Anda di halaman 1dari 9

Jejak Kaki yang Ditinggalkan

Ketika aku menginjakkan kaki di sebuah lingkungan sekolah baruku,


sekolah katolik ternama yaitu SMP Santa Maria, sesosok patung cantik yang
kulihat begitu asing di mataku. Beberapa hari setelahnya, aku mendengar
berbagai cerita tentang patung tersebut. Ia adalah sesosok perempuan
yang lahir di Desenzano. Sebuah kota di negara Italia pada tahun 1474.
Seorang bayi mungil yang diberkati Tuhan yang lahir di tengah keluarga
petani anggur dan gandum. Ia tumbuh dan berkembang di sebuah keluarga
yang hangat dan sederhana. Ia dikembangkan dengan pengajaran religius
oleh kedua orang tuanya. Keluarga harmonis yang membuat bayi itu
menjelma menjadi seorang anak yang cerdas, mempunyai jiwa pemimpin,
semangat tinggi yang menggebu-gebu dan periang. Dialah perempuan
yang dipilih oleh Tuhan untuk membuka mata dunia ialah Angela Merici.

Perjalanan hidup setiap orang di dunia tidaklah mudah. Sama seperti


perjalanan hidup Angela. “Penderitaan duniawi tak ada artinya
dibandingkan dengan kebahagiaan surgawi” ini adalah kutipan
nasehat ke-5 ayat 30 regula Santa Angela. Walaupun hidup di dunia
memang amat berat, tapi kita harus tetap menjalaninya dengan senang
hati. Ingatlah tentang kehidupan surgawi, itulah yang ingin disampaikan
Santa Angela.Di dalam nasehat ini, Santa Angela juga mau mengajarkan
kita tentang arti selembar kehidupan yang kusam dan menjalani setiap
halangan hidup yang ada. Ayat inilah yang menginspirasikan saya, untuk
menulis tentang sosok dirinya untuk menginspirasikan kita sebagai anak-
anaknya dan membuka mata hati kita agar kita dapat melihat suatu
masalah dari berbagai macam sudut pandang.

Apa yang kamu rasakan jika saudaramu meninggal? Apakah kamu


akan marah pada Tuhan? Jika iya, lihatlah Angela Merici. Seorang
perempuan tabah. Ia memang sedih, tapi ia tidak membiarkan dirinya terus
masuk terperosok ke dalam kesedihan itu. Ia tidak berpikir seperti kita
yang ditinggalkan sanak saudara maupun orang tua seperti “Apakah aku
sanggup menghadapi dunia tanpa mereka? Lebih baik aku ikut mereka.
Tuhan tidak adil padaku, mengapa begitu cepat?” Ia tidak melakukan itu
yang ia lakukan adalah tabah,menerima, dan berdoa karena ia cemas
bahwa kakaknya tidak dapat masuk surga karena kenakalan anak
seusianya. Lihatlah dirimu dan berkacalah, Angela yang saat itu masih
belia, dapat berpikir tentang masa ke depan, bukan mundur dan menyerah.
Ia berpikir tentang keadaan kakaknya, bukan meratapi nasib diri sendiri.
Tetapi, Angela diberitakan oleh Tuhan dengan cara-Nya bahwa ia tidak
perlu khawatir dengan kakaknya. Tuhan memperlihatkan serombongan
malaikat yang turun naik surga, dan kakaknya ada di antara mereka.
Setelah itu, kedamaian hati meliputi seluruh dirinya. Tuhan juga
memberitakan kita dengan cara-Nya pada kita sebagai manusia biasa.
Tuhan selalu punya rencana dan akan terus punya rencana untuk
memberitakan kabar gembira bagi kita demi kebaikan kita. Ingatlah Dia
tidak akan pernah meninggalkan diri kita sedetikpun, apa pun yang terjadi
pada kita, Dia terus berada di samping kita.Kita hanya perlu mengirimkan
doa kepada-Nya dan Ia akan menjawab dengan cara-Nya. Jangan pernah
menyerah dan menyalahkan Tuhan atas apa yang Ia berikan kepada kita,
tapi tataplah Dia dan berdoa, berbicaralah pada-Nya apa yang kau rasakan.
Dia selalu punya cara untuk membisikkan jawaban doamu, kamu hanya
perlu tekun dan menunggu-Nya menjawab dengan cara-Nya yang sempurna
bagi kita.

Saat kota kelahirannya dilanda wabah penyakit pes, ia harus kembali


kehilangan orang penting dalam hidupnya, yaitu kedua orangtuanya. Berat
memang, tapi itulah kehebatan Angela, ia tetap tabah dengan apa yang
Tuhan berikan padanya. Ia percaya, Tuhan punya suatu karya untuknya.
Setelah orangtuanya meninggal, seorang gadis sepertinya tidak boleh
hidup sendiri. Ia dibawa pamannya untuk tinggal bersama di kota Salo. Di
kota Salo, Angela bergaul dengan kaum bangsawan. Mungkin,bagi kita
bergaul dengan kaum bangsawan adalah hal yang menyenangkan.
Berbagai harta melimpah di sekitar kita. Kita merasa akan lebih di atas
orang lain. Tetapi, tidak bagi Angela. Ia merasa asing hidup diantara
mereka. Angela yang cantik banyak dilirik oleh para bangsawan-bangsawan
itu. Tetapi, ia malah menghindar dan memberi abu pada rambutnya yang
indah, agar ia terlihat buruk di mata bangsawan itu. Tanpa sadar, Angela
mengajarkan kita untuk mengeluarkan cantik di dalam hati kita bukan
sesuatu yang di luar saja. Sesuatu indah di dalam diri kita, jauh lebih
terpancar di luar sana. Angela pun akhirnya bergabung dengan kelompok
yang bekerja amal, karena itulah panggilan dari hatinya. Itulah awal mula
Angela mengenal kelompok Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Ia bergabung
dengan kelompok ini dan belajar untuk menyerahkan dirinya pada Tuhan
secara utuh, dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan para Imam
Fransiskan padanya. Pelajaran yang biasanya kita hindarkan karena bosan.
Tetapi, itu hanyalah dalam sugesti diri kita. Cobalah menikmatinya,
dengarkan dan rasakan damainya setelah kamu mendapatkan berbagai
pelajaran dari Injil Tuhan. Kebosanan itu hanyalah sugesti dari dirimu. Lihat
hatimu, hati itu tidak bosan dengan semua itu. Pelajaran itu berguna
untukmu, resapi itu. Mulailah, kamu belum terlambat! Belajarlah dari
Angela yang haus akan pendidikan sekolah.Ia juga haus akan pelajaran
sekolah yang pada zamannya tidak dapat ia jalani karena pada zamannya
pendidikan itu hanya dapat dijalankan oleh bangsawan. Belajarlah dari
Angela bahwa kita yang diberi kesempatan luar biasa bagi Tuhan untuk
bersekolah harus mensyukurinya dan menjalankannya dengan baik. Kita
tidak boleh malas dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan Tuhan
bagi kita. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, pergunakan kesempatan ini
dan jangan menanamkan sugesti tidak mampu pada pikiranmu.
Saat Angela menginjak usia 20 tahun, Ia kembali ke desa
kelahirannya, Desenzano. Tempat masa kecilnya yang penuh keindahan
dan kebahagiaan. Tempatnya menanam biji iman yang terus ia pupuk
hingga dewasa. Desa yang dikelilingi danau indah. Danau yang membawa
kesejukkan untuk terus memperbaharui diri Angela dan membuat Angela
menyatu dengan kehidupan alam yang asri. Indahnya danau biru yang
bagaikan permadani langit di tanah bumi. Udara sejuk yang ia hirup dan
membuat Angela dapat menyalurkan kesejukan di hati tiap orang. Saat
kembali ke Desenzano, Italia, Ia hidup sebagai petani. Ia mengabdikan
hidup bagi orang lain. Ia mengunjungi orang sakit, menghibur orang yang
bersedih, menguatkan iman orang lain, mendengarkan cerita orang lain,
dan memberi nasihat. Semua kegiatan Angela ini, dapat kita contoh dalam
pergaulan hidup remaja seperti kita. Giat menjadi petani di kota bukanlah
suatu mustahil, hanya berbeda cara pandang. Angela menjadi seorang
petani yang tekun, kita juga dapat menjadi pekerja yang baik. Pekerja dan
pelajar yang pantang menyerah dan tekun, mirip seperti Angela. Tanpa
paksaan dan dengan senang Angela menjenguk orang sakit, Ia menghibur
dan mendoakannya agar cepat sembuh. Begitupun kita, kita dapat meniru
Angela dengan menjenguk teman atau saudara kita yang sakit,
mendoakannya agar cepat sembuh. Bukannya terus menerus mencari
alasan agar tidak menjenguk karena alasan lain yang tidak penting.
Bukannya malah memilih jalan-jalan maupun tidur di rumah. Ia
mendengarkan orang lain yang sedang berkeluh kesah, mendengarkan
dengan penuh perhatian dan ketulusan. Serius mendengarkan, walaupun
mungkin cerita yang diceritakan tidak begitu menarik. Ia tetap membuka
mata dan telinga untuk mendengarnya dengan hati yang gembira. Ia akan
memberikan nasehat pada orang itu agar dapat menjalani segala masalah
maupun kebahagiaan orang tersebut dengan lapang dada dan tetap
menurut jalan-Nya. Kita sebagai seorang manusia, tentu punya masalah
dalam hidup yang cukup sulit. Kita selalu ingin di dengarkan orang lain.
Tetapi, apakah kamu mudah untuk mendengarkan orang lain? Saat orang
lain membutuhkanmu untuk berbagi keluh kesah, apakah kamu
mendengarkannya dengan baik? Apakah kamu mendengarkannya dengan
tulus? Apakah kamu mendengarkan dengan penuh perhatian? Saat mereka
ingin curhat, mengapa kamu terlihat tidak suka? Saat kamu punya masalah,
kamu akan di dengarkan orang lain. Maka, belajarlah untuk mendengarkan
orang lain baru belajar untuk di dengar orang lain. Hal ini juga dapat
diterapkan dalam hidup kita sebagai pelajar. Apakah kamu memperhatikan
gurumu dengan seksama? Apakah kamu peduli dengan pelajaran yang
mereka berikan? Apakah kamu malah mendengarkan temanmu yang
berbicara tentang games? Belajarlah dari hal kecil untuk menghargai guru
dan mendengarkan pelajarannya. Itu akan membantu dirimu dalam belajar
maupun dihargai orang lain. Melakukan itu, tidaklah sakit. Cobalah
mendengarkan. Angela selalu menghibur orang lain yang bersedih,
belajarlah untuk menghibur orang lain yang sedang bersusah hati.
Angela tidak pernah mengeluh jika harus berjalan ke kota untuk Misa.
Ia menjalankannya dengan ketulusan dan semangat. Kehausan akan firman
Tuhan dan kerinduan akan Tuhan setiap harinya. Ia berjalan dari desa ke
kota dengan seulas senyum di bibirnya untuk menghadap Tuhan. Janganlah
kamu memilih untuk bermain daripada menghadap Tuhan. Bangunkanlah
hati dan pikiranmu dari tidur panjangmu. Bangunkanlah dan sadarkanlah
dirimu bahwa Tuhan tidak pernah malas untuk memberi berkat. Tetapi,
kamu memilih untuk bermalas-malasan daripada bertemu dengan Tuhan.
Sadarlah, bahwa itu adalah kebutuhanmu, bukan suatu kewajibanmu dan
itu bukan sebuah paksaan kepadamu, tapi kemauan tulus dari dirimu.

Angela hidup bersembunyi di desanya untuk memperbaiki dirinya


menjadi sesuatu baru yang jauh lebih baik. Ia berhasil melunakkan sifatnya
yang keras, merendahkan emosinya, dan mengurangi spontanitasnya yang
tinggi. Angela berhasil merubah dirinya dan menjadi seekor kupu-kupu
yang berasal dari seekor ulat. Angela dapat menjadi inspirasi kita untuk
merubah sifat kita yang buruk dan emosi kita serta spontanitas yang tidak
baik dan buruk bagi hidup kita dan orang lain. Ia dapat berhasil karena
kemauan dari dirinya sendiri dan kerja keras tinggi untuk mencapai
sesuatu. Tanpa sengaja, Angela berbagi pada kita untuk berusaha menjadi
seseorang yang lebih baik tiap harinya lewat kemauan dan usaha dari diri
kita sendiri. Apapun usaha kita yang dijalankan dengan kemauan dan
dengan hati yang bahagia, tidak ada yang mustahil.

Setelah mendapat penampakkan di Brudazo pada tahun 1505, Ia


mendapat dorongan untuk melakukan sesuatu bagi kaum perempuan,
tetapi ia belum sepenuhnya sadar akan panggilan itu. Namun, ia tetap
mencari hal tersebut.

Angela mendapat tugas dari Peter Fransiskan untuk pergi ke Brescia


untuk menghibur seorang beranama Caterina Patengola seorang
perempuan yang bersedih dalam suasana berkabung karena ditinggal pergi
untuk selamanya oleh suami serta anaknya. Angela tidak mengeluh dengan
permintaan Peter Fransiskan untuk menghibur wanita itu dan ia tidak
menawar-nawar untuk menerima tugas tersebut. Di Brescia ia
mendamaikan orang yang bertengkar, memberi nasihat kepada orang-
orang dan para imam, menjelaskan Kitab Suci, mengajarkan cara berdoa
pada orang lain, dan mendoakan orang lain serta menghibur orang lain. Ia
terus menerus menebarkan biji kedamaian dan kebaikan bagi semua orang
di Brescia. Ia mewartakan kerajaan Allah agar semua orang mengenal
sosok Allah. Kita juga bisa meniru Angela dengan tidak memilih teman yang
akan kita hibur dan dengarkan ceritanya, kita tidak perlu menawar tugas-
tugas dari guru maupun orang tua kita. Itu semua untuk kebaikan kita, buat
apa kita menawar sesuatu yang baik bagi kita? Kita dapat mendamaikan
teman kita yang sedang bermusuhan.Jangalah malah membuat mereka
makin bermusuhan karena kita memihak 1 diantara mereka. Jadilah sebuah
jembatan, damaikanlah mereka. Beranikah kita mewartakan kerajaan Allah
seperti Angela? Jika tidak, beranikanlah dirimu. Tidak ada ruginya untuk
mewartakan dan memperkenalkan kerajaan Allah yang megah pada dunia.
Janganlah malu dan merasa asing diantara orang lain yang belum mengenal
kerajaan Allah. Karena sesungguhnya, merekapun masih dalam tahap
pencarian pada Allah.

Setiap kali berpuasa, berdoa dan mohon petunjuk Yesus, ia selalu


meminta terang dan jalan dari Yesus. Sama seperti kita yang mohon berkat
dari Yesus. Angela mendapat banyak dorongan moral dan dukungan dari
orang-orang di sekitarnya serta lindungan Yesus, ia mendirikan kompaninya
pada 25 Nopember 1535. Jumlah anggota Kompani itu berjumlah 25 orang.
Mereka juga dikenal sebagai kelompok perempuan yang taat pada Yesus
dan rajin berdoa dan beramal.

Setelah memimpin Kompaninya dengan penuh tenaga dan ketulusan,


ia semakin tua dan mulai sakit-sakitan. Sehingga pada tahun 27 Januari
1540, Angela meninggal di Brescia. Pengikut Angela sudah tersebar di
seluruh penjuru dunia khususnya di bidang pendidikan remaja dan anak-
anak. Para pengikut Angela mengabdikan diri pada Tuhan dan berkarya
dengan pendidikan seperti mendirikan sekolah. Kompani Angela bernama
Santa Ursula karena ia sangat mengagumi Santa Ursula, seorang orang
kudus yang pemberani yang sangat dikagumi oleh Angela

Kita sebagai seorang remaja dapat belajar dari seluruh warisan yang
ia tinggalkan bagi ita.Kita dapat merenungkan dan mempelajarinya dari
seorang perempuan luar biasa berhati mulia yang dinyatakan kudus oleh
Paus Pius VI pada tahun 1807, Santa Angela.

Karya : Indri Putri 9B-18

SMP Santa Maria

Jl. Ir.H. Juanda 29

Pembuka Mata
Suara piring pecah, teriakan dan tangisan adalah musik yang hampir
berulang-ulang kudengar sejak kurang lebih 1 tahun lalu. Semua keharmonisan
dan kehangatan itu telah goyah atau lebih tepatnya hancur. Pertengkaran yang
selama ini telah terjadi telah ikut ambil bagian dalam hancurnya hidupku. Semua
dimulai saat adik kecilku, Josh, ia meninggal di kolam renang karena kelalaian
ibuku. Ia terdorong ke bibir kolam renang dan kepalanya terhantam pinggir
kolam. Sejak itu, ibuku menjadi stress. Hal ini juga yang membuat ayah dan ibu
sering bertengkar karena masing-masing dari diri mereka belum dapat
menerima kepergian adikku.Dari kejadian itu, rumah kami yang megah telah
hancur dan kelam. Tidak ada rasa tenang lagi di rumah ini. Hal lain yang
membuatku hancur adalah kematian ibuku karena sakit keras yang di deranya
setelah adikku meninggal. Ibuku dan adikku meninggal di hari yang sama seperti
hari ulang tahunku, 2 Februari.Mulai saat itu, aku sangat membenci hari ulang
tahunku. Ayahku melampiaskan seluruh amarah kepadaku karena ia tidak punya
pelampiasan lain, iapun tidak lagi memperdulikan perusahaannya yang megah,
karena menurutnya pewaris tunggal keluarga Kaustar sudah meninggal,
sehingga tidak ada gunanya melanjutkan perusahaannya. Ia jadi mabuk-
mabukan tiap hari.Ia juga sangat marah padaku, karena aku perempuan, aku
bukan anak laki-laki yang ia idam-idamkan. “Kamu tidak usah sekolah saja, dari
kecil juga saya tidak pernah mengakui kamu sebagai anak saya. Kamu tidak
dapat menjadi penerus perusahaan besar saya. Kamu tidak bisa menjadi
kebanggaan saya. Buat apa kamu sekolah tinggi? Bisa apa kamu? KAU ITU
HANYA PEREMPUAN” dan kalimat itu dilanjutkan dengan tamparan keras yang
sangat menyakitkan, menyakiti hatiku.

Sejak kematian ibuku, aku menjadi pemurung dan pendiam. Peringkatku


di sekolah menurun drastis. Padahal aku adalah kebanggaan sekolah atas
berbagai prestasi yang kumuliki tapi kurasakan hidupku benar-benar hancur.
Ditambah lagi, aku ditinggal oleh laki-laki yang sangat aku sayangi,Jerry serta
sahabatku yang harus sementara ini meninggalkan aku karena harus
bersekolah, Nico. Lengkap sudah hidupku yang kujalani saat ini adalah
kehidupan kosong yang diakhiri dengan tangisan di malam hari dan kerinduan
akan orang-orang penting dalam hidupku dan harapan akan kebahagiaan dari
ayahku.

Satu-satunya hal yang dapat membuatku setidaknya dapat berdiri di


dunia ini adalah pesan ibuku dan batu nisan itu. Karena itu setidaknya
memberiku sedikit kehangatan di kedinginan. Semuanya telah berubah
memang. Tapi, ibuku selalu berkata bahwa “Kamu kuat Nes, kamu pasti bisa”
dan sahabat-sahabat terbaik yang kupunya yang tidak pernah melihatku dari
kekayaan yang kupunya, Gisel, Airin, Hana, Terry, Raka, dan Kevin.Mereka selalu
melihat aku apa adanya, bukan karena keluargaku yang harmonis yang
kemudian hancur, bukan karena aku yang hidup sangat berkecukupan. Mereka
yang menilaiku atas diriku, bukan dari luar diriku. Itulah yang membuatku
bertahan dan tidak mencoba mengulangi hal yang ingin kulakukan yaitu bunuh
diri. Karena mereka pula, aku menghargai hidup yang kupunya dan membuatku
terhibur tiap harinya. Mereka berhasil menutup luka di hatiku, walaupun tidak
seluruhnya. Tapi, itu sangat membuatku tenang.

Ada perasaan lain di hari ini. Saat aku telah sampai di rumah sehabis
pulang sekolah, aku menerima pesan dari Bibi bahwa ada paket untukku.
Setelah kubuka, semua yang di paket itu membuatku menangis. Secarik surat
dengan tulisan berantakan, stick permen, gantungan kunci, dan kapal-kapalan.
Beberapa saat kemudian, sebuah suara yang telah lama kurindukan terdengar.
“Kirana Nesya Kaustar,aku sangat kangen kamu. Aku kembali ke sini untuk kamu
dan aku sudah tau semua yang terjadi dari teman-temanmu“. Suara itu makin
mendekat dan dengan cepat aku bangun berdiri dan memeluk lelaki itu.

“Nesya,maaf aku baru ada sekarang. Aku benar-benar minta maaf karena
aku tidak ada di saat kamu membutuhkan aku. Aku dan kami semua tidak mau
melihat kamu sedih begini.Aku mau lihat senyumanmu lagi seperti dulu. Ayo,
kita kembali ke Tuhan, Kita minta bantuanNya. Kamu tidak sendiri di dunia ini.
Ada aku, Gisel, Airin, Jessica, Hana, Terry, Raka, Kevin. Kami semua ada
untukmu. Kita mungkin tidak dapat mengarahkan ayahmu, tapi kita bisa melihat
dari cara pandang yang berbeda. Semua orang sayang sama kamu, semua
orang kangen sama kamu yang dulu. Ingat, kita semua di sini ada untukmu. Kita
akan bantu kamu sembuhin luka kamu, luka ayah kamu. Tuhan pasti punya jalan
buat kamu. Hidup terlalu berharga untuk diratapi dengan kesedihan. Maafkan
ayahmu atas semua kesalahan dia, itu yang terpenting. Kami janji kami akan
bantu kamu” sahut Nico yang masih memelukku.

Kejadian itu telah berlalu.Semua kejadian pedih dalam hidupku itu,


sekarang menjadi pelajaran berharga bagiku. Gisel, Airin, Jessica, Hana, Terry,
Raka,Kevin, dan Nico tidak pernah meninggalkanku di saat-saat terpahit dalam
hidupku. Dan setelah kata-kata Nico waktu itu, Nico dan yang lain menepati janji
mereka. Mereka mengajakku berdoa, memaafkan ayahku dan berserah pada
Tuhan. Aku sangat bersyukur mempunyai sahabat terbaik seperti mereka.
Karena dengan adanya mereka, semuanya kembali menjadi kenyataan. Mereka
yang membuat semuanya kembali.

Kejadian itu sudah terjadi 2 tahun lalu dan disinilah aku berada sekarang,
bersama ayahku yang menjadi sesosok ayah yang selama ini ingin kumiliki.Ayah
juga telah kembali ke jalan yang benar. Ia tidak mabuk-mabukan lagi dan
meneruskan perushaan besarnya. Ayahku yang bahagia menjadi seorang bapak
untuk seorang anak perempuan. Ayahku yang mengijinkanku meneruskan cita-
citaku aku juga sudah memaafkannya. Teman-teman yang sekarang di
sampingku,Mereka yang terus menopangku ketika aku akan jatuh lagi. Mereka
yang memberikan aku semangat tiap hari, mereka adalah segala-galanya
bagiku. Mereka juga yang mengajarkanku untuk tidak malu menjadi anak gadis
yang tidak punya ibu. Mereka yang ada di saat susah maupun senang.

2 Februari bukanlah hari dan bulan yang menyeramkan lagi baginya.


Nesya baru yang mempunyai segala impian dan sahabat-sahabat yang
mencintai dia apa adanya. Itulah maknanya dan sekarang setiap hari hanya ada
senyum di bibirnya dan kakinya terasa sangat ringan untuk berjalan. Dari sana
dia dan kita dapat belajar bersyukur, memaafkan, menghargai, dekat dengan
Tuhan dan tentunya belajar arti kesetiaan sahabat.

Karya :

Indri Putri 9b-18

After Orchard

Oleh Margareta Astaman

Dibalik gemerlap negara-kota Singapura, berserak relung-relung ironi sampai tragedi negeri maju
Asia yang jarang diketahui oleh dunia. Buku ini menyingkap ironi dan tragedi itu dari kacamata
seorang mahasiswi Indonesia selama menimba ilmu di NTU (Nanyang Technological University).

Mulai ranjang berkutu, korban pingsan dalam MRT yang diabaikan, keterasingan di tengah hiruk-
pikuk, bunuh-diri yang menyusul kegagalan, cowok-cowok yang kurang macho, sampai pergulatan
batin untuk memutuskan tinggal terus atau pulang ke Indonesia.

"Gue hidup selama 4 tahun di Singapur, gue gak pernah bisa punya temen deket.
Semuanya terlalu sibuk dengan kerjanya masing-masing, bahkan untuk senyum.
Semua punya rencana sendiri di mana guw ga pernah jadi bagian rencana mereka. Gue
selalu sendiri. Dann gue ga inget, kapan selama 4 tahun itu gue ngerasa seneng.
Drama... . Dan, gue pikir, gue ga bisa hidup kaya gini lagi, even for another 3 years...."

-Margareta Astaman-
...dan setelah saya membaca ini I love it !! . Karena buku ini seperti membuka tabir dari Singapura
yang selalu sempurna dan aman, mungkin buku ini bisa dibilang “Singapore Undercover” ! Dan
dengan harga buku ini , Rp.38.000,- sepertinya After Orchard ini bisa disebut good value
dibandingkan buku-buku yang lain. Kemudian kualitas cetaknya baik untuk buku seperti ini ,
covernya... lihatlah, sangat menarikk ! Mungkin satu-satunya kekurangan dalam buku ini adalah
lemnya yang amat sangat rapuh,sepertinya kita jika membaca buku ini , harus memegangnya
dengan penuh perhatian. Namun jika kau ingin buku yang menarik, mengejutkan dan good value ,
silahkan beli buku ini karena buku ini Exellent !

Anda mungkin juga menyukai