Kita sebagai seorang remaja dapat belajar dari seluruh warisan yang
ia tinggalkan bagi ita.Kita dapat merenungkan dan mempelajarinya dari
seorang perempuan luar biasa berhati mulia yang dinyatakan kudus oleh
Paus Pius VI pada tahun 1807, Santa Angela.
Pembuka Mata
Suara piring pecah, teriakan dan tangisan adalah musik yang hampir
berulang-ulang kudengar sejak kurang lebih 1 tahun lalu. Semua keharmonisan
dan kehangatan itu telah goyah atau lebih tepatnya hancur. Pertengkaran yang
selama ini telah terjadi telah ikut ambil bagian dalam hancurnya hidupku. Semua
dimulai saat adik kecilku, Josh, ia meninggal di kolam renang karena kelalaian
ibuku. Ia terdorong ke bibir kolam renang dan kepalanya terhantam pinggir
kolam. Sejak itu, ibuku menjadi stress. Hal ini juga yang membuat ayah dan ibu
sering bertengkar karena masing-masing dari diri mereka belum dapat
menerima kepergian adikku.Dari kejadian itu, rumah kami yang megah telah
hancur dan kelam. Tidak ada rasa tenang lagi di rumah ini. Hal lain yang
membuatku hancur adalah kematian ibuku karena sakit keras yang di deranya
setelah adikku meninggal. Ibuku dan adikku meninggal di hari yang sama seperti
hari ulang tahunku, 2 Februari.Mulai saat itu, aku sangat membenci hari ulang
tahunku. Ayahku melampiaskan seluruh amarah kepadaku karena ia tidak punya
pelampiasan lain, iapun tidak lagi memperdulikan perusahaannya yang megah,
karena menurutnya pewaris tunggal keluarga Kaustar sudah meninggal,
sehingga tidak ada gunanya melanjutkan perusahaannya. Ia jadi mabuk-
mabukan tiap hari.Ia juga sangat marah padaku, karena aku perempuan, aku
bukan anak laki-laki yang ia idam-idamkan. “Kamu tidak usah sekolah saja, dari
kecil juga saya tidak pernah mengakui kamu sebagai anak saya. Kamu tidak
dapat menjadi penerus perusahaan besar saya. Kamu tidak bisa menjadi
kebanggaan saya. Buat apa kamu sekolah tinggi? Bisa apa kamu? KAU ITU
HANYA PEREMPUAN” dan kalimat itu dilanjutkan dengan tamparan keras yang
sangat menyakitkan, menyakiti hatiku.
Ada perasaan lain di hari ini. Saat aku telah sampai di rumah sehabis
pulang sekolah, aku menerima pesan dari Bibi bahwa ada paket untukku.
Setelah kubuka, semua yang di paket itu membuatku menangis. Secarik surat
dengan tulisan berantakan, stick permen, gantungan kunci, dan kapal-kapalan.
Beberapa saat kemudian, sebuah suara yang telah lama kurindukan terdengar.
“Kirana Nesya Kaustar,aku sangat kangen kamu. Aku kembali ke sini untuk kamu
dan aku sudah tau semua yang terjadi dari teman-temanmu“. Suara itu makin
mendekat dan dengan cepat aku bangun berdiri dan memeluk lelaki itu.
“Nesya,maaf aku baru ada sekarang. Aku benar-benar minta maaf karena
aku tidak ada di saat kamu membutuhkan aku. Aku dan kami semua tidak mau
melihat kamu sedih begini.Aku mau lihat senyumanmu lagi seperti dulu. Ayo,
kita kembali ke Tuhan, Kita minta bantuanNya. Kamu tidak sendiri di dunia ini.
Ada aku, Gisel, Airin, Jessica, Hana, Terry, Raka, Kevin. Kami semua ada
untukmu. Kita mungkin tidak dapat mengarahkan ayahmu, tapi kita bisa melihat
dari cara pandang yang berbeda. Semua orang sayang sama kamu, semua
orang kangen sama kamu yang dulu. Ingat, kita semua di sini ada untukmu. Kita
akan bantu kamu sembuhin luka kamu, luka ayah kamu. Tuhan pasti punya jalan
buat kamu. Hidup terlalu berharga untuk diratapi dengan kesedihan. Maafkan
ayahmu atas semua kesalahan dia, itu yang terpenting. Kami janji kami akan
bantu kamu” sahut Nico yang masih memelukku.
Kejadian itu sudah terjadi 2 tahun lalu dan disinilah aku berada sekarang,
bersama ayahku yang menjadi sesosok ayah yang selama ini ingin kumiliki.Ayah
juga telah kembali ke jalan yang benar. Ia tidak mabuk-mabukan lagi dan
meneruskan perushaan besarnya. Ayahku yang bahagia menjadi seorang bapak
untuk seorang anak perempuan. Ayahku yang mengijinkanku meneruskan cita-
citaku aku juga sudah memaafkannya. Teman-teman yang sekarang di
sampingku,Mereka yang terus menopangku ketika aku akan jatuh lagi. Mereka
yang memberikan aku semangat tiap hari, mereka adalah segala-galanya
bagiku. Mereka juga yang mengajarkanku untuk tidak malu menjadi anak gadis
yang tidak punya ibu. Mereka yang ada di saat susah maupun senang.
Karya :
After Orchard
Dibalik gemerlap negara-kota Singapura, berserak relung-relung ironi sampai tragedi negeri maju
Asia yang jarang diketahui oleh dunia. Buku ini menyingkap ironi dan tragedi itu dari kacamata
seorang mahasiswi Indonesia selama menimba ilmu di NTU (Nanyang Technological University).
Mulai ranjang berkutu, korban pingsan dalam MRT yang diabaikan, keterasingan di tengah hiruk-
pikuk, bunuh-diri yang menyusul kegagalan, cowok-cowok yang kurang macho, sampai pergulatan
batin untuk memutuskan tinggal terus atau pulang ke Indonesia.
"Gue hidup selama 4 tahun di Singapur, gue gak pernah bisa punya temen deket.
Semuanya terlalu sibuk dengan kerjanya masing-masing, bahkan untuk senyum.
Semua punya rencana sendiri di mana guw ga pernah jadi bagian rencana mereka. Gue
selalu sendiri. Dann gue ga inget, kapan selama 4 tahun itu gue ngerasa seneng.
Drama... . Dan, gue pikir, gue ga bisa hidup kaya gini lagi, even for another 3 years...."
-Margareta Astaman-
...dan setelah saya membaca ini I love it !! . Karena buku ini seperti membuka tabir dari Singapura
yang selalu sempurna dan aman, mungkin buku ini bisa dibilang “Singapore Undercover” ! Dan
dengan harga buku ini , Rp.38.000,- sepertinya After Orchard ini bisa disebut good value
dibandingkan buku-buku yang lain. Kemudian kualitas cetaknya baik untuk buku seperti ini ,
covernya... lihatlah, sangat menarikk ! Mungkin satu-satunya kekurangan dalam buku ini adalah
lemnya yang amat sangat rapuh,sepertinya kita jika membaca buku ini , harus memegangnya
dengan penuh perhatian. Namun jika kau ingin buku yang menarik, mengejutkan dan good value ,
silahkan beli buku ini karena buku ini Exellent !