Anda di halaman 1dari 11

ELEMEN DAN SUB ELEMEN TEMA : KEARIFAN LOKAL

IDENTITAS BUDAYA DAERAH KU

Relevansi topik ini bagi sekolah adalah membuka kesempatan peserta didik untuk saling
berdiskusi tentang perbedaan dan menarik pemahaman perbedaan baik agama maupun suku dan
budaya menjadi pendukung kesatuan Indonesia.

Proyek ini relevan untuk diangkat ke semua jenis sekolah karena mengacu pada kekhasan
adat istiadat lokal, aplikatif di tiap wilayah dan bisa dilaksanakan dengan mudah memakai alat
tulis yang sederhana.

ELEMEN SUB-ELEMEN
• Mendalami budaya dan identitas budaya
1. Mengenal dan • Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
menghargai Budaya budaya, kepercayaan, serta prakteknya
• Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya sekitar

• Berkomunikasi antar budaya


2. Komunikasi dan Interaksi • Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai
antar Budaya perspektif
• Saling menghargai dan memberi apresiasi
terhadap bentuk-bentuk budaya daerah
3. Refleksi dan tanggung • Refleksi terhadap pengalaman kearifan lokal
jawab terhadap • Menunjukan kekayaan budaya daerah sekitar
pengamalan kearifan lokal • Ikut melestarikan budaya daerah.

4. Berkeadilan sosial • Aktif membangun masyarakat yang berkebudayaan


• Berpartisipasi dalam menegakan nilai-nilai
pandangan hidup Masyarakat daerah yang relevan
• Memahami peran individu sebagai bagian budaya
kolektif.
TAHAPAN PROJEK KEARIFAN LOKAL FASE E

Pengenalan Kontekstualisasi

Refleksi dan Aksi dan


Rencana Aksi Penyelerasan

PENGENALAN
• Pengenalan konsep Kearifan Lokal secara umum
• Eksplorasi penerapan konsep Kearifan lokal pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan bentuk
• Membentuk kelompok projek berdasarkan asas pokok Kearifan lokal yang ingin diusung
• Diskusi hasil temuan & saling memberi umpan balik
• Asesmen formatif

KONTEKSTUALISASI
• Pengondisian praktik Kearifan Lokal (Riset/penelitian sederhana)
• Praktik Kearifan Lokal (Riset/Penelitian sederhana) dengan harapan output berupa produk
batik dan beragam potensi kearifan lokal di setiap daerah Jawa Barat
• Praktik Berkebhinekaan global (Presentasi) dengan harapan peserta didik dapat
mempresentasikan hasil penelitian sederhana yang sudah dilakukan

AKSI DAN PENYELARASAN


• Menyusun portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
• Mengerjakan portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
• Diskusi portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
REFLEKSI DAN RENCANA AKSI
• Evaluasi dan Rencana Aksi
• Asesmen Sumatif
KEGIATAN 1 Paparan singkat kearifan lokal P 5

Pengenalan konsep Arti Alat dan bahan:


dan Makna Kearifan • Papan tulis
Lokal. • Alat tulis
• Perangkat pemutar slide dan video (projektor, laptop)
(Jam Ke 2 s/d 10) • Video Kearifan Lokal
• Artikel Kearifan Lokal
Tujuan: • Lembar Kerja/Kertas HVS
Memaknai secara
mendalam tentang arti, Pembuka (Jam Ke 2)
makna dan arti 1. Membuka Kegiatan dengan berdoa dan mengucapkan salam
Kearifan Lokal 2. Kegiatan pertama ini bertujuan untuk menarik minat peserta
didik terhadap tema sekaligus menilai pemahaman awal
Elemen dan Sub-elemen : peserta didik terhadap konsep Kearifan lokal
1. Mengenal dan 3. Sebagai refleksi awal, Fasilitator bisa melemparkan
menghargai budaya pertanyaan-pertanyaan pemantik seperti:
• Mendalami budaya 1) Apa yang Anda ketahui tentang Kearifan lokal ?
dan identitas 2) Apakah saja bentuk-bentuk dan contoh nya kearifan
budaya lokal disekitar kita ?
• Mengeksplorasi
dan Dari hasil jajak pendapat, Fasilitator bisa mendapatkan gambaran
membandingkan awal tentang pemahaman peserta didik terhadap konsep Kearifan
pengetahuan Lokal.
budaya,
kepercayaan, serta Paparan singkat (Jam Ke 3 - 4)
prakteknya
• Menumbuhkan
rasa menghormati Fasilitator Peserta Didik
terhadap Fasilitator memutar video Peserta didik diajak untuk
keanekaragaman yang berkaitan dengan kearifan melihat arti atau makna
budaya. lokal. kearifan lokal terutama di
lingkungan daerah Jawa Barat.
Alokasi Waktu: 8 JP Fasilitator memberikan Peserta didik menuliskan
• Pembukaan (1 JP) pertanyaan kepeda peserta didik jawaban pada selembar kertas.
• Paparan singkat
mengenai Arti, Makna “Sebutkan dan jelaskan
dan Sejarah Kearifan kearifan lokal yang ada
lokal (1JP), disekitar tempat tinggal mu !”
• Diskusi kelompok dan
membuat gambar (4 JP) Kemudian Fasilitator meminta
• Presentasi Kelompok peserta didik secara individu
(1JP) untuk di tuliskan jawabannya
• Penutup, mengerjakan pada buku tulisnya.
refleksi hasil
pembelajaran (1 JP)

Fasilitator meminta peserta Peserta didik menyampaikan


didik untuk membacakan secara jawaban yang sudah dituliskan
bergantian, agar fasilitator di buku.
dapat mengukur
pemahaman peserta didik.

Umpan Balik :
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan
pemahaman tentang arti atau makna Kearifan lokal di lingkungan
sekitar dan lingkup luas seperti daerah-daerah kabupaten di Jawa
Barat. Peserta didik diharapkan mampu melakukan refleksi secara
mandiri mengenai perbedaan apa saja yang ada disekitarnya pada
buku dan di bacakan secara bergantian, agar fasilitator dapat
mengukur pemahaman peserta didik.

Diskusi (Jam Ke 5 – 7)
Kegiatan :
• Fasilitator kemudian meminta peserta didik untuk berkumpul
sesuai kelompoknya.
• Peserta didik secara berkelompok diminta untuk berdiskusi
dengan kelompoknya.
• Dalam diskusi tersebut peserta didik mengumpulkan gagasan dari
buku masing-masing anggota kelompoknya yang sebelumnya
sudah di bacakan.
• Selanjutnya peserta didik memilih memilih salah satu gagasan
yang akan dibuat menjadi dalam bentuk gambar.
• Fasilitator membagikan LKPD untuk diisi oleh kelompok.
• Output yang akan dihasilkan pada kegiatan ini adalah Gambar
dan LKPD

Instruksi:
Peserta Didik diajak mengidentifikasi ciri-ciri kearifan lokal serta
contoh-contoh yang bis akita temukan dalam kehidupan serta nilai
fungsi dari kearfian lokal,.

Peserta Didik diminta untuk memberi contoh bentuk kearifan lokal


di Jawa Barat.

Umpan Balik:
Keragaman posisi duduk, latar belakang (agama, usia, suku, jenis
kelamin), pengalaman dan keterampilan seseorang dapat
mempengaruhi sudut pandang sehingga mempengaruhi
pengambilan keputusan, cara berkomunikasi, cara berpakaian, dan
sebagainya.
Pandangan hidup, kepercayaan, nilai-nilai kehidupan suatu
Masyarakat diwujudkan ke dalam berbagai bentuk budaya yang bisa
diamati seperti motif batik, makanan khas, tari dan musik tradisional,
upacara/ritual, dan pakaian.

Presentasi (Jam Ke 9)
Peserta didik mempresentasikan hasil gambar yang sudah dibuat
secara berkelompok secara bergantian.
Fasilitator memberikan instruksi agar peserta didik memberikan
tanggapan atas gambar dan pemaparan dari kelompok yang sedang
presentasi.

Penutup (Jam Ke 10)


Fasilitator dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan Bersama
melalui sesi tanya jawab dan mengisi lembar refleksi mengenai
review kegiatan hari ini.
LAMPIRAN MATERI PERTEMUAN 1 & 2

Kearifan Lokal: Pengertian, Fungsi dan Bentuk Kearifan Lokal

A. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan, serta berbagai strategi kehidupan
yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka.

Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan
lokal (local). Sebutan lain untuk kearifan lokal di antaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom),
pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat (local genious).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan dalam berinteraksi.

Kata "lokal", yang berarti "tempat" atau "pada suatu tempat", terdapat hidup sesuatu yang
mungkin berbeda dengan tempat lain, atau terdapat di suatu tempat yang bernilai yang mungkin berlaku
setempat atau mungkin juga berlaku universal.

Definisi Menurut Para Ahli

1. F.X. Rahyono

Rahyono dalam Kearifan Budaya dalam Kata (2009) mendefinisikan kearifan lokal sebagai kecerdasan
manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat.
Artinya, kearifan lokal disini adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum
tentu dialami oleh masyarakat yang lain.

2. Yudie Apriyanto

Menurut Yudie Apriyanto, kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan
dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka, pedoman ini bisa tergolong dalam
jenis kaidah sosial, baik secara tertulis ataupun tidak tertulis. Akan tetapi yang pasti setiap masyarakat
akan mencoba mentaatinya.

3. Robert Sibrani

Pengertian kearifan lokal antropologlinguistik Robert Sibarani adalah suatu bentuk pengetahuan asli
dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat, untuk mengatur tatanan
kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal. 4. Tjahjono dan kawan-kawan Pengertian
kearifan lokal menurut P.E. Tjahjojo dkk. dalam penelitiannya berjudul Pola Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Berdasarkan Kearifan Lokal Masyarakat Sekitar Kawasan TNKS di Propinsi Bengkulu (2000)
adalah suatu sistem nilai dan norma yang disusun, dianut, dipahami dan diaplikasikan masyarakat lokal
berdasarkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan.

5. Sonny Keraf

Pengertian kearifan lokal menurut Keraf adalah mencapuk semua bentuk pengetahuan, keyakinan,
pemahaman, wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam
kehidupannya didalam komunitas ekologis. Dari pengertian kearifan lokal menurut para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan setempat. Jadi, kearifan lokal
dapat dipahami sebagai gagasan dan pengetahuan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik dan berbudi luhur, yang dimilki, dipedoman dan dilaksanakan oleh seluruh anggota
masyarakat.

B. Fungsi Kearifan Lokal

Kearifan lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan
masyarakat. Sistem tersebut dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk menghayati,
mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan, dan tata nilai
yang dihayati di dalam masyarakat yang bersangkutan.

Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian menjadi bagian dari cara hidup mereka yang
arif untuk memecahkan segala permasalahan hidup yang dihadapi. Berkat kearifan lokal, mereka dapat
melangsungkan kehidupannya, bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan.

Adapun fungsi kearifan lokal terhadap masuknya budaya luar, sebagai mana mengutip Rohaedi
Ayat dalam Kepribadian Budaya Bangsa (1986), adalah sebagai berikut:

- Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar


- Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
- Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
- Memberi arah pada perkembangan budaya.
Bentuk-bentuk Kearifan Lokal

Bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam masyarakat Indonesia berupa nilai, norma, kepercayaan,
dan aturan-aturan khusus. Namun, bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifiksikan menjadi dua jenis, yaitu:

A. Wujud Nyata (Tangible)


1. Tekstual, yaitu aturan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Contohnya, sistem nilai dan tata
cara.
2. Bangunan/arsitektural, contohnya terdapat dalam seni arsitektur rumah adat suku-suku di
Indonesia.
3. Benda cagar budaya/tradisional (karya seni), contohnya patung, senjata, alat musik, dan tekstil.
B. Tidak Berwujud (Intangible)
Merupakan bentuk kearifan lokal yang hanya disampaikan secara verbal. Contohnya adalah petuah,
nyanyian, pantun, dan cerita yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional.
Guna memperdalam pemahaman terkait kearifan lokal yang masih hidup di tengah masyarakat
Indonesia, simak beberapa contohyang telah dihimpun dari Modul Pelatihan Guru Sosiologi SMA tulisan
Lilik Tahmidaten dan beberapa sumber lainnya berikut ini:

1. Mitos dan Tabu Tentang Hutan


Kearifan lokal yang satu ini ini hidup di tengah masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung
Dukuh, Jawa Barat. Masyarakat mempercayai bahwa terdapat mitos dan tabu tertentu terkait pola
pemanfaatan hutan yang harus dilakukan secara hati-hati.
Melalui kearifan tersebut, masyarakat dapat mengendalikan diri atas upaya eksploitasi hutan, kecuali atas
izin sesepuh adat setempat.

2. Bebie
Bebie merupakan sebuah tradisi menanam dan memanen yang dilakukan oleh masyarakat Muara Enim,
Sumatera Selatan. Tujuan diadakannya tradisi tersebut tak lain sebagai tanda syukur atas berhasilnya masa
panen. Tradisi serupa juga masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, tentunya dengan
penamaan yang berbeda.

3. Cingcowong
Cingcowong merupakan upacara permintaan hujan yang erat dengan masyarakat Sunda. Umumnya, ritual
itu dilakukan apabila hujan tak kunjung datang dalam kurun waktu tiga bulan. Tradisi meminta hujan juga
masih banyak dipraktikkan di beberapa daerah di Indonesia. Hanya saja memiliki nama dan prosesi yang
berbeda.

4. Kepercayaan Te Aro Neweak Lako


Kearifan lokal terkait alam juga dapat ditemukan pada kelompok masyarakat Papua, yang dikenal dengan
kepercayaan te aro neweak lako yang bermakna “alam adalah aku”.
Melalui kepercayaan tersebut, masyarakat Papua percaya bahwa tanah merupakan bagian hidup dari
manusia. Dengan demikian, tanah dan berbagai sumber daya alam lainnya harus dimanfaatkan secara
hati-hati dan bijaksana.

5. Mitigasi bencana masyarakat Baduy


Kearifan untuk menjaga lingkungan juga dapat ditemukan pada masyarakat Baduy dalam bentuk
pikukuh (ketentuan adat pokok). Pikukuh secara garis besar mengajarkan "meunang dilebur, lebak teu
meunang dirusak", yang artinya gunung tak boleh dihancurkan, sumber air tak boleh dirusak.
Berdasarkan ajaran di atas, masyarakat secara tak langsung diajak untuk menjaga kelestarian alam dan
sekitarnya.
Itulah penjelasan terkait kearifan lokal. Semoga dapat menambah wawasan kita terkait kekayaan tradisi
dan kebudayaan di Indonesia.

Sumber : (1) https://tirto.id/pengertian-kearifan-lokal-fungsi-karakteristik-dan-ciri-cirinya-f9mi


[diakses tanggal 17 oktober 2023 pukul 16.00]

(2) https://kumparan.com/berita-hari-ini/kearifan-lokal-pengertian-ciri-ciri-fungsi-dan-
bentuknya-di-indonesia-1vLD9fw7Ln9 [diakses tanggal 17 Oktober 2023 pukul 16.00]

(3) https://www.gramedia.com/literasi/kearifan-lokal/ [diakses tanggal 17 Oktober 2023


pukul 16.00]
LAMPIRAN ARTIKEL DAN VIDEO PERTEMUAN 1

ARTIKEL

CONTOH

VIDEO
KEBUTUHAN KELOMPOK DALAM P5
1. Map Clear Holder Isi 60 Lembar

2. Pembagian Warna Map Clear Holder


Kelas Warna Map Keterangan

X1 Merah
Tiap kelas dibutuhkan 4 Map.
X2 Biru

X3 Hijau
Satu kelompok 1 map untuk
X4 Kuning
mengumpulkan dokumen LKPD
X5 Ungu
dan dokumentasi sebagai portofolio
X6 Pink
hasil kegiatan P5
X7 Orange

Anda mungkin juga menyukai