Anda di halaman 1dari 16

Liturgi I “penciptaan”

Prolog: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama


dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan
oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala
yang telah dijadikan. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab
hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur.

Kejadian 1: 1-2 Kejadian 1: 9-10


Kejadian 1 : 3-4 Kejadian 2 : 7
Kejadian 1 : 5-6 Mazmur 8 : 4
Kejadian 1: 7-8

Liturgi II
Prolog: Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan
Allah oleh karena melakukan Hukum Taurat, karena justru oleh
Hukum Taurat orang mengenal dosa.

Kejadian 6 : 5 Mazmur 51 : 3-4


Kejadian 6 : 6 Mazmur 51 :4-5
Kejadian 6 : 7 Mazmur 51 :5-6
Kejadian 7 : 18-19 Roma 3 : 11-12

Liturgi III (Menerima Firman/Hukum Tuhan)


Prolog: Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah, oleh karena itu Allah telah memberikan Firmannya
kepada semua orang, agar tetap berjalan menurut firmannya. Dan
Allah telah memberikan kasih karunianya, supaya semua orang
selamat.

Keluaran 20: 1 Mazmur 62 : 12-13


Keluaran 20: 2 Mazmur 103 : 8-9
Keluaran 20: 3 Mazmur 103 : 10-11
Keluaran 20: 4 Mazmur 103 : 12-13
Liturgi IV (Nubuat Kelahiran Tuhan Yesus)
Prolog:
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara
kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang
yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.

Yesaya 11 : 1-2 Roma 1 : 3


Matius 2 : 23 Yesaya 7 : 14
Mazmur 2 : 7 Matius 1 : 22-23
Matius 3 : 16-17 Zakaria 9 : 9

Liturgi v (Kelahiran Tuhan Yesus)


Prolog :
Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang
kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai
seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Lukas 2 : 10-11 Matius 1 : 21


Lukas 2 : 12-13 Matius 1 : 22-23
Lukas 2 : 14-15 Matius 2 : 1
Lukas 2 : 16-17 Matius 2 : 11

Liturgi (Kasih Karunia Allah)


Prolog: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah

Lukas 2 : 10-11 Matius 1 : 21


Lukas 2 : 12-13 Matius 1 : 22-23
Lukas 2 : 14-15 Matius 2 : 1
Lukas 2 : 16-17 Matius 2 : 11

LITURGI RAGAM PROFESI


Prolog : Akibat dosa, hati manusia selalu dikuasai iblis, manusia
bersifat egois, mementingkan diri sendiri dan selalu mengutamakan
keistimewaan dirinya, marilah kita dengarkan liturgi ragam profesi.

· PETANI
Saya seorang petani,
Saya memang selalu bekerja dari pagi hingga sore, tidak mengenal
lelah, dengan mencangkul, mengolah lahan, supaya ada bahan
makanan. Tanpa saya, mana mungkin kalian semua bisa makan nasi
dan sayur-sayuran dimanapun kalian baerada. Jadi akulah yang paling
benar.

· NELAYAN
Ehhh….. bodoh kamu petani, akulah yang benar. Sebab, kalau saya
tidak menangkap ikan mana, makanan yang kamu makan tidak ada
rasanya, ikanlah yang membuat makan menjadi enak. Jadi sayalah
yang paling benar.

· PEDAGANG
(sayur.. sayur..) Heii…. Kamu petani dan nelayan, jangan terlalu
menyombongkan diri, saya yang paling benar. Jika saya tidak
berdagang mana mungkin kalian bisa makan nasi, ikan, sayur-sayuran
dan semua. Jadi sayalah yang paling benar. Bener gak temen
temen????

· GURU
Eh… pedagang, sayalah yang paling benar kalau saya tidak
mengajari kalian, semua akan menjadi buta huruf aku yang akan
memberi ilmu pengetahuan kepada kalian semua. Jadi saya dong yang
paling benar..

· PELAJAR
Hei… guru, jangan merasa bangga atau berjasa, tanpa aku kamu tidak
berbakti, aku yang membayar kamu, sebab tanpa aku kamu tidak
dapat membiayai hidupmu.Jadi sayalah yang paling benar.

· PENGUSAHA
Memang semua itu benar, tapi yang paling benar adalah aku dari
mana pelajar mendapat semua buku dan barang-barang kebutuhan
lainnya .Jadi akulah yang paling benar.

· ARSITEK
Jangan terlalu sombong kamu pengusaha, tanpa seorang arsitek
bangunan-bangunan yang kamu tempati tidak akan ada dan juga
rumah mewah. Jadi sayalah yang paling benar.

· DOKTER
Sayalah yang paling benar, untuk apa kalian hidup kalau tidak
sehat ??kalau kalian sakit-sakitan sayalah yang mengobati. Maka
hormatilah saya sebagai dokter, walaupun kalian orang orang sukses
tetap saya yang paling penting.

· POLISI
Heii… kamu jangansombong dulu, saya yang benar. Tanpa saya tidak
ada orang untuk memberantas kejahatan, sehingga pencuri takut
kepada saya, sekali saya tembak tentu akan mati. Kalau saya tidak
ada ,Negara tidak aman.Nah, sayalah yang paling berjasa.

· TENTARA
Ya… Ya… polisi itu memang perlu, tapi keamanan Negara apa bisa
kamu jaga?? Tentaralah yang dapat menjaganya, karena aku mampu
mempetaruhkan nyawaku demi bangsa dan Negara.Jadi akulah
seorang pelindung Negara. Akulah yang paling penting .
Ha…Ha…Ha…

· ARTIS
(Bernyanyi). Bodoh kamu semua karna akulah yang paling benar,
pekerjaanku menghibur orang. Disaat kalian bosan, akulah yang selalu
menhibur kalian. Akulah yang membuat hari hari kalian lebih
bersemangat. Jadi saya lah yang paling pantas di benarkan.

· SUPIR
Pelawan… Singkut….. pelawan ….. singkut… jauh dekat 5000,
supirlah yang paling penting dan berjasa, sebab jika saya tidak ada
kalian semua tidak bisa pergi kemana-mana. Jadi jangan sombong
kalian,,,,,,,,,,,,

· PENDETA
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus mari
sejenak kita renungkan mengapa kita ada didunia ini. Kalaupun kita
memiliki ragam profesi yang berbeda itu semua berkat dari
Tuhan.Ingatlah saudaraku bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang
paling tinggi. Tuhan memberikan kita berbagai ragam profesi dalam
kehidupankita hanyalah untuk kemuliaan dia. Karena itu hendaklah
kita merendahkan diri dihadapannya agar kita ditinggikan Tuhan
seperti yang tertulis dalam firman Tuhan dalam nats alkitab Yakobus
4:10 : Rendahkanlah dirimu dihadapannya maka dia akan
meninggikanmu dan dalam Amsal 3:5-7 : Percayalah kepada Tuhan
segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu,
akulah dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu,
takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan dan damai sejahtera bagi
kita semua. Amin.
LITURGI RAGAM BAHASA

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia


telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.”

1. Bahasa Aceh
“Sabab po teu Allah lumpah that geugaséh keu manusia lam donya
nyoe, nyang kheueh Gobnyan geubri Aneuëk Gobnyan nyang tunggai,
mangat tieb-tieb ureuëng nyang meuiman ubak Gobnyan hana binasa,
teuma meuteumé udeb seujati dan keukai.”

2. Bahasa Karo
“Sabap bege pengkelengi Dibata doni enda, maka ibereikenna Anakna
si tonggal, gelah ola bene ise pe si tek ibas ia, tapi dat kegeluhen si rasa
lalap.”

3. Bahasa Pakpak
“Ai bagèen ngo ngkelleng atè Dèbata midah dunia èn, Iberrèken ngo
AnakNa sada-sada i, asa ulang mago gennep sipercaya bai Anak idi,
tapi asa kenggelluhen siamman sumendah bana.”

4. Bahasa Simalungun
“Ai sonon do holong ni uhur ni Naibata bani dunia on, pala do Anakni
na sasada in iberehon, ase ulang magou ganup na porsaya Bani, tapi
ase hagoluhan na sadokah ni dokahni bani.”

5. Bahasa Toba
“Ai songon on do holong ni roha ni Debata di portibi on, pola do
AnakNa na sasada i dilehon, asa unang mago ganup angka na porsea di
Ibana, asa hangoluan na salelenglelengna di ibana.”

6. Bahasa Angkola
“Angke songon i ma holong ni roha ni Debata di portibi on jabat
dilehen Ia AnakNia na sasada i anso sude halak na porsaya tu Sia nada
mago, tapi maruli di ngolu na manongtong.”

7. Bahasa Nias
“Si manõ sa wa'omasi Lawalangi nõsi guli danõ, no ibe'e Nononia
andrõ, si ha sambua, ena'õ lo tekiko dozi samati chõnia, ena'õ so chõra
wa'auri si lõ aetu.”

8. Bahasa Minangkabau
“Karano baitu gadang kasiah Allah pado dunia-ko, sahinggo Tuhan
Allah mangaruniakan AnakNya nan tungga itu, supayo satiok urang
nan picayo kapadoNyo indak binaso, malainkan baroleh iduik nan
kaka.”

9. Bahasa Palembang
“Kerno besak nian kasih-Nyo pado dunio, laju dienjukke-Nyo budak
lanang sikok-sikok-Nyo, sehinggo siapo baé yang pecayo pada-Nyo
indak binaso,tapi idup sepanjangan.”

10. Bahasa Mentawai


“Kisé te bulat kopet katet bagania Taikamanua ka taikapolak, pat
akénangan Togania sisasara, bulé tá ilangó sia sangamberi simatonem
baga ka tubunia, tápoi raiikep’aké lé purimanuaiat sipulelelek samba
sitaitatatá.”

11. Bahasa Serawai (Bengkulu)


“Karnau Allah sayang nian ngan deniauni, mangku Diau la
ngenjuakka Ana'Au diau gi sughang itula, supayau bilang jemau diau
percayau ngan Diau nidau benasau, tapitu bulia idup empai
selelamaunyau.”

12. Bahasa Sunda


“Karana kacida mikaasihna Allah ka alam dunya, nepi ka masihkeun
Putra tunggal-Na, supaya sakur anu percaya ka Anjeunna ulah binasa,
tapi meunang hirup langgeng.”

13. Bahasa Jawa


“Awitdene Gusti Allah anggone ngasihi marang jagad iku nganti
masrahake Kang Putra ontang-anting, supaya saben wong kang
pracaya marang Panjenengane aja nganti nemu karusakan, nanging
nduwenana urip langgeng.”

14. Bahasa Madura


“Karana bariya kataresna´anna Allah ka alam dunnya, kangse
marengngagi Pottrana se settong, sopaja sepat oreng se parcaja ka
Salerana ta´ nemmowa calaka, tape andi´a odi´ se langgeng.”

15. Bahasa Bali


"Santukan kadi asapunika ageng sih pasuecan Ida Sang Hyang Widi
Wasa marep ring jagate, jantos Ida maicayang Putran Idane sane
tunggal, mangda asing-asing anak sane pracaya ring Ida, sampunang
katiben pati, nanging molih urip langgeng.”

16. Bahasa Sasak (Lombok)


“Sẽngaq belẽq gati kasih Allah tipaq manusie lẽq dunie niki, jangke Ie
ngicanin Bije-Ne saq nunggal, adẽq sebilang dengan saq percaye lẽq Ie
ndẽqne binase, laguq mauq idup sejati dait kekel.”

17. Bahasa Dayak


“Amai Allah Taala rindu ong, nug ka-i ngyen anak tamu-i, sa asi bait
asi adi sabah duh manyap, pak dapud udip ruro.”

18. Bahasa Ngayu


“Karana kalote kapaham Hatalla jari sinta kalunen, sampai ie jari
manenga Anake ije tonggal, mangat gagenep oloh, ijo percaya buang ie,
dia binasa, tapi mandino pambelom ije katatahi.”

19. Bahasa Iban


“Allah Taala rindu ka mensia, datai ka iya mri Anak tunggal iya,
ngambi ka samoa orang ti arap ka iya enda lalu mati, utang bulih idup
meruan.”

20. Bahasa Ot Danum


“Kotului Pohotala kodorih ngasih ulun ang kolunon tuh, nyiring Io
nonga Anak-Oh ijo tukan, mangat nyino-nyinong ulun ijo porocaya
umba Io eam binasa, molehkan norima pombolum sojahti tutang
kototahiu.”

21. Bahasa Maanyan


“Daya kalayiru Alatalla sinta ma murunsia hang dunia yena, hampe
hanye ngami anakni sa tungkan, nampan katuluh ulun sa parisaya ma
hanye puang binasa, malengkan kaiyuh pamelum sa sajati palus ma
kalalawah.”

22. Bahasa Makassar


“Nasaba’ lanri Nakamaseang duduna Allata’ala rupataua ri lino,
sa’genna Napassareammo Ana’ sitau-tauNa, sollanna inai-nai tappa’ ri
Ia tena nalapanra’, passangalinna lanagappai katallassang sitojennaya
siagang mannannunganga.”

23. Bahasa Bugis


“Nasaba makkumani Allataala namaseinna rupa tauwé ri linoéwé,
angkanna Nabbéréyangngi Ana’ Tungke’na, kuwammengngi na
tungke’ tau iya matepperiyéngngi dé’ nabinasa sangadinna
lolongengngi atuwong tongengngé sibawa mannennungengngé.”

24. Bahasa Duri


“Liwa' napakamoja' Puang Allataala to tolino. Iamo joo nasuai to
Anak tungga'-Na mpangben sunga'-Na naputuoi tolino. Na ia to
tomatappa' lako, te'da nalamasolang, apa la nnampa' katuoan melo
te'da cappa'na.”

25. Bahasa Uma


“Hewa toi-mi Alata'ala mpoka'ahi' hawe'ea tauna hi dunia', alaa-na
napewai' Ana' -na to Hadudua, bona hema-hema to mepangala' hi Ana'
-na toe, uma-ra mporata huku', tapi' mporata-ra katuwua' to lompe'
duu' kahae-hae-na.”
26. Bahasa Toraja
“Belanna tenmoto tu Puang Matua ungkamasei tu issinna te lino,
naurunganni umpa'kamaseanni tu Anak tungga'Na, kumua anna
minda-minda umpatonganNi tae' nala sanggang, sangadinna
ungkabu'tui katuoan sae lakona.”

27. Bahasa Banggai


“Mian bisa namama asikanano kobanggapi nai dunia nia, tobikon yana
beekene kona na Pau mo meeng sulano doi inde-indee komiano
komaangga doi yana aki nasilaka, bai malaat tuboan mobisa tukon
posidutukon.”

28. Bahasa Mori


“Nde kanandiomo Dopehohawao Oee Ala wawontolino andio, ka
Doweeakono Anado anu asa-asa, kasi dontetadi luwudo mia, anu
mpe´ala-ala Ira, tendeano ka domehaweo tuwua, anu nahina
tampulaano.”

29. Bahasa Napu


“Anti kamahilena ahina Pue Ala i ope-ope tauna i dunia, ido hai
Nakirami AnaNa au HaduduaNa, bona hema pea au mepoinalai Iria,
bara rahuku, agayana molambi katuwo maroa au bara mokahopoa.”

30. Bahasa Ledo


“Apa Alatala mpuu-mpuu nompotove manusia sampe nidekeiNa
AnaNa saito-itoNa, ala isema-sema momparasaya AnaNa ledo
rapopogaa lako nte Alatala tapi manggava katuvua mabelo sampe ri
kasae-saena.”

31. Bahasa Pamona


“Maka ewase'i kabangke ntowe ndaya mPue Ala ri tolino ri lino se'i,
painaka Sira mawai Ana-A anu samba'a-mba'a, da naka wa'a ntau anu
maaya Sira bare'e da magero, paikanya da marata katuwu anu monco
pai bare'e da re'e kapusanya.”

32. Bahasa Gorontalo


“Sababu Allahu Taa̒ala odito momonu mai manusia todunia botie,
tilinggula Allahu Taa̒ala longohi mai Wala-I̒o tatuwa-tuwaulo, alihu
timii̒du taa palacaya o-Lio diila binasa, bo moo̒tapu tutumulo ututuulio
tutu wau ohiheo-hiheolo mao̒.”
33. Bahasa Mongondow
“Si nanion in tabi Allah kon dunia naa, sampe pinopotaba'a nāē ko i
Adi'nya tulong, simba' ki ine, inta mopirsaya ko inia, dia' mobodito,
tonga'-bi' mokodungkul kong kobobiag mononoi.”

34. Bahasa Sangir


“Ualingu Mawu Ruata kereneeng kakendage su ralohon dunia e, hakiu
i Sie nenarakangu Ahus'E mang sembau tadeau apan taumata ku
mangimang si Sie tawe mawinasa, kaiso kawe makahombang
pebawiahe kakale.”

35. Bahasa Talaud


“Ana waugu Mawu Ruata aroddi arangngune su taumata n runia indi,
na'oma n sara Itou nanantillu Anang-Nge tinggassa, tadea'u suapa n
taumata apan mangngimanna Sitou tawe mate, ewe'e maasomba
wiakka tutune wurru saran malannu-lannu.”

36. Bahasa Siau


“Ualingu kéré'é Mawu Ruata kumendagé'u taumata su dunia ii, hakiu i
Sié nangonggo u Ahusé-é mang simbau, tadéau apang taumata ko
mangimang si Sié ta mawinasa, kaiso makahombang pubawiahé
kahengang dang kekal.”

37. Bahasa Tobelo


“Karana ma Jou Madutu hoko genanga wa dora o nyawa o duniaka
nenanga, hi adono unanga wo hi doaka ai Ngohaka wo ma
tengo-tengoka, hupaya moi-moi o nyawa i wi ngaku unangika yo
binaha ua, ma' ya make o wo wango ma dutu de' i kakali.”

38. Bahasa Tabaru


“La kakogeena-de Ma Djooungu-Madutu o njawa Wokisibosono ifoloi
ikudai, siadono Awi Ngowaka Womatengoka Wokikulakau, la nagoona
Wingaku-ngaku, uwa joisanga ma, asa jowango-wango siado-adonika!”

39. Bahasa Timor


“Fun Usif Neno nek pah pinan onnane talan te In anfe In An mone fua
mese, he nati ale sekau le nekan nateb neo In, kais namle´u, mes napeni
honis nabal-bal.”
40. Bahasa Rote
“Hu ka nde Manetualain sue-lai hataholi daebafa ka, de Ana fe Ana
Mane Kisa na mai, fo ba'eneu see fo namahele neun soona, ana ta mate
fa, te ana hapu so'da matetu ka, ma manaketu basa ta ka.”

41. Bahasa Dawan


“Fun Uisneno nek pah pinan onane, talan te In anfe In Anmone mes tilo,
he nati' ale atoni le anpalsai neu In, kais namle'u, mes napeni honis
nabal-bal.”

42. Bahasa Sabu


“Rowi do mina harre ke ne hajha nga ddhei Deo nga ddau raiwawa pa
raiwawa do nadhe, hakku tade wie ne Ana No do Mone Miha ne, mita
ie nadu we ne do parahajha pa No, dho ke do ta nara lua apa nga
kerewe, tapulara nara muri mada do petu nga do peloro ne.”

43. Bahasa Weyewa


“Niawe nia ka ngga'i ka limi-wumi bai tambaja-wumi: O Amama ane
ena zorongga dana, ngga'i kaa pa-matua-kiwe ngaramu.”

44. Bahasa Ngalum


“Allah Ea bakon bakon yumkae pukon dit paep eede. Kauma pukon
Ekel Miiki yon mumki eende. Kamaki E pukon kal heen lipme
aoknedeekia ea dito dito e-denoknede puo, ea dito balinon min
depoknede.”

45. Bahasa Sougb


“Anai Allah medoc gororougb lusud se cinogo gin augwan. Dangga
hang, en emeic en Meisi dan dag mogud dou len toua. Dauntoba gareg
en medoc ebdebin an dan, kaba, en emomom deitero. Doba Allah eic
maireseb menau geb huhugb dou en namcir.”

46. Bahasa Sima


“Bara Ruma Hatalla ndede meci ra ca'una manusia ¯di dunia ake,
nda¯dina Sia mbeina Ana-Na ma kese weki, loaku¯du sanikina dou ma
imbi ¯di Sia wati iha lelina, malaisi ¯dimaraka mori masapodakaina ro
ma'ederahi¯di.”

47. Bahasa Tabaru


“La kakogeena-de Ma Djooungu-Madutu o njawa Wokisibosono ifoloi
ikudai, siadono Awi Ngowaka Womatengoka Wokikulakau, la nagoona
Wingaku-ngaku, uwa joisanga ma, asa jowango-wango siado-adonika”

48. Bahasa Biak


“Iririja Allah i swaar kawassa, I waan rumgun mandos biëda, imbajo
osso osso i kiaar i, nerri i ro ba, bapé nerri i sma kénem fiorro fiorro.”

49. Bahasa Namau


“Uku Eloi pani va´au umu-awkanave kapoi, Una naumuki Mere U
awkunave, a´a kavakava ane u pirimaroakona u imunavaia, a opai
rokoa u miane-iai.”

50. Bahasa Dani


“Ai Ala nen yt aakvmy abok ynabuwa lombok mbareegerak me, kit
kiniki noba panggombvnuk, abet nombakwy kiinok, lek eerogo
pinagarak lek mondok-mondok kineenik logobagip ndvk, at apvt
ambolom ndarak an aret nappani wagagerak.”

51. Bahasa Yali


“Allahn ap kinangmon Indi isaruk lit Amloho we misig eneg angge
famen og isibag. Amloho fam wenggel harukon longgo uk fug angge
Allah men mondabi onoluk welamuhup.”

52. Bahasa Nduga


“Mbal Pem Nagawan-nen ki nap pidsa nenabuwa nggulok juruk, at
Ambara misiget nderak wok nendamu-o; Inndi at ebem angin tubu
juwa nab-e lak jigit lag-et, are, pem-et unlug-et woralik nalik irit tena
wolma-o.”

53. Bahasa Wandamen


“So tapèna Alla sane pai kawÀsa: diòne so siat niè Aantum, abo siat
wura, sensane tiaar 1, sennei ba, bape sennè pena tenampai me nauba.”

54. Hmanggona
"Al Imik Neyung adya nimi soko nim ek, hyak wana' ulusuukanya, alja
me hyak hnonok bok, nimi soko nim amba bokol yeilisuk. Nimi nidya'
hnonok-hnonok alak dib senewoka dobnamak dara,
somoganggunumak bok, embenga' una' diba' dorowanamak aboka,
alja me bokol yeilisuk.”

Anda mungkin juga menyukai