Suatu pagi dua permen eh, preman sekolah sudah muncul di depan pintu kelas XI
Alpa 3. Mereka adalah Kelat dan Bela. Hampir semua guru dan siswa takut pada
kedua berandal itu. Karena, mereka sering sekali membuat onar di sekolah,
terutama meminta uang pada siswa-siswi kaya. Setiap siswa yang ke kelas mesti
dan wajib bayar upeti pada Bela dan Kelat. Jika mereka tidak menuruti kemauan
GENG BELAH, yaitu panggilan keren geng mereka, maka se-gelinding bom atom
akan melayang ke pipi mereka.
(adegan)...
Kelat :”bro.. pagi-pagi begini kita sudah dapat lumayan ini. padahal kita belum
dapat upeti dari si kaya itu, geng SANDAL JEPIT lho bro…”.
Kelat :”sorry bro, kalau masalah ini sudah bawaan orok kali hehhe..”
Bela : “eh by the way on the way busway, tadi elo bilang sandal jepit? Oh my god
mana bisa SANDAL JEPIT elo minta bro? (berfikir keras).”
Kelat : “aduh cyin…bodoh enggak luntur-lunturya? Maksud gua tadi geng sandal
jepit..yang anaknya orang kaya itu loh.”
Bela : “eh bro..kan mereka tajir? kenapa enggak kita minta uang saja ?”
Kelat : “(diam dan kesal).” (ekspresi marah)
Lalu dari kejauhan datanglah 2 orang anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju
kelas. Mereka adalah Jenita dan Pita. Mereka adalah salah satu sasaran empuk
GENG BELAH setiap harinya.
Bela : “oh iya lat,kan kita anak sekolah? Kok malak segala? Kan itu enggak baik
lat?”
Kelat : “heh bela! Lo itu bagaimana sih? Kita kan geng belah..yang artinya
BERANDAL SEKOLAH masa kita mau berlaku kayak ustadz memet? Kagak
mungkin banget..”
Bel masuk sekolahpun berbunyi semua murid memasuki kelas XI Alpa 3. Tetapi
tidak untuk GENG BELAH. Setelah aksi tersebut berlangsung, GENK BELAH
pun tidak masuk kelas, mereka malah bolos sekolah bahasa gaulnya “bosek”.
Mereka pergi ke base camp kegemaran mereka yaitu warung belakang sekolah
menggunakan uang hasil jarahan tadi untuk membeli cemilan kesukaan mereka
yaitu es krim pete dan getuk dari buah sukun buatan ibu Sikun.
Mae : “biasa lah bu…pasti genk abal-abal yang sok kece itu,si Bela sama si
Kelat..mereka itu selalu bolos sekolah bu.”
Bu Syarofil: “ya ampun.. green tea swir, hello swir, jengkol, pete, jolang-jaling
swir…”
Aisyah :” ma’af bu Upil, eh! Bu Syarofil…mungkin mereka sedang ada urusan,jadi
tidak bias berangkat sekolah.”
Bu Syarofil: “oh ya sudah…mari kita lanjutkan materi kita.”
Saat jam pulang sekolah Bela dan Kelat pun belum juga pulang, mereka masih
betah nongkrong di base camp mereka dan menikmati hasil jarahan mereka di hari
ini.
Setelah mereka puas menikmati cemilan kesukaan mereka pun pulang ke rumah
masing –masing dengan keadaan sempoyongan seperti habis menenggak minuman
terlarang. Hahahaha… tapi bedanya ini es krim alami.
Bela tidak langsung pulang, dia justru bermain dan ikut dangdutan di kampung
sebelah. Setelah larut malam Bela baru pulang ke rumah.
Bela : “aku enggak mau tau ! semua itu enggak penting buat aku!! Aku hanya
butuh uang untuk bersenang –senang dengan temanku.”
Ibu : “nak…saat ini, kita harus hidup hemat.. ayahmu sekarang sudah tiada,
sedangkan kita tak punya apa-apa.”
Bela: “aku enggak perduli! Intinya aku cuma butuh uang! (sambil mengacak-acak
isi laci kamar ibunya).
Haaaaa… ini apa bu! Dasar wanita tukang bohong ! ini ada cincin emas, tapi kau
bilang tak punya apa-apa…”
Ibu : “nak… jangan, itu peninggalan terakhir dari ayahmu nak.”
Bela tak mempedulikan seruan ibunya. Dia langsung keluar dari kamar sang ibu
dan membanting pintu kamar, padahal ibunya sedang terkapar sakit. Ia malah
menjual cincin tersebut ke Toko Emas. Lalu menelpon kelat.
(adegan menelpon)
Bela : lat, ke tempat biasa yuk.. gua lagi banyak duit nih.
Kelat : benar? Tapi lo yang terakhir yaa.. eeh bel, tapi masa iya kita cuma berdua,
enggak asik banget kan? Bagaimana kalau kita mengajak GENK SENDAL JEPIT?
Bela : oke lat,, see you at Pita’s home..
Kelat : see you.
Sesampainya dirumah Pita GENK BELAH langsung berteriak memanggil pita dari
halaman rumah pita.
Bela : woy!! Pita !! keluar woy! (sambil menggedor pintu rumah pita)
Pita :woy! Siapa sih! Gua kan lagi pedycure, menycure, berendam di air mancur,
Bela :pita!! Jangan banyak omong lo deh, cepet keluar !
Karena tidak sabar Bela dan Kelat langsung menyeret Pita tanpa pikir panjang.
Kebetulan di rumah Pita ada Jenita. Lalu berdua di seret langsung menuju tempat
nongkong. Keesokan hari di sekolah tepatnya di kelas XI Alpa 3.
Aisyah : “astaghfirullah Mae, menyebut Mae.. itu tidak boleh.. kita ini masih jadi
pelajar dan sebagai umat islam harus sesuai dengan apa yang di ajarkan agama.”
Mae :”oh ya syah, maaf mulut saya suka kepedesan, eh........... keceplosan
maksudnya.”
Jenita :”heh mae! Enggak usah sok kecakepan deh!! Muka 11 12 sama omesh aja
bangga....”
Pita :”ya ampun girls,, cantik juga gua.... pasti siswa baru itu lebih tertarik sama
gua. Muka gua kan 11 12 sama annisa cebirrel....”
Bela :”cherrybelle kelllezzz! Pinky swear, kity swear, banana cherry strowberry
swear..”
Jenita :”tumben langsung connect! Biasanya sampai nunggu lebaran monyet juga
enggak nyambung-nyambung.”
Aisyah :”ya sudahlah.... kita tunggu aja.”
Bel berbunyi.............
Pak tokek :”selamat pagi anak-anak...”
Murid :”malam pak!!!”
Pak tokek :”dasar kalian ini, koplak semua! pagi dibilang malam.”
Pak tokek :”sudah sudah.itu maksud saya anak- anak. Masuk nak (menghadap ke
pintu)”
Sri :’hallo teman teman assalamualaikumm...”
Jenita :”heh akamso’! elo bicara apa barusan, ass apa kayak gua pernah dengar?”
Aisyah :”assalamualaikum jenita.”
Pak tokek :”ayo kemari perkenalkan diri mu nak.”
Sri :”nama saya Fransriska Cantika Dewi Saraswati Indah sekali menari – nari di
bumi pertiwi, kalian semua bisa memanggil saya SRI.”
Murid :”hahaha katro’ bingitz!!”
Mae :”i to the you banget sih...... katanya murid barunya cowok,ko ini malah
cewek aneh yang asalnya dari planet pluto yang wujudnya kayak buto ijo dan
tampilannya mirip akamso’...”
Sri :”Ha ha, keren ya teman-teman ku.ada pertanyaan lagi tidak?”
Sejak saat itu Bella berubah "to to the tall". Ia tak pernah lagi berbuat onar di
sekolah.ia jadi anak yang sangat pendiam dan berubah jadi rajin belajar.seluruh
teman-temannya begitu kaget.tak terkecuali kelat.
Bela :”lat, gua dah sadar semenjak ibu gua meninggal. gua merasa hidup gua
penuh dengan kesendirian, gua ingin punya banyak teman enggak cuma berteman
sama elu. gua sadar selama ini banyak melakukan dosa. dan gara-gara gua ibu gua
menderita dan meninggal.”
Jenita : “paling-paling juga besok sudah jadi preman lagi yang paling ganas
membahana badai halilintar menggelegar menggetarkan dunia akhirat..!! tapi yakin
gua enggak akan takut lagi ama lu berdua.”
Pita : “shit! Elo berdua mau berubah? Jangan bermimpi DONG. Gua enggak akan
percaya selamanya sama elo.”
Di tengah perdebatan itu datanglah sesosok bidadari yang masuk kedalam panci,
yang enggak sengaja kecuci dan terbakar diatas api.
Aisyah :” kalian ini bagaimana si, mereka berubah malah diperlakukan seperti ini,
seharusnya kita bersyukur mereka mau berubah.”
Jenita :” (mendorong pundak aisyah) eehh elo... jadi cewek enggak usah munafik
deh. Elo juga punya dendam kan sama mereka berdua. Munafik lo!”
Bela : “sudahlah Syah, enggak usah membela gua. Gua pantas diperlakukan seperti
ini, gua emang salah dan gua ingin minta maaf sama mereka, tapi terserah mereka
mau maafkan atau enggak.”
Jenita : “maafkan lo?? Jangan ngarep! Secuil maaf pun enggak akan gua kasih buat
elo!”
Pita :”benar tuh, gua juga enggak akan maafkan elo! Dosa elo tuh dah kayak
gunung kelud yang meletus karena kebelet kentut akibat dosa elo yang bertumpuk-
tumpuk.”
Suatu ketika, Bela dan Kelat bertekat menjadi siswa terbaik di kabupaten... dan
ketika genk sendal jepit tau, mereka tertawa terbahak-bahak.
Pita : “ditambah lagi gua yang belajar tiap hari dan les di beberapa LBB aja enggak
yakin bisa masuk 5 besar se-kabupaten.”
Jenita : “kita kan anak pejabat paling kaya dan paling berpengaruh di Asia Pasifik
sebelah laut Jawa itu aja enggak yakin jadi yang terbaik. Eeh, tapi emang kita yang
terbaik. Ya enggak girls??”
Pita : “so pasti dong..”
Kelat : “kita itu emang orang miskin tapi kesempatan bisa datang ke siapa pun.
Kita kan sama-sama makan nasi.”
Jenita :” oke.. Kita lihat aja nanti. Siapa yang menang? Elo atau gua!”
Bela : “oke kita liat aja nanti.”
Setelah mati-matian Bela dan Kelat mencari uang untuk membeli buku. Akhirnya
kesampaian juga mereka belajar dengan tekun setiap hari dan pada akhirnya
mereka menjadi siswa terbaaik se-kabupaten. Sedangkan Jenita dan Pita tidak lulus
UN lantaran terlalu sibuk dengan make-upnya
Aisyah :”selamat ya Bel, selamat juga ya Kel, kalian telah terpilih jadi siswa
terbaik kabupaten.”
Bela :”iya sama-sama ya Syah..”
Kelat : “iya syah. Kalau misalnya kita enggak punya teman kaya lo, mungkin kita
enggak bisa kayak sekarang ini.”
Sri : “oh iya, selamat ya buat kalian berdua. BTW tau enggak? Di sekolah kita ada
kabar duka.”
Kelat : “apa-an?? Ada yang meninggal???”
Mereka pun menghampiri SENDAL JEPIT di kelas yang sedang berduka cita.
Tiba-tiba perasaan benci Bela berubah menjadi simpati kepada mereka.
Kelat :” kita enggak punya maksud kayak begitu Jen. Kita mau menghibur kalian.
Kita minta maaf kalau kita salah, kita selalu memaksa kalian buat mencontoh
perbuatan buruk kita.”
Jenita :”kita sudah maafkan kalian kok, dari awal kita juga salah, selalu
menunjukan kesombongan di depan kalian. itu mungkin balasan dari Tuhan.
Ternyata semua manusia itu sama derajat nya di mata Tuhan.”
Bela :”iya Jen. Berarti sekarang “WE ARE FRIENDS FOREVER”.
Akhirnya mereka semua saling meminta maaf, dan tidak lagi bermusuhan. Semua
manusia di mata Tuhan sama, jadi kita sebagai makhluk-Nya tidak boleh
membeda-bedakan satu sama lain.
Kita juga tidak boleh membantah kepada orang tua dan harus menghargainya.
Serta seburuk-buruknya manusia pasti bisa menjadi lebih baik lagi dan berhak atas
kesempatan kedua.
----SELESAI---