Anda di halaman 1dari 18

Contoh Resensi Kumpulan Cerpen

28SEP
CONTOH RESENSI KUMPULAN CERPEN
RESENSI KUMPULAN CERPEN
UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH
SANI JUANINGSIH
KELAS XII IPA I
SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI
JL. RH. DIDI SUKARDI NO. 186 TELP. (0266) 221371
RESENSI
Judul Buku : My Valentine
Penulis : Hanna Al Ithriyah
Terbit : Gema Insani
Cetakan : 1, Dzulqaidah 1427 H / November 2006 M
Tebal : 192 halaman
Hanna Al Ithriyah, penulis muda berbakat ini masih bersekolah di madrasah aliah ( P1 )
Annuqayah, Sumenep, Madura,. Lahir di Sumenep, 22 desember 1985, karyanya yang
berjudul Selaka Rindu Dinda berhasil memperoleh juara hiburan pertama pada lomba
SMCI Gema Insani dan di bukukan dalam antologi cerpen pemenang sayembaya yang
judulnya diambil dari judul cerpennya, Selaka Rindu Dinda .
Kali ini, Hanna Al Ithriyah kembali meluncurkan buku kumpulan cerpen karyanya yang
berjudul My Valentine yang berisi sebelas cerita dengan karakteristik yang berbeda di
setiap ceritanya.
Kumpulan cerpen My Valentine secara tidak langsung membuat ketertarikan ingin
membacanya. Yang paling mempengruhi itu adalah judulnya, yang sudah familiyar dengan
remaja-remaja. Banyak orang yang salah memprediksikan isi buku ini, karena mereka
melihat dari judulnya, padahal isinya sangat berbeda dengan yang mereka prediksikan. Selain

itu bahasanya sangat mudah dimengerti walaupun ada sebagian kata yang memakai bahasa
arab dan madura tetapi di akhir cerita di berikan keterangannya.
Diantaranya sebelas cerita, ada 3 cerita yang terlihat paling menyentuh hati dan
mengharukan. Ketiga cerita itu adalah Dialog Alam Barzah , H Minus 7 ( My
Valentine ), Donat . Ketiga cerita ini mengandung makna yang sangat dalam. Bisa dilihat
dari cerita Dialog Alam Barzah menceritakan tentang amalan seseorang yang tidak
menjamin masuk surga yaitu menceritakan di 24 orang hamba Allah , yang salah satu dari
mereka adalah ahli ibadah, ternyata seorang ahli ibadah tidak menjamin dia akan masuk surga
karena orang tersebut belum bisa menghindari penyakit hati.
Ternyata yang masuk surga adalah orang yang selalu menjaga agar hatinya selalu bersih dari
penyakit hati. Dalam cerita ini bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti seakan-akan
kita menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Dicerita yang kedua bahasa yang di digunakan yaitu bahasa gaul anak remaja sekarang yang
berjudul H Minus 7 ( My Valentine ) isinya menceritakan seorang anak muda yang
bernama Boy. Anak muda ini sedang mencari pasangan untuk merayakan hari valentine,
ternyata cewek-cewek di sekolahnya sudah mempunyai gandengan. Yang belum hanya anak
Rohis. Tentunya itu memperkenalkan seorang akhwat itu dan temannya memberi saran untuk
secepatnya mengirim sebuah kado dan sekotak coklat. Boy mengikuti saran temannya itu.
Setelah itu Boy mendapat bingkisan itu kembali dan didalamnya terdapat securik kertas yang
didalamnya berisi penolakan menerima bingkisan Valentine itu. Akhwat itu menolak ajakan
dan pemberian bingkisan itu, lalu akhwat itu menjelaskan alasannya dan memberi pesan yang
sangat menyentuh hati sehingga bisa membuat Boy kembali mendekat kepada Allah SWT.
Dicerita yang ketiga DONAT isinya kita ambil hikmah yang sangat besar karena ceritanya
sangat menyentuh hati, sampai bisa membuat menangis pembacanya dan sangat membuat
penasaran karena judulnya seperti komedi. Didalamnya menceritakan sebuah keluarga yang
harmonis, seorang ibu yang mempunyai dua orang anak yang bernama Yuli dan Ipit. Ipit anak
yang paling kecil, dia sangat suka makan donat. Sehari saja dia makan donat dia pasti mayur
dan bertingkah tidak karuan. Suatu hari dia masuk rumah sakit, ternyata dia mengidap
penyakit turunan dari ayahnya yaitu penyakit diabetes. Tidak berapa lama Ipit meninggal
dunia, ibunya dan kakanya sangat menghawatirkan. Cerita itu sangat mengharukan dibanding
cerita yang lain.
Kesimpulan cerpen ini sangat bagus karena bisa membuat pembacanya penasaran dan semua
makna ceritanya sangat mendalam, banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil di buku itu,
bahasanya tidak berbeli-belit tapi sangat mudah di mengerti.
Setelah membaca buku kumpulan cerpen My Valentine karya Hanna Al-Ithriyah, sangat
berdampak positif terhadap pembacanya dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil, selain
itu bisa menjadikan kita sadar dalam dalam menjalani hidup ini. Kelebihan yang paling
menonjol didalam buku ini adalah judulnya yang sangat bagus karena judul itu seperti
mendeskripsikan isinya cerita yang bukan islami, tetapi kenyataanya isinya itu sangat islami.

Kumpulan cerpen ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu alur ceritanya kurang mengerti
dan jalan semua ceritanya terlalu lambat.

Berbagai Cerpen dalam Satu Buku


Judul Buku

: Idolamu? Itu Aku

Pengarang

: 13 pengaran Teenlit

Penerbit

: PT Gramedia Pustaka Utama

Editor

: Novera Kresnawati

Tahun terbit

: 2006

Tebal

: 216 halaman
Jika anda bertanya, apa ada buku yang berisi kumpulan cerpen-cerpen berkualitas

yang dibuat oleh para pengarang berbakat dan seperti apa bentuk dari buku itu? Kedua
pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh buku ini.
Buku ini merupakan buku kumpulan cerpen yang berisi 15 cerpen oleh 13 pengarang
hebat Teenlit, seperti Amalia, Alexandra Leirissa, Bacem Wong, Debbie, Donna Rosamayna,
Hara Hope, Julia Stevany, Ken Terate, Luna Torashyngu, Maria Ardelia, Mia Arsjad, Regina
Feby dan Valleria Verawati. Dunia remaja, kisah cinta, komedi, mistis, fantasi bahkan tragedi
adalah tema dari buku kumpulan cerpen teenlit yang berjudul Idolamu? Itu Aku.
Cerita pertama yang sekaligus menjadi judul buku ini adalah Idolamu? Itu Aku,
merupakan karangan Ken Terate yang berkisah tentang seorang gadis bernama Riyanti yang
ingin mengikuti salah satu ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Setelah mempersiapkan
segalanya, mulai dari kostum, make-up, sampai teriak-teriak di kamar mandi sehari dua kali,
Riyanti akhirnya ikut mendaftar audisi Indonesian Idol. Antrean panjang, capek, panas, dan
haus tidak menyurutkan semangatnya. Namun pada akhirnya Riyanti tidak lolos dalam
audisi. Walau sebenarnya ia sempat bermimpi lolos bahkan maju ke grand final. Dan ternyata
ketika dia sadar, dia masih di ruang juri dan saat dia nyanyi tiba-tiba diminta berhenti
bernyanyi oleh ketiga juri karena suaranya tidak memenuhi kriteria. Gaya Ken Terate dalam
menceritakan karangannya ini cenderung mengalir begitu saja dengan bahasa yang ringan
dan kocak sehingga pembaca mudah memahaminya.
Keempat belas cerpen lainnya sama menariknya, diantaranya adalah

Gaun

Lingkankarangan Mia Arsjad yang memberikan kita pesan moral bahwa tak selamaya uang
membuat kita senang, 24 jam yang menceritakan kejadian lucu bagaimana jika seekor kucing
yang menjadi manusia selama 24 jam, My Yellowman yang menceritakan seorang gadis yang
ditaksir oleh laki-laki penggemar warna kuning dan akhirnya mereka berpacaran karena
kesalahpahaman.

Dengan penokohan yang berbeda tiap cerpennya, buku ini membuat pembaca tidak
mudah bosan dan dapat menikmati konflik yang ditimbulkan oleh para tokoh. Tema yang
beragam dan bervariasi membuat pembaca merasa tertarik dan tidak perlu membeli banyak
buku karena dalam buku ini sudah terdapat 15 cerpen yang merupakan bestseller.
Namun alur di setiap cerpen yang maju-mundur/ campuran membuat pembaca sedikit
kebingungan dan harus membacanya berulang-ulang agar mengerti apa yang diinginkan
pengarang di akhir ceritanya. Banyak juga persamaan antara cerita satu dengan cerita lainnya,
yaitu mengenai kisah cinta yang mungkin akan membuat sebagian pembaca sedikit merasa
bosan.
Secara keseluruhan buku kumpulan cerpen ini layak dibaca dan dimiliki oleh para
remaja penggila cerpen dan novel.

Resensi Kumpulan Cerpen

65 PATUNG BERNYAWA DENGAN KISAH


BERHARGANYA

Judul : Jangan Berkedip (Kumpulan Cerita Sangat Pendek)


Pengarang : Primadona Angela Mertoyono, Isman Hidayat Suryaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : 1, April 2006
Tebal : 200 hlm
Primadonna Angela Mertoyono, lahir di Rumbai, 7 Oktober 1976 adalah seorang penulis asal
Indonesia. Ia baru menerbitkan buku pertamanya setelah menikah pada tahun 2004 dengan Isman
H. Suryaman, seorang penulis humor. Pasangan ini mengutarakan ide untuk membuat buku flash
fiction, yaitu kumpulan cerita sangat pendek. Ide itu akhirnya terwujud dan terbitlah karya
pertama dengan judul buku Jangan Berkedip. Buku ini berisi 65 cerita pendek yang kisahnya akan
menggugah pola pikir kita.
Cerita ceritanya memang mengejutkan. Pasangan penulis Donna dan Isman mengeksplorasi
kekuatan yang tersembunyi dalam keringkasan bentuk penceritaan ini. Setiap ceritanya membawa
kejutan. Tulisan cerita ini baik untuk kalangan muda yang sibuk dan sedikit waktu. Penulis
membawa alur yang ringan dan juga menggugah pola pikir. Dengan sebagian besar cerita Donna,
kita bisa menikmati penggambarannya. Sedangkan cerita Isman kita bisa berimajinasi kemana

mana, alur cerita dan angan angan terbang jauh seakan imajinasi yang tiada batasnya.
Diantaranya enak puluh lima cerita, ada 2 cerita yang menyentuh hati dan mengharukan. Kedua
cerita itu adalah Dua Nyawa dan Sereceh Kasihan Untuk Malaikat. Kedua cerita ini mengandung
makna yang sangat dalam. Bisa dilihat dari cerita Dua Nyawa karangan Donna, menceritakan
tentang seorang ibu yang sedang berjuang demi buah hatinya yang ada di rahim. Awalnya, dia
berpikir bahwa bayi ini tak akan punya ayah, lebih baik dia tak ada. Pikiranya kacau saat itu. Ia
melayangkan pandanganya ke luar ruangan. Dari balik jendela, dia melihat seekor induk ayam
terlihat sedang sibuk menggiring anak - anaknya mencari makan. Tiba tiba seekor anak ayam
terjebak ditanah. Ia tak dapat bergerak mengikuti induk dan saudara saudaranya. Induknya
langsung bergegas menggali tanah di sekitarnya. Si Ibu tertegun menyaksikan anak anak ayam
lainya ikut membantu. Setetes air mata mengalir di pipinya ketika anak ayam itu bisa bergerak lagi
berkat bantuan induk dan saudara saudaranya, tangisnya meledak. Ia membuat keputusan baru.
Dicerita yang kedua yaitu Sereceh Kasihan Untuk Malaikat karya Isman, yang menceritakan
tentang penderitaan hidup seorang gadis kecil sebatang kara. Dunia tampak lebih liar baginya.
Semua warna menyatu menjadi abu. Ia bersyukur aspal berbatu kini tidak menyakiti kakinya lagi.
Karena telapaknya sudah mati rasa. Ia terus berjalan di tengah hujan dengan meminta minta setiap
orang yang berlalu lalang. Kasihan, Pak, Bu. Saya malaikat. Hingga akhirnya, ia merasakan
kehangatan baru untuk yang pertama kalinya. Dan juga yang terakhir kalinya. Tanpa ia ketahui,
kehangatan tersebut bukan sebuah ketulusan.
Buku ini memiliki gaya penceritaan baru yang jaman sekarang belum banyak yang menerbitkan flash
fiction ini. Setiap kisah dalam buku ini adalah salah satu dari berbagai analogi dari sekian banyak
kekuatan penceritaan flashfic yang menjadi efektif karena disampaikan dalam ruang yang begitu
terbatas. Dengan membaca kumpulan cerita sangat pendek ini, kita bisa mengenal dan menikmati
gaya penceritaan ini, yang bisa membuat kita seakan tidak berkedip.
Kekurangan di buku ini adalah beberapa cerita berakhir dengan ketidakjelasan atau masih
menggantung. Dan ada juga yang memeiliki kisah biasa saja.

Resensi kumpulan cerpen


Resensi Kumpulan Cerpen Hujan Kepagian
karya: Nugroho Notosusanto

1.

Judul resensi

: Hujan Kepagian

2.

Nama pengarang

3.

Tempat dan tgl lahir

: Rembang, 15 Juni 1931

4.

Pendidikan

: - Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1960)

: Prof. Dr.Nugroho Notosusanto

-Metode Sejarah dan Filsafat Sejarah di University of London (1961-1962)

-Mencapai gelar Doktor Ilmu-ilmu Sastra (bidang Sejarah) Fakultas Sastra Universitas
Indonesia (1977)
5. Penerbit
6. Jumlah halaman
7. Tahun terbit

: Balai Pustaka
: 67 halaman
: 1995

Resensi kumpulan cerpen Hujan Kepagian, karya Nugroho Notosusanto

Kumpulan cerpen Hujan Kepagianterdiri dari 6 cerita, cerpen ini merupakan


kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Tidak banyak karya sastra yang menampilkan
kisah-kisah di sekitar revolusi itu, yang dialami sendiri oleh pengarangnya. Hal itu
membuat kumpulan cerpen ini sangat penting. Perang di sini tidak hanya dilihat dari
sudut peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan tindakan-tindakan serba heroik para
pelakunya, namun dilihat dari isinya yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri terlibat
langsung dalam perjuangan kemerdekaan itu sebagai anggota tentara pelajar.
Cerita pertama misalnya, yang berjudul Senyum, mengenai ketetapan diri untuk
maju ke medan pertempuran, sekalipun orang tuanya lebih menyukai dia melanjutkan
pelajaran, karena umurnya masih 14 tahun, selama ia berada di medan pertempuran ia
selalu ingat akan bangku sekolah. Ia juga terkenang kepada ayahnya yang ditinggalkan
tanpa minta izin. Di bukit ia bertemu dengan bocah kecil yang mengingatkannya pada
adiknya yang telah bersekolah. Pengalaman selama revolusi saat menarik untuk di baca.
Ini terbukti dengan si John temannya yang gugur dalam medan pertempuran, dimana
wajahnya tersenyum, padahal biasanya mayat para pejuang yang ditemukan kebanyakan
wajahnya menyeringai atau matanya terbelalak, karena kesakitan. Ini menunjukkan
bahwa perjuangan si John untuk membela negara ini dengan hati yang suci.

Cerpen kedua yang berjudul Konyol, menceritakan tentang takhayul yang baik,
yaitu untuk berjuang harus secara suci dan selama berjuang tidak boleh berbuat
mesum, dan harus mampu menahan nafsu seksual. Barangsiapa yang tidak suci
perjuangannya, ia akan mati konyol.
Misalnya dalam cerita ini ada pejuang yang memerkosa akhirnya dia mati konyol. Padahal
hal itu sudah dinasihati oleh Pak Godek.
Cerpen ketiga, yang berjudul Pembalasan Dendam menceritakan tentang anak
kembar yang bernama Jon dan Con, mereka berdua ikut berperang, mereka sangat
berani dan kompak dalam berjuang. Di tengah medan perang, Jon gugur. Atas gugurnya
si Jon, si Con membalas dendam terhadap semua musuh, seperti si Belanda. Con tidak
memberi ampun kepada si Belanda walaupun telah berteriak-teriak minta ampun.
Cerpen keempat, yang berjudul Perawan di Garis Depan, adalah cerpen yang
sangat menarik sekali, karena seorang perawan ikut berjuang. Si perawan atau si gadis
itu berperangai seperti laki-laki, baik pakaiannya ataupun cara pandangnya. Semua lakilaki seperjuangannya saat segan kepadanya. Si perempuan itu ikut berjuang karena
kesengsaraan hidup yang dialaminya, yaitu saudaranya meninggal karena perang, ibunya
meninggal karena dibakar, dan diapun kehilangan kesuciannya karena diperkosa oleh
Belanda. Oelh karena itu, setiap berperang dia selalu yang paling berani.
Cerpen kelima, yang berjudul Bayi, cerpen ini sangat unik sekali, dimana disaat
perang 2 orang yang bermusuhan bisa berdamai, bisa melakukan suatu kebaikan, samasama menyelamatkan seorang ibu yang melahirkan seorang bayi.
Cerpen keenam, yang berjudul Eksekusi, adalah cerpen yang sangat sadis,
dimana telah terjadi eksekusi terhadap seorang perampok/pembunuh bangsa sendiri.
Mengapa perampok/pembunuh tersebut harus dieksekusi? Perampok/pembunuh itu
dieksekusi karena dia merampok rakyat yang sudah menderita, dan sudah ditimpa
perang. Perampok/pembunuh itu lalu ditangkap dan dieksekusi karena ulahnya telah
mengganggu pertahanan tentara dalam berjuang melawan Belanda.
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat mwnarik untuk dibaca.
Pengarang memaparkannya dengan sederhana, tapi memikat. Hal yang perlu kita petik
dan kita renungkan, dari kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan hati
yang suci untuk mempertahankan kehidupan kita, bernegara dan berbangsa.

Unsur- unsur intrinsik Cerpen Senyum


a. Tema :

Penilaian

Perbandingan dengan zaman


sekarang

Perjuangan yang tulus 1. Dahulu orang berjuang sangatlah


1. Sekarang orang berjuang
tulus dan iklas. Para pejuang rela mengharapkan imbalan jasa
untuk mempertahankan
berkorban sampai tetes darah (materi). Demikian juga pangkat
negara dan bangsa
penghabisan tanpa mengharapkan

imbalan jasa, pangkat ataupun


kehormatan. Bagi mereka para
pejuang, ikut berjuang berarti
berbakti pada negara.

dan gelar serta kehormatan.

2. Menjadi pejuang tidak harus


bersekolah, berani berjuang
itulah hal yang sangat diperlukan.

2. Menjadi pejuang harus


bersekolah terlebih dahulu.
b. Tokoh dan penokohan:
Aku

Berani, penyayang, rela

Zaman sekarang semakin sedikit

berkorban demi bangsa dan

ditemukan manusia yang rela

negara.

berkorban apalagi demi bangsa


dan negara.

Jono

Berani, pantang menyerah,

Zaman sekarang, semakin sedikt

penyayang

manusia yang pantang menyerah


dalam menghadapi arus
kehidupan.

Bocah

Polos, lucu

c. Sudut pandang

Orang pertama pelaku utama


cerita, sebab yang bercerita
terlibat dalam cerita tersebut

d. Alur:

Mundur, karena kembali


mengisahkan temannya yang
meninggal ketika perang dengan
wajah tersenyum.

e. Latar:

Latar tempat

Di sebuah Desa

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan

Latar suasana

Belanda
Suasana perang, bersemangat

dan pantang menyerah


f.

Amanat :

Kita sebagai generasi muda


tidak pantang menyerah, pada
situasi tersulit sekalipun.
2.

Mau berjuang secara tulus


tanpa mengharapkan imbalan
apapun.

3.

Menghargai jasa-jasa para


pahlawan, dan berupaya
mempertahankan kemerdekaan.
Dengan cara belajar dengan baik.

g. Kelemahan:

Bahasanya agak sulit dimengerti,


sebab banyak istilah-istilah yang
pada zaman sekarang tidak
ditemui lagi istilah tersebut.
Sebaiknya pengarang membuat
arti istilah tersebut atau
catatan kaki.

Solusi:
h. Kelebihan:

Mampu membangkitkan
semangat kita dan keberanian
kita untuk ikut berjuang.
2.

Menggambarkan peristiwa pada


saat berperang dengan apik,
sehingga para pembaca dengan
mudah bisa membayangkannya
dan terikut ke dalam peristiwa
tersebut.

Unsur-unsur intrinsik Cerpen Konyol


a. Tema:

Penilaian

Perbandingan

Perjuangan yang suci

Dahulu ada istilah akan mati

Sekarang, banyak para pejuang

konyol bila saat berjuang

tidak lagi berjuang dengan suci,

melakukan hal-hal yang

misalnya seperti aparat negara

melanggar norma. Seperti

ada yang melanggar norma

memerkosa atau berbuat mesum. ataupun membuat huruhara/kekerasan.


b. Tokoh dan penokohan:

Aku (Nug)

Baik, disiplin, taat.

Zaman sekarang, sudah semakin


sedikit orang yang taat serta
disiplin terhadap peraturan
ataupun sesuatu hal.

Komandan sector Dik

Tidak mudah percaya, berpikiran Zaman sekarang banyak pemuda


mesum,

yang sering berpikiran mesum


dan tidak taat pada peraturan,
sehingga pada akhirnya mereka
sendiri yang terkena sialnya.

Titi

Ramah, mudah tergoda.

Remaja putri sekarang semakin


cenderung mudah digoda oleh
pria lain.

c. Sudut pandang

Orang pertama pelaku utama


cerita, sebab yang bercerita
terlibat dalam cerita tersebut

d. Alur

Maju

e. Latar:

Latar tempat

Pos Komando Sektor

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan

Latar suasana

Belanda
Kacau saat perang

f.

Amanat :

1. Hendaklah kita bisa menahan


nafsu, terutama nafsu seksual
kita.

2. Kita harus taat terhadap


peraturan, dan taat akan
perintah yang baik oleh atasan
kita.
g. Kelemahan :

Bahasanya agak sulit dimengerti,


sebab banyak istilah-istilah yang
pada zaman sekarang tidak
ditemui lagi istilah tersebut.
Sebaiknya pengarang membuat
arti istilah tersebut atau catatan
kaki.

Solusi:
h. Kelebihan:

1. Memberikan teladan yang baik


untuk kita sebagai generasi muda
untuk bisa mengontrol hawa
nafsu.
Menampilkan jalan cerita yang
mudah dicerna oleh pembaca.

Unsur-unsur intrinsik Cerpen Pembalasan Dendam

a. Tema:
Pembalasan dendam

Penilaian

Perbandingan

Membalas dendam adalah hal

Zaman sekarang, banyak orang

yang tidak boleh dilakukan,

yang tidak bisa lagi memendam

sekalipun demi saudara kembar, amarahnya, sehingga balas


dan ketika hal itu tidak jadi

dendam seringkali terjadi.

dilakukan adalah perbuatan yang


mulia.
b. Tokoh dan penokohan:

Aku (Nug)

Baik, bijaksana, berpikir positif Banyak remaja sekarang ketika


diliputi perasaan ingin balas
dendam, mereka takkan bisa

mengontrol dan berpikir positif.

Con

Banyak pikir, banyak timbang,

Zaman sekarang tidak banyak lagi

terlalu banyak perhitungan, baik, manusia yang bisa menahan

Jon

c. Sudut pandang

bisa menahan dendamnya,

dendamnya kemudian memafkan

pemaaf.

atau membebaskannya.

Kawan yang setia, tegas, cepat

Tidak banyak lagi ditemui teman

memutuskan dan menindakkan,

yang setia, tegas dan bisa

impulsif dan penuh aktivitas.

memimpin.

Orang pertama pelaku utama


cerita, sebab yang bercerita
terlibat dalam cerita tersebut

d. Alur

Maju

e. Latar:

Latar tempat

Daerah patrol

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan

Latar suasana

Belanda
Suasana penuh amarah dan nafsu
balas dendam

f.

Amanat :

1. Hendaklah kita bisa menahan


dendam atau amarah yang timbul,
karena balas dendam hanya akan
menambah dosa kita.
2. Kita harus selalu bisa berpikir
positif dalam menanggapi
masalah

g. Kelemahan :

Bahasanya agak sulit dimengerti,


sebab banyak istilah-istilah yang
pada zaman sekarang tidak
ditemui lagi istilah tersebut.
Sebaiknya pengarang membuat
arti istilah tersebut atau catatan
kaki.

Solusi:

h. Kelebihan:

1.
Menampilkan bahwa balas
dendam bukanlah hal yang baik.
2.

Pengarang menampilkan

drama balas dendam yang apik


sehingga memudahkan pembaca
mengikuti jalan ceritanya.

Unsur-unsur intrinsik Cerpen Perawan di Garis Depan

Tema:
a. Mengorbankan
kehormatan

Penilaian

Perbandingan

Kehormatan bagi seorang gadis adalah

Zaman sekarang banyak remaja

keperawanan. Mengorbankan

putri yang kehilangan

keperawanannya supaya korbannya

keperawanannya dengan alasan yang

sempurna menurut dia.

tak logis.

b. Tokoh dan
penokohan

Aku (Nug)

Baik, pemberani

Kawan

Baik, tidak berpikir mesum.

Banyak remaja sekarang yang sulit


untuk mengontrol nafsunya agar
tidak berpikir mesum.

perempuan

Berani, nekat, penyendiri, rela

Zaman sekarang sedikit perempuan

berkorban, penuh dendam.

yang berani malah ikut berperang


serta rela berkorban.

c. Sudut pandang:

Orang pertama pelaku utama cerita,


sebab yang bercerita terlibat dalam
cerita tersebut.

d. Alur:

Maju

e. Latar

Latar tempat

Lini-2

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan Belanda

Latar suasana

f.

Amanat :

Keheranan dan mengharukan


1. Berjuang memerlukan pengorbanan,
namun hendaknya setiap perempuan
tidak sampai harus mengorbankan
keperawanannya sendiri.
2. Hendaknya para pemuda menghormati
perempuan-perempuan dan bukan malah
memerkosanya.

g. Kelemahan:

Bahasanya agak sulit dimengerti, sebab


banyak istilah-istilah yang pada zaman
sekarang tidak ditemui lagi istilah
tersebut.
Sebaiknya pengarang membuat arti
istilah tersebut atau catatan kaki.

Solusi:
h. kelebihan:

1. mendeskripsikan peristiwa yang apik.


2. Menggunakan setiap kata yang mudah
dicerna.

Unsur-unsur intrinsik Cerpen Bayi

a. Tema:

Penilaian

Perbandingan

Keikhlasan hati

Panggilan untuk menolong yang

untuk menolong

membutuhkan pertolongan tanpa pamrih, apalagi kelahiran seorang bayi

orang yang

tanpa mengenal kawan atau lawan, yaitu

pasti dengan

membutuhkan

menolong lahirnya seorang bayi.

perkiraan/perhitungan

pertolongan

Zaman sekarang kalau mau menolong

biaya/uang/materi.

b. Tokoh dan
penokohan:

Aku

Seorang pejuang Indonesia yang baik dan Kalau sekarang pejuang tugasnya
berani.

hanya berjuang memegang


senjata.

Si Belanda

Seorang Belanda yang baik, mau menolong Kalau sekarang musuh tetap

Mbok Simin

musuh.

musuh.

Wanita yang lemah yang melahirkan

Kalau sekarang wanita yang

seorang bayi.

melahirkan banyak yang


menolongnya.

c. Sudut pandang: Orang pertama pelaku utama cerita,


sebab yang bercerita terlibat dalam
cerita tersebut
d. Alur

maju

e. Latar

Latar tempat

Di sebuah desa

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan Belanda

Latar suasana

Peperangan

f.

Amanat:

Agar kita mau menolong orang lain tanpa


memperhitungkan kawan atau lawan dan
RAS.
2.

Dengan bekerja sama masalah akan


cepat terselesaikan.

g. Kelemahan:

Solusi:
h. Kelebihan:

Bahasanya agak sulit dimengerti, sebab


banyak istilah-istilah yang pada zaman
sekarang tidak ditemui lagi istilah
tersebut.
Sebaiknya pengarang membuat arti
istilah tersebut atau catatan kaki.
Ceritanya sungguh menarik karena di
masa perang masih ada rasa kasihan
kepada orang lain sekalipun itu musuhnya.
Berarti dari sini kita ketahui bahwa tidak
semua orang Belanda itu jahat dan kejam.

Unsur-unsur intrinsik Cerpen Eksekusi

a. Tema:

Penilaian

Mengeksekusi si Pada masa perang pejuang tidak hanya


serakah

Zaman sekarang, keserakahan itu tetap


melawan Belanda tetapi juga melawan terjadi yaitu adanya pemimpin yang
bukan mengayomi rakyat tetapi justru
bangsa sendiri yang ikut
membuat sengsara rakyat dengan cara
menyengsarakan rakyat sendiri dengan
KKN.
cara merampok dan membunuh bangsa
sendiri.

b. Tokoh dan
penokohan:

Aku

Seorang pejuang yang baik

Perampok

Seorang yang kejam, jahat, pembunuh

Kepala regu

Seorang yang tegas

c. Sudut pandang

Orang pertama pelaku utama cerita,


sebab yang bercerita terlibat dalam
cerita tersebut

d. Alur

Maju

e. Latar

Latar tempat

Markas pengadilan militer

Latar waktu

Pada zaman peperangan melawan

Latar suasana

Belanda
menegangkan

f.

amanat

Agar kita kalau berjuang, berjuanglah


dengan benar.
Janganlah kita mendulang di air keruh,
yaitu menyiksa orang yang sudah
melarat.

g. Kelemahan:

Perbandingan

Bahasanya agak sulit dimengerti, sebab


banyak istilah-istilah yang pada zaman
sekarang tidak ditemui lagi istilah
tersebut.

Solusi:

Sebaiknya pengarang membuat arti


istilah tersebut atau catatan kaki.

h. kelebihan

Ceritanya sungguh menarik dan


menegangkan, karena orang yang
bersalah dieksekusi.

Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen Hujan Kepagian ini cukup menarik untuk dibaca,
karena buku ini merupakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan tidak banyak
karya sastra yang menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh
pengarangnya sendiri. Selain itu, cerita-cerita yang terdapat di buku ini memilliki
amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan
kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.

Resensi Kumpulan Cerpen - A Cup of Tea


Judul

: A Cup of Tea (Menggapai Mimpi)

Penerbit : Stiletto Book


Cetakan : Pertama 2011
Tebal

: 209 halaman

Kisah-Kisah Perjuangan Hidup Melalui Mimpi

Semesta selalu membantu memperjuangkan mimpi kita, sebodoh


apapun itu. Mimpi adalah milik kita sendiri dan hanya kita yang tahu apa yang
perlu diupayakan untuk tetap mengupayakannya,oleh Paulo Coelho.
Kumpulan cerpen ini disusun oleh Herlina P. Dewi, seorang pemilik
media Stiletto Book yang melalui perusahaan penerbit bukunya ini, dia ingin
memberikan inspirasi-inspirasi hidup bagi wanita-wanita Indonesia. Isi buku ini
yang begitu menyegarkan sangatlah cocok bagi para wanita di segala umur.
Kumpulan cerpen ini ditulis oleh 20 penulis yang mengisahkan kisah kehidupan
masing-masing yang tidak pernah putus asa dalam meraih mimpi.
Karena tema dari kumpulan cerpen ini adalah menggapai mimpi,
maka dapat kita temui kisah yang sangat menyentuh tentang penggapaian
mimpi dalam kondisi apapun. Seperti cerita Garis yang Terputus yang ditulis
oleh Venny Mandasari, menceritakan tentang seorang pengidap Dystonia yang
tidak pernah menyerah untuk melakukan pengobatan dan menuntut ilmu, meski

saat ingin meneruskan belajar ke PTN, dia mengalami berbagai penolakan yang
membuatnya jatuh bangun. Adapula cerita Wisuda Anak-Anakku yang ditulis
oleh Dewi Muliyawan, menceritakan mimpinya untuk menyekolahkan ketiga
anaknya hingga mendapat gelar sarjana meskipun pekerjaannya sebagai orang
tua hanya sebagai pedagang pecel lele.
Kebanyakan dari cerita-cerita yang ada pada buku ini merupakan
kisah yang diangkat dari pengalaman pribadi. Sehingga para penulis
menggunakan plot mundur. Kisah hidup Evi Sri Rezeki menggambarkan
bagaimana dia mempertahankan mimpi masa kecilnya menjadi penulis skenario
dan seorang sutradara film.
Nilai-nilai yang terkandung pada cerpen-cerpen yang ada disampaikan
secara beragam. Ada yang disampaikan secara eksplisit seperti cerita yang
ditulis oleh Sofia Orlando yang mengajak pembaca untuk terus berusaha
mewujudkan impian, meskipun terjatuh oleh kerikil kecil, maka lemparilah
dengan batu sungai yang besar.
Sedangkan nilai yang terkandung secara inplisit contohnya yaitu pada
cerita yang dituliskan oleh Dwi Rahmawati, Lets be A Mompreneur yang
menceritakan seorang ibu yang ingin menjadi ibu yang berkarir sukses namun
tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang ibu dan istri yang baik bagi
keluarganya.
Membaca buku ini, kita akan hanyut dalam berbagai situasi yang
dialami penulis secara nyata. Buku ini memberikan motivasi bahwa untuk
menjadi sukses kita harus berupaya keras untuk mewujudkannya. Dengan gaya
bahasa yang komunikatif, kita diajak untuk juga mewujudkan mimpi-mimpi kita
tanpa mengeluh namun terus bersyukur dan berikhtiar. Impian merupakan
panggilan jiwa. Jika kalian tersesat dalam menggapai impian, ingatlah bahwa
impian iyu adalah jiwa terdalam kita, ia akan bersinar dan menemukan jalannya
kembali. Selain itu, di setiap akhir cerita, buku A Cup of Tea ini memberikan
perenungan dari cerita yang telah disampaikan, seperti meneguk segelas teh
hangat yang menenangkan.
Kumpulan cerpen ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja, terutama
kaum perempuan di segala usia karena dalam meraih mimpi, kita tidak akan
dibatasi oleh usia, keuangan, atau kondisi apapun. Melalui buku ini, kita akan
belajar menyikapi hidup secara lebih arif. Kita semua berhak meraih mimpi,
termasuk Anda yang tidak akan menyesal membaca buku ini.

Anda mungkin juga menyukai