Di dalam pemakaian bahasa Indonesia setidak-tidaknya ada dua faktor

yang perlu diperhatikan. Pertama, adalah tingkat pemahaman, dan kedua adalah

sikap. Kedua hal itu pada hakikatnya saling berkaitan. Tingkat yang baik akan

menumbuhkan sikap yang baik. Sikap yang baik akan mendorong peningkatan

pemakaian yang lebih baik pula, yang pada gilirannya tentu akan menumbuhkan

pemakaian yang baik pula. Hal seperti ini mendorong timbulnya rasa bangga

menggunakan bahasa Indonesia, yang akhirnya akan meningkatkan keinginan

untuk selalu menggunakannya. Keadaan yang demikian, menjadikan bahasa

Indonesia dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu wahana pembangunan.

Permasalahan di dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat pemahaman dan

sikap masyarakat terhadap pemakaian bahasa Indonesia sebagai refeksi jati diri

bangsa.

Perwujudan sikap terhadap bahasa maupun sikap terhadap pemakaian

bahasa tercermin dari dua sikap, yaitu; (1) sikap positif dan (2) sikap negatif.

Menurut Marsudi (2015) sikap positif terhadap suatu bahasa dapat ditandai

dengan sikap kesetiaan dan sikap kebanggaan (hlm. 140). Untuk gambaran sikap

positif atau sikap yang baik, Suandi (2014) yang mengemukakan ciri sikap positif

yakni memakai bahasa sesuai kaidah memakai bahasa sesuai keperluan.

Sedangkan sikap negatif ditandai dengan ciri, antara lain (1) pemakai merasa acuh

tak acuh terhadap pembinaan dan pelestarian bahasa; (2) pemakai merasa tidak

bangga ketika menggunakan bahasanya sebagai penanda jati diri; (3) pemakai

mudah beralih atau pindah bahasa.

Garvin dan Mathiot (dalam Chaer dan Agustina, 2010) mengemukakan

ciri-ciri sikap negatif terhadap bahasa sebagai berikut. (1) Jika seseorang atau
sekelompok anggota masyarakat bahasa tidak ada lagi gairah atau dorongan untuk

mempertahankan kemandirian bahasanya, maka hal itu merupakan suatu petunjuk

bahwa kesetiaan bahasanya mulai lemah yang tidak mustahil jika nantinya

menjadi hilang sama sekali; (2) Jika seseorang atau sekelompok orang sebagai

anggota suatu masyarakat tidak mempunyai rasa bangga terhadap bahasanya dan

mengalihkan kebanggaannya kepada bahasa lain yang bukan miliknya; (3) Jika

seseorang atau sekelompok orang sebagai anggota suatu masyarakat sampai pada

ketidaksadaran akan adanya norma bahasa. Sikap demikian biasanya akan

mewarnai hamper seluruh perilaku berbahasanya. Mereka tidak ada lagi dorongan

atau merasa terpanggil untuk menggunakan bahasa secara cermat dan tertib

mengikuti kaidah yang berlaku.mereka cukup merasa puas asal bahasanya

dimengerti lawan tuturnya. Tidak adanya kesadaran akan adanya norma bahasa

membuat orang-orang seperti itu tidak merasa kecewa dan malu kalau bahasa

yang digunakannya tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Berbahasa berarti pipa

kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan konteks berbahasa yang

selaras dengan nilai sosial masyarakat. Peraturannya terkait penggunaan

berbahasa sesuai dengan konteksnya, dan kedua berbahasa selaras dengan nilai

sosial masyarakat.
BAB 3. METODE PENELITIAN

Generasi Z disebut memiliki penerimaan lebih tinggi pada perbedaan lebih

mendunia, semakin multitasking, dan lebih entrepreneurial dari generasi

sebelumnya. Mengenal dunia digital sejak dini membuat generasi Z tumbuh

sebagai sebagai sosok digital zavvy. Inilah generasi pertama yang mendapat

sebutan sebagai digital native.

Studi Pustaka (Study Research), studi ini seringkali digunakan untuk

melihat dan meninjau objek, kemudian mencari atau membaca literature yang

dapat dijadikan bahan rujukan dalam penelitian yang sedang dilakukan seperti

membaca jurnal, buku, ataupun informasi dari berbagai media yang ada. Tolak

ukur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik terlihat

dari penggunaan bahasa pada papan-papan nama yang dipasang di gedung

perkantoran, permukiman, lembaga usaha, dan lain-lain. Selain itu, media massa

juga bisa dijadikan tolak ukur penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik,

khususnya dalam lingkup sekolah. Di sekolah penggunaan bahasanya dapat

ditemukan di brosur, majalah dinding sekolah, pengumuman sekolah, dan

informasi sekolah di laman sekolah. Media massa sekolah tersebut berisi berbagai

informasi tentang sekolah, baik itu visi dan misi, program studi, tenaga pengajar,

fasilitas sekolah, ekstrakulikuler yang ditawarkan, dan sebagainya yang ditujukan,

baik warga sekolah maupun masyarakat umum. Oleh karena itu, penggunaan

bahasa Indonesia di media massa sebaiknya memakai bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Berbahasa yang baik, yaitu berbahasa sesuai dengan situasi pemakaian,

sedangkan berbahasa yang benar adalah berbahasa sesuai dengan kaidah


kebahasaan, yaitu pembentukan kata, pemilihan kata, dan penggunaan struktur

kalimat.

Penelitian lapangan (Field Research), merupakan penelitian yang berupa

kegiatan yang meninjau langsung ke lokasi yang terkait dengan penelitian yang

dilakukan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan melihat secara

langsung bagaimana perkembangan generasi Z di zaman sekarang yang serba

digital dan berbasis teknologi yang bisa dibilang cukup hebat. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan beberapa info dan data-data yang dapat diperoleh

secara langsung dari lokasi dengan cara meninjau langsung di lapangan.

Selanjutnya, semua data-data yang telah terkumpul akan diolah dan disusun untuk

memperoleh sebuah informasi yang disusun dalam bentuk laporan tertulis.

Anda mungkin juga menyukai