Anda di halaman 1dari 16

TEMPE SEBAGAI SIMBOL KEARIFAN LOKAL BERTARAF

INTERNASIONAL

Tema : Kearifan Lokal

Oleh :
Insyira Yusdiawan A 201310360311028 B
Daniar Lustiaji 201310360311200 B
R.P Noegroho Darmo 201310360311228 B
Nur Khalifah 201310360311235 B
Farizqo Achmad 201310360311248 B
Mila Cahya L.J.F 201310360311253 B

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Tempe merupakan makanan asli indonesia dan juga sebagai simbol dari

kearifan lokal. Hal ini dapat dilihat dari sejarah tempe yang berasal dari tanah

Jawa. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun makanan tradisional

ini memang sudah dikenal sejak berabad-abad lalu terutama dalam tatanan budaya

makan masyarakat Jawa. Kata “Tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno.

Makanan yang dikenal sebagai makanan yang merepresentatifkan kaum proletar

dan marjinal ini tak bisa dipandang sebelahmata lagi. Saat ini tempe mulai

merambah menuju pasar internasional, tempe terangkat menjadi kudapan

primadona yang kaya gizi, berbagai macam kandungan dalam tempe seperti

kalsium, vitamin B dan zat besi memiliki nilai obat seperti antibiotik untuk

menyembuhkan infeksi dan antioksidan sebagai pencegah penyakit degeneratif.

Namun demikian beberapa negara maju berlomba-lomba membuat varian dan

mempatenkan tempe. Hal ini dapat mengancam keberadaan tempe yang

merupakan komoditi utama sekaligus kearifan lokal negara Indonesia sendiri,

dengan kehadiran negara-negara maju yang unggul dalam kepemilikan lisensi

yang mereka miliki dengan mudah.

Alasan tempe memiliki kandungan gizi lebih besar dibanding kedelai itu

sendiri karena beberapa penelitian menunjukkan tempe lebih mudah dicerna,

diserap dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai itu
sendiri. Ini dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare.

Setelah pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan

meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Oleh karena itu tempe

mulai menjadi pilihan dan dapat diberikan kepada segala golongan, tua, muda,

pejabat teras, pedagang kaki lima, bahkan tak sedikit dari turis mancanegara yang

gandrung akan rasa tempe yang extraordinary. Perkembangan teknologi dan

globalisasi yang terjadi juga turut andil dalam membawa nama tempe ke pelosok

Nusantara. Bak Bunga Dandelion yang dibawa oleh angin lalu menyebar kemana-

mana, bahkan saat ini tempe sudah mulai terkenal dan lambat laun mulai

merambah memasuki pasar internasional.

1.2 Rumusan Masalah.

Bagaimana tempe dapat berkembang menjadi komoditi pangan

Internasional ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1.3.1 Tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini ialah demi mengetahui

bagaimana proses penyebaran dan perkembangan tempe di dunia internasional

terutama di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

1.3.2 Manfaat penelitian.

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat berguna

sebagai :
 Sebagai acuan untuk memperkenalkan makanan khas Indonesia serta

sebagai saran untuk tempe menjadi produk makanan khas Indonesia yang

berpotensi menyebar ke dunia internasional.

 Manfaat penelitian ini bagi masyarakat dan kalangan akademisi

memberikan pemaparan dan pemahaman mengenai penyebaran tempe yang mulai

berkembang di luar negeri dengan tidak lepas dari proses globalisasi yang menjadi

alat transformasi budaya, karena memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia

bekerja di luar negeri dan mengembangkan kreatifitasnya, terutama dalam

mengembangkan tempe.

1.4 Pendekatan Konsep/Teori.

1.4.1 Konsep Globalisasi.

Sebenarnya Globalisasi itu merupakan kelanjutan dari teori development

yang runtuh sekitar tahun 1990-an ditandai dengan runtuhnya kapitalisme di Asia

Timur. Globalisasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan terdapat peristiwa-

peristiwa yang mengiringi konsep globalisasi hingga pada akhirnya tidak hanya

diterima di negara-negara maju, tetapi negara-negara berkembang menerima

globalisasi sebagai salah satu pembangunan sebuah negara. Definisi atau pun

makna dari globalisasi itu sendiri berbeda-beda, karena globalisasi bukanlah suatu

benda tegak yang bisa dilihat, melainkan globalisasi adalah sebuah peristiwa yang

secara sadar atau tidak sadar, kita sudah berada didalamnya.

Globalisasi bisa dimaknai sebagai pasar bebas. Ada juga yang

mendefinisikannya sebagai bertukarnya informasi dari satu wilayah ke wilayah

yang lain. Tetapi jika didefinisikan secara gambaran umum akan praktik globlisasi
adalah bertukarnya arus informasi lintas batas negara yang didalamnya

mengandung transformasi suatu budaya yang ini mampu dijadikan sebagai sebuah

interaksi budaya didalam masyarakat internasional. Istilah gloablisasi juga

merujuk pada perpindahan manusia (tenaga kerja) dan pengetahuan (tekhnologi)

melewati batas-batas internasional.1 Menurut Bank Dunia, inti globalisasi

ekonomi adalah proses sharing kegiatan ekonomi dunia yang berjalan melanda

semua masyarakat di berbagai negara dengan mengambil 3 bentuk kegiatan, yaitu

perdagangan internasional, investasi asing langsung dan aliran pasar modal.2

Sebenarnya sangat luas jika berbicara mengenai globalisasi, tetapi inti dan peran

globalisasi disini sangat berperan dalam penyebaran tempe ke dalam berbagai

belahan negara dan kota di dunia.

Developmentalism adalah suatu nilai yang dijadikan suatu acuan dalam

pembangunan sebuah negara yang sebenarnya ini kemasan menarik dari suatu

penyebaran ideology liberal. Bisa dikatakan bahwa globalisasi sendiri merupakan

suatu lanjutan dari drama praktik liberal yang ini diperkenalkan kedalam

masyarakat negara berkembang sebagai sebuah keyakinan bahwa suatu

pembangunan dengan berlatar belakang ide globalisasi merupakan suatu

pembangunan yang mengarah kepada contoh negara-negara maju. Negara-negara

maju memberikan suatu contoh praktik dalam pembangunan negara dan menjadi

sebuah contoh bagi negara berkembang untuk menjadi negara ideal dalam

pembangunan. Untuk itulah, segala macam yang ada dalam peradaban masyarakat

1
Amien Rais, “Selamatkan Indonesia”. Hal. 12.
2
The World Bank Group, Globalisasi dalam Amien Rais, “Selamatkan Indonesia”, hal. 13.
barat dijadikan suatu tolak ukur dalam mengembangkan suatu sikap maupun pola

pikir dalam masyarakat.

1.4.2 Konsep N-Ach

Salah satu pengembangan yang terjadi dalam masyarakat merupakan suatu

bentuk pengembangan individu yang tidak terbatasi akan suatu hukum manapun.

Bahwa hukum individu dalam meningkatkan diri dalam sebuah ajang persaingan

merupakan sebuah rasionalitas yang dikembangkan ke dalam masyarakat dunia

internasional. David McClelland berhasil menemukan konsep N-Ach (Need for

Achievement) sebagai suatu langkah pembangunan dari masyarakat. 3 Hal ini

menjadi hal yang sangat rasional bagi setiap manusia untuk bebas

mengembangkan apa yang mereka inginkan berdasarkan sebuah pencapaian yang

mereka miliki.

Masyarakat negara berkembang menjadi masyarakat yang menumpukan

kepada konsep persaingan individu yang digagas McClelland ini menjadi sebuah

hal yang rasional dalam mewujudkan persaingan antar individu. Hal ini didasari

atas dasar sifat manusia yang akan berusaha mencapai kebutuhan dan

keinginannya. Kebutuhan dan keinginan dari masing-masing individu berbeda

dengan individu yang lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi bersifat

antar individu karena setiap individu ketika memiliki sebuah keinginan maka akan

berusaha mengembangkan N-Ach yang mereka miliki.

3
Mansour Fakih, “Jalan Lain”. Hal. 273.
Masyarakat yang tertampung kedalam masyarakat global, menjadikan

bahwa persaingan tidak lagi terbatasi wilayah, melainkan persaingan itu juga

semakin luas dengan masyarakat di negara lain di wilayah lain. Penyebaran tempe

itu sendiri ke dalam berbagai belahan negara dan kota di dunia merupakan suatu

wujud yang tidak terhindarkan karena adanya suatu N-Ach yang dimiliki oleh

masing-masing individu. Mereka dalam pengembangan tempe ke dalam dunia

internasional tidak berada dalam suatu intervensi kelompok manapun, melainkan

itu adalah suatu tindakan yang dilakukan atas individu atau sekelompok individu

yang memiliki suatu bentuk kerjasama dalam mengembangkan N-Ach yang

mereka miliki.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Kualitatif.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan data

sekunder yang berupa kajian pustaka (Library Research) yaitu dengan

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kasus yang penulis ambil,

baik itu berupa buku maupun berita online.

1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian

Demi kemudahan penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian

ini, agar kedepannya tidak terjadi ketimpangan dalam penelitian itu sendiri,
supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas kemasalah lainnya. Penelitian

ini hanya berfokus pada produksi beberapa tempe di negara Amerika Serikat,

Inggris khususnya London, dan Australia khususnya di Mulgrave. Penelitian ini

juga lebih berfokus kepada bagaimana tempe dapat berkembang di negara-negara

tersebut sehingga memiliki pasarannya tersendiri juga mulai menjadi komoditi

pangan, penelitian ini juga meneliti mengenai apa-apa saja rintangan yang

dihadapi oleh para pengerajin dalam pembuatan tempe dan pemasarannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dalam penelitian ini, penulis membuat

sistematika penulisan yaitu :

Bab I yang berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat dari penelitian itu sendiri, teori –teori yang digunakan oleh penulis untuk

menjelaskan fenomena yang dibahas, metode penelitian, sistematika penulisan.

Selanjutnya Bab II yang berupa pembahasan dari rumusan masalah serta

penjelasan tentang bagaimana awal mula perkembangan tempe sehingga dapat

dikenal oleh masyarakat internasional sehingga menjadi komoditi pangan yang

namanya mulai melambung akhir – akhir ini.

Kemudian dalam Bab III yang berupa kesimpulan dari pembahasan dan

penelitian yang dilakukan penulis beserta daftar pustaka di akhir bab.


BAB II

PEMBAHASAN

Di California, tempe Lomaninda buatan Ibu Ratina Mulyono yang

terkenal tidak hanya di California dan Los Angeles, tetapi kota-kota di Amerika

Serikat. Karena mencari pekerjaan yang tidak mudah, perempuan asal Indramayu

itu pada akhirnya ide menjual tempe adalah solusi. Tempe ini dijual dengan harga

1$ US perbungkus. Pada awalnya, tempat produksi ialah dirumahnya sendiri,

tetapi karena adat dari Amerika sendiri yang tidak memperbolehkan adanya jual

beli dan memproduksi di rumah, maka Ibu Ratina mencari tempat lain untuk

memproduksi tempe. Pemasaran penjualan dari produksi tempe ini awalnya ialah

melalui supermarket. Menariknya, supermarket itulah yang pada akhirnya

menelepon Ibu Ratina untuk terus memproduksi tempe, dan memberikan uang

dulu supaya supply tempe ini terus ada.

Tempe yang dia buat menurut para pelanggan sangatlah berbeda, karena

tempe yang dia buat dengan kualitas tinggi dan menggunakan kacang kedelai

khusus. Pada tahun 2005, Ibu Ratina karena digrebek dengan alasan tidak boleh

berjualan dan memproduksi makanan di rumah, dia akhirnya mencari toko untuk

pembuatan produksi tempe. Pada Juli 2009, beliau menjual tempenya ke “Tempe

House Spicy Food” di kota San Bernardino yang juga menjual masakan Indonesia
lainnya. Produksi tempe yang dibuatnya sangatlah banyak saking banyaknya

pemesan. Beliau ungkapkan di hari minggu saja bisa memproduksi 1000 tempe.4

Di kota lain di San Jose, kota yang tidak jauh dari California, Ben

Budiman adalah penjual tempe. Pria asal Lamongan ini sebenarnya sudah

mempunyai pekerjaan sebagai software engineer di salah satu perusahaan besar di

Amerika. Pada awal mulanya beliau mendapat pesanan dalam membuat tempe

dari perusahaan Marvell Technology. Marvell Technology ini adalah perusahaan

yang didirikan oleh orang Indonesia, dan memesan 2000 tempe untuk anak buah

perusahaan yang bekerja disana. Dari pesanan itulah Ben Budiman berpikiran

untuk mendirikan pabrik tempe. Memang dalam hal ini Ben Budiman tidak

memandang produksi tempe sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dan keluarganya, tetapi sebenarnya lebih kepada keinginan untuk mengenalkan

tempe sebagai makanan khas tradisional yang berasal dari Indonesia. Pemasaran

tempe ini mulai resto di San Jose dan Berkeley, toko makanan Asia di Hayward,

sampai distributror individual di Sacramento. Tempe pun kemudian dijadikan

medium "diplomasi" untuk memperkenalkan negeri kelahiran yang tak pernah

ingin dia lupakan. Tempe yang beliau jual ini diajari oleh ibunya yang berasal dari

Malang.5

Di Australia sendiri di kota Mulgrave, sekitar 30 km dari Melbourne

terdapat tempat penjualan tempe. Sinta, wanita asal Malang, Jawa Timur ini sudah

4
https://www.youtube.com/watch?v=9OKzev5y8rI diakses 14 Oktober 2015.
5
http://www.jawapos.com/read/2015/12/11/13305/idealisme-menjaga-keindonesiaan-via-
tempe-di-amerika-serikat diakses pada 15 Desember 2015.
memperkenalkan tempe selama 20 tahun bersama suaminya. Pembuatan tempe

ditempat itu tidak jauh berbeda dengan cara pembuatan tempe di Indonesia.

Dalam pembuatannya, dibutuhkan mesin untuk menghasilkan tempe supaya

mendapatkan kualitas lebih baik. Memang cara yang digunakan oleh wanita ini

sedikit berbeda dengan yang dari Amerika yang masih menggunakan peralatan

tradisional. Iklim di Australia sangat mempengaruhi proses pembuatan tempe,

hingga dibutuhkan ruang pemanas untuk membuat ragen yang sempurna. Dalam

proses peragian, dibutuhkan 2 hari untuk bisa bertahan selama 2 bulan. Sugeng

suami Sinta, menuturkan bahwa pembuatan tempe sebenarnya tidak begitu susah,

tetapi pemasarannya yang susah. Setiap harinya, mereka menghasilkan sekitar 400

bungkus tempe dengan rasa yang berbeda-beda. Mulai dari rasa tempe asli, tempe

cabe, bawang, hingga bacem. Dalam testimoni oleh salah seorang pengunjung,

dari semua tempe yang ditawarkan, tempe ditempat penjualan toko Ibu Sinta ini

sangatlah berbeda dengan tempe yang lain, karena dinilai lebih organic. Tidak

hanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi ada juga tempe yang sudah diolah, yakni

kripik tempe. Di Australia, harga tempe perbungkus dijual seharga 8$ Australia

mencapai sekitar 120 ribu rupiah.6

Ditempat lain di London, seorang bule bernama William Mitchell adalah

seorang pedagang pembuat tempe. Sudah 1,5 tahun jualan tempe di London. Cara

penjualannya ialah menggunakan di tenda di pinggir jalan. Tenda yang dihias

sangat unik dengan menampilkan tulisan “Indonesia” dan dengan tulisan “Warung

Tempeh” menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Awal mulanya adalah

6
https://www.youtube.com/watch?v=d2FnVVP7jTA diakses pada 14 Oktober 2015.
ketika Mitchell kerja di Indonesia, dan beliau tinggal di Kelapa Gading. Suatu

ketika dia mencoba makan tempe, dan dari pertama kalinya itulah tempe menjadi

makanannya setiap hari. Dia mengajar sebagai guru bahasa Inggris di Indonesia,

dan ketertarikannya dengan makanan tempe membuatnya tertarik mempelajari

bagaimana cara membuat tempe itu sendiri. Usaha yang dia lakukan sangatlah

luar biasa, dia keliling ke Malang, Blitar, ke Yogya, Bandung, dan lainnya hanya

ingin mengetahui bagaimana cara pembuatan tempe. Dalam pembuatan tempe di

London, hal ini sedikit berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia dengan iklim

yang panas, hal ini mampu membuat tempe dengan kualitas sempurna dengan

hanya dijemur begitu saja. Tetapi Mitchell membutuhkan incubator sebagai

pemanas untuk memproduksi tempe yang sempurna. Motivasinya bisa dibilang

luar biasa, dia ingin tempe masuk di semua dapur di Inggris. Ketika ditanya

pekerjaan, beliau menjawab ada tiga pekerjaan. Membuat tempe, masak tempe,

dan mempromosikan tempe. Dengan mendirikan tenda warna coklat, beliau siap

melayani para penjual untuk makan pagi dan makan siang.7

Consultans on Health and Development Indonesia Consultancy Service

Ltd Jonathan Agranoff mengatakan, di Amerika dan Autralia tempe merupakan

salah satu makanan paling mewah.8 Peneliti tempe di Inggris Jonathan Aggranof

jika tempe menjadi makanan mewah dan langka di Inggris. Kebanyakan para

pecinta tempe dari kalangan vegetariaan di Inggris. Saking langkanya warga

Inggris rela merogoh kocek hingga US$ 20 atau sekitar Rp 255.240 (asumsi kurs

7
https://www.youtube.com/watch?v=b7j9AVI_kT8 diakses pada 14 Oktober 2015.
8
http://finance.detik.com/read/2012/07/28/133509/1977286/4/di-amerika--australia-tempe-
jadi-makanan-paling-mewah diakses pada 15 Desember 2015.
Rp 12.762 per dolar Amerika Serikat) porsi menu tempe. "Tempe lamtoro ini

sangat susah payah bikinnya. Harus dijual mahal. Ini barang langka dan harus

dijual mahal. Di London tempe barang langka dan mewah biasa dikonsumsi orang

vegan dan vegetarian dengan kualitas bagus untuk satu porsi di restoran mereka

mau bayar 20 dolar biasa. Jadi Indonesia harus meniru cara ini," ujarnya. 9

Sayangnya dalam hal ini bisa dilihat peran pemerintah yang kurang

menyejahterakan para petani kedelai sebagai pasokan utama dalam pembuatan

tempe. Dari sini sebenarnya kita tahu bahwa kedelai Indonesia sebenarnya jauh

lebih bermutu daripada kedelai yang selama ini diimpor dari Amerika sendiri

yang sebenarnya hanya kelas pakan ternak. Dalam hal ini bahwa penyebaran

tempe sebagai makanan yang mulai menyebar di berbagai belahan dunia, tidak

diikuti peran pemerintah didalamnya. Bahkan pemerintah seolah-olah tidak

mengenal strategi dalam memanfaatkan penyebaran tempe sebagai alat untuk

memproduksi kedelai dalam negeri yang secara kualitas tidak perlu dipertanyakan

lagi.

Dalam pemaparan penyebaran tempe di atas sebenarnya sudah

membuktikan bahwa penyebaran tempe sebenarnya adanya konsep globalisasi

yang menjadi jalan mudah bagi masing-masing individu dari masyarakat

Indonesia yang menyebar di berbagai penjuru dunia, yang dalam penyebarannya

sendiri membawa suatu budaya didalamnya, salah satunya kearifan lokal dalam

bentuk makanan khas tradisional tempe. Disisi lain N-Ach yang menjadi suatu

konsep bagi masing-masing individu yang berkembang berkreasi dalam dirinya

9
http://bisnis.liputan6.com/read/2177032/jadi-barang-mewah-di-inggris-tempe-dibanderol-rp-
255-ribu diakses pada 15 Desember 2015.
sendiri untuk mencapai tingkat kepuasan pribadi, menghasilkan orang-orang yang

berasal dari Indonesia yang berada di luar negeri untuk lebih mengembangkan

usahanya dalam penjualan tempe, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

ataupun hanya sebagai sebuah alat diplomasi untuk lebih mengenalkan kearifan

lokalnya ke dalam masyarakat internasional.


BAB III

KESIMPULAN

Tempe, makanan yang semula selalu dipandang sebelah mata, dan menjadi

representatif dari makanan masyarakat kelas menengah, saat ini telah menjadi

primadona di seluruh lapisan masyarakat. Makanan yang terbuat dari fermentasi /

peragian dari kedelai ini saat ini mulai naik daun, apalagi semenjak namanya telah

disahkan menjadi warisan budaya atau kearifan lokal dari Indonesia. Pada

akhirnya tempe sudah memasuki kancah Internasional. Hal ini dilihat akan jumlah

produsen tempe dari berbagai negara selain Indonesia yang diiringi dengan

meningkatnya jumlah konsumen yang mulai mengenal tempe dari usaha para

pengerajin tempe dalam mempromosikannya sebagai salah satu pangan yang

menjadi pilihan pola hidup sehat, atau mungkin karena faktor sebaliknya, yaitu

meningkatnya jumlah permintaan dari konsumen yang menjadikan para

pengerajin tempe melihatnya sebagai peluang untuk kemajuan usaha mereka

sembari mempromosikan kearifan budaya Indonesia yang berupa makanan khas

dari Indonesia sendiri. Pada akhirnya tempe bisa merambah sampai ke pasar

Internasional dan menjadikannya kudapan yang bukan hanya digemari oleh

masyarakat Indonesia saja, tapi juga masyarakat Internasional.


Daftar Pustaka

Buku:

 Fakih, Mansour. 2002. “Jalan Lain (Manifesto Intelektual Organik)”.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

 Rais, Mohammad Amien. 2008. “Selamatkan Indonesia”. Yogyakarta:

PPSK Press.

Internet:

 http://bisnis.liputan6.com/read/2177032/jadi-barang-mewah-di-inggris-

tempe-dibanderol-rp-255-ribu diakses pada 15 Desember 2015.

 https://www.youtube.com/watch?v=b7j9AVI_kT8 diakses pada 14

Oktober 2015.

 http://finance.detik.com/read/2012/07/28/133509/1977286/4/di-amerika--

australia-tempe-jadi-makanan-paling-mewah diakses pada 15 Desember

2015.

 https://www.youtube.com/watch?v=d2FnVVP7jTA diakses pada 14

Oktober 2015.

 https://www.youtube.com/watch?v=9OKzev5y8rI diakses 14 Oktober

2015.

 http://www.jawapos.com/read/2015/12/11/13305/idealisme-menjaga-

keindonesiaan-via-tempe-di-amerika-serikat diakses pada 15 Desember

2015.

Anda mungkin juga menyukai