MENELADANI ASMAUL
HUSNA
KELOMPOK :
Zelena Intan Mardita
Pamela Ratu Dayinta
Nabila Samri Yulisa
Citra Komala Yarsi
Dinda Tiara Saptri
Lalu Ade Surya Negara
Muh. Yani
1.Kokoh pendirian
Di era modern, banyak orang bersedia mengeluarkan uang jutaan rupiah agar bisa
hidup secara aman. Di kantor, para pengusaha memagar tinggi-tinggi gedung dan
bangunan. Tak hanya itu, untuk menyimpan uang dan surat-surat berharga dibuat
brankas tahan api dan bersandi. Padahal di pintu masuk selalu bertengger satpam 24
jam. Kita (juga) sering mendengar cerita banyak orang yang berharta melimpah, tidak
bisa tidur karena selalu takut harta dan kekayaannya dikuasai orang lain. Rasa aman
dan keamanan tidak hadir dalam diri. Sebaliknya khawatir, takut, was-was, terus
menghantui diri. Akibatnya harta dan kekayaan bukan sebagai berkah tapi
memperbudak diri karena harus terus dijaga.
Allah sebagai al-Mu’min, pemberi rasa aman, tidak hanya memberi rasa aman kepada
mereka yang beriman saja. Karena sifat Rahman-Nya, mereka yang kafir pun diberikan
dan dianugerahi rasa aman. Hanya saja keamanan bagi mereka yang kafir lebih
sebagai keamanan yang bersifat temporer. Ia lebih berdimensi dunia, dan tak kekal.
Allah sebagai al-Mu’min sendiri mengatakan bahwa:
”Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanannya dengan
kezaliman/syirik, mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan merekalah orang-
orang yang mendapat petunjuk”(QS al-An’aam [6] ayat 82).
Dalam Islam, seringkali diungkapkan bahwa bagi mereka yang beriman dan
bertakwa secara maksimal, maka tempat mereka adalah di kampung akhirat yang
penuh dengan keamanan atau Daar al-Amn. Daar al-Amn, dengan begitu, tidak
akan ditempati oleh mereka yang menjadikan harta, kekayaan, pangkat, jabatan,
sebagai ”tuhan-tuhan yang diagungkan.”
Kita menyadari bahwa iklim, musim, cuaca, keadaan alam dan lingkungan sangat
mempengaruhi hidup kita. Hujan yang selama ini kita pahami sebagai rahmat yang
turun membawa berkah dan menghidupkan tanah yang mati, tapi ternyata
menimbulkan ketakutan dan ancaman, seperti banjir, tanah longsor, dan wabah
penyakit. Di musim hujan kita takut La-Nina berkepanjangan. Seolah Allah tidak
pandai mengatur musim, sia-sia menurunkan hujan dan membahayakan. Di saat
musim kemarau muncul ketakutan akan terjadi El-Nino berkepanjangan. Kemarau
disambut duka. Orang berprasangka bahwa petani akan merugi. Peternak
menyesali ternak yang mati.
Padahal pada zaman kakek dan nenek kita musim panas atau kemarau jadi
pertanda bakal datangnya musim buah-buahan karena sinar matahari membantu
proses terjadinya fotosentesis dari bunga menjadi buah. Sementara itu bangsa
kumbang dan berbagai jenis burung bergembira ria semua. Sejatinya mereka
tengah membantu penyerbukan pada kembang di tengah udara cerah-ceria. Tapi
kini, kemarau dimaknai musim yang menakutkan. Kering-kerontang selalu ditujukan
3.Tawakkal
Tawakkal merupakan berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau
menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
contoh
Penjual Krupuk : 3000 saja mas(Penjual kerupuk itu langsung berdiri dan meraba-raba letak
tas pinggangnya)
Penjual kerupuk : sebentar ya kembaliannya.Bapak itu lalu sibuk membongkar uang di tasnya.
Uang itu nyaris keluar semua di tangannya
Saya : Enggak usah Pak. Hari ini Allah kirim rezeki buat bapak.
contoh
Suatu Sore ketika saya hendak pulang dari Kampus, baru beberapa ratus meter dari tempat saya
beranjak, Hujan yang sangat Lebat membasahi tubuh saya, kebetulan waktu itu saya tidak
membawa Jas Hujan. akhirnya saya putuskan untuk berteduh sejenak disebuah Warung Angkringan
berharap hujan ini akan segera reda. Diwarung kecil yang hanya beratapkan Terpal berwarna
Kuning itu saya duduk persis disamping seorang Bapak Tua yang memakai Jas hujan lengkap (Baju
dan Celana) berwarna Biru, ternyata Bapak tua tadi tidak lain adalah Penjual Warung Angkringan
yang terletak disamping jalan Raya itu. posisi kami yang begitu dekat dan wajahnya yang terlihat
begitu Ikhlas akirnya memaksa saya untuk memberanikan diri memulai perbincangan ringan
dengan Bapak Tua tersebut.
Pak Tua : "Iya Mas,,, Maklumlah masih Bulan Hujan mas,, Mas nya Mau kemana ? kok Musim Hujan
Begini kok ngak bawa Jas Hujan? "
Saya : "Ini Pak, saya ini mau pulang Kepondok Pesantren, saya baru selesai pulan Kuliah"
Pak Tua : "Ow,, begitu..? Musim Hujan Begini haru hati-hati mas Naik Motornya,,“
Hati saya berbisik, Bijak sekali bapak ini,, meski tampilan beliau sederhana Hatinya begitu Baik,,
bagaimana tidak Meski belum saling Mengenal Beliau menasehati saya Untuk berhati-hati dijalan
Saya : "Oh iya Pak Insyallah... Makasih ya pak,.."
Pak Tua : "Iya...." jawab Beliau dengan nada yang lirih.
beberapa saaat kemudian datanglah pelanggan lain, seorang laki-laki yang agak tua dengan
kumisnya yang tebal. pembeli ini nampaknya sudah saling kenal dengan Pak Tua si Penjual.
setelah memesan makanan yang diinginkannya pembeli itu bilang kepada pak tua dengan nada
yang Lelah
"Wah... Musim Kok Hujan terus begini, mau melakukan aktifitas jadi serba Males ya Pak,,,? "
Ucapnya sambil melihat kearah pak tua yang sedang membungkuskan makanan yang ia pesan.
Pak Tua : "iya pak.. tapi ya mau bagaimana lagi? emang sudah musimnya hujan kok.."
setelah Pak tua selesai melayani pembeli itu, seketika Beliau duduk disebelah saya lagi seperti
semula. kemudian beliau bertutur kepada saya.
Pak Tua : " Mas.... anda Lihat sendiri bukan? Begitu banyak orang yang mengeluh ketika Hujan
Turun, Padahal Hujan kan Rahmat Allah. Ya kan? Bagi Kami para pedagang kai lima seperti saya
ini, HUJAN MERUPAKAN KEBERKAHAN TERSENDIRI DARI ALLAH SWT. karena dengan turunnya
hujan banyak Penguna jalan yang datang kesini sekedar untuk Minum Teh dan Menanti Redanya
Hujan, Begitu juga Masyarakat di sejitar sini, mereka datang ketempat saya untuk membeli
beberapa makanan yang saya sediakan, seperti Gorengan, Jahe Angget, Teh Angget, Rokok dan
yang lainya. Dimusim Penghujan ini barang dagangan saya lebih cepat laku dari pada musim
lainnya, Mas lihatkan? Hanya tersisa beberapa Gorengan saja di Meja, Biasanya Jam segini
Dagangan saya Masih Banyak Mas.
Kalau bisa kita itu jangan suka merasa allah itu tidak Adil karena sebenarnya ada
kebahagiaan yang Allah sediakan ketika Kita sabar dalam menghadapi cobaan. seperti
saya ini? dulu waktu saya Buka Warung ini, saya sering merasa Allah itu tidak Adil,
Karena waktu dulu jualan saya masih belum begitu laku, terkadang saya berfikir,
Kenapa Ya kok saya yang mencari nafkah untuk keluarga dengan jalan yang Halal
Justru sedikit pemasukan, sedangkan di Tv-Tv banyak sekali Orang-orang kaya
beruang miliyaran walaupun dengan cara yang salah seperti Korupsi dan Suap.??. Tapi
itu dulu mas, setelah beberapa hari saya berusaha untuk tetap SABAR dan IKHLAS
akhirnya saya bisa berfikir lebih jernih, lambat laun banyak orang yang berkunjung
kesini sehingga firasat buruk saya kepada Allah-pun sedikit demi sedikit bisa hilang,,
Alhamdulillah
dan saya bahagia sekarang meskipun tak seberapa uang yang saya dapatkan,
saya tetap bahagia karena dagangan saya Laris, apalagi Musim Hujan Seperti
Ini,,, " Saya :"Iya ya pak , Bapak benar sekali. Allah memang tidak pernah Tidak
Adil dengan Taqdir-NYA, baik di DUnia ataupun Diakhirat... hehehe" jawabku
Sambil tersenyum kepada Pak Tua.
Tak terasa Hujan sudah reda, Jam menunjukan 15.30 WIB, saya harus segera
Pulang dan menunaikan Sholat Ashar. kemudian saya bergegas membayar
maknan yang saya makan dan langsung berpamitan dengan Pak Tua tadi.
seraya berjalan pelan saya menengok kebelakang menatap wajah penuh Syukur
bapak Tua itu dan berkata
"Terimakasih ya Pak.. Mari...?“
Siapa yang Lebih Tau? Allah ? Atau Kita? Allah Berfirman : Terkadang sesuatu yang Kalian
Benci, sesunguhnya itu baik untuk kalian dan terkadang apa yang kalian senangi/cintai itu
Buruk untuk kalian. Dan ALlah Maha Mengetahui dan Kalian itu TIDAK... Semoga catatan
ini bisa menjadi Wahana bagi kita untuk lebih bisa melihat suatu perkara itu dengan Hati,,,
Karena tidak jarang, Justru Hati ini Bisa Melihat apa yang tidak dilihat Oleh Mata... Semoga
Allah Selalu Meridhoi Kita Semua... Amin Ya ALLah....... Aminn,,,, Wallahu 'Aalam
Bisshowab.!