Senin pagi hari ini adalah awal dimulai nya semester baru bagi para siswa yang
sedang dalam jenjang pendidikan. Seperti halnya sekolah lain, para siswa SMA
PRADIPA mulai kembali memenuhi kawasan sekolah. Setelah menghabiskan libur
panjang, kini mereka kembali lagi untuk memulai pelajaran mereka di
semester genap ini.
Kini di dalam kelas XI IPA 1 SMA PRADIPA mulai ramai dan terdengar banyak
siswa yang menceritakan pengalaman liburan mereka masing-masing. Sama halnya
yang dilakukan kedua sahabat baik itu, Ahmad dan Jani. Namun keasikkan cerita
mereka pun terusik saat musuh bebuyutan mereka memasuki ruang kelas dan mulai
mencari gara-gara.
Tak selang beberapa waktu kemudian masuklah dua orang pria kedalam kelas XI
IPA 1 yang seketika membuat kelas yang tadinya ribut menjadi tenang seketika.
Seorang pria baya itu memang tidak asing bagi mereka, dia adalah wali kelas
mereka sekaligus guru bahasa Indonesia mereka, Bapak Winsky. Namun pria yang
seumuran mereka itulah yang membuat mereka bertanya-tanya. Anak baru?
Winsky : “selamat pagi semua...( semua siswa menjawab “selamat pagi pakkk”). Wah-wah
, semangat habis liburan nya ternyata luar biasa juga yah.”
Jani : “harus dong pak. Semester baru, berarti semangat baru”
Tika : “uuuu, caper!”
Winsky : “benar sekali jani, memang harus begitu dong. Tapi bukan hanya semangat baru
aja, kalian juga sekarang mendapatkan teman baru. Hammad , kemari dan
perkenalkan dirimu kepada teman-teman baru mu”
Hammad : “namo ambo hammad,ambo dari padang semoga awak bekawan
elok yo”
Valen : “hahahaha, dasar orang kampung. Bahasa loe kolot banget tau gak”
Okta : “valen tolong hargai hammad didepan bisa gak?!”
Valen : “ops, maap. Ternyata disinikan juga ada anak kampung juga”
Winsky : “tenang anak-anak. Jangan berantam. Hammad ini memang pindahan dari
daerah aslii minang, jadi wajar saja jika dia berbicara masih menggunakan bahasa
kesehariaannya. Dan hammad tolong dibiasakan menggunakan bahasa indonesia
dengan baik yah nak?”
Hammad : “iyo,,ehh iya pakk”
Winsky : “ok hammad kamu bisa duduk dibelakang jani dan okta. Baiklah, diawal
pertemuan kita ini bapak ingin tahu kalian menghabiskan liburan kalian kemana dan
apa saja yang kalian lakukan. Dimulai dari Tika.”
Tika : “ gue sama valen menghabiskan liburan kami bareng-bareng, bukan sombong
yah, kemarin kami baru pulang dari kanada dan menghabiskan liburan kami disana”
Winsky : “wah jauh juga yah, jadi apa yang kalian dapat dari liburan kalian ke
Kanada?”
Tika : “kami shoping pak. So, kami dapat sepatu, tas, bahkan perhiasan baru dan limited
edition yang gak akan pernah bisa di dapatkan oleh orang kampung kayak mereka.”
Jani : “sombong sekali.”
Winsky : “heeeh...(menghela nafas). Baiklah sekarang giliran okta.”
Okta : “kalau saya pergi kekampung omak saya pak di Parapat yang dekat danau Toba
itu loh pak.”
Winsky : “jadi apa yang kamu dapatkan dari kampung omak mu itu Okta?”
Okta : “banyak pak. Salah satunya ini yah pak, aku belajar masak lapet sama opung ku,
bahkan aku diajari masak jagal pak”
Winsky : “jagal? Apa itu jagal”
Okta : “ ahk bapak ini pun ntah macam mana pun, masaknya gak tau apa itu jagal. Jagal
itu makanan favorit orang batak loh pak, daging babi”
Hammad kembali kedalam kantin dengan membawa kotak bekal berisi kue dari
ibunya dan membagikannya kepada kedua teman barunya, okta dan jani. Setelah
memakan habis kue dari hammad, selang beberapa detik kemudian bel pertanda
masuk pun terdengar. Kini penghuni kantin mulai kosong karena para siswa mulai
masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk memulai kembali pelajaran
mereka. Begitu juga dengan hammad, okta dan jani.
Suasana kelas yang mulai hening saat pak Winsky menulis materi pelajaran
didepan papan tulis tiba-tiba terdengar ricuh akibat jeritan suara tika secara tiba-tiba.
Tika : “whattt!!!! Bagaimana ini bisa terjadi?” (semua orang terkejut dan melihat kearah
Tika yang panik)
Winsky : “ada apa tika kenapa kamu tiba-tiba berteriak begitu?”
Tika : “dompet saya hilang pak.”
Winsky : “apa kamu sudah mencari dengan teliti? Atau kamu lupa
membawanya dari rumah”
Tika : “sudah pak. Dan saya ingat betul kalau tadi saya membawa dompet
saya kesekolah”
Winsky : “Apa aja yang penting dan berapa jumlah uang yang didalam dompet kamu yang
hilang itu?”
Tika : “banyak yang penting pak, seperti kartu kredit, ktp dan lainnya pak. Dan kalau
jumlah uang seingat saya masih ada 5 juta di dompet saya”
Winsky : “ok, tenang-tenang dulu. Kita akan mencarinya bersama-sama.”
Valen : “ gak usah bingung kali pak. Kita semua juga udah tau siapa pelakunya. Siapa
lagi coba kalau gak si anak kampung”
Tika : “oh iya, loe pasti yang nyuri dompet gue kan anak baru. Tadi gue lihat loe pergi
dari kantin dan masuk kedalam kelas saat semua orang pada istirahat!!!”
Hammad : “ndak ambo yang mengambil dompet kau Tika.”
Valen : “alahh, udah lah ngaku aja anak kampung. Selama ini belum pernah ada kejadian
seperti ini. Terbuktikan kalau anak kampung kayak loe itu memang pencuri”
Okta : “valen kamu gak boleh asal nuduh kayak begitu sama hammad. Apa kamu lihat
sendiri kalau dia yang mencuri dompet tika?”
Jani : “betul tuh. Sebelum ada bukti yang real, kalian gak boleh asal memfitnah
hammad. Hammad tadi memang pergi kekelas saat jam istirahat, tapi itu karena dia
mau mengambil bekal kue yang ada didalam tasnya”
Tika : “ alaah, mana ada maling mau ngaku. Atau jangan-jangan kalian bertiga
sekongkol yang mencuri dompet gue. Dasar anak kampung gak tau diri!”
Winsky : “sudah tenang-tenang semuanya. Jangan saling menuduh satu sama lain.
Sekarang mari kita bersama-sama mencari nya. Pertama-tama, keluarkan semua
barang-barang yang ada didalam tas maupun saku baju kalian diatas meja, setelah
itu kalian semua maju kedepan biar bapak yang mencarinya sendiri.”
Pak winsky pun memeriksa semua barang-barang siswa XI IPA 1 dengan teliti.
Namun tidak ditemukan sama sekali dompet merah milik Tika yang hilang, dan
siswa yang tadinya berdiri didepan kelas pun kembali ketempat duduk mereka
masing-masing. Untuk beberapa menit suasana kelas menjadi hening tak ada
satupun yang berbicara atau pun berdebat. Pak winsky pun mencoba berfikir keras
untuk mencari jalan keluar masalah ini.
Winsky : “Tika tadi kamu bilang kalau kamu benar-benar membawa dompet kamu dari
rumah kan?”
Tika : “iya pak”
Winsky : “hmm,, apa kamu membawa mobil kamu berangkat kesekolah?”
Tika : “hmm,,iya pak. Emangnya kenapa pak?”
Winsky : “baiklah sekarang kamu ikut bapak, kita pergi ke tempat parkir mobil kamu. Kita
akan mencoba mencari dompet kamu yang hilang di sana, siapa tahukan kamu lupa
membawa nya saat kekelas tadi.”
Pak Winsky dan Tika pun keluar menuju tempat parkiran mobil Tika berada, dan
tak lama kemudian mereka kembali kedalam kelas dengan pak Winsky berwajah
lega namun berbeda dengan Tika yang bermimik malu dan takut.
Setelah mendengar perkataan dari Okta, Tika dan Valen merasa seolah-olah
tertampar keras atas pernyataan tersebut. Tika dan Valen merenungkannya,
ternyata benar bahwa mereka selama ini telah salah dan lari kejalan yang salah
hanya karena trauma pembulian dari senior mereka kepada diri mereka dulu.
Mereka pikir jika mereka mengubah diri mereka, dan melakukan hal yang sama
seperti senior mereka kepada anak-anak yang berasal dari kampung, Valen dan
Tika akan merasa puas dan tidak akan dibuli lagi. Namun ternyata salah, karena
selama ini pun mereka menjalani kehidupan mereka seperti tidak diri mereka sendiri.
Penuh kepura-puraan. Dan sekarang saatnya lah untuk merubahnya kejalan yang
lebih baik dan menjadi diri mereka sendiri.
Winsky : “baiklah sekarang kita selesaikan semua permasalahan yang terjadi. Tika dan
Valen apakah ada hal yang ingin kalian sampaikan”
Valen : “yah pak. Benar apa yang dikatakan oleh Okta dan sekarang saya sadar bahwa
ternyata selama ini saya dan Tika telah salah, dan hidup dengan kepura-puraan
menjadi diri orang lain dan melupakan asli diri kami bahwa kami juga berasal dari
kampung”
Tika : “yah itu benar. Kami benar-benar minta maaf kepada kalian semua atas
perlakuan buruk kami kepada kalian. Terlebih kepada kamu Hammad, kami telah
menuduh kamu telah mencuri dompet saya”
Hammad : “ndak apo Tika, ambo telah memaafkan kalian.”
Okta : “kami juga telah memaafkan kalian kok Tika, Valen. Lagian kalau kami yang
berada diposisi kalian saat dibuli dulu, kami mungkin juga telah melakukan hal yang
sama seperti kalian”
Jani : “yah itu benar. Dan mungkin sekarang kita bisa mengawali semuanya dengan
hubungan yang lebih baik. Pertemanan mungkin.
Valen : “makasih kalian sudah mau memaafkan kesalahan kami dan sekarang malah
mau menerima pertemanan bersama orang seperti kami”
Tika : “iya, kalian memang sangat baik hati. Jadi sekarang kita teman
kan?”
Jani : “tentu saja.”
Hammad : “onde mande, senang nya ambo dapat kawan-kawan baru lagi. Sekampung ambo
dan anca-anca lagi”
“TAMAT"
B. UNSUR INTRINSIK DRAMA
1) Tema
Pertemanan Tanpa Perbedaan
Puncak (klimaks)
hilangnya dompet merah milik Tika, dan menuduh Hammad sebagai siswa baru
sebagai pencurinya.
Leraian (antiklimaks)
telah ditemukannya dompet Tika yang ternyata tertinggal didalam mobilnya
Tika dan Valen yang mulai sadar akan kesalahan mereka setelah mendengar
nasehat dari Okta.
Penyelesaian (resolusi)
semua permasalahan telah diselesaikan dengan baik, dan bahkan sekarang
mereka berteman baik.
3) Latar
Tempat ruang kelas, dan kantin sekolah
Waktu pagi hari (saat jam sekolah)
Suasana ramai, hening, tegang, dan bahagia.
5) amanat
jangan menuduh seseorang yang belum tentu salah dengan tanpa ada bukti yang
jelas.
Berteman lah tanpa memandang suku, agama, ras, atau apapun itu.
Dan jangan pernah lupakan dari mana asal kita berada, tempat kita dilahirkan dan
dibesarkan. Jangan pernah malu untuk mengakui nya dan hiduplah dengan menjadi diri
sendiri bukan dengan kepura-puraan saja.