Narator : “Pada suatu sore berkumpulah ibu-ibu komplek heboh menceritakan tentang gosip terbaru
yang mereka tahu”
*IbuRadit, Ibu Ester, Ibu Naomi danIbu Luna, berkumpul duduk lesehan di panggung*
I. Radit : “Eh ibu-ibu, tau ga berita yang lagi heboh di komplek kita ini ?”
I. Ester : “Yang tentang Jeng Oki ituya ?”
I. Radit : “Iya bener bu”
I. Naomi : “Berita apa bu? Saya belum tau”
I. Luna : “Saya baru pulang dari Singapore, ketinggalan berita nih”
I. Radit : “Itu loh Jeng Oki baru beli rumah sama mobil baru, rumah nya gede banget ibu-
ibu”
I. Luna : “Pinky swear kitty swear banana cherry strawberry swear ? seriusan bu ?”
I. Radit : “Alamak ga percaya dia, ya benarlah bu”
I. Ester : “Hebat ya, tapi aneh ga sih ibu-ibu, suaminya kan cuma karyawan bank kecil, terus Jeng Oki
kan Cuma diam di rumah, masa bisa secepat itu punya harta banyak”
I. Naomi : “Jangan-jangan suaminya ikutan cara pejabat-pejabat sekarang, itu lho yang koperasi”
I. Luna : “Korupsi bu, bukan koperasi”
I. Naomi : “Tadi kan saya bilang begitu bu”
I. Radit : “Eh tapi kita ga boleh sembarangan bu, siapa tau itu bener”
I. Ester : “Ssstttssttt, Jeng Oki jalan ke arah sini tuh”
Jeng Oki : “OMG Hellooww, rakjel duduknya emperan, ga kece keles, iyuuhh. Sebentar-sebentar saya
mau selfie eh groufie dulu, biar upload di facebook with rakjel, yuu ibu-ibu bikin gayanya
‘peace’. Oke nanti saya masukin facebook aah ”
I. Naomi : “Eh rakjel apa jeng ?”
Jeng Oki : “Rakjel itu rakyat jelata, iyuuhh”
I. Radit : “Baah sembarangan kau bilang kami rakyat jelata, jadi kau apa hah ?” (nada emosi)
Jeng Oki : “OMG Helloww, selooww aja keles ga usah sensi begityuu”
I. Luna : “Eh ibu ini ko ngomongnya sembarangan banget ya”
I. Radit : “Mau aku cakar orang ini bah” (emosi sambil berdiri)
Jeng Oki : “Eeh eehh jangan dekat-dekat” (menjauh/menghindar)
C. Nom : “Ya udah atuh bu, saya mau ngider lagi, takut keburu sore” (kemudian meninggalkan
panggung)
I.Naomi : “Liat ga tuh bu tadi si Radit ? Ibunya hina-hina anak orang eh anaknya malah lebih kacau”
I. Luna : “Iya bu, tadi tuh saya pengen ketawa, tapi saya tahan”
I. Ester : “Makanya kita jangan menghina orang seperti tadi, jadinya malu sendiri kan. Ya udah yu aah
pulang bu, udah mendung”
I. Luna : “Iya yu bu”
*Ibu-ibu meninggalkan panggung*
Narator : Nah lho penonton, padahalkan sebelumnya mereka kompak membicarakan orang lain, eh
ternyata Ibu Radit juga diam-diam dibicarakan di belakang lho. Inilah kehidupan, ketika kita
kompak membicarakan orang lain, maka kita juga akan dibicarakan saat kita tidak bersama
mereka. Hati-hati ya penonton
Beberapa Tahun kemudian ...
Narator : “Hoalaah ko malah jadi menyalahkan Tuhan ya penonton, seharusnya kita selalu ingat
dengan ayat alkitab yang mengatakan “Apa yang engkau tabur, maka itulah yang akan
engkau tuai”, kita di ingatkan lain kali jangan terlalu sibuk mengomentari kehidupan orang
lain, lebih baik kita sibuk memperbaiki kehidupan kita”
I.Pendeta : “Nah penonton, kita kembali di ingatkan, bahwa roda kehidupan masih berputar, jangan
tinggi hati saat kita berada di atas, dan jangan rendah diri saat kita berada di bawah, seperti
ada tertulis dalam Alkitab Pengkhotbah 3:1 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk
apapun di bawah langit ada waktunya”. Percayalah tidak ada usaha yang sia-sia. Tuhan
memberkati.”