Anda di halaman 1dari 12

Naskah DIALOG BELAH KETUPAT

KELOMPOK 1

KELAS : XI MIPA 8

 Sutradara : Pernanda
 Asisten Sutradara : Aulia Telani, Raisha
 Artistik : semua
 Musik : Dhio, Depfa, Maulana
 Tata busana : Raisha, Ulya
 Tata rias : Diva, Nola
 Dokumenter : Beby, Doni
 Para Pemain/aktor Belah Ketupat
1. Doni : Pablo ( preman latah )
2. Jamilah : Ibu Syarofil ( guru )
3. Lela : Maemunah ( cerewet )
4. Pernanda : Ibu Komar
5. Lita : Pita ( sombong )
6. Aldi : Sri ( polos )
7. Aryo : Pak Tokek ( guru )
8. Aulia Telani : Aisyah ( lemah lembut )
9. Devi : Komar ( preman )
10. Nola : Jenita ( sombong )
11. Dio, Maulana, Defpa : Tetangga 1,2 dan 3
12. Raisha : Ibu warung

Suatu pagi dua permen eh, preman sekolah sudah muncul di depan pintu kelas XI Alpa 3. Mereka adalah
Pablo dan Komar.

Hampir semua guru dan siswa takut pada kedua berandal itu. Karena, mereka sering sekali membuat
onar di sekolah, terutama meminta uang pada siswa-siswi kaya.
Setiap siswa yang ke kelas mesti dan wajib bayar upeti pada Komar dan Pablo. Jika mereka tidak
menuruti kemauan GENG BELAH, yaitu panggilan keren geng mereka, maka se-gelinding bom atom akan
melayang ke pipi mereka.

(adegan)...

Pablo – preman latah (Doni) :”bro.. pagi-pagi begini kita sudah dapat lumayan ini. padahal kita belum
dapat upeti dari si kaya itu, geng SANDAL JEPIT lho bro…”.

Komar – preman (Devi) :”(tepuk pundak kelat)”.

Pablo – preman latah (Doni) :”(eh bencong elo bencong elo ) aduh cyin…”.

Komar – preman (Devi) :”eh kumat kamu ini latah melulu.”

Pablo – preman latah (Doni) :”sorry bro, kalau masalah ini sudah bawaan orok kali hehhe..”

Komar – preman (Devi) : “eh by the way on the way busway, tadi elo bilang sandal jepit? Oh my god
mana bisa SANDAL JEPIT elo minta bro? (berfikir keras).”

Pablo – preman latah (Doni) : “aduh cyin…bodoh enggak luntur-lunturya? Maksud gua tadi geng sandal
jepit..yang anaknya orang kaya itu loh.”

Komar – preman (Devi) : “eh bro..kan mereka tajir? kenapa enggak kita minta uang saja ?”

Pablo – preman latah (Doni) : “(diam dan kesal).” (ekspresi marah)

Lalu dari kejauhan datanglah 2 orang anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju kelas. Mereka adalah
Jenita dan Pita. Mereka adalah salah satu sasaran empuk GENG BELAH setiap harinya.

Komar – preman (Devi) : “widdih cewe tajir mau lewat ya?”


Jenita (Nola) : “ya iya dongse..gua itu orang tajir nomor dua di smansasere yang kekayaan nya enggak
bakalan habis sampai tujuh keturunan.”

Pablo – preman latah (Doni) : “katanya lo tajir..sopasti lo banyak duit dong? Mana setoran lo buat
gua?.”

Pita (Lita) :” eh enak aja! Gua sebagai teman dari jenita yang tajirnya enggak ketulungan yang cantiknya
sebelas dua belas sama Christina teri, yang bohainya kayak Julia teres .. enggak rela! Alias o to the gah
bagi duit ke orang low to the gank, gem to the mbel,model kalian itu.”

Komar – preman (Devi) : “oh iya blo,kan kita anak sekolah? Kok malak segala? Kan itu enggak baik blo?”

Pablo – preman latah (Doni) : “heh mar! Lo itu bagaimana sih? Kita kan geng belah..yang artinya
BERANDAL SEKOLAH masa kita mau berlaku kayak ustadz memet? Kagak mungkin banget..”

Bel masuk sekolahpun berbunyi semua murid memasuki kelas XI Alpa 3. Tetapi tidak untuk GENG
BELAH. Setelah aksi tersebut berlangsung, GENK BELAH pun tidak masuk kelas, mereka malah bolos
sekolah bahasa gaulnya “bosek”.

Mereka pergi ke base camp kegemaran mereka yaitu warung belakang sekolah menggunakan uang hasil
jarahan tadi untuk membeli cemilan kesukaan mereka yaitu es krim pete dan getuk dari buah sukun
buatan ibu Sikun.

Bu Syarofil (Jamilah): “selamat pagi anak-anak..”

Murid : “pagi juga ibu upil..”

Bu Syarofil (Jamilah) : “hei! Nama saya Bu Syarofil bukan UPIL !”

Murid : “ahiihihhihi … maksud nya itu bu..”

Bu Syarofil (Jamilah) : “siapa yang tidak hadir hari ini?”


Mae (Lela) : “biasa lah bu…pasti genk abal-abal yang sok kece itu,si Bela sama si Kelat..mereka itu selalu
bolos sekolah bu.”

Bu Syarofil (Jamilah) : “ya ampun.. green tea swir, hello swir, jengkol, pete, jolang-jaling swir…”

Aisyah (Lani) :” maaf bu Upil, eh! Bu Syarofil…mungkin mereka sedang ada urusan,jadi tidak bias
berangkat sekolah.”

Bu Syarofil (Jamilah) : “oh ya sudah…mari kita lanjutkan materi kita.”

Saat jam pulang sekolah Komar dan Pablo pun belum juga pulang, mereka masih betah nongkrong di
base camp mereka dan menikmati hasil jarahan mereka di hari ini.

Setelah mereka puas menikmati cemilan kesukaan mereka pun pulang ke rumah masing –masing
dengan keadaan sempoyongan seperti habis menenggak minuman terlarang. Hahahaha… tapi bedanya
ini es krim alami.

Komar tidak langsung pulang, dia justru bermain dan ikut dangdutan di kampung sebelah. Setelah larut
malam Komar baru pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ia langsung masuk ke kamar ibunya dan menyulap kamar ibunya bak kapal
titanic. Eeh, kapal pecah maksudnya. Dan dia pun menemukan cin to the cin di laci kamar ibunya.

Komar – preman (Devi) : “bu dimana kau menyimpan uang? Berikan semua padaku..”

Ibu Komar (Peper) :” untuk apa nak? Ibu sudah tak punya uang… semuanya sudah terkuras habis untuk
biaya pengobatan ibu,dan untuk biaya sekolah mu..”

Komar – preman (Devi) : “aku enggak mau tau ! semua itu enggak penting buat aku!! Aku hanya butuh
uang untuk bersenang –senang dengan temanku.”

Ibu Komar (Peper) : “nak…saat ini, kita harus hidup hemat.. ayahmu sekarang sudah tiada, sedangkan
kita tak punya apa-apa.”
Komar – preman (Devi) : “aku enggak perduli! Intinya aku cuma butuh uang! (sambil mengacak-acak isi
laci kamar ibunya).

Haaaaa… ini apa bu! Dasar wanita tukang bohong ! ini ada cincin emas, tapi kau bilang tak punya apa-
apa…”

Ibu Komar (Peper) : “nak… jangan, itu peninggalan terakhir dari ayahmu nak.”

Komar tak mempedulikan seruan ibunya. Dia langsung keluar dari kamar sang ibu dan membanting
pintu kamar, padahal ibunya sedang terkapar sakit. Ia malah menjual cincin tersebut ke Toko Emas. Lalu
menelpon Pablo.

(adegan menelpon)

Komar – preman (Devi) : blo, ke tempat biasa yuk.. gua lagi banyak duit nih.

Pablo – preman latah (Doni) : benar? Tapi lo yang terakhir yaa.. eeh bel, tapi masa iya kita cuma berdua,
enggak asik banget kan? Bagaimana kalau kita mengajak GENK SENDAL JEPIT?

Komar – preman (Devi) : oke blo,, see you at Pita’s home..

Pablo – preman latah (Doni) : see you.

Sesampainya dirumah Pita GENK BELAH langsung berteriak memanggil Pita dari halaman rumah Pita.

Komar – preman (Devi) : woy!! Pita !! keluar woy! (sambil menggedor pintu rumah pita)

Pita (Lita) :woy! Siapa sih! Gua kan lagi pedycure, menycure, berendam di air mancur,

Komar – preman (Devi) :pita!! Jangan banyak omong lo deh, cepet keluar !

Karena tidak sabar Komar dan Pablo langsung menyeret Pita tanpa pikir panjang. Kebetulan di rumah
Pita ada Jenita. Lalu berdua di seret langsung menuju tempat nongkong. Keesokan hari di sekolah
tepatnya di kelas XI Alpa 3.
Aisyah (Lani) : “teman-teman katanya hari ini ada murid baru loh..”

Mae (Lela) :” what?? Oh my god, oh my no, oh my wow! Semoga cowok ya.. biar bisa langsung aku
jadikan pacar..hahha.”

Aisyah (Lani) : “astaghfirullah Mae, menyebut Mae.. itu tidak boleh.. kita ini masih jadi pelajar dan
sebagai umat islam harus sesuai dengan apa yang di ajarkan agama.”

Mae (Lela) :”oh ya syah, maaf mulut saya suka kepedesan, eh........... keceplosan maksudnya.”

Jenita (Nola) :”heh mae! Enggak usah sok kecakepan deh!! Muka 11 12 sama omesh aja bangga....”

Pita (Lita) :”ya ampun girls,, cantik juga gua.... pasti siswa baru itu lebih tertarik sama gua. Muka gua kan
11 12 sama annisa cebirrel....”

Komar - preman (Devi) :”cherrybelle kelllezzz! Pinky swear, kity swear, banana cherry strowberry
swear..”

Jenita (Nola) :”tumben langsung connect! Biasanya sampai nunggu lebaran monyet juga enggak
nyambung-nyambung.”

Aisyah (Lani) :”ya sudahlah.... kita tunggu aja.”

Bel berbunyi.............

Pak tokek (Aryo) :”selamat pagi anak-anak...”

Murid :”malam pak!!!”

Pak tokek (Aryo) :”dasar kalian ini, koplak semua! pagi dibilang malam.”

Aisyah (Lani) :”maaf pak...teman-teman cuma bercanda aja.”

Pak tokek (Aryo) :”sudah sudah! bapak mau memperkenalkan murid baru pindahan dari SMAN 1
SUBARAYA.”

Pita (Lita) :”SURABAYA kelezzz pak.......”

Murid :”hu....”
Pak tokek (Aryo) :”sudah sudah.itu maksud saya anak- anak. Masuk nak (menghadap ke pintu)”

Sri (Aldi) :’hallo teman teman assalamualaikumm...”

(Suasana kelas menjadi hening.)

Jenita (Nola) :”heh akamso’! elo bicara apa barusan, ass apa kayak gua pernah dengar?”

Aisyah (Lani) :”assalamualaikum Jenita.”

Pak tokek (Aryo) :”ayo kemari perkenalkan diri mu nak.”

Sri ( Aldi ) :”nama saya Fransriska Cantika Dewi Saraswati Indah sekali menari – nari di bumi pertiwi,
kalian semua bisa memanggil saya SRI.”

Murid :”hahaha katro’ bingitz!!”

Mae (Lela) :”i to the you banget sih...... katanya murid barunya cowok,ko ini malah cewek aneh yang
asalnya dari planet pluto yang wujudnya kayak buto ijo dan tampilannya mirip akamso’...”

Sri (Aldi) :”Ha ha, keren ya teman-teman ku.ada pertanyaan lagi tidak?”

Jenita (Nola) :”kamu orang kaya ke berapa di SUBARAYA????? Eeh SURABAYA maksud gua..”

Sri (Aldi) :”orang tua ku enggak kaya.mereka Cuma punya bisnis kecil-kecilan contohnya punya
perusahaan basreng dari daging toke’,rumah makan yang menu utamanya daging kadal+sambel pete,
dan punya cafe yang minumannya teh cere’+pelayannya yang pende’-pende’”

Murid :”(melongo) i to the yuhhhhhhh.........................”

Pak tokek (Aryo) :”cukup anak-anak.sri silahkan duduk dibelakang.”


Akhirnya jam pulang sekolah tiba,tidak seperti biasanya, Komar pulang lebih awal dan mengabaikan
ajakan si Pablo untuk nongkrong di basecamp. (setibanya di rumah),Komar jadi bingung karena banyak
orang di rumahnya.

Komar – preman (Devi) :”ada apaan seh bu’ kok pada ramai-ramai begini ?”

Tetangga 1 – (Depfa) :”sabar ya nak.....”

Komar – preman (Devi) :”sabar apa sih jangan bikin orang ingin tahu saja dehhhh...”

Tetangga 1 dan 2 – (Depfa dan Maulana) :”ibumu..................men mennnnnn....”

Komar – preman (Devi) :”ibu dapet apa??? kupon hadiah, emas, rumah, jalan-jalan ke luar negeri, apa
dapet apa bu?”

Tetangga 3 – (Dio) :”astagfirullah nak... bukan itu, tapi meninggal dunia...”

Komar – preman (Devi) :”enggak mungkin,jangan bercanda ah......., enggak lucu tau!!!!!!!! (lari sambil
menangis)”

Komar – preman (Devi) :”(memeluk ibunya dan meminta maaf di depan jasad ibunya)
ibu................jangan pergi ....... kalau ibu pergi aku sama siapa.....”

Sejak saat itu Komar berubah "to to the tall". Ia tak pernah lagi berbuat onar di sekolah.ia jadi anak yang
sangat pendiam dan berubah jadi rajin belajar.seluruh teman-temannya begitu kaget.tak terkecuali
Pablo.

Komar – preman (Devi) :”(baca buku)”

Pablo – preman latah (Doni) :”bro,,,,kenapa se elo jadi kayak begini, jadi enggak asik!!”

Komar – preman (Devi) :”Blo, gua dah sadar semenjak ibu gua meninggal. gua merasa hidup gua penuh
dengan kesendirian, gua ingin punya banyak teman enggak cuma berteman sama elu. gua sadar selama
ini banyak melakukan dosa. dan gara-gara gua ibu gua menderita dan meninggal.”
Tapi ternyata banyak dari teman-teman bela yang memanfaatkan perubahan sikapnya untuk membalas
dendam,terutama geng sendal jepit.

Pita (Lita) :”cuihhhhhh........,preman sekolah ternyata bisa tobat juga ya........... apalagi preman model
kaya elu!”

Pablo – preman latah (Doni) :”apaan elu bentak-bentak sohib gua. Emang salah kalau kita berdua
tobat??”

Jenita (Nola): “paling-paling juga besok sudah jadi preman lagi yang paling ganas membahana badai
halilintar menggelegar menggetarkan dunia akhirat..!! tapi yakin gua enggak akan takut lagi ama lu
berdua.”

Pita (Lita) : “shit! Elo berdua mau berubah? Jangan bermimpi DONG. Gua enggak akan percaya
selamanya sama elo.”

Di tengah perdebatan itu datanglah sesosok bidadari yang masuk kedalam panci, yang enggak sengaja
kecuci dan terbakar diatas api.

Aisyah (Lani) :” kalian ini bagaimana si, mereka berubah malah diperlakukan seperti ini, seharusnya kita
bersyukur mereka mau berubah.”

Jenita (Nola) :” (mendorong pundak aisyah) eehh elo... jadi cewek enggak usah munafik deh. Elo juga
punya dendam kan sama mereka berdua. Munafik lo!”

Komar – preman (Devi) : “sudahlah Syah, enggak usah membela gua. Gua pantas diperlakukan seperti
ini, gua emang salah dan gua ingin minta maaf sama mereka, tapi terserah mereka mau maafkan atau
enggak.”

Jenita (Nola) : “maafkan lo?? Jangan ngarep! Secuil maaf pun enggak akan gua kasih buat elo!”

Pita (Lita) :”benar tuh, gua juga enggak akan maafkan elo! Dosa elo tuh dah kayak gunung kelud yang
meletus karena kebelet kentut akibat dosa elo yang bertumpuk-tumpuk.”
Suatu ketika, Komar dan Pablo bertekat menjadi siswa terbaik di kabupaten... dan ketika genk sendal
jepit tau, mereka tertawa terbahak-bahak.

Pita (Lita) : “hahahaha.... lo berdua jadi siswa terbaik di kabupaten???????? I to the yuuuh.. enggak
mung to the kin..”

Jenita (Nola) : “gua anak paling pintar di sekolahan aja, enggak pernah mimpi kayak lo berdua. Karena
itu enggak mungkin.”

Pita (Lita) : “ditambah lagi gua yang belajar tiap hari dan les di beberapa LBB aja enggak yakin bisa
masuk 5 besar se-kabupaten.”

Jenita (Nola) : “kita kan anak pejabat paling kaya dan paling berpengaruh di Asia Pasifik sebelah laut
Jawa itu aja enggak yakin jadi yang terbaik. Eeh, tapi emang kita yang terbaik. Ya enggak girls??”

Pita (Lita) : “so pasti dong..”

Pablo – preman latah (Doni) : “kita itu emang orang miskin tapi kesempatan bisa datang ke siapa pun.
Kita kan sama-sama makan nasi.”

Jenita (Nola) :” oke.. Kita lihat aja nanti. Siapa yang menang? Elo atau gua!”

Komar – preman (Devi) : “oke kita liat aja nanti.”

Setelah mati-matian Komar dan Pablo mencari uang untuk membeli buku. Akhirnya kesampaian juga
mereka belajar dengan tekun setiap hari dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaaik se-
kabupaten. Sedangkan Jenita dan Pita tidak lulus UN lantaran terlalu sibuk dengan make-upnya

Aisyah (Lani) :”selamat ya Mar, selamat juga ya Blo, kalian telah terpilih jadi siswa terbaik kabupaten.”

Komar – preman (Devi) :”iya sama-sama ya Syah..”

Pablo – preman latah (Doni) : “iya syah. Kalau misalnya kita enggak punya teman kaya lo, mungkin kita
enggak bisa kayak sekarang ini.”
Sri (Aldi) : “oh iya, selamat ya buat kalian berdua. BTW tau enggak? Di sekolah kita ada kabar duka.”

Pablo – preman latah (Doni) : “apa-an?? Ada yang meninggal???”

Sri (Aldi) : “bukan.. maksudnya genk sendal jepit enggak lulus.”

Komar – preman (Devi) :” syukurin!!!.. biar mereka tau rasa.”

Pablo – preman latah (Doni): “Enggak boleh begitu juga Mar, mereka kan juga kawan kita.”

Aisyah (Lani) : “Iya Mar benar tuh kata Pablo.”

Mereka pun menghampiri SENDAL JEPIT di kelas yang sedang berduka cita. Tiba-tiba perasaan benci
Komar berubah menjadi simpati kepada mereka.

Komar – preman (Devi) :”Blo kasihan juga ya mereka, gua nyesel Blo.”

Pablo – preman latah (Doni) :”Iya Mar gua juga kasihan sama mereka.”

Pita (Lita) : “untuk apa elo orang datang kesini! kalian senang kan! bahagia kan! puas kan! liat kita
berdua enggak lulus dari sekolah ini.”

Pablo – preman latah (Doni) :” kita enggak punya maksud kayak begitu Jen. Kita mau menghibur kalian.
Kita minta maaf kalau kita salah, kita selalu memaksa kalian buat mencontoh perbuatan buruk kita.”

Jenita (Nola) :”kita sudah maafkan kalian kok, dari awal kita juga salah, selalu menunjukan
kesombongan di depan kalian. itu mungkin balasan dari Tuhan. Ternyata semua manusia itu sama
derajat nya di mata Tuhan.”

Komar – preman (Devi) :”iya Jen. Berarti sekarang “WE ARE FRIENDS FOREVER”.

Akhirnya mereka semua saling meminta maaf, dan tidak lagi bermusuhan. Semua manusia di mata
Tuhan sama, jadi kita sebagai makhluk-Nya tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain.
Kita juga tidak boleh membantah kepada orang tua dan harus menghargainya. Serta seburuk-buruknya
manusia pasti bisa menjadi lebih baik lagi dan berhak atas kesempatan kedua.

----SELESAI---

Anda mungkin juga menyukai