Anda di halaman 1dari 3

1.

Identitas Novel
Judul : Milea Suara Dari
Dilan (Dilan)
No. ISBN : 9786020851563
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tanggal terbit : Agustus 2016
Jumlah Halaman : 360
Berat Buku : 500 gr
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi(L x P) : -
Kategori : Remaja
Text Bahasa : Indonesia

UNTUK LIA
Jeruk sudah dikupas, tetapi belum kumakan,
karena aku menunggu Lia.
Segelas lemon tea, untuk berdua,
Aku menunggu kapankah Lia tiba.
Dan kaus kaki, masih baru, jangan sampai
Lia merasa kedingainan.
Jangan kuatir, jaketnya adalah aku sendiri, untuk Lia
(Dilan,1991)

Novel ini menceritakan kisah yang sama dalam novel sebelumnya


DILAN#1 "Dia Dilanku tahun 1990" dan novel lanjutannya DILAN#2
"Dia Dilanku tahun 1991" , namun dalam sudut pandang yang
berbeda. Kalau di dua novel sebelumnya, penulis menceritakan
kisahnya dalan sudut pandang tokoh perempuannya yaitu Milea,
namun pada novel ini penulis menuliskannya dalam sudut pandang
Dilan.

2. Sinopsis
Waktu aku SMP, aku punya sepeda. Aku pergi sekolah dengan
pake sepeda sampai kelas 3 SMP, karena jaraknya tidak jauh
dari rumahku. Sepedaku namanya Mobil Derek. Dulu, kalau
kamu mendengar aku pergi ke sekolah dengan naik Mobil
Derek, harusnya sudah tidak perlu kaget lagi karena kamu
sudah tahu maksudku.
Apakah dengan memberinya nama itu aku punya tujuan biar
sepedaku jadi keren dan gagah? Oh, aku gak tahu. Mungkin
semacam terserah aku mau ngasih nama apa, karena itu sepedaku.
Tetapi pamanku protes. Dia itu ayahnya si Wati, namanya Ibrahim,
aku biasa memanggilnya Mang Iim.
Masa sepeda namanya Mobil Derek?.
Iya. Namanya Mobil Derek. Mobil Derek bin Kontainer, kataku ke
dia tanpa maksud menjawab omongannya. Itu aku bicara sebagai
seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP.

Berbeda dengan si Bunda, kalau dia bisa cuek. Menurutku, dia itu
orang dewasa yang bisa bicara sebagai seorang anak kecil ketika
sedang berbicara dengan anak yang masih kecil.
Bunda, lihat Mobil Derek?, tanyaku ke si Bunda sambil nyari
sepeda di halaman depan rumah karena mau kupake.
Mobil Derekmu? Bunda nanya balik, seperti sama sedang nyari.
Iya
Oh, dipake Bi Diah, katanya kemudian. Minjem bentar, ke
warung
Bi Diah gak boleh naik Mobil Derek, kataku dengan sedikit agak
kesal
Sebentar kok
Sejak mulai kelas satu SMA, aku ke sekolah tidak pake sepeda lagi,
karena jaraknya cukup jauh. Sebetulnya bisa saja pake sepeda, tapi
capek. Gak mau. Kadang-kadang aku naik angkot ke sekolah, tapi
lebih sering naik motor.
Pulangnya nongkrong di daerah Gatot Subroto, yaitu semacam
warung kopi punya Kang Ewok. Dipanggil Ewok karena dia itu
brewok. Tempatnya enak untuk nongkrong. Di sana, aku biasa
kumpul bersama Burhan, Ivan dan lain-lain.
3. Kelebihan
1. Menurut saya novel ini sangat mendidik, karna dilan adalah
seseorang yang sangat menyayangi ibunya, dia pun tidak mau
membuat hati ibunya sakit.
2. Novel ini banyak pelajaran yang dapat kita ambil.
3. Dan novel ini mudah dipahami.

4. Kekurangan
menurut saya novel ini memiliki kekurangan pada covernya
yang terlalu simple dan warna yang kurang menarik.

Anda mungkin juga menyukai