Anda di halaman 1dari 14

Naskah Drama Natal Anak: "Mencari Karung Santa"

Oleh: Purnawan Kristanto

Sinopsis:
Drama ini bersifat interaktif. Penonton akan dilibatkan untuk melakukan aktivitas tertentu.
Misalnya menempelkan gambar pada tempat yang cocok, menyanyi bersama, menghitung
bersama dll.

Menjelang bulan Desember, Bu Santa Claus menyiapkan hadiah untuk dibagikan kepada
anak-anak di seluruh dunia. Pak Santa sedang tidak ada di rumah karena sedang
memperbaiki kereta saljunya. Bu Santa memasukkan semua hadiahnya ke dalam karung.

Sementara itu di sebuah pegunungan, tidak jauh dari rumah Santa Claus, hiduplah lima
raksasa. Kelima raksasa itu bernama Raksasa Egois, Raksasa Iri Hati, Raksasa Kebencian,
Raksasa Kemarahan dan Raksasa Pemberontak. Mereka sedang mengadakan rapat. Semua
raksasa tidak senang pada pekerjaan Santa karena membuat anak-anak di seluruh dunia
berkelakuan baik. Akibatnya, mereka tidak dapat menggoda anak-anak supaya berbuat
jahat. Dalam rapat itu diputuskan akan mencuri karung hadiah Santa Claus.

Bu Santa pun harus mencari karung itu. Di tengah jalan, dia bertemu dengan Dora, Diego
dan Bud. Santa menceritakan masalah yang dia hadapi. Mereka bergabung dengan
perjalanan Bu Santa.

Dalam perjalanan itu mereka menemui berbagai hambatan dari Kelima Raksasa. Supaya
mendapatkan karung tersebut, Bu Santa dan kawan-kawan harus bisa melewati semua
tantangan. Untuk itu mereka harus meminta tolong penonton.

Berkat kekompakan dan kerjasama akhirnya bu Santa berhasil menemukan kembali


karungnya yang hilang. Dia segera membagi-bagikan isi karung kepada penonton.
Tokoh-tokoh:
1. Bu Santa
2. Dora
3. Bud
4. Diego
5. Raksasa Egois
6. Raksasa Iri Hati
7. Raksasa Kebencian
8. Raksasa Kemarahan
9. Raksasa Pemberontak
10. Pencerita

Alat:
1. Pakaian Bu Santa
2. Karung Santa Klaus
3. Mainan untuk dibagikan
4. Boneka Monyet
5. Kostum Dora
6. Kostum Diego
7. Kertas Plano untuk Peta
8. Spidol besar

Babak I: Rapat Para Raksasa

Pencerita:
Adik-adik, siapa yang mengenal Santa Klaus? Wah, rupanya banyak yang
mengenalnya. Kalau kalian mengenal, coba buktikan seperti apa Santa Klaus itu? Siapa yang
tahu ciri-cirinya? Badannya kurus atau gendut? Di wajahnya ada apanya? (janggut. Warna
putih). Apa warna pakaiannya? (Merah). Kalau tertawa bunyinya sangat khas. Siapa yang
bisa menirukan kalau Santa Klaus tertawa? (Ho...ho...ho). Santa punya karung besar. Isinya
apa? (Mainan). Mainan itu diberikan kepada anak-anak yang selama setahun berperilaku
baik. Jika anak itu rajin belajar, tidak membandel, suka menolong temannya, tidak pernah
bertengkar dan sebagainya, maka Santa Klaus akan memberikan hadiah kepadanya.

Konon menurut dongeng, Santa Klaus ini muncul pada malam Natal. Dia mengendarai
kereta salju, yang ditarik oleh rusa-rusa kutub. Keretanya itu dihiasi dengan lonceng-
lonceng kecil atau kerincingan. Kalau berjalan, kerincingan itu berbunyi. Bagaimana
bunyinya? Ketika kereta Santa sampai di depan rumah yang ada anak-anak di dalamnya,
Santa menghentikan keretanya. Dia lalu membuka karungnya, mengambil hadiah di
dalamnya, lalu diam-diam meletakkan hadiah itu di dalam rumah anak itu. Esok paginya,
ketika anak-anak bangun pagi dan siap-siap pergi ke gereja, mereka mendapati ada hadiah
di rumahnya. Mereka membuka hadiah itu dengan hati yang gembira. Pada hari Natal itu,
anak-anak pergi ke gereja dengan hati yang riang gembira. Semua orang merasakan
kegembiraan hari Natal.

Tapi.....oh...ternyata tidak semua orang bergembira. Lihat siapa tuh yang ada di sana!
[Raksasa Iri Hati masuk panggung] Lihatlah wajahnya yang cemberut. Dia terlihat kesal
sekali. Dia kelihatan sedang merasa marah. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang
membuatnya marah? Kita tanya padanya, yuk!

Hei, siapakah Mas/Mbak ini? Apakah saya boleh tahu nama Mas/Mbak?

1. Raksasa (R) Iri Hati : Namaku Raksasa Iri Hati.


: Saya lihat Anda gelisah sekali. Mondar-mandir ke sana kemari.
2. Pencerita
Ada apa sih?
3. R. Iri Hati : Iya nih....saya sedang sebel sekali...sebel...sebel....sebel banget.
4. Pencerita : Lho, sebel sama siapa?
5. R. Iri Hati : Saya sedang sebel sama Santa Klaus.
6. Pencerita : Lho sebabnya apa?
: Begini ceritanya . . . Namaku 'kan Raksasa Iri Hati. Sesuai
dengan namaku, maka tugasku adalah membuat anak-anak di
dunia ini menjadi iri hati pada temannya. Saya akan membisiki
anak-anak supaya iri pada orang lain. Kalau temannya
7. R. Iri Hati
mendapat nilai bagus dalam ulangan, maka saya bisiki anak itu
supaya iri dan benci pada temannya. Kalau ada temannya yang
menjadi juara menyanyi, saya bisiki anak itu supaya tidak suka
pada keberhasilan teman-temannya itu. . . .
8. Pencerita : Lho terus apa hubungannya dengan Santa Klaus
: Tunggu dulu, dong. . . . saya 'kan belum selesai cerita. Tapi gara-
gara Santa Klaus ini, aku menjadi kesulitan membujuk anak-
anak supaya iri pada temannya. Soalnya tuh begini. Santa Klaus
'kan hanya mau memberikan hadiah pada anak-anak yang baik
9. R. Iri Hati
budinya. Karena itu, anak-anak sekarang pada mau berkelakuan
baik. Mereka nggak mau lagi aku bujuk supaya iri pada
temannya. Jadinya, aku gagal menjalankan tugasku....sebel-
sebel
: Oooo begitu to ceritanya? Kaciiiaaaan deh Elo [Raksasa Egois
10. Pencerita
masuk]
: Eh. . . . kamu Raksasa Egois. Mukamu kok mendung begitu,
11. R. Iri Hati
seperti aku. Ada apa?
: Sama seperti kamu. Aku juga sedang dongkol tuh sama Santa
12. R. Egois
Klaus.
13. R. Iri Hati : Lho apa sebabnya? Apakah kamu dimarahi oleh Santa Klaus.
: Namaku 'kan Raksasa Egois. Sama seperti namaku, maka
tugasku adalah membujuk anak-anak supaya egois. Kalau ada
anak punya makanan, maka aku bisikin ke telinganya supaya
nggak mau berbagi makanan dengan temannya. Kalau ada anak
yang punya sepeda, lalu ada temannya yang pingin
14. R. Egois
membonceng, aku bilang padanya, "Apa
kamu nggak kecapekan mengayuh sepeda. Dia enak
membonceng di belakang. Lha kamu, harus ngos-
ngosan mengonthel sepeda di depan. Jangan kamu bolehkan
dia membonceng." Tapi gara-gara Santa Klaus itu tuh, banyak
anak-anak yang emoh aku ajak supaya egois. Mereka tidak mau
mementingkan diri sendiri lagi.
: Lho, emangnya apa yang dilakukan Santa Klaus sehingga
15. R. Iri Hati
membuat anak-anak tidak mementingkan diri sendiri lagi?
: Santa Klaus 'kan suka membagi-bagi hadiah pada anak-anak.
Padahal dia 'kan tidak pernah mendapat apa-apa dari anak-
anak. Meski begitu, Santa Klaus tetap saja membagikan anak-
16. R. Egois
anak. Anak-anak rupanya ingin meniru Santa Klaus. Jika teman-
temannya membutuhkan bantuan, maka anak-anak itu akan
memberikan pertolongan.
: Oh begitu ceritanya....rupanya kita senasib. [Raksasa
17. R. Iri Hati Kebencian, Raksasa Kemarahan, Raksasa Pemberontak masuk
panggung. Mereka kelihatan sedang berbincang serius]
: Kita harus mengambil tindakan sekarang. Perbuatan Santa Klaus
ini tidak boleh dibiarkan merajalela. Gara-gara dia nih, aku
sekarang sering gagal mengajak anak-anak untuk saling
18. R. Kebencian membenci. Namaku 'kan Raksasa Kebencian. Tugasku adalah
membuat anak-anak supaya saling membenci. Tapi karena ulah
Santa Klaus itu, aku tidak dapat mengajak anak-anak untuk
membenci.
: Betul. Kita harus mengambil tindakan. Aku si raksasa
Kemarahan, benar-benar marah saat ini. Anak-anak sekarang
tidak mudah marah lagi. Mereka sekarang ini sabaaaar banget.
Meskipun disakiti, diejek atau dicurangi, mereka tidak cepat
19. R.Kemarahan
marah. Ini gara-gara Santa Klaus itu. Santa itu senang sekali
tertawa. Kalau tertawa, bunyinya 'ho....ho...ho...ho'. Anak-anak
suka menirukan tawa Santa itu. Karena suka tertawa, mereka
tidak gampang marah.
: Ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Namaku raksasa
Pemberontak. Tugasku membujuk anak-anak supaya
memberontak pada orang yang lebih tua. Aku mengajak mereka
membantah nasihat orang tua. Aku membujuk mereka supaya
20. R.Pemberontak
tidak patuh pada perintah guru. Aku membisiki mereka supaya
menentang ketua kelas. Tapi karena kerjaan Santa itu pula,
anak-anak sekarang menjadi penurut. Mereka patuh pada
nasihat dan ajaran yang baik.
21. R. Kebencian : Ayo kita mengadakan rapat!
22. R.Kemarahan : Ayo kita berkumpul! [Kelima raksasa berkumpul]
23. R.Pemberontak : Teman-teman, kita harus memberi pelajaran pada Santa Klaus
24. R. Iri Hati : Caranya bagaimana?
: Sebentar lagi hari Natal. Kita harus mencegah Santa Klaus
25. R. Egois
membagi-bagi hadiah kepada anak-anak.
26. R. Iri Hati : Mengapa begitu?
: Supaya anak-anak mudah kita bujuk lagi. Kalau pada hari Natal
Santa tidak membagi-bagikan hadiah, maka anak-anak menjadi
27. R. Egois
kecewa pada Santa. Nah, pada saat itu kita mudah membujuk
anak-anak supaya jadi pengikut kita.
: Setuju. Ayo kita gagalkan pembagian hadiah pada Natal ini! Biar
28. R.Kemarahan
anak-anak pada gigit jari . . . hi . . . hi . . . hi
29. R.Pemberontak : Tapi caranya bagaimana?
: Bagaimana kalau kita culik Santa Klaus? Kita mengikat Santa
30. R. Iri Hati
Klaus dan menyembunyikan di gua kita.
31. R. Egois : Aku nggak setuju!
32. R. Iri Hati : Lho, mengapa?
: Habis si Santa itu gendut. Kalau kita menculik dia, siapa yang
33. R. Egois kuat menggendongnya, hayo? Belum lagi kalau dia minta
makan. Siapa yang mau menyediakan makannya?
34. R. Iri Hati : Eh, iya...iya
: Aku punya usul. Bagaimana kalau kita curi saja rusa-rusa Santa
35. R. Kebencian Klaus. Dengan begitu, tidak ada yang bisa menarik kereta salju
Santa.
: Aku nggak setuju. Soalnya rusa-rusa itu suka berisik. Bagaimana
kalau pas kita mengambilnya, tiba-tiba rusa-rusa itu
36. R.Kemarahan
mengeluarkan suara gaduh? Pak Santa dan Bu Santa bisa
terbangun, tuh
: Aku punya usul. Bagaimana kalau kita curi saja Karung
37. R.Pemberontak hadiahnya. Dengan begitu, Santa tidak dapat pergi pada malam
Natal karena tidak ada hadiah yang akan dibagikan.
: Aku setuju. Bagaimana yang lainnya? Setuju (Raksasa lainnya
38. R. Kebencian
mengangguk setuju)
: Oke, kalau begitu kita harus menyusun rencana. Rencananya
begini . . . . (Semua raksasa berunding sambil berbisik). Sudah
39. R.Kemarahan
paham semua? Kalau begitu, kita laksanakan malam ini juga.
Ayo kita curi Karung hadiah Santa Klaus!!

[Semua raksasa keluar dari Panggung]

Babak II: Karung Dicuri

Pencerita:
Demikianlah, kelima raksasa itu akan melaksanakan rencananya untuk mencuri Karung
Santa Klaus.
Sekarang mari kita lihat rumah pak Santa Klaus. Di rumah itu, pak Santa sudah menyiapkan
hadiah-hadiah untuk anak-anak sedunia. Tapi dia harus memperbaiki kereta saljunya.
Tahun lalu, kereta itu rusak karena tergelincir dan menabrak pohon. Pak Santatidak bisa
memperbaikinya sendiri. Dia harus membawa kereta itu ke bengkel. Karena itu, dia minta
tolong isterinya, yaitu bu Santa, untuk memasukkan hadiah-hadiah ke dalam
karung. Lihatlah bu Santa sedang memasukkan hadiah ke dalam Karung.
[Bu Santa masuk, sambil membawa Karung Santa. Dia memasukkan beberapa buah hadiah
ke dalam Karung]
40. Bu Santa : [menyapa penonton] Halo, teman-teman, apa kabar. Apakah ada
yang sudah kenal dengan aku. Kalau pakai pakaian seperti ini, kira-
kira namaku siapa, hayo? Ya, benar. . . . namaku bu Santa. Lho, apa
hubungannya dengan Santa Klaus? Aku adalah isterinya pak Santa
Klaus. Maka orang-orang memanggilku bu Santa.
Sebentar lagi Natal akan tiba. Itu artinya pak Santa Klaus harus
bertugas lagi. Dia harus membagikan hadiah-hadiah kepada anak-
anak di seluruh dunia. Tapi, pak Santa sedang kerepotan nih.
Keretanya rusak. Pak Santa harus membawa kereta itu ke bengkel
untuk diperbaiki. Itu sebabnya, pak Santa meminta tolong bu
Santa untuk memasukkan hadiah-hadiah ini ke dalam karung.
Aku sih senang-senang saja melakukan ini. Aku membayangkan
anak-anak akan tersenyum bahagia karena mendapat hadiah dari
pak Santa. Ada anak yang berteriak kegirangan, 'Asyik, aku
mendapat buku gambar baru. Aku jadi bisa menggambar pesawat,
mobil dan kapal.' Kemudian anak yang lain juga berseru dengan
gembira, 'Hore....aku mendapat tas baru. Tasku yang lama sudah
bolong. Aku sekarang tidak kuatir buku-bukuku akan jatuh.' Terus
ada anak yang melompat-lompat senang, 'Puji Tuhan, aku
mendapat sepatu baru. Sepatuku yang lama sudah rusak. Sekarang
aku bisa berolahraga lagi.'
Duh senangnya, membayangkan wajah anak-anak yang
kegirangan. Tapi ngomong-ngomong, aku sekarang merasa lelah.
Aku merasa mengantuk sekali [menguap]. Pak Santa pulangnya
masih lama nggak ya? Aku sudah pingin tidur, nih. Rasanya
ngantuk banget. Aku mau tidur sebentar aja deh. Karungnya aku
simpan di sini saja. Nanti pak pak Santa pulang, aku pasti sudah
bangun tidur.
[Bu Santa tidur lelap sekali. Kelima raksasa masuk dengan mengendap-endap. Bu Santa
tidak tahu kalau ada pencuri masuk rumahnya. Setelah mencari kesana-kemari, kelima
raksasa itu berhasil menemukan Karung hadiah Santa. Mereka segera melarikan Karung itu.
Tapi ada salah satu Raksasa Iri Hati tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangannya]

41. Bu Santa : [Tiba-tiba terbangun dengan kaget] Aku tadi bermimpi buruk sekali.
Apa yang akan terjadi ya? Apakah pak Santa mendapatkan masalah?
Semoga saja dia tidak apa-apa. Pak Santa sebentar lagi pulang.
Sebaiknya aku simpan dulu Karung hadiah itu, lalu aku siapkan teh
hangat untuk pak Santa. Tapi, lho dimana Karung hadiah itu, ya?
Perasaan aku tadi meletakkannya di sini. Tapi sekarang kok tidak
ada, ya? Aduh, bagaimana nih, kalau karung itu tidak ditemukan?
Bisa-bisa pak Santa tidak bisa membagikan hadiah pada malam
Natal itu. Wah gawat, dimana nih Karung itu! [mencari-cari dengan
kebingungan. Tiba-tiba dia menemukan selembar sapu tangan yang
terjatuh] Lho, apa ini? Sepertinya, saputangan ini bukan milkku. Juga
bukan kepunyaan pak Santa. Punya siapa, ya? [meneliti saputangan.
Menemukan inisial nama di pojok saputangan] Oh di sini tertulis
nama pemiliknya: "Raksasa Iri Hati". Berarti sapu tangan ini milik
"Raksasa Iri Hati." Tapi kenapa ada di sini? Siapa yang membawanya
ke sini? Kalau begitu, aku akan mengembalikan sapu tangan ini ke
Raksasa Iri Hati. Sekalian saja bertanya kepadanya, apakah dia tahu
dimana Karung itu berada. [Bu Santa pergi mencari Karung]

Babak III: Raksasa Bergembira

Pencerita:
Aduh, kasihan bu Santa. Dia kehilangan Karung hadiah itu. Padahal karung itu berisi hadiah-
hadiah. Bagaimana, nih. Ya, terpaksa deh, bu Santa mencari karung itu. Padahal dia tidak
tahu dimana karung itu berada. Satu-satunya petunjuk yang dia miliki adalah sapu tangan
yang tertinggal. Moga-moga saja, bu Santa dapat menemukan karung itu.
[Kelima raksasa masuk panggung sambil membawa karung. Mereka tampak gembira
karena berhasil mencuru karung Santa]

42. R. Kemarahan : Berhasil, berhasil, berhasil. Kita berhasil mencuri Karung Santa.
43. R. Iri Hati : Ya, itu berkat idemua yang jenius. Kita tadi mengendap-endap
masuk ke dalam rumah Santa Klaus.
44. R. Egois : Kebetulan yang ada di rumah hanya ada bu Santa.
45. R. Pemberontak : Kebetulan juga, bu Santa sedang tertindur nyenyak sekali.
Sepertinya, dia capek banget setelah bekerja keras.
46. R. Kebencian : Kebetulan juga, bu Santa lupa mengunci pintu rumahnya,
sehingga kita bisa masuk ke dalam rumahnya.
47. R.Kemarahan : Kebetulan juga, Karung ini tidak disimpan di tempat yang tidak
kita tahu. Jadi kita bisa langsung mengambilnya hi . . .hi . . .hi
48. R. Pemberontak : Sekarang kantong itu ada di sini. Bayangkan, betapa kagetnya
Pak Santa dan bu Santa ketika tahu bahwa Karungs sudah
hilang.
49. R. Iri Hati : Bayangkan juga wajah anak-anak di seluruh dunia yang kecewa
karena Natal tahun ini tidak mendapat hadiah dari Santa.
Mereka akan kecewa sekali.
50. R. Egois : Dan kita akan mudah mempengaruhi mereka untuk
berkelakuan jahat.
51. R. Kemarahan : Oke . . . kita boleh senang karena berhasil mencuri Karung
Santa, tapi kita tidak boleh enak-enakan. Bu Santa pasti akan
mencari karung ini. Karena itu, kita harus menjaga karung ini
supaya tidak diambil lagi.
52. R. Pemberontak : Setuju. Kita harus menjaganya secara bergiliran. Hei, Raksasa Iri
Hati, mau nggak kalau kamu yang mendapat giliran pertama?
53. R. Iri Hati : Aku mau.
54. R. Pemberontak : Oke. Kalau begitu, ayo kita bawa karung ini ke dalam gua kita.
Babak IV: Bu Santa Bertemu Dora

Pencerita:
Lihatlah, karung itu disembunyikan para raksasa! Mereka terlihat senang karena berhasil
mengganggu pekerjaan pak Santa dan bu Santa. Kira-kira, apakah bu Santa bisa
menemukan karung itu, nggak ya? Yuk kita lihat bu Santa! [Dora, Diego dan Bud masuk]
Eh, siapa tuh yang ada di sana? Kelihatannya kita sudah pernah lihat mereka. Tapi dimana
ya? Kenalan dengan mereka, yuk! Halo, [menyapa Dora, Diego dan Bud]. . . kayaknya aku
pernah melihat kalian. Boleh kenalan, nggak!

55. Dora : Halo, teman-teman . . . namaku Dora. Kalian sudah kenal aku 'kan. Itu
lho, yang sering tampil di acara TV itu. Aku punya dua teman, nih.
Mereka mau memperkenalkan diri.
56. Bud : Halo teman-teman . . . namaku Bud. Aku teman Dora. Aku yang selalu
menemani Dora kalau dia sedang berjalan-jalan.
57. Diego : Kalau aku, namaku Diego. Aku juga teman Dora dan Bud ini. Kami sering
berjalan-jalan bersama. Sekarang ini, kami mau jalan-jalan di Salatiga
ini. Kira-kira ada makanan yang enak, nggak ya? Apa sih makanan yang
enak di sini?
58. Dora : Iya, nih . . . ngomong-ngomong soal makanan, aku kok jadi lapar
ya. Kita istirahat dulu, yuk. Kita makan dulu. Kalau sudah kenyang, nanti
kita berjalan lagi [Dora, Diego dan Bud duduk. Bu Santa masuk. Ketiga
orang tadi tidak jadi makan. Bu Santa kelihatan bingung]
59. Dora : Maaf, . . . kalau tidak salah, Ibu ini yang bernama bu Santa. Benar 'kan?
60. B. Santa : Memang benar. Saya bu Santa. Kamu ini siapa? Dan siapa kedua
temanmu itu?
61. Dora : Nama saya Dora.
62. Diego : Saya Diego
63. Bud : Saya Bud
64. B. Santa : Apakah kalian yang sering bermain di TV itu?
65. Dora : Benar, bu. Itu kami. Tapi ngomong-ngomong, saya lihat tadi ibu agak
kebingungan. Ada apa sih?
66. B. Santa : Benar, Dora. Saya sedang mencari karung pak Santa yang hilang.
67. Diego : Kok bisa hilang? Bagaimana ceritanya?
68. B. Santa : Waktu itu, saya baru saja selesai memasukkan hadiah ke dalam karung.
Lalu saya tinggal tidur sebentar. Eh, waktu bangun, sudah tidak ada.
Saya sudah mencari kesana-kesini, tapi hanya menemukan sapu tangan
ini.
69. Dora : Oh, begitu ceritanya. Eh, Diego bagaimana kalau kita tolong bu Santa
menemukan karungnya. Setuju? [Diego mengangguk] Kamu, Bud?
Setuju? [Bud mengangguk setuju]
70. B. Santa : Kalian memang anak-anak yang baik. Saya mengucapkan terimakasih
sebelumnya. Tapi kita akan mencari kemana? Saya hanya punya sapu
tangan ini sebagai petunjuk.
71. Diego : [mengamati sapu tangan] Di sini tertulis nama "Raksasa Iri Hati". Hei,
Bud . . . tahukah kamu dimana rumah raksasa Iri Hati?
72. Bud : Kita tanya saja pada peta. Dora, ambil peta di ranselmu.
73. Dora : Menurut petunjuk di peta ini, raksasa Iri Hati tinggal di gunung
Kejahatan. [berbicara kepada penonton] Teman-teman, tolong dong,
ditunjukkan jalan menuju gunung Kejahatan [Dora, Bud dan Diego
meminta tolong penonton untuk menunjukkan jalan yang harus dilalui]
74. B. Santa : Terimakasih. Sekarang kita sudah tahu jalan ke gunung Kejahatan. Ayo
kita berangkat ke sana!

Babak V: Bertarung dengan Raksasa

Pencerita:
Bu Santa, Dora, Bud dan Diego segera berjalan menuju gunung Kejahatan. Mereka berjalan
mendaki gunung itu, sambil menyanyi naik-naik ke puncak gunung. Kita sama-sama
menyanyi yuk [mengajak menyanyi "naik-naik ke puncak gunung"]
[Bu Santa, Dora, Bud dan Diego keluar panggung]
Kita tinggalkan bu Santa dan teman-temannya. Sekarang ayo kita tengok ke gunung
Kejahatan. Lihat ada apa di sana? [Raksasa Iri Hati masuk] Siapa itu? Oh, rupanya ada
Raksasa Iri Hati. Sedang apa di sana? Hei, raksasa Iri Hati? Sedang apa kau di situ?

75. R. Iri Hati : Aku di sini bertugas menjaga karung Santa. Kami baru saja mencuri
karung ini dari rumah bu Santa.
76. Pencerita : Mengapa kamu mencuri karung itu? Mencuri itu tidak baik, lho!
77. R. Iri Hati : Karung ini berisi hadiah untuk anak-anak. Kalau pak Santa
kehilangan karung ini, maka dia tidak bisa membagikan hadiah
kepada anak-anak pada malam Natal nanti. Lalu, anak-anak
menjadi kecewa. Mereka akan ngambek, merengek, menangis,
bahkan ada yang menjadi nakal. Kalau sudah begitu, anak-anak itu
akan kujadikan pengikutku.
78. Pencerita : Idiiih, itu 'kan rencana jahat.
79. R. Iri Hati : Kami memang makhluk jahat ha...ha....ha. . . .Eh lihat tuh, siapa
yang datang? [bu Santa dkk masuk panggung]
80. B. Santa : Apakah kamu yang bernama Raksasa Iri Hati?
81. R. Iri Hati : Betul. Ada perlu apa dengan saya?
82. B. Santa : Apakah saputangan ini milikmu? Saya tadi menemukan
saputangan ini di rumah saya. Entah bagaimana saputangan ini
bisa ada di sana.
83. R. Iri Hati : Sapu tangan ini memang milik saya.
84. B. Santa : Waktu menemukan sapu tangan ini, saya sedang mencari-cari
karung pak Santa. Oh, ya sekalian mau tanya, apakah kamu tahu
dimana karung itu berada?
85. R. Iri Hati : Ha...ha...ha.... Walaupun dicari kemana-mana, karung itu nggak
bakal ditemukan. Lha wong, kami curi, kok.
86. B. Santa : Ooooo....jadi karung dicuri, to? Pantesan aku cari kemana-mana
tidak ketemu. Sekarang kembalikan karung itu. Soalnya, anak-anak
di seluruh dunia menantikan hadiah itu.
87. R. Iri Hati : Enak saja . . . Nggak bisa, dong!
88. B. Santa : Mengapa kamu mencuri karung kami?
89. R. Iri Hati : Soalnya, aku iri melihat pak Santa yang disukai oleh anak-
anak. Kalau dia datang, semua anak-anak senang menyambutnya.
Gambarnya dipasang dimana-mana. Di majalah ada, di TV ada, di
buku ada, bahkan di toko-toko ada juga gambar Santa Klaus. Tapi
aku sendiri, tidak ada yang suka padaku. Orang-orang selalu lari
kalau melihat aku. Mengapa sih, pak Santa punya banyak teman?
Mengapa dia disukai banyak?
90. B. Santa : Itu karena pak Santa selalu membuat orang lain merasa senang.
Apakah kamu pernah melihat pak Santa membuat jengkel orang
lain? Tidak pernah bukan? Ingat nggak, Tuhan Yesus pernah
berkata, 'Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin
diperlakukan oleh mereka. '
91. Dora : Maksudnya, kalau kamu lebih dulu membuat orang lain senang,
maka orang-orang akan senang berteman dengan kamu.
92. Diego : Kalau kamu berbuat baik pada teman-temanmu, maka teman-
temanmu akan berbuat baik kepadamu.
93. Bud : Kalau kamu selalu ramah dan tersenyum kepada orang lain, maka
orang lain akan ramah dan tersenyum kepadamu.
94. R. Iri Hati : Oh, begitu, ya. Oke deh kalau begitu aku akan membuat orang lain
merasa senang. Aku pergi dulu, ya!
95. Diego : Eh, tunggu dulu . . . Dimana karung itu berada?
96. R. Iri Hati : Tanya saja pada Raksasa Egois . . . Daaaaaa [Pergi]
97. Dora : Wah, bagaimana sih Raksasa Iri Hati, tuh. Kita 'kan nggak tahu
dimana Raksasa Egois berada.
98. Bud : Kita panggil saja namanya . . .
99. Diego : Teman-teman, bantu kami, ya . . . Yuuuk kita bersama-sama
memanggil raksasa Egois [Mengajak penonton memanggil nama
raksasa Egois. Raksasa Egois muncul]
100. R. Egois : Siapa yang memanggil namaku?
101. B. Santa : Kami yang memanggilmu . . .
102. R. Egois : Oh . . . rupanya bu Santa dan teman-temannya.
103. B. Santa : Lho, kamu kok sudah kenal dengan aku?
104. R. Egois : Iya, dong . . . soalnya aku 'kan pernah masuk rumah bu Santa,
untuk mencuri karung pak Santa hi . . . hi . . .hi
105. B. Santa : Mengapa kamu mencuri karung kami?
106. R. Egois : Soalnya aku heran pada pak Santa. Mengapa setiap tahun dia
selalu memberikan hadiah pada anak-anak? Padahal pak Santa
'kan tidak pernah mendapat apa-apa dari anak-anak? Aku tidak
habis pikir, mengapa dia mau bersusah payah menyediakan
hadiah, kemudian pada malam yang dingin dia berkeliling untuk
membagikan hadiah itu. Menurutku itu terasa aneh!
107. B. Santa : Itu yang namanya pengorbanan. Pak Santa meniru pengorbanan
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
108. Dora : Ya, Yesus mau mengorbankan diri-Nya. Dia disalib di Gologota,
supaya kita bisa diselamatkan.
109. Diego : Kalau kita mau selamat, kita cukup menerima hadiah dari Tuhan
Yesus.
110. R. Egois : Jadi, aku tidak harus memberi apa-apa kepada Yesus untuk
menerima keselamatan?
111. B. Santa : Tidak perlu. . . Kamu cukup menerima hadiah dari Tuhan Yesus,
yaitu hadiah keselamatan. Itu saja. Nah, karena pak Santa sudah
menerima hadiah keselamatan dari Tuhan Yesus, maka pak Santa
ingin mengucapkan terimakasih kepada Tuhan. Caranya, pak
Sannta membagikan hadiah-hadiah pada anak-anak.
112. R. Egois : Oh, begitu to? Apakah aku boleh minta hadiah dari Tuhan Yesus?
113. Dora : Boleh saja. Hadiah ini diberikan kepada semua orang, kok.
114. R. Egois : Bagaimana cara mintanya?
115. Diego : Lipat tangan, tutup mata, lalu berdoa pada Tuhan Yesus
116. R. Egois : Bagaimana cara melipat tangan?
117. Dora : Teman-teman, si raksasa Egois, teman kita ini ingin diajari cara
melipat tangan. Kita bantu yuk!
[Dora mengeluarkan puzzle sederhana. Dora mengajak satu atau dua penonton untuk
menyusun kepingan-kepingan itu sehingga menjadi gambar tangan yang sedang melipat
untuk berdoa.]

118. R. Egois : Oooooo sekarang saya sudah tahu. Oke deh kalau begitu aku
pergi dulu ya. Aku kan berdoa.
119. Diego : Eh, tunggu dulu . . . Dimana karung itu berada?
120. R. Egois : Tanya saja pada Raksasa Pemberontak . . . Daaaaaa [Pergi]
121. Dora : Wah, bagaimana sih Raksasa Egois, tuh. Kita 'kan nggak tahu
dimana Raksasa Pemberontak berada.
122. Bud : Kita panggil saja namanya . . .
123. Diego : Teman-teman, bantu kami, ya . . . Yuuuk kita bersama-sama
memanggil raksasa Raksasa Pemberontak [Mengajak
penonton memanggil nama raksasa Pemebontak. Raksasa
Pemberontak]
124. R. Pemberontak : Siapa yang memanggil namaku?
125. B. Santa : Kami yang memanggilmu . . .
126. R. Pemberontak : Oh . . . rupanya bu Santa dan teman-temannya.
127. B. Santa : Kembalikanlah karung pak Santa, yang kamu curi.
128. R. Pemberontak : Enak saja. Nggak bisa dong. Soalnya, kalau karung itu ku
kembalikan, anak-anak tidak lagi memberontak pada
orangtua. Mereka jadi patuh pada orang yang lebih tua.
Kalau disuruh guru belajar di rumah, mereka mau belajar di
rumah. Kalau disuruh Bapaknya menyiram tanaman, mereka
mau menyiram tanaman. Kalau diminta membanntu Ibu di
dapur, mereka mau membantu.
129. Dora : Itu bukan karena hadiahnya, yang menjadikan mereka jadi
patuh.
130. R. Pemberontak : Terus, karena apa, dong?
131. Diego : Karena anak-anak itu mencontoh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
itu patuh pada perintah Bapa-Nya. Apa saja yang
diperintahkan oleh Bapa-Nya, Tuhan Yesus mau mematuhi-
Nya. Bahkan ketika diperintahkan untuk mati di kayu salib,
Tuhan Yesus tidak membantah perintah Bapa-Nya. Dia rela
mati di kayu salib.
132. Bud : Tapi, tiga hari kemudian, ia bangkit kembali. Begitu 'kan
Diego
133. Diego : Iya, Bud. Tuhan Yesus memang mati, tapi hidup lagi.
Sekarang, Dia ada di sorga.
134. Dora : Nah, sebagai murid Tuhan Yesus, kita juga harus meniru
ketaatan Tuhan Yesus. Kita harus patuh pada perintah Tuhan
dan taat pada perintah baik orangtua. Begitu ceritanya.
135. R. Pemberontak : Oooo . . . begitu ceritanya. Kok kalian bisa tahu banyak, sih?
136. Diego : Iya, dong . . . . kami 'kan membaca Alkitab. Di dalam
Alkitab itu, kita bisa membaca cerita tentang Tuhan Yesus.
Selain itu, ada juga cerita lainnya yang asyik. Contohnya, ada
cerita orang yang dimakan ikan, ada keledai yang
bisa ngomong seperti manusia, orang mati yang hidup
kembali, air bisa menjadi anggur, orang yang digigit ular tapi
tidak mati. Pokoknya ceritanya asyik-asyik banget. Baca saja
sendiri, kalau tidak percaya.
137. R. Pemberontak : Tapi aku tidak punya Alkitab. . . .
138. Dora : [Kepada penonton] Teman-teman, raksasa Pemberontak ini
tidak punya Alkitab. Bagaimana kalau kalau kita beri Alkitab.
Setuju? Kalau begitu, bantu saya menemukan Alkitab ya?

[Dora mengajak penonton menemukan Alkitab di dalam gambar]

139. R. Pemberontak : Terimakasih, ya . . . Asyik sekarang aku bisa membaca cerita


yang seru-seru. Aku pergi dulu ya. Aku mau membaca Alkitab
ini.
140. Diego : Eh, tunggu dulu . . . Dimana karung itu berada?
141. R. Egois : Tanya saja pada Raksasa Kebencian dan Raksasa Kemarahan .
. . Daaaaaa [Pergi]
142. Diego : Teman-teman, bantu kami, ya . . . Yuuuk kita bersama-sama
memanggil raksasa Raksasa Kebencian dan Raksasa
Kemarahan [Mengajak penonton memanggil nama Raksasa
Kebencian dan Raksasa Kemarahan. Mereka masuk
panggung sambil membawa karung]
143. R. Kemarahan dan R. : Siapa yang memanggil nama kami
Kebencian
144. B. Santa : Kami yang memanggilmu . . . kembalikanlah karung pak
Santa
145. R. Kemarahan : Nggak usah, ya. . . .karung ini akan tetap kami simpan.
Soalnya, jika malam Natal nanti pak Santa tidak membagikan
hadiah, maka anak-anak akan kecewa. Mereka akan
ngambek, menangis, merengek-rengek setelah itu marah
pada Santa Klaus. Maka, anak-anak itu akan menjadi
pengikutku. Mereka akan jadi anak buah raksasa Kemarahan
ini.
146. R. Kebencian : Ya . . .ya . . .ya . . . karena batal mendapat hadiah, maka
anak-anak menjadi kecewa. Mereka akan membenci pak
Santa . . . hi . . hi...hi.... lalu mereka akan menjadi pengikutku.
Mereka akan menjadi anak buak raksasa Kebencian ini.
147. B. Santa : Pikiranmu itu keliru. Asal kamu tahu saja, ya . . . anak-anak
Kristen itu tidak mudah marah. Dia juga tidak gampang
membenci orang lain.
148. R. Kemarahan : Lho, kok bisa begitu? Mereka 'kan batal mendapat hadiah?
149. Dora : Soalnya, Tuhan Yesus mengajarkan supaya anak-anak Kristen
itu mengasihi Tuhan dan sesama.
150. Diego : Bahkan kepada musuh pun kami juga harus mengasihi. Meski
musuh kami menyakiti kami, namun kami tidak akan
membenci dia. Kami harus tetap mengasihi dia.
151. R. Kebencian : Jadi walaupun kami tetap menyimpan karung ini, dan pak
Santa gagal membagikan hadiah, anak-anak itu tidak akan
menjadi marah dan benci.
152. B Santa : Kalau anak-anak itu benar-benar menjadi murid Tuhan Yesus,
maka mereka tidak akan menjadi marah dan benci.
153. R. Kemarahan : [Berkata kepada raksasa Kebencian] Jadi, tak ada
gunanya dong, kita menyimpan karung ini.
154. R. Kebencian : Iya . . . lagipula, aku juga selalu merasa takut jika menyimpan
karung ini terus-terusan. Aku selalu takut ketahuan. Aku
takut ditangkap polisi.
155. R. Kemarahan : Bagaimana kalau kita kembalikan saja karung ini.
156. R. Kebencian : Setuju. Kita kembalikan saja deh. [berkata kepada bu Santa]
Bu Santa, kami memang yang mencuri karung itu. Saya pikir,
dengan mencuri karung itu, maka anak-anak di dunia ini akan
menjadi jahat. Ternyata perkiraan kami keliru.
157. R. Kemarahan : Kami minta maaf untuk kesalahan kami. Maukah bu Santa
memaafkan kami.
158. Bu Santa : Tentu saja. Saya akan mengampuni dan memaafkan
kesalahan kalian. Tuhan Yesus pernah mengajarkan "Doa
Bapa Kami.' Salah satunya berbunyi demikian "Ampunilah
kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami." Tapi perbuatan itu jangan
diulangi lagi, ya?
159. R. Kebencian & : Ya . . . [Sambil menyerahkan karung kepada bu Santa. Tiba-
Kemarahan tiba HP bu Santa berdering]
160. Bu Santa : Sebentar . . . sebentar HP-ku berbunyi [melihat layar HP,
untuk mengetahui siapa yang menelepon] Oh, rupanya pak
Santa yang menelepon. Halo . . . iya nih . . . Aku sekarang ada
di Salatiga. Saya bersama Dora, Diego dan Bud sedang
mencari karung . . . . panjang ceritanya, Pa . . . nanti saja
kalau sudah di rumah aku ceritakan. . . . Hmmm . . . iya . . .
sekarang saya ada di Salatiga . . .[Bu Santa mendengarkan
suara penelepon. Setelah itu menutup HP-nya] Teman-
teman, pak Santa tadi berkata, karena kita sudah ada di
Salatiga, maka disuruh membagikan hadiah kepada anak-
anak di Panti Asuhan ini. Ayo . . . bantu aku bagi-bagi hadiah
[Bu Santa membuka karung dan membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak]

Anda mungkin juga menyukai