Penciptaan yang dilakukan Allah adalah sungguh luar biasa. Ia menjadikan dari yang tidak ada menjadi
ada. Itu semua berawal dari Firman yang abadi. Bagaimanakan proses penciptaan yang dilakukan oleh
Allah?
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang paling berharga yang diciptakan oleh Allah. Allah
menjadikan manusia menurut gambar dan rupaNya. Ia menjadikan manusia agar dapat menguasai bumi
dan segala sesuatunya. Marilah kita dengarkan penuturan Alkitab tentang penciptaan manusia.
Manusia tidak puas dengan apa yang ada padanya. Perintah Allah untuk tidak memakan buah ditengah-
tengah taman ternyata telah dilanggar, hal ini membuat manusia jauh dari hadapan Allah.
Bagaimanakah peristiwa itu bisa terjadi?
Perbuatan dosa yang mengakibatkan manusia jauh serta diusir dari taman Eden, ternyata tidak
membuat manusia bertobat. Peristiwa keberlangsungan manusia dalam kehidupannya di bumi ini juga
tidak terlepas dari dosa. Bagaimana pandangan Allah tentang dosa manusia yang semakin merajalela?
Allah tidak mampu melihat manusia terus hidup di dalam dosa. Berasal dari hatiNya, Ia tergerak oleh
belas kasihan yang dalam kepada manusia. Allah ingin menusia hidup dan beroleh keselamatan.
Bagaimanakah janji Allah itu terhadap manusia?
Janji keselamatan yang Allah telah berikan, kini disempurnakan. Bumi yang masih di diami oleh
kegelapan segera melihat terang. Siapakah Raja Keselamatan yang dijanjikan oleh Allah itu? Marilah kita
mendengarkan penuturan Alkitab.
Allah telah mengenapkan janjiNya. Seorang Raja yang akan memerintah telah lahir. pemerintahanNya
tidak akan pernah berkesudahan. Mari kita lantunkan kembali nyanyian para Malaikat beserta para bala
tentara surga yang menyatakan kemuliaan Allah.
Naskah Drama Natal Anak: "Mencari Karung Santa"
Oleh: Purnawan Kristanto
Sinopsis:
Drama ini bersifat interaktif. Penonton akan dilibatkan untuk melakukan aktivitas tertentu. Misalnya
menempelkan gambar pada tempat yang cocok, menyanyi bersama, menghitung bersama dll.
Menjelang bulan Desember, Bu Santa Claus menyiapkan hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak di
seluruh dunia. Pak Santa sedang tidak ada di rumah karena sedang memperbaiki kereta saljunya. Bu
Santa memasukkan semua hadiahnya ke dalam karung.
Sementara itu di sebuah pegunungan, tidak jauh dari rumah Santa Claus, hiduplah lima raksasa.
Kelima raksasa itu bernama Raksasa Egois, Raksasa Iri Hati, Raksasa Kebencian, Raksasa Kemarahan
dan Raksasa Pemberontak. Mereka sedang mengadakan rapat. Semua raksasa tidak senang pada
pekerjaan Santa karena membuat anak-anak di seluruh dunia berkelakuan baik. Akibatnya, mereka
tidak dapat menggoda anak-anak supaya berbuat jahat. Dalam rapat itu diputuskan akan mencuri
karung hadiah Santa Claus.
Bu Santa pun harus mencari karung itu. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Dora, Diego dan Bud.
Santa menceritakan masalah yang dia hadapi. Mereka bergabung dengan perjalanan Bu Santa.
Dalam perjalanan itu mereka menemui berbagai hambatan dari Kelima Raksasa. Supaya
mendapatkan karung tersebut, Bu Santa dan kawan-kawan harus bisa melewati semua tantangan.
Untuk itu mereka harus meminta tolong penonton.
Berkat kekompakan dan kerjasama akhirnya bu Santa berhasil menemukan kembali karungnya yang
hilang. Dia segera membagi-bagikan isi karung kepada penonton.
Tokoh-tokoh:
1. Bu Santa
2. Dora
3. Bud
4. Diego
5. Raksasa Egois
6. Raksasa Iri Hati
7. Raksasa Kebencian
8. Raksasa Kemarahan
9. Raksasa Pemberontak
10. Pencerita
Alat:
- Pakaian Bu Santa
- Karung Santa Klaus
- Mainan untuk dibagikan
- Boneka Monyet
- Kostum Dora
- Kostum Diego
- Kertas Plano untuk Peta
- Spidol besar
Pencerita:
Adik-adik, siapa yang mengenal Santa Klaus? Wah, rupanya banyak yang mengenalnya. Kalau kalian
mengenal, coba buktikan seperti apa Santa Klaus itu? Siapa yang tahu ciri-cirinya? Badannya kurus
atau gendut? Di wajahnya ada apanya? (janggut. Warna putih). Apa warna pakaiannya? (Merah).
Kalau tertawa bunyinya sangat khas. Siapa yang bisa menirukan kalau Santa Klaus tertawa?
(Ho...ho...ho). Santa punya karung besar. Isinya apa? (Mainan). Mainan itu diberikan kepada anak-
anak yang selama setahun berperilaku baik. Jika anak itu rajin belajar, tidak membandel, suka
menolong temannya, tidak pernah bertengkar dan sebagainya, maka Santa Klaus akan memberikan
hadiah kepadanya.
Konon menurut dongeng, Santa Klaus ini muncul pada malam Natal. Dia mengendarai kereta salju,
yang ditarik oleh rusa-rusa kutub. Keretanya itu dihiasi dengan lonceng-lonceng kecil atau
kerincingan. Kalau berjalan, kerincingan itu berbunyi. Bagaimana bunyinya? Ketika kereta Santa
sampai di depan rumah yang ada anak-anak di dalamnya, Santa menghentikan keretanya. Dia lalu
membuka karungnya, mengambil hadiah di dalamnya, lalu diam-diam meletakkan hadiah itu di dalam
rumah anak itu. Esok paginya, ketika anak-anak bangun pagi dan siap-siap pergi ke gereja, mereka
mendapati ada hadiah di rumahnya. Mereka membuka hadiah itu dengan hati yang gembira. Pada hari
Natal itu, anak-anak pergi ke gereja dengan hati yang riang gembira. Semua orang merasakan
kegembiraan hari Natal.
Tapi.....oh...ternyata tidak semua orang bergembira. Lihat siapa tuh yang ada di sana! [Raksasa Iri
Hati masuk panggung] Lihatlah wajahnya yang cemberut. Dia terlihat kesal sekali. Dia kelihatan
sedang merasa marah. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang membuatnya marah? Kita tanya
padanya, yuk!
Hei, siapakah Mas/Mbak ini? Apakah saya boleh tahu nama Mas/Mbak?
Pencerita:
Demikianlah, kelima raksasa itu akan melaksanakan rencananya untuk mencuri Karung Santa Klaus.
Sekarang mari kita lihat rumah pak Santa Klaus. Di rumah itu, pak Santa sudah menyiapkan hadiah-
hadiah untuk anak-anak sedunia. Tapi dia harus memperbaiki kereta saljunya. Tahun lalu, kereta itu
rusak karena tergelincir dan menabrak pohon. Pak Santatidak bisa memperbaikinya sendiri. Dia harus
membawa kereta itu ke bengkel. Karena itu, dia minta tolong isterinya, yaitu bu Santa, untuk
memasukkan hadiah-hadiah ke dalam karung. Lihatlah bu Santa sedang memasukkan hadiah ke
dalam Karung.
[Bu Santa masuk, sambil membawa Karung Santa. Dia memasukkan beberapa buah hadiah ke dalam
Karung]
40. Bu Santa : [menyapa penonton] Halo, teman-teman, apa kabar. Apakah ada yang
sudah kenal dengan aku. Kalau pakai pakaian seperti ini, kira-kira
namaku siapa, hayo? Ya, benar. . . . namaku bu Santa. Lho, apa
hubungannya dengan Santa Klaus? Aku adalah isterinya pak Santa
Klaus. Maka orang-orang memanggilku bu Santa.
Sebentar lagi Natal akan tiba. Itu artinya pak Santa Klaus harus
bertugas lagi. Dia harus membagikan hadiah-hadiah kepada anak-
anak di seluruh dunia. Tapi, pak Santa sedang kerepotan nih.
Keretanya rusak. Pak Santa harus membawa kereta itu ke bengkel
untuk diperbaiki. Itu sebabnya, pak Santa meminta tolong bu Santa
untuk memasukkan hadiah-hadiah ini ke dalam karung.
Aku sih senang-senang saja melakukan ini. Aku membayangkan anak-
anak akan tersenyum bahagia karena mendapat hadiah dari pak Santa.
Ada anak yang berteriak kegirangan, 'Asyik, aku mendapat buku
gambar baru. Aku jadi bisa menggambar pesawat, mobil dan kapal.'
Kemudian anak yang lain juga berseru dengan gembira, 'Hore....aku
mendapat tas baru. Tasku yang lama sudah bolong. Aku sekarang tidak
kuatir buku-bukuku akan jatuh.' Terus ada anak yang melompat-
lompat senang, 'Puji Tuhan, aku mendapat sepatu baru. Sepatuku yang
lama sudah rusak. Sekarang aku bisa berolahraga lagi.'
Duh senangnya, membayangkan wajah anak-anak yang kegirangan.
Tapi ngomong-ngomong, aku sekarang merasa lelah. Aku merasa
mengantuk sekali [menguap]. Pak Santa pulangnya masih lama nggak
ya? Aku sudah pingin tidur, nih. Rasanya ngantuk banget. Aku mau
tidur sebentar aja deh. Karungnya aku simpan di sini saja. Nanti pak
pak Santa pulang, aku pasti sudah bangun tidur.
[Bu Santa tidur lelap sekali. Kelima raksasa masuk dengan mengendap-endap. Bu Santa tidak tahu
kalau ada pencuri masuk rumahnya. Setelah mencari kesana-kemari, kelima raksasa itu berhasil
menemukan Karung hadiah Santa. Mereka segera melarikan Karung itu. Tapi ada salah satu Raksasa
Iri Hati tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangannya]
41. Bu Santa : [Tiba-tiba terbangun dengan kaget] Aku tadi bermimpi buruk sekali. Apa
yang akan terjadi ya? Apakah pak Santa mendapatkan masalah?
Semoga saja dia tidak apa-apa. Pak Santa sebentar lagi pulang.
Sebaiknya aku simpan dulu Karung hadiah itu, lalu aku siapkan teh
hangat untuk pak Santa. Tapi, lho dimana Karung hadiah itu, ya?
Perasaan aku tadi meletakkannya di sini. Tapi sekarang kok tidak ada,
ya? Aduh, bagaimana nih, kalau karung itu tidak ditemukan? Bisa-bisa
pak Santa tidak bisa membagikan hadiah pada malam Natal itu. Wah
gawat, dimana nih Karung itu! [mencari-cari dengan kebingungan. Tiba-
tiba dia menemukan selembar sapu tangan yang terjatuh] Lho, apa ini?
Sepertinya, saputangan ini bukan milkku. Juga bukan kepunyaan pak
Santa. Punya siapa, ya? [meneliti saputangan. Menemukan inisial nama
di pojok saputangan] Oh di sini tertulis nama pemiliknya: "Raksasa Iri
Hati". Berarti sapu tangan ini milik "Raksasa Iri Hati." Tapi kenapa ada di
sini? Siapa yang membawanya ke sini? Kalau begitu, aku akan
mengembalikan sapu tangan ini ke Raksasa Iri Hati. Sekalian saja
bertanya kepadanya, apakah dia tahu dimana Karung itu berada. [Bu
Santa pergi mencari Karung]
Pencerita:
Aduh, kasihan bu Santa. Dia kehilangan Karung hadiah itu. Padahal karung itu berisi hadiah-hadiah.
Bagaimana, nih. Ya, terpaksa deh, bu Santa mencari karung itu. Padahal dia tidak tahu dimana
karung itu berada. Satu-satunya petunjuk yang dia miliki adalah sapu tangan yang tertinggal. Moga-
moga saja, bu Santa dapat menemukan karung itu.
[Kelima raksasa masuk panggung sambil membawa karung. Mereka tampak gembira karena berhasil
mencuru karung Santa]
42. R. Kemarahan : Berhasil, berhasil, berhasil. Kita berhasil mencuri Karung Santa.
43. R. Iri Hati : Ya, itu berkat idemua yang jenius. Kita tadi mengendap-endap
masuk ke dalam rumah Santa Klaus.
44. R. Egois : Kebetulan yang ada di rumah hanya ada bu Santa.
45. R. Pemberontak : Kebetulan juga, bu Santa sedang tertindur nyenyak sekali.
Sepertinya, dia capek banget setelah bekerja keras.
46. R. Kebencian : Kebetulan juga, bu Santa lupa mengunci pintu rumahnya, sehingga
kita bisa masuk ke dalam rumahnya.
47. R.Kemarahan : Kebetulan juga, Karung ini tidak disimpan di tempat yang tidak kita
tahu. Jadi kita bisa langsung mengambilnya hi . . .hi . . .hi
48. R. Pemberontak : Sekarang kantong itu ada di sini. Bayangkan, betapa kagetnya Pak
Santa dan bu Santa ketika tahu bahwa Karungs sudah hilang.
49. R. Iri Hati : Bayangkan juga wajah anak-anak di seluruh dunia yang kecewa
karena Natal tahun ini tidak mendapat hadiah dari Santa. Mereka
akan kecewa sekali.
50. R. Egois : Dan kita akan mudah mempengaruhi mereka untuk berkelakuan
jahat.
51. R. Kemarahan : Oke . . . kita boleh senang karena berhasil mencuri Karung Santa,
tapi kita tidak boleh enak-enakan. Bu Santa pasti akan mencari
karung ini. Karena itu, kita harus menjaga karung ini supaya tidak
diambil lagi.
52. R. Pemberontak : Setuju. Kita harus menjaganya secara bergiliran. Hei, Raksasa Iri
Hati, mau nggak kalau kamu yang mendapat giliran pertama?
53. R. Iri Hati : Aku mau.
54. R. Pemberontak : Oke. Kalau begitu, ayo kita bawa karung ini ke dalam gua kita.
Pencerita:
Lihatlah, karung itu disembunyikan para raksasa! Mereka terlihat senang karena berhasil mengganggu
pekerjaan pak Santa dan bu Santa. Kira-kira, apakah bu Santa bisa menemukan karung itu, nggak
ya? Yuk kita lihat bu Santa! [Dora, Diego dan Bud masuk]
Eh, siapa tuh yang ada di sana? Kelihatannya kita sudah pernah lihat mereka. Tapi dimana ya?
Kenalan dengan mereka, yuk! Halo, [menyapa Dora, Diego dan Bud]. . . kayaknya aku pernah melihat
kalian. Boleh kenalan, nggak!
55. Dora : Halo, teman-teman . . . namaku Dora. Kalian sudah kenal aku 'kan. Itu lho,
yang sering tampil di acara TV itu. Aku punya dua teman, nih. Mereka mau
memperkenalkan diri.
56. Bud : Halo teman-teman . . . namaku Bud. Aku teman Dora. Aku yang selalu
menemani Dora kalau dia sedang berjalan-jalan.
57. Diego : Kalau aku, namaku Diego. Aku juga teman Dora dan Bud ini. Kami sering
berjalan-jalan bersama. Sekarang ini, kami mau jalan-jalan di Salatiga ini.
Kira-kira ada makanan yang enak, nggak ya? Apa sih makanan yang enak di
sini?
58. Dora : Iya, nih . . . ngomong-ngomong soal makanan, aku kok jadi lapar ya. Kita
istirahat dulu, yuk. Kita makan dulu. Kalau sudah kenyang, nanti kita
berjalan lagi [Dora, Diego dan Bud duduk. Bu Santa masuk. Ketiga orang
tadi tidak jadi makan. Bu Santa kelihatan bingung]
59. Dora : Maaf, . . . kalau tidak salah, Ibu ini yang bernama bu Santa. Benar 'kan?
60. B. Santa : Memang benar. Saya bu Santa. Kamu ini siapa? Dan siapa kedua temanmu
itu?
61. Dora : Nama saya Dora.
62. Diego : Saya Diego
63. Bud : Saya Bud
64. B. Santa : Apakah kalian yang sering bermain di TV itu?
65. Dora : Benar, bu. Itu kami. Tapi ngomong-ngomong, saya lihat tadi ibu agak
kebingungan. Ada apa sih?
66. B. Santa : Benar, Dora. Saya sedang mencari karung pak Santa yang hilang.
67. Diego : Kok bisa hilang? Bagaimana ceritanya?
68. B. Santa : Waktu itu, saya baru saja selesai memasukkan hadiah ke dalam karung. Lalu
saya tinggal tidur sebentar. Eh, waktu bangun, sudah tidak ada. Saya sudah
mencari kesana-kesini, tapi hanya menemukan sapu tangan ini.
69. Dora : Oh, begitu ceritanya. Eh, Diego bagaimana kalau kita tolong bu Santa
menemukan karungnya. Setuju? [Diego mengangguk] Kamu, Bud? Setuju?
[Bud mengangguk setuju]
70. B. Santa : Kalian memang anak-anak yang baik. Saya mengucapkan terimakasih
sebelumnya. Tapi kita akan mencari kemana? Saya hanya punya sapu
tangan ini sebagai petunjuk.
71. Diego : [mengamati sapu tangan] Di sini tertulis nama "Raksasa Iri Hati". Hei,
Bud . . . tahukah kamu dimana rumah raksasa Iri Hati?
72. Bud : Kita tanya saja pada peta. Dora, ambil peta di ranselmu.
73. Dora : Menurut petunjuk di peta ini, raksasa Iri Hati tinggal di gunung Kejahatan.
[berbicara kepada penonton] Teman-teman, tolong dong, ditunjukkan jalan
menuju gunung Kejahatan [Dora, Bud dan Diego meminta tolong penonton
untuk menunjukkan jalan yang harus dilalui]
74. B. Santa : Terimakasih. Sekarang kita sudah tahu jalan ke gunung Kejahatan. Ayo kita
berangkat ke sana!
Pencerita:
Bu Santa, Dora, Bud dan Diego segera berjalan menuju gunung Kejahatan. Mereka berjalan mendaki
gunung itu, sambil menyanyi naik-naik ke puncak gunung. Kita sama-sama menyanyi yuk [mengajak
menyanyi "naik-naik ke puncak gunung"]
[Bu Santa, Dora, Bud dan Diego keluar panggung]
Kita tinggalkan bu Santa dan teman-temannya. Sekarang ayo kita tengok ke gunung Kejahatan. Lihat
ada apa di sana? [Raksasa Iri Hati masuk] Siapa itu? Oh, rupanya ada Raksasa Iri Hati. Sedang apa di
sana? Hei, raksasa Iri Hati? Sedang apa kau di situ?
75. R. Iri Hati : Aku di sini bertugas menjaga karung Santa. Kami baru saja mencuri
karung ini dari rumah bu Santa.
76. Pencerita : Mengapa kamu mencuri karung itu? Mencuri itu tidak baik, lho!
77. R. Iri Hati : Karung ini berisi hadiah untuk anak-anak. Kalau pak Santa kehilangan
karung ini, maka dia tidak bisa membagikan hadiah kepada anak-anak
pada malam Natal nanti. Lalu, anak-anak menjadi kecewa. Mereka
akan ngambek, merengek, menangis, bahkan ada yang menjadi nakal.
Kalau sudah begitu, anak-anak itu akan kujadikan pengikutku.
78. Pencerita : Idiiih, itu 'kan rencana jahat.
79. R. Iri Hati : Kami memang makhluk jahat ha...ha....ha. . . .Eh lihat tuh, siapa yang
datang? [bu Santa dkk masuk panggung]
80. B. Santa : Apakah kamu yang bernama Raksasa Iri Hati?
81. R. Iri Hati : Betul. Ada perlu apa dengan saya?
82. B. Santa : Apakah saputangan ini milikmu? Saya tadi menemukan saputangan ini
di rumah saya. Entah bagaimana saputangan ini bisa ada di sana.
83. R. Iri Hati : Sapu tangan ini memang milik saya.
84. B. Santa : Waktu menemukan sapu tangan ini, saya sedang mencari-cari karung
pak Santa. Oh, ya sekalian mau tanya, apakah kamu tahu dimana
karung itu berada?
85. R. Iri Hati : Ha...ha...ha.... Walaupun dicari kemana-mana, karung itu nggak bakal
ditemukan. Lha wong, kami curi, kok.
86. B. Santa : Ooooo....jadi karung dicuri, to? Pantesan aku cari kemana-mana tidak
ketemu. Sekarang kembalikan karung itu. Soalnya, anak-anak di
seluruh dunia menantikan hadiah itu.
87. R. Iri Hati : Enak saja . . . Nggak bisa, dong!
88. B. Santa : Mengapa kamu mencuri karung kami?
89. R. Iri Hati : Soalnya, aku iri melihat pak Santa yang disukai oleh anak-anak. Kalau
dia datang, semua anak-anak senang menyambutnya. Gambarnya
dipasang dimana-mana. Di majalah ada, di TV ada, di buku ada,
bahkan di toko-toko ada juga gambar Santa Klaus. Tapi aku sendiri,
tidak ada yang suka padaku. Orang-orang selalu lari kalau melihat
aku. Mengapa sih, pak Santa punya banyak teman? Mengapa dia
disukai banyak?
90. B. Santa : Itu karena pak Santa selalu membuat orang lain merasa senang.
Apakah kamu pernah melihat pak Santa membuat jengkel orang lain?
Tidak pernah bukan? Ingat nggak, Tuhan Yesus pernah berkata,
'Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh
mereka. '
91. Dora : Maksudnya, kalau kamu lebih dulu membuat orang lain senang, maka
orang-orang akan senang berteman dengan kamu.
92. Diego : Kalau kamu berbuat baik pada teman-temanmu, maka teman-
temanmu akan berbuat baik kepadamu.
93. Bud : Kalau kamu selalu ramah dan tersenyum kepada orang lain, maka
orang lain akan ramah dan tersenyum kepadamu.
94. R. Iri Hati : Oh, begitu, ya. Oke deh kalau begitu aku akan membuat orang lain
merasa senang. Aku pergi dulu, ya!
95. Diego : Eh, tunggu dulu . . . Dimana karung itu berada?
96. R. Iri Hati : Tanya saja pada Raksasa Egois . . . Daaaaaa [Pergi]
97. Dora : Wah, bagaimana sih Raksasa Iri Hati, tuh. Kita 'kan nggak tahu dimana
Raksasa Egois berada.
98. Bud : Kita panggil saja namanya . . .
99. Diego : Teman-teman, bantu kami, ya . . . Yuuuk kita bersama-sama
memanggil raksasa Egois [Mengajak penonton memanggil nama
raksasa Egois. Raksasa Egois muncul]
100. R. Egois : Siapa yang memanggil namaku?
101. B. Santa : Kami yang memanggilmu . . .
102. R. Egois : Oh . . . rupanya bu Santa dan teman-temannya.
103. B. Santa : Lho, kamu kok sudah kenal dengan aku?
104. R. Egois : Iya, dong . . . soalnya aku 'kan pernah masuk rumah bu Santa, untuk
mencuri karung pak Santa hi . . . hi . . .hi
105. B. Santa : Mengapa kamu mencuri karung kami?
106. R. Egois : Soalnya aku heran pada pak Santa. Mengapa setiap tahun dia selalu
memberikan hadiah pada anak-anak? Padahal pak Santa 'kan tidak
pernah mendapat apa-apa dari anak-anak? Aku tidak habis pikir,
mengapa dia mau bersusah payah menyediakan hadiah, kemudian
pada malam yang dingin dia berkeliling untuk membagikan hadiah itu.
Menurutku itu terasa aneh!
107. B. Santa : Itu yang namanya pengorbanan. Pak Santa meniru pengorbanan yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus.
108. Dora : Ya, Yesus mau mengorbankan diri-Nya. Dia disalib di Gologota, supaya
kita bisa diselamatkan.
109. Diego : Kalau kita mau selamat, kita cukup menerima hadiah dari Tuhan
Yesus.
110. R. Egois : Jadi, aku tidak harus memberi apa-apa kepada Yesus untuk menerima
keselamatan?
111. B. Santa : Tidak perlu. . . Kamu cukup menerima hadiah dari Tuhan Yesus, yaitu
hadiah keselamatan. Itu saja. Nah, karena pak Santa sudah menerima
hadiah keselamatan dari Tuhan Yesus, maka pak Santa ingin
mengucapkan terimakasih kepada Tuhan. Caranya, pak Sannta
membagikan hadiah-hadiah pada anak-anak.
112. R. Egois : Oh, begitu to? Apakah aku boleh minta hadiah dari Tuhan Yesus?
113. Dora : Boleh saja. Hadiah ini diberikan kepada semua orang, kok.
114. R. Egois : Bagaimana cara mintanya?
115. Diego : Lipat tangan, tutup mata, lalu berdoa pada Tuhan Yesus
116. R. Egois : Bagaimana cara melipat tangan?
117. Dora : Teman-teman, si raksasa Egois, teman kita ini ingin diajari cara
melipat tangan. Kita bantu yuk!
[Dora mengeluarkan puzzle sederhana. Dora mengajak satu atau dua penonton untuk menyusun
kepingan-kepingan itu sehingga menjadi gambar tangan yang sedang melipat untuk berdoa.]
118. R. Egois : Oooooo sekarang saya sudah tahu. Oke deh kalau begitu aku
pergi dulu ya. Aku kan berdoa.
119. Diego : Eh, tunggu dulu . . . Dimana karung itu berada?
120. R. Egois : Tanya saja pada Raksasa Pemberontak . . . Daaaaaa [Pergi]
121. Dora : Wah, bagaimana sih Raksasa Egois, tuh. Kita 'kan nggak tahu
dimana Raksasa Pemberontak berada.
122. Bud : Kita panggil saja namanya . . .
123. Diego : Teman-teman, bantu kami, ya . . . Yuuuk kita bersama-sama
memanggil raksasa Raksasa Pemberontak [Mengajak penonton
memanggil nama raksasa Pemebontak. Raksasa Pemberontak]
124. R. Pemberontak : Siapa yang memanggil namaku?
125. B. Santa : Kami yang memanggilmu . . .
126. R. Pemberontak : Oh . . . rupanya bu Santa dan teman-temannya.
127. B. Santa : Kembalikanlah karung pak Santa, yang kamu curi.
128. R. Pemberontak : Enak saja. Nggak bisa dong. Soalnya, kalau karung itu ku
kembalikan, anak-anak tidak lagi memberontak pada orangtua.
Mereka jadi patuh pada orang yang lebih tua. Kalau disuruh guru
belajar di rumah, mereka mau belajar di rumah. Kalau disuruh
Bapaknya menyiram tanaman, mereka mau menyiram tanaman.
Kalau diminta membanntu Ibu di dapur, mereka mau membantu.
129. Dora : Itu bukan karena hadiahnya, yang menjadikan mereka jadi
patuh.
130. R. Pemberontak : Terus, karena apa, dong?
131. Diego : Karena anak-anak itu mencontoh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus itu
patuh pada perintah Bapa-Nya. Apa saja yang diperintahkan oleh
Bapa-Nya, Tuhan Yesus mau mematuhi-Nya. Bahkan ketika
diperintahkan untuk mati di kayu salib, Tuhan Yesus tidak
membantah perintah Bapa-Nya. Dia rela mati di kayu salib.
132. Bud : Tapi, tiga hari kemudian, ia bangkit kembali. Begitu 'kan Diego
133. Diego : Iya, Bud. Tuhan Yesus memang mati, tapi hidup lagi. Sekarang,
Dia ada di sorga.
134. Dora : Nah, sebagai murid Tuhan Yesus, kita juga harus meniru
ketaatan Tuhan Yesus. Kita harus patuh pada perintah Tuhan dan
taat pada perintah baik orangtua. Begitu ceritanya.
135. R. Pemberontak : Oooo . . . begitu ceritanya. Kok kalian bisa tahu banyak, sih?
136. Diego : Iya, dong . . . . kami 'kan membaca Alkitab. Di dalam Alkitab
itu, kita bisa membaca cerita tentang Tuhan Yesus. Selain itu,
ada juga cerita lainnya yang asyik. Contohnya, ada cerita orang
yang dimakan ikan, ada keledai yang bisa ngomong seperti
manusia, orang mati yang hidup kembali, air bisa menjadi
anggur, orang yang digigit ular tapi tidak mati. Pokoknya
ceritanya asyik-asyik banget. Baca saja sendiri, kalau tidak
percaya.
137. R. Pemberontak : Tapi aku tidak punya Alkitab. . . .
138. Dora : [Kepada penonton] Teman-teman, raksasa Pemberontak ini tidak
punya Alkitab. Bagaimana kalau kalau kita beri Alkitab. Setuju?
Kalau begitu, bantu saya menemukan Alkitab ya?
Puisi-Puisi Natal
Hakikat Natal
lonceng-lonceng dan genta-genta
berdentang-dentang pada hari natal
lagu-lagu natal yang sudah kita kenal
o, betapa indah seru nafiri dari langit
"damai sejahtera di bumi, di antara
manusia yang berkenan kepadaNya!"
Ellis Rowsey
Maukah Engkau?
“Maukah engkau menggendong bayi ini?”
Maria yang lembut mungkin berkata begitu
Kepada gembala-gembala yang sedang berlutut
Di sisi tempat tidur bayi yang kudus.
Lonceng Natal
Aku mendengar lonceng berdentang pada hari Natal
Lagu-lagu Natal yang sudah dikenal,
Betapa nyaring dan merdunya kata-kata yang terdengar lagi
Damai sejahtera di bumi,
Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!
Sst,
Dunia tertidur
Dalam mimpi bayi Yesus yang penuh kasih ini.
Hati kita tenang
Dan pikiran kita yang bercabang
Segera tenang dalam penyembahan yang tiada batasnya
Puisi Malam Natal
Makanlah Rumputmu
Memang kerbau berotak dungu
Hanya bisa melenguh dan merumput
Setelah kenyang langsung mendengkur
Terjaga hanya ketika mendengar domba-domba mengembik
Hah!
Mengapa pula kau meributkan domba-domba itu?
Bukankah kalian dipelihara oleh tuan yang sama?
Bukankah kalian diberi makan rumput yang sama?
Hei Domba!
Jangan mengembik terlalu berisik
Nanti kerbau berotak dungu marah
Ah, dasar kerbau dan domba sama-sama berotak dungu
Tuanmu sudah memberi masing-masing gembala
Jadi, makanlah rumputmu saja
Kata Papa,
Sang Juru Selamat lahir bukan di pohon terang
Apalagi berhias salju
Pun tanpa kehadiran Sinterklas
Lalu, Natal siapa yang kita rayakan?
Sang Waktu
Sebab dunia yang terbatas oleh waktu akan segera berakhir di dalam waktu
Engkau datang untuk mengatakan, waktuku adalah saat ini
Engkau datang untuk mengatakan kepadaku,
Roos Lusy
DAMAI
Damai....?
Ingat pertama kali berjumpa di Eden, betapa indahnya
Kehadiranmu di sisi manusia, sangat menyejukkan
Sebab semuanya hanyalah engkau dan mengenai engkau
Tiada yang kurang saat itu
Hanya kesempurnaan saja adanya
Damai ...
Damai di bumi ...
Dan Engkau kembali
Tuk berdamai dengan manusia.
LITURGI I.
4. Pada mulanya belum ada surya, bulan dan bintang dan masanya.
Allah bersabda membuat semua; hari keempat di dunia.
ANAK : Bapa, sungguh indah alam semesta ini .siapakah yang menciptakan ini?
BAPA : Pencipta dunia ini adalah Tuhan, Allah Sang Pencipta, Khalik langit dan bumi.
ANAK : Apakah Tuhan itu sudah ada sebelum dunia dijadikan?
BAPA : Benar, Tuhan adalah kekal. Ia sudah ada sebelum semua ada…..
ANAK : Lalu dimana di tempatkanNya manusia yang pertama sekali Dia ciptakan?
BAPA : Pada mulanya Ia menempatkan manusia pertama itu di taman Eden, sebuah taman yang indah
dan semuanya yang mereka butuhkan ada disana.
ANAK : Lalu mengapa kita sekarang harus mencari apa yang kita butuhkan bapa?
BAPA : Marilah kita bercerita sambil berjalan jalan di taman ini (meninggalkan panggung)
NARATOR
Sebelum dunia ada, Dia telah ada. Sebelum bumi dan segala isinya jadi, Dia sudah ada. Pada Mulanya
ada Firman dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah….
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Ia menciptakan alam semesta beserta isinya selama
enam hari. Ia menciptakan langit dan bumi. Ia menciptakan tumbuh-tumbuhan. Ia menciptakan segala
binatang di darat, laut dan udara. Dan Ia menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Dan sungguh
semua yang Ia ciptakan baik dan sempurna.
ADAM
Hawa, Lihatlah, taman ini begitu indah. Dan semua tumbuhan dan buah-buahan di sini boleh kita
makan, kecuali…..
HAWA
ADAM
Betul sekali… Kamu tunggu di sini ya, aku akan mencari buah-buahan yang segar untuk kamu
makan. (Adam meninggalkan panggung, ular masuk)
ULAR
Hai Hawa, wah kelihatannya kamu lapar. Kenapa kamu tidak makan buah ini saja? Lihatlah, buahnya
tampak bagus dan rasanya pasti sangat nikmat.
HAWA
Ha ha ha… pasti Adam salah dengar…Ini namanya pohon Pengetahuan Baik dan Jahat, kalau makan ini
kalian akan menjadi seperti Tuhan. Tuhan itu baik, masak sih Ia melarang kalian makan buah yang begitu
ajaib ini. O..tidak mungkin, tidak mungkin….
HAWA
ULAR
Coba saja….
HAWA
ULAR
Ayo, coba saja. Kalau nggak dicoba pasti nggak akan tahu bagaimana rasanya..
HAWA
Ah, iya deh. Nyobain satu saja. (memetik buah dan memakannya) hm…nikmat sekali…(adam pun
datang) Sayang, cobalah buah ini, enak sekali. (Tanpa pikir panjang, adam memakannya)
ADAM
Ya Tuhan! Hawa, Kita telah melanggar perintah Tuhan! Bagaimana ini….(lalu bersembunyi)
MALAIKAT: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu
disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu
itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari
tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul
itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
ADEGAN 2: Maria dan Elisabet
[[Maria memasuki panggung dengan membawa bungkusan bekal, Elisabet menyambut Maria
dengan memegangi perutnya, lalu mencium pipi Maria.]]
[[Lalu prajurit pergi dan masuklah Maria dan Yusuf berjalan perlahan-
lahan mengitari panggung dan terlihat lelah karena Maria sedang
mengandung. Yusuf sesekali berhenti menuju ke sebuah pintu (Jika
memungkinkan panggung dihiasi dengan beberapa pintu rumah untuk bisa
diketuk oleh Yusuf) dan mengetuk rumah penginapan, namun pemilik
penginapan menolak mereka. Hal ini bisa dilakukan 2 kali sampai
pemilik penginapan yang ke dua menunjukkan kandangnya. Musik
pengiring "Malam Kudus" (O Holy Night) mengalun lembut. Spot light
diarahkan kepada Maria dan Yusuf. Di salah satu sudut panggung telah
dihias dekorasi kandang yang telah tersedia palungan dan boneka bayi
yang dibungkus lampin. Setelah Yusuf dan Maria memandangi bayi lalu
Maria menggendong bayi Yesus dan masuk ke belakang panggung]]
ADEGAN 5: Gembala-gembala
BALA TENTARA SORGA: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya."
[[Lalu tiga orang Majus muncul ke panggung dan memberi hormat kepada
raja Herodes.]]
ORANG MAJUS: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Kami
telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk
menyembah Dia."
(semua pemeran naik ke panggung dan menyanyikan “ s’lamat s’lamat datang Yesus Tuhanku! Jauh dari
sorga tinggi kunjunganMu. S’lamat datang Tuhanku kedalam dunia, damai yang Kau bawa tiada
taranya , salam salam”
SELESAI
LITURGI V : KEMULIAAN
Allah Telah menggenapkan janjiNya. Seorang raja yang akan memerintah telah lahir. PemerintahanNya
tidak akan pernah berkesudahan. Mari kita lantunkan kembali nyanyian para malaikat beserta para bala
tentara surga yang menyatakan kemuliaan Allah.
1. Lukas 2:13-14
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara soga yang
memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi
diantara manusia yang berkenan kepada-Nya”.
2. Mazmur 117:1-2
Pujilan TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasihNya hebat atas
kita. Dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
3. Mazmur 118:1-2
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya. Biarlah
Israel berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!”
4. Mazmur 118:3-4
Biarlah kaum Harun berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!” Biarlah orang yang
takut akan TUHAN berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!”
5. Mazmur 145:1-2
Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk
seterusnya dan selamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu
untuk seterusnya dan selamanya.
6. Mazmur 145:3-4
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. Angkatan demi angkatan akan
memegahkan pekerjaan-pekerjaanMu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
7. Mazmur 145:5-6
Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak
kuceritakan.
8. Mazmur 145:7-8
Peringatan kepada besarnya kebijakan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilanMu mereka
bersorak-sorai. TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya.
9. Mazmur 145:9-11
TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya. Segala yang
Kujadikan itu akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji
Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaanMu, dan akan membicarakan keperkasaanMu.
10. Mazmur 150:6
2. (Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan aku,
bintang. Ia memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan bertaburan di
langit yang biru dan tinggi. Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal. Melalui aku, TUHAN
menyatakan keindahan ciptaan yang dikerjakan oleh tangan-Nya dan menerangi setiap sisi gelap
manusia dan ciptaan lainnya. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, ya TUHAN, Allah semesta alam.
Terpujilah Engkau TUHAN
3. (Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan diriku,
bumi dan langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan begitu indah
dengan berbagai lapisan-lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk ciptaan yang ada di
dalamku. Sungguh aku sangat tunduk dan sujud menyembah Engkau Ya, TUHAN, Allah semsesta
alam. Terpujilah Engkau ya TUHAN
4. (Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. Pada
awalnya bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Dengan Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan Firman-Nya
yang penuh kuasa, aku telah dibentuk menjadi ciptaan yang begitu indah, sehingga terciptalah
samudra dan lautan dan terbentuklah daratan. Aku sujud dan tunduk kepadaMu, Ya TUHAN,
Allah Semesta Alam yang adalah Air kehidupan yang sesungguhnya. Terpujilah Engkau TUHAN.
5. (Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala sesuatu yang
dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk memberi kesejukan
kepada ciptaan yang telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat memberikan kesejukan dan
dapat untuk merobohkan, tetapi aku tunduk dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah
Pencipta. Dialah Allah yang memberikan kesejukan yang abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.
6. (Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu
hebat. Dengan FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan aku,
pohon. Aku dapat merasakan sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari, dan
indahnya bintang malam hari. Semuanya itu telah memberikan semua kebutuhanku. Aku sujud
dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan keagungan dan Kuasa ada padaMu.
Terpujilah Engkau ya TUHAN.
7. (Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang
begitu hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan menghembuskan
nafas kehidupan kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa dengan Dia. Dia memberi
kuasa kepadaku atas semua ciptaan lainnya untuk memelihara dan melestarikannya. Sungguh,
aku memuji keagunganMu TUHAN, Sungguh Ajaibnya KuasaMu TUHAN. Terpujilah Engkau ya
TUHAN.
8. (Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang
begitu kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang rusuk laki-laki. Dia telah
menciptakan aku begitu indah sesuai dengan firmanNya. Aku sujud dan menyembahMu ya
TUHAN yang penuh dengan kemuliaan dan kuasa. Terpujilah Engkau ya TUHAN.
Liturgi XI
1. Manusia saat ini sudah kehilangan hakekatnya dan kehilangan kesempurnaan dari ciptaan
lainnya.
2. Oleh karena dosa, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk yang
gagal fungsi, makhluk ciptaan yang hampir sama dengan Allah dan segambar dan serupa dengan
Allah, kini menjadi manusa menjadi insan yang kerdil
3. Manusia yang memiliki kuasa atau mandat melestarikan dan memelihara ciptaan, kini menjadi
panakhluk yang menyeramkan. Demi pemenuhan hasrat duniawi dan kerakusannya tega
menguras sumber daya alam, tanpa peduli datangnya kerusakan atau kehancuran. Bumi
menjadi rusak, air banyak tercemar, pohon banyak ditebang, semua ciptaan telah menjerit
kesakitan.
4. Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi oleh karena dosa, manusia menjadi makhluk
yang frustasi karena keadaan, takhluk akan godaan-godaan yang terbelenggu oleh
kelemahannya sendiri.
5. Manusia yang seharusnya bebas, menjadi terikat. Seharusnya raja menjadi budak, yang
seharusnya saling mengasihi dan mencintai, kini menjadi bagaikan serigala antar sesamanya.
6. Manusia yang mulanya adalah pewaris kemuliaan Allah, kini menjadi makhluk yang tidak
memiliki harapan dan masa depan.
7. Sekarang sudah banyak anak-anak telah menjerit, menangis menahan sakitnya hidup yang
mereka alami. Banyak sekarang anak-anak sudah dijadikan budak, anak-anak dijadikan sebagai
mesin pencetak uang, bahkan ada anak-anak yang dijadikan menjadi budak hawa nafsu manusia
yang telah kehilangan kemuliaan Allah. Penjualan anak-anak pun semakin banyak, anak-anak
korban ketidakadilan, korban perang, anak-anak yang kehilangan orangtuanya.
Liturgi XII
1. Firman TUHAN melalui Nabi Yesaya: ”bangsa yang berjalan di lembah kegelapan akan melihat
satu cahaya yang begitu besar”. Kiranya Cahaya itulah kirimkan kepada hatikami ya TUHAN,
kiranya cahaya itu menyinari kegelapan hati manusia yang hatinya dipenuhi oleh kegelapan
firmanMu. Sehingga dengan Cahaya yang besar itu, yaitu Sinar Surya yang abadi, dapat
menyinari hatikami, sehingga FirmanMu dapat kami lihat dan kami ketahui, dan kami menyesali
segala dosa kami
2. Yesaya Juga mengatakan: ”TUHAN sendiri akan memberikan satu tanda bagi kita, melalui anak
dara yang akan melahirkan Anak dan namanya akan disebut Immanuel”. Immanuel, TUHAN
beserta kita. Kiranya TUHAN jugalah beserta dengan saudara-saudara kami, semua anak-anak
yang belum dapat merasakan sukacita seperti pada malam ini, kiranya mereka beroleh sukacita
dengan tangan TUHAN sendiri melalui hamba yang dihunjukNya menyatakan kebaikan TUHAN
dan membebaskan semua anak-anak dari semua yang menghimpit mereka.
3. TUHAN menyatakan kasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh para nabi, yang
memberitakan kabar sukacita, dimana akan lahirnya seorang penyelamat yaitu Mesias.
Membawa kemerdekaan dan kelepasan bagi umat TUHAN yang menderita, Raja yang adil dan
sangat bijaksana, Raja membawa sukacita yang kekal. Hamba TUHAN yang setia dan taat. Ia
akan menata kembali bumi dan ciptaan yang telah rusak oleh karena dosa dan keinginan jahat
manusia.