Anda di halaman 1dari 8

1.

Kisah Seorang Penjual Kerupuk Buta Dengan Hati Yang


Begitu Ikhlas
Pada suatu hari ada seorang penjual kerupuk dengan keterbatasan fisik. Penjual kerupuk tersebut
memiliki keadaan buta pada matanya. Meski begitu ia tetap mencoba menjalani hidup layaknya
orang normal lainnya dengan berjualan kerupuk.

Selang beberapa waktu ada seorang pemuda yang hendak membeli kerupuk dari penjual tadi.
Pemuda tersebut lalu memberikan pertanyaan jika saja dirinya tidak membayar namun meminta
kembalian kepada penjual buta tadi.

Lalu ia menanyakan bagaimana tanggapan sang penjual kerupuk dengan kondisi buta. Seketika
penjual kerupuk menjawab dengan nada rendah “nak, rezeki sudah Allah atur, saya cuma
berusaha. Jika memang rezeki tersebut adalah milik saya maka tak akan tertukar. Begitu pun
sebaliknya,” kata si penjual kerupuk dengan kondisi buta.

Seketika setelah mendengar jawaban dari penjual kerupuk tadi, anak muda langsung bergetar
hatinya. Ia kemudian memberikan uang kepada penjual kerupuk tadi dengan jumlah yang lebih.
Pemuda tersebut percaya jika Allah menitipkan rezeki penjual tersebut lewat tangannya.

Dari cerita tersebut kita bisa mendapatkan pesan moral jika rezeki dari Allah tidak akan pernah
tertukar alamat. Apa pun itu jika kita percaya akan Allah, maka jalan yang diberikan menjadi
lebih mudah. Bahkan dalam segi pekerjaan sekalipun.

Percaya saja jika Allah akan memberikan yang terbaik untuk hambanya. Jikapun tidak rejekinya,
maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Besar kecil tetap disyukuri.
2. Setitik Kebaikan Bisa Menyadarkan Kejahatan
Kisah selanjutnya adalah tentang seorang kakek tua pemilik pohon pepaya dengan seorang
pemuda pencuri. Pada suatu hari ada seorang kakek tua yang sudah memiliki pohon pepaya
dengan kondisi berbuah matang.

Pohon pepaya tersebut dirawat dari kecil hingga bertumbuh dan menghasilkan buah. Akan tetapi
buah yang dihasilkan dari pohon pepaya tersebut sangat sedikit. Posisi pohon tersebut di dekat
pagar yang bersebelahan dengan  jalan raya.

Pada keesokan harinya sang kakek pemilik pohon berniat untuk memetik buah pepaya yang
selama ini ia rawat. Namun siapa sangka ketika sampai ternyata buah pepaya tersebut sudah
hilang beberapa biji. Seketika sang kakek kembali ke dalam rumah dan terlihat murung.

Sang istri yang melihat keadaan tersebut merasa heran hanya karena buah pepaya yang tak
seberapa harganya bisa sekecewa dan semurung itu. Namun yang dipikirkan oleh kakek berbeda
dengan yang dipikirkan oleh sang istri.

Ia memikirkan begitu kasihan terhadap seorang pencuri harus menunggu sampai tengah malam
sekaligus penuh usaha hanya untuk mendapatkan beberapa buah pepaya. Keesokan harinya ia
berinisiatif untuk membantu sang pencuri dalam meletakkan sebuah tanggal.

Namun siapa sangka ketika keesokan harinya buah pepaya yang ada pada pohon masih utuh
jumlahnya. Sang kakek mulai bersabar dan mencoba menunggu keesokan harinya. Akan tetapi
kejadian yang sama masih kakek alami, di mana buah pepaya masih utuh meskipun sudah
diletakkannya sebuah tangga di dekatnya.

Hari esoknya kakek kedatangan tamu seorang pemuda yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Pemuda tersebut membawa beberapa pepaya matang. Pemuda tersebut memberikan pepaya
tersebut kepada kakek dan meminta maaf.

Pemuda tersebut juga menjelaskan jika dirinyalah yang mencuri pepaya milik kakek tadi.
Sebenarnya pemuda tersebut masih berniat untuk mencuri pepaya. Namun karena adanya sebuah
tangga tadi, pemuda tersebut hatinya tergerak dan sadar jika pemilik pepaya tersebut begitu sabar
sekaligus baik hati. Sejak saat itu pemuda tersebut sudah memiliki tekad untuk berubah dan tidak
mencuri lagi.

Pesan moral yang diberikan oleh kisah tersebut adalah sebuah kebaikan meski sekecil apa pun itu
ternyata bisa memberikan dampak positif terhadap kebaikan orang lain. Mungkin orang lain
memiliki rasa jahat terhadap kita.

Namun bisa jadi akibat kebaikan yang selama ini kita tabur di mana pun tempatnya akan
memberikan buah manis di kemudian hari seperti mengubah niat jahat seseorang menjadi lebih
baik lagi.
Apapun bentuknya, kebaikan pasti akan memberikan hasil yang berdampak positif kepada kita.
Meski mungkin kita tak merasakannya. Bisa jadi yang akan menuai adalah anak cucu kita kelak.
So, jangan pernah bosan untuk berbuat baik kepada sesama.

3. Memberi Tanpa Menghina


Dikisahkan ada seorang penjual selimut dengan kualitas terbaik. Selimut tersebut bervariasi
harga dan ketebalan yang diberikan. Suatu hari ada seorang kakek tua renta dengan kondisi baju
lusuh. Jika dilihat secara menyeluruh, kakek tua tersebut ternyata adalah orang tidak berpunya.

Meski begitu ia tetap memberanikan diri untuk membeli sebuah kalimat. Ketika kakek tua
tersebut berada di dalam toko. Kebanyakan para pengunjung melihatnya dengan sinis dan
tentunya penuh akan rasa tak suka.

Namun siapa sangka pemilik toko melayani kakek tua tersebut dengan sopan, perhatian layaknya
pengunjung lainnya. Kakek tua tersebut mengutarakan maksud kedatangannya ke toko tersebut
untuk membeli selimut.

Ia meminta selimut dengan harga paling murah karena total uang yang dimiliki kakek tua
tersebut hanya pas-pasan. Bahkan dibilang cukup ternyata tidak bisa. Mengetahui hal tersebut,
pemilik toko tetap memberikan pelayanan terbaik sekaligus mulai mencari selimut untuk kakek
tua renta tadi.

Siapa sangka pemilik toko memberikan sebuah selimut kualitas terbaik. Menariknya harga yang
dibanderol untuk selimut tersebut adalah sejumlah total uang kakek tua tadi. Lantas kakek tua
tadi memberikan ucapan terima kasih yang begitu mendalam kepada pemilik toko.

Ternyata selimut yang dibeli kakek tua tersebut adalah untuk menyelimuti anak istri dibalik
tembok rumahnya. Suatu hari datanglah pengujung ingin membeli selimut yang sama kualitasnya
dengan kakek tua.

Pengunjung tersebut tampak marah ketika mengetahui harga dari selimut tersebut. Ia
membandingkan harga yang diberikan kakek tua kemarin terhadap dirinya saat ini memiliki
perbedaan yang cukup signifikan. Ia menganggapnya tidak adil.

Dengan penuh kesabaran pemilik toko memberikan penjelasan. “Memang benar harga yang saya
berikan  kepada Anda berbeda dengan kakek tua kemarin. Namun kali ini saya berdagang
dengan manusia, sedangkan  kemarin saya berdagang dengan Allah,” ucap pemilik toko selimut.

Seketika pemuda tadi tertegun dan membayar sesuai harga yang dibayarkan sambil berdoa agar
kakak tua tersebut terhindar dari rasa dingin beserta keluarga. Lalu ia juga berucap dan
memohon kepada Allah agar keluarganya dijauhkan dari siksaan api  neraka.

Pesan moral yang diberikan dari kisah tersebut adalah seberapa tinggi jabatanmu tetaplah berbagi
kepada sesamamu. Banyak yang membutuhkan bantuan dengan rasa ikhlas tak peduli sebesar
apa pun itu bantuanmu.

Kelak keikhlasanmu dalam membantu sesama akan bisa memberikan jalan terbaik pada
kehidupan di masa depan. Dan selalu ingat jika berbagi kepada sesama tidak akan membuat kita
menjadi miskin. So jangan pernah ragu untuk berbagi penuh rasa ikhlas dengan sesama.
4. Setiap Kejadian Akan Memiliki Makna
Dikisahkan ada sebuah keluarga yang memiliki anggota di dalamnya yang begitu banyak. Satu
ayah satu ibu dan tiga orang anak. Keberadaan mereka semua sudah membuat suasana rumah
menjadi ramai. Selang beberapa waktu kemudian sang ayah membawa kabar bahagia bagi semua
anaknya jika mereka akan mendapatkan adik lagi.
Siapa sangka kabar bahagia dari ayah tidak disambut baik oleh sang anak sulung. Ia menentang
perkataan ayah. Keduanya berdebat hingga tak menemukan jalan keluar. Usut punya usut
ternyata sang ayah dan anak sama sama memiliki watak keras dan tak mau mengalah satu sama
lain.

Sang anak sulung memberikan  penjelasan jika ia melihat dari sisi ibu yang sudah tua bagaimana
nanti mengasuh dan merawat anggota keluarga baru tersebut. Meski penuh pertentangan, namun
waktu tetap berjalan dengan kondisi kandungan sang ibu membesar hingga memasuki usia 4
bulan.

Dalam usia 4 bulan kandungan memang tidak dapat digugurkan. Bahkan menggugurkan
kandungan juga termasuk dosa dan melanggar hukum. Dalam kondisi tersebut sang anak sulung
masih memiliki kebencian yang begitu mendalam terhadap semua yang terjadi.

Namun perlahan-lahan ia berdoa kepada Allah untuk menghilangkan rasa bencinya jika memang
adik baru untuknya adalah pilihan terbaik dari Allah. Allah mengabulkan doa dari anak sulung
dan menghilangkan rasa benci dalam dirinya.

Ketika sang adik baru lahir, ternyata kondisinya terbilang cukup buruk karena adanya penyakit
jantung. Berbagai usaha sudah dilakukan keluarga tersebut untuk kesembuhan adik baru tersebut.
Waktu tetap berjalan hingga suatu saat hasil rontgen dokter keluar dan memberikan penjelasan
jika adik baru telah sembuh dari penyakit jantung yang dideritanya.

Semua keluarga merasa bahagia sekaligus terharu. Tak lupa ucap syukur atas kesembuhan adik
baru kepada Allah tetap dipanjatkan.

Dari cerita tersebut kita belajar jika setiap kejadian yang telah ditakdirkan oleh Allah selalu
memiliki makna tersendiri. Sering kali tak sadar akan makna dibalik kejadian. Hal ini kerap kita
alami ketika menghadapi kegagalan.

Kita lebih suka mengumpat daripada berpikir jernih terkait makna apa yang ada dibalik
kegagalan yang terjadi. Bisa jadi karena Allah ingin menyadarkan jika pilihan yang kita ambil
selama ini salah. Dan dibuatlah sebuah kegagalan.

Maka dari itu baik keberhasilan maupun kegagalan bahkan dalam kejadian lainnya pun harusnya
tetap disikapi dengan pikiran jernih dan selalu mengingat jika Allah sudah menggariskan apa
yang harusnya terjadi.

5. Menuju Sukses Butuh Usaha Dan Kerja Keras


Pada sebuah daerah terdapat gunung yang konon katanya ketika pendaki mencapai puncaknya
akan disuguhkan sebuah pemandangan yang cantik nan eksotis. Bisa dibilang pemandangan yang
disuguhkan oleh gunung tersebut tak bisa ditemukan di tempat lain.
Karena hal tersebut beberapa waktu kemudian datangnya seorang pemuda yang bermaksud
untuk mencapai puncak gunung tersebut. Pemuda tersebut lalu mencoba untuk menapaki
langkahnya hingga sampailah di lereng gunung.

Pada area lereng gunung terdapat sebuah rumah yang di dalamnya terdapat seorang kakek tua.
Lalu pemuda tersebut menemui sang kakek dan bertanya untuk menunjukkan jalan menuju
puncak gunung.

Sang kakek menjelaskan jika terdapat tiga jalan untuk menuju puncak. Semua jalan bisa dilalui,
namun tetap saja setiap pendaki harus memilih jalan untuk menuju ke puncak.

Seketika pemuda memilih jalan yang sebelah kiri. Namun sebelum langkah pertama diambil
pemuda tersebut, sang kakek menjelaskan jika pada jalan sebelah kiri terdapat banyak kerikil dan
rintangan. Seakan penuh keberanian dan percaya diri, pemuda tadi mulai menapaki langkah demi
langkah.

Semua yang diberitahu oleh kakek tua tadi ternyata benar. Semakin tinggi jalan yang dilalui oleh
pemuda tadi. Kerikil dan bebatuan besar kerap ia temui. Bahkan jalan juga seakan-akan tak
berpihak kepadanya.

Selanjutnya ia memutuskan untuk turun dan kembali ke kakek tua. Ia menjelaskan semua
kejadian yang dialaminya. Lalu pemuda tadi ingin mencoba menggunakan jalan sebelah kanan.
Sang kakek tua menjelaskan kembali jika pada jalan kanan penuh duri sambil tersenyum manis.

Pemuda tadi tetap melangkah, sekali lagi omongan kakek tua tadi benar kembali. Pemuda tadi
mendapatkan banyak rintangan. Lalu ia kembali lagi dan meminta arahan kepada sang kakek ,
sebenarnya jalan yang aman dan tak banyak rintangan itu yang mana.

Sang kakek menjawab dengan nada serius. “Nak untuk menuju puncak dan mendapatkan
pemandangan yang indah memang diperlukan usaha dan kegigihan. Semua jalan yang kamu
lewati tidak ada yang pasti kemudahannya. Bahkan mungkin jalan buntu juga akan kamu temui,”
ucap kakek tua seperti memberikan sebuah nasihat.

Dari apa yang diucapkan oleh sang kakek tua membuat pemuda tersebut paham apa yang
dimaksud dan bertekad untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak apa pun itu rintangannya.

Dari kisah tersebut kita bisa paham jika untuk menuju sukses atau tempat tertinggi dibutuhkan
kerja keras dan keberanian. Selain itu doa dan berserah diri kepada Allah juga sangat penting
sekali. Sebab ketika kita berdoa dan berusaha, maka jalan akan dibukakan oleh Allah.

Sesulit apa pun menurut manusia, bagi Allah adalah sebuah kemudahan untuk mengubahnya
menjadi jalan yang tak berliku.

Anda mungkin juga menyukai