Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari: www.stepheniemeyer.

com

Kulewati menit demi menit dengan cara ini—membayangkan cara terbaik


membunuhnya. Tapi aku menghindari bayangan saat mengeksekusinya. Itu terlalu
berlebihan. Aku bisa kalah dan membunuh semuanya sekarang juga. Maka aku membuat
strategi, tidak lebih. Dengan begitu satu jam akan berhasil kulalui.
Di penghujung, dia mencuri pandang lewat celah rambutnya. Kebencian mendalam
langsung menusukku ketika pandangan kami bertemu—melihatnya di pantulan matanya yang
ketakutan. Darah memerah di pipinya, dan aku sudah akan bergerak.
Tapi bel berbunyi. Selamat karena bel—Klise. Kami berdua sama-sama selamat. Dia,
dari kematian. Aku, walau hanya menunda, dari perubahan menjadi mahluk mengerikan yang
menjijikan.
Aku tidak berjalan sepelan semestinya ketika meluncur keluar. Mungkin mereka akan
curiga ada yang tidak beres dengan gerakanku. Tapi tidak ada yang memperhatikan. Semua
masih berkutat pada gadis yang telah dikutuk mati satu jam lagi.
Aku bersembunyi dalam mobil.
Sebenarnya aku tidak suka bersembunyi. Terlalu pengecut. Tapi ini pengecualian.
Aku sedang tidak tahan dekat-dekat manusia. Berkonsenstrasi untuk tidak mebunuh
satu orang membuatku ingin melampiaskannya ke orang lain. Betapa sia-sia. Jika menyerah
pada sang monster, sama saja kalah.
Kunyalakan CD yang biasanya menenangkan. Tapi efeknya cuma sedikit. Yang
kubutuhkan adalah udara bersih, basah, dan dingin, yang mengalir bersama rintik hujan.
Meskipun dapat mengingat bau darah Bella Swan dengan jelas, menghirup udara segar sama
seperti membilas organ tubuhku dari infeksi.
Kini aku kembali waras. Aku bisa berpikir. Dapat bertarung lagi, melawan apa yang
kutentang.
Aku tidak perlu ke rumahnya. Tidak perlu membunuhnya. Jelas, aku mahluk rasional,
dan punya pilihan. Selalu ada pilihan.
Itu tidak kurasakan ketika di kelas...tapi sekarang sudah jauh darinya. Mungkin, jika
menjauh dengan sangat, sangat hati-hati, hidupku tidak perlu berubah. Semua bisa berjalan
seperti keinginanku. Kenapa membiarkan pengganggu-menggiurkan tak-berharga
merusaknya?

16
Diterjemahkan dari: www.stepheniemeyer.com

Tidak perlu mengecewakan ayahku. Tidak perlu membuat ibuku tertekan,


khawatir...terluka. Ya, itu akan melukai ibu angkatku. Dan Esme begitu penuh cinta, halus,
dan lembut. Menyebabkan seseorang seperti Esme terluka tidak bisa dimaafkan.
Sungguh ironis tadi aku ingin melindunginya dari sindiran Jessica Stanley yang tidak
berbahaya. Aku adalah orang terakhir yang akan jadi pelindung Isabella Swan. Aku adalah
ancamannya paling berbahaya.
Dimana Alice? Apa dia belum melihatku membunuh si Swan dalam beragam cara?
Kenapa dia tidak membantu—mengehentikan atau menolong membereskan bukti-bukti,
apapunlah? Apa dia terlalu terlena mengawasi bahaya dari Jasper, hingga melewati
kemungkinan yang lebih mengerikan? Apa aku sekuat yang dia pikirkan? Apa aku tidak akan
menyentuh gadis itu?
Sepertinya itu tidak benar. Alice pasti sedang berkonsenstrasi pada Jasper.
Aku mencari posisinya, ke bangungan kecil kelas bahasa Inggris. Tidak sulit
menemukan 'suaranya' yang sangat kukenal. Tebakanku betul. Segenap pikirannya tercurah
pada Jasper, mengawasi secara ketat pilihan-pilihan kecil tiap menitnya.
Aku beraharap bisa minta saranya, tapi di sisi lain, aku lega ia tidak mengetahui apa
yang mampu kulakukan. Bahwa ia tidak menyadari pembantaian yang kupertimbangkan tadi.
Terasa hal lain membakarku—rasa malu. Aku tidak ingin yang lain tahu.
Jika bisa menghindar dari Bella Swan, jika mampu bertahan tidak membunuhnya—
bahkan ketika memikirkannya, monster dalam diriku menggeliat dan menggeretakan gigi
frustasi—maka tidak ada yang perlu tahu. Jika aku menjauh dari baunya...
Tidak ada alasan untuk tidak mencoba. Pilih yang benar. Coba menjadi apa yang
Carlisle pikirkan tentang diriku.
Jam terakhir sekolah hampir selesai. Kuputuskan menjalankan rencana itu. Lebih baik
daripada menunggu di parkiran, bisa saja ia lewat dan merusak niatku. Lagi, kurasakan
kebencian yang tak adil pada gadis itu. Aku benci karena ia hampir mengalahkanku. Bisa saja
ia mengubahku menjadi sesuatu yang kukutuk.
Aku bergegas—sedikit terlalu cepat, tapi tidak ada yang melihat—melintasi parkiran
menuju ruang Tata Usaha. Tidak mungkin berjumpa dengan Bella Swan disana. Dia mesti
dihindari layaknya wabah menular.

17
Diterjemahkan dari: www.stepheniemeyer.com

Di dalam cuma ada seorang pegawai, yang memang ingin kutemui.


Dia tidak menyadari kedatanganku.
“Mrs. Cope?”
Perempuan yang rambutnya dicat merah itu mendongak dan matanya melebar. Selalu
saja lengah. Sesuatu yang tidak mereka pahami, tak perduli berapa kalipun bertemu salah
satu dari kami.
“Oh,” dia kaget, agak gugup. Dia merapihkan t-shirtnya. Konyol, pikirnya pada dirinya.
Dia cukup muda untuk jadi anakku. Terlalu muda untuk memandangnya seperti itu... “Halo,
Edward. Ada yang bisa dibantu?” bulu matanya bergoyang dibalik kacamatanya yang tebal.
Risih. Tapi aku tahu caranya untuk mempesona ketika dibutuhkan. Mudah, mengingat
aku bisa membaca pikiran sekaligus isyarat tubuhnya.
Aku bersandar kedepan, menatapnya seakan sedang menyelami mata coklatnya yang
datar. Pikirannya sudah tidak karu-karuan. Ini akan mudah.
“Saya ingin minta tolong dengan jadwal saya,” kataku sehalus mungkin agar tidak
menakutinya.
Detak jantungnya makin cepat.
“Tentu, Edward. Apa yang bisa saya bantu?” terlalu muda, terlalu muda, dia
merapalnya berulang-ulang. Salah, tentu saja. Aku lebih tua dari kakeknya. Tapi berdasar
tanggal di SIM, dia betul.
“Kira-kira apa saya bisa menukar jam pelajaran biologi saya? Dengan kelas senior
mungkin?”
“Apa ada masalah dengan Mr. Banner?”
“Bukan itu, saya sudah pernah mempelajarai materinya...”
“Pada waktu di Alaska, ya...” bibir tipisnya mengkerut ketika mempertimbangkan ini.
Mereka lebih pantas kuliah. Banyak guru yang mengeluh. Nilainya sempurna, tidak pernah
ragu di kelas, tidak pernah salah ketika ujian—seakan selalu menemukan cara menyontek.
Mr. Varner lebih memilih percaya mereka mencontek daripada beranggapan ada murid yang
lebih pintar darinya... aku yakin ibunya mengajari mereka di rumah... “Sayangnya, Edward,
semua kelas sudah penuh. Para guru tidak ingin kelasnya lebih dari duapuluh lima orang—”
“Saya tidak akan menyulitkan di kelas.”

18
Diterjemahkan dari: www.stepheniemeyer.com

Tentu saja tidak. Keluarga Cullen tidak akan begitu. “Saya tahu itu, Edward. Tapi tidak
ada cukup kursi...”
“Kalau begitu bisa saya batalkan kelasnya? Saya bisa belajar sendiri.”
“Membatalkan pelajaran biologi?” mulutnya terngaga. Itu gila. Apa susahnya duduk
manis di mata pelajaran yang sudah dikuasai? Pasti ada masalah dengan Mr. Banner. Apa
perlu nanti kubicarakan dengan Bob? “Nilaimu tidak akan cukup untuk lulus.”
“Saya akan mengejarnya tahun depan.”
“Mungkin kamu perlu ijin dulu dari orang tuamu.”
Pintu membuka di belakang, tapi siapapun itu tidak memikirkan diriku, jadi kuacuhkan.
Aku mencondongkan tubuh lebih dekat, dan kubuka mataku lebih lebar. Akan lebih baik jika
keemasan daripada hitam. Kelegamannya membuat orang takut, sebagaimana mestinya.
“Please, Mrs. Cope?” kubuat suranya semerdu mungkin—itu dapat sangat membujuk.
“Apa tidak ada kelas apapun yang bisa saya tukar? Pasti ada kelas kosong lain? Kelas biologi
itu tidak mungkin satu-satunya...”
Aku tersenyum, berhati-hati agar tidak memperlihatkan gigiku terlalu lebar dan
membuatnya takut.
Jantungnya berdetak lebih kencang. Terlalu muda, dia mengingatkan dirinya dengan
galau. “Mungkin saya bisa bicara dengan Bob—maksud saya Mr. Banner. Akan saya lihat
jika—“
Satu detik lebih dari cukup untuk mengubah segalanya: suasana di dalam ruangan,
tujuanku kesini, alasanku mencondongkan tubuh ke perempuan ini... semuanya lenyap.
Satu detik yang dibutuhkan Samantha Wells untuk membuka pintu dan menaruh
laporan di rak, lalu keluar lagi. Satu detik yang dibutuhkan bagi hembusan angin dari pintu
melabrakku. Satu detik yang kubutuhkan untuk menyadari mengapa pikiran orang pertama
tadi tidak mengganggu.
Aku menoleh, meskipun tidak perlu. Aku menoleh pelan, berjuang agar otot-ototku
tidak memberontak.
Bella Swan sedang berdiri dekat pintu. Secarik kertas ditangannya. Matanya melebar
ketika mendapati tatapan ganas dan tak manusiawiku.
Bau darahnya memenuhi ruang kecil hangat ini. Kerongokonganku membara. Monster

19
Diterjemahkan dari: www.stepheniemeyer.com

itu kembali menatapku dari matanya, topeng iblis.


Tanganku bersiap di meja. Tak perlu melihat untuk menjangkau kepala Mrs. Cope dan
membenturkannya ke meja hingga membunuhnya. Dua nyawa, daripada duapuluh. Cukup
adil.
Sang monster menuggu gelisah, lapar, ingin cepat-cepat menyelesaikannya.
Tapi selalu ada pilihan—pasti ada.
Kuhentikan napasku, dan menampilkan wajah Carlisle di depan mataku. Aku berbalik
ke Mrs. Cope, dan 'mendengar' kekagetannya melihat perubahan ekspresiku. Dia mundur,
tapi ketakutannya tidak terucap.
Menggunakan segala daya yang kulatih puluhan tahun menyangkal diri, aku berkata
sehalus mungkin. Ada cukup udara di paru-paru untuk bicara sekali lagi, dengan cepat.
“Kalau begitu lupakan saja. Aku tahu ini tidak mungkin. terima kasih banyak atas
bantuannya.”
Aku cepat-cepat keluar, berusaha tidak merasakan kehangatan darah gadis itu saat
melewatinya.
Aku tidak berhenti sampai tiba di mobil, berjalan terlalu cepat. Kebanyakan sudah pada
pulang, tidak terlalu banyak saksi. Aku mendengar suara D.J. Garret, melihat, kemudian
mengabaikannya...
Darimana datangnya si Edward—seperti muncul begitu saja... mulai lagi,
membayangkan yang aneh-aneh. Mom selalu bilang...
Ketika menyelinap kedalam mobil, semua sudah disitu. Aku berusaha mengatur napas,
tapi justru terengah mencari udara segar seperti habis tercekik.
“Edward?” Alice bertanya, suaranya waspada.
Aku cuma menggeleng.
“Apa yang terjadi padamu?” Emmet mendesak khawatir. Pikirannya teralihkan,
sementara, dari kenyataan bahwa Jasper sedang tidak mood untuk pertandingan ulang.
Bukannya menjawab, aku buru-buru memundurkan mobil. Aku mesti cepat-cepat
meninggalkan parkiran sebelum Bella Swan datang. Bagiku dia setan yang menghantuiku...
Aku menginjak pedal gas dalam-dalam. Kecepatanku sudah empat puluh mil sebelum keluar
parkiran. Di jalan, aku mencapai tujuh puluh sebelum tiba di kelokan.

20

Anda mungkin juga menyukai