Anda di halaman 1dari 15

ELEMEN DAN SUB ELEMEN TEMA : KEARIFAN LOKAL

IDENTITAS BUDAYA DAERAH KU

Relevansi topik ini bagi sekolah adalah membuka kesempatan peserta didik untuk saling
berdiskusi tentang perbedaan dan menarik pemahaman perbedaan baik agama maupun suku dan
budaya menjadi pendukung kesatuan Indonesia.

Proyek ini relevan untuk diangkat ke semua jenis sekolah karena mengacu pada kekhasan
adat istiadat lokal, aplikatif di tiap wilayah dan bisa dilaksanakan dengan mudah memakai alat
tulis yang sederhana.

ELEMEN SUB-ELEMEN
• Mendalami budaya dan identitas budaya
1. Mengenal dan • Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
menghargai Budaya budaya, kepercayaan, serta prakteknya
• Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya sekitar

• Berkomunikasi antar budaya


2. Komunikasi dan Interaksi • Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai
antar Budaya perspektif
• Saling menghargai dan memberi apresiasi
terhadap bentuk-bentuk budaya daerah
3. Refleksi dan tanggung • Refleksi terhadap pengalaman kearifan lokal
jawab terhadap • Menunjukan kekayaan budaya daerah sekitar
pengamalan kearifan lokal • Ikut melestarikan budaya daerah.

4. Berkeadilan sosial • Aktif membangun masyarakat yang berkebudayaan


• Berpartisipasi dalam menegakan nilai-nilai
pandangan hidup Masyarakat daerah yang relevan
• Memahami peran individu sebagai bagian budaya
kolektif.
TAHAPAN PROJEK KEARIFAN LOKAL FASE E

Pengenalan Kontekstualisasi

Refleksi dan Aksi dan


Rencana Aksi Penyelerasan

PENGENALAN
• Pengenalan konsep Kearifan Lokal secara umum
• Eksplorasi penerapan konsep Kearifan lokal pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan bentuk
• Membentuk kelompok projek berdasarkan asas pokok Kearifan lokal yang ingin diusung
• Diskusi hasil temuan & saling memberi umpan balik
• Asesmen formatif

KONTEKSTUALISASI
• Pengondisian praktik Kearifan Lokal (Riset/penelitian sederhana)
• Praktik Kearifan Lokal (Riset/Penelitian sederhana) dengan harapan output berupa produk
batik dan beragam potensi kearifan lokal di setiap daerah Jawa Barat
• Praktik Berkebhinekaan global (Presentasi) dengan harapan peserta didik dapat
mempresentasikan hasil penelitian sederhana yang sudah dilakukan

AKSI DAN PENYELARASAN


• Menyusun portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
• Mengerjakan portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
• Diskusi portofolio mengenai Kearifan Lokal di lingkungan sekitar
REFLEKSI DAN RENCANA AKSI
• Evaluasi dan Rencana Aksi
• Asesmen Sumatif
KEGIATAN 1 Paparan singkat kearifan lokal P 5

Pengenalan konsep Arti Alat dan bahan:


dan Makna Kearifan • Papan tulis
Lokal. • Alat tulis
• Perangkat pemutar slide dan video (projektor, laptop)
(Jam Ke 2 s/d 10) • Video Kearifan Lokal
• Artikel Kearifan Lokal
Tujuan: • Lembar Kerja/Kertas HVS
Memaknai secara
mendalam tentang arti, Pembuka (Jam Ke 2)
makna dan arti 1. Membuka Kegiatan dengan berdoa dan mengucapkan salam
Kearifan Lokal 2. Kegiatan pertama ini bertujuan untuk menarik minat peserta
didik terhadap tema sekaligus menilai pemahaman awal
Elemen dan Sub-elemen : peserta didik terhadap konsep Kearifan lokal
1. Mengenal dan 3. Sebagai refleksi awal, Fasilitator bisa melemparkan
menghargai budaya pertanyaan-pertanyaan pemantik seperti:
• Mendalami budaya 1) Apa saja contoh kearifan lokal di Jawa Barat ?
dan identitas 2) Motif batik apa saja yang kalian ketahui ?
budaya
• Mengeksplorasi Dari hasil jajak pendapat, Fasilitator bisa mendapatkan gambaran
dan awal tentang pemahaman peserta didik terhadap konsep Kearifan
membandingkan Lokal.
pengetahuan
budaya, Paparan singkat (Jam Ke 3 - 4)
kepercayaan, serta
prakteknya
• Menumbuhkan
rasa menghormati Fasilitator Peserta Didik
terhadap Fasilitator memutar video Peserta didik diajak untuk
keanekaragaman yang berkaitan dengan contoh melihat contoh kearifan lokal
budaya. kearifan lokal. terutama di lingkungan daerah
Jawa Barat.
Alokasi Waktu: 8 JP Fasilitator memberikan Peserta didik menuliskan
• Pembukaan (1 JP) pertanyaan kepeda peserta didik jawaban pada selembar kertas.
• Paparan singkat
mengenai contoh “Apa saja contoh kearifan lokal
kearifan lokal (1JP), di Jawa Barat ?!”
• Diskusi kelompok dan “Motif batik apa saja yang
membuat gambar (4 JP) kalian ketahui ?
• Presentasi Kelompok
(1JP) Kemudian Fasilitator meminta
• Penutup, mengerjakan peserta didik secara individu
refleksi hasil untuk di tuliskan jawabannya
pembelajaran (1 JP) pada buku tulisnya.

Fasilitator meminta peserta Peserta didik menyampaikan


didik untuk membacakan secara jawaban yang sudah dituliskan
bergantian, agar fasilitator di buku.
dapat mengukur
pemahaman peserta didik.

Umpan Balik :
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan
pemahaman tentang contoh-contoh Kearifan lokal di lingkungan
sekitar dan lingkup luas seperti daerah-daerah kabupaten di Jawa
Barat. Peserta didik diharapkan mampu melakukan refleksi secara
mandiri mengenai perbedaan apa saja yang ada disekitarnya pada
buku dan di bacakan secara bergantian, agar fasilitator dapat
mengukur pemahaman peserta didik.

Diskusi (Jam Ke 5 – 7)
Kegiatan :
• Fasilitator kemudian meminta peserta didik untuk berkumpul
sesuai kelompoknya.
• Peserta didik secara berkelompok diminta untuk berdiskusi
dengan kelompoknya.
• Dalam diskusi tersebut peserta didik mengumpulkan gagasan dari
buku masing-masing anggota kelompoknya yang sebelumnya
sudah di bacakan.
• Selanjutnya peserta didik memilih memilih salah satu gagasan
yang akan dibuat menjadi dalam bentuk gambar.
• Fasilitator membagikan LKPD untuk diisi oleh kelompok.
• Output yang akan dihasilkan pada kegiatan ini adalah Gambar
dan LKPD

Instruksi:
Peserta Didik diajak mengidentifikasi contoh-contoh kearifan lokal
bisa kita temukan dalam kehidupan serta nilai fungsi dari kearifan
lokal.

Umpan Balik:
Keragaman posisi duduk, latar belakang (agama, usia, suku, jenis
kelamin), pengalaman dan keterampilan seseorang dapat
mempengaruhi sudut pandang sehingga mempengaruhi
pengambilan keputusan, cara berkomunikasi, cara berpakaian, dan
sebagainya.
Pandangan hidup, kepercayaan, nilai-nilai kehidupan suatu
Masyarakat diwujudkan ke dalam berbagai bentuk budaya yang bisa
diamati seperti motif batik, makanan khas, tari dan musik tradisional,
upacara/ritual, dan pakaian.

Presentasi (Jam Ke 9)
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang sudah dibuat
secara berkelompok secara bergantian.
Fasilitator memberikan instruksi agar peserta didik memberikan
tanggapan atas pemaparan dari kelompok yang sedang presentasi.

Penutup (Jam Ke 10)


Fasilitator dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan Bersama
melalui sesi tanya jawab dan mengisi lembar refleksi mengenai
review kegiatan hari ini.
LAMPIRAN MATERI PERTEMUAN
BAHAN BACAAN SISWA DAN GURU

Contoh Kearifan Lokal di Jawa Barat

Indonesia memiliki banyak suku yang tersebar di berbagai daerah. Keunikan suku-suku ini
yaitu memiliki budaya yang khas dan sering kali berbeda dengan suku lainnya. Kekhasan tersebut
lantas menjadikan setiap suku memiliki kearifan lokal dalam kehidupan bermasyarakat. Istilah
kearifan lokal kerap diserupakan dengan kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan
setempat (local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genious).
Kearifan lokal adalah semua bentuk keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis (Keraf, 2002). Kearifan lokal menjadi sebuah sarana mengolah kebudayaan dan
mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. Kearifan lokal menjadi pandangan
hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi dengan wujud aktivitas yang dilakukan masyarakat
lokal.
Kearifan lokal adalah semua bentuk keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis (Keraf, 2002). Kearifan lokal menjadi sebuah sarana mengolah kebudayaan dan
mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. Kearifan lokal menjadi pandangan
hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi dengan wujud aktivitas yang dilakukan masyarakat
lokal. Ia tertuang dalam adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, hingga
kebiasaan sehari-hari. Adanya kearifan lokal ini membuat kehidupan bermasyarakat lebih bernilai.

Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dan Contohnya


Suku Sunda mendominasi wilayah Provinsi Jawa Barat. Fakta ini terlihat dari bahasa daerah
yang dipakai mayoritas warga di provinsi itu, yakni bahasa Sunda. Di masyarakat Sunda, banyak
kearifan lokal berkembang serta beragam, baik berkaitan dengan petuah kehidupan, menjaga alam,
dan lain sebagainya.
Lantas apa saja contoh kearifan lokal Masyarakat Jawa Barat yang ada di kehidupan sehari-hari
atau yang sudah menjadi kebiasaan warganya ?

1. Kuliner

Banyak makanan nikmat dari Jawa Barat. Makanan-makanan khas ini tersebar di berbagai
daerah di Jawa Barat. Masing-masing daerah memiliki unggulannya sendiri dan memiliki
tempat di hati para penikmatnya. Berikut ini adalah daftar makanan khas Jawa Barat :
a. Karedok
Makanan ini terdiri dari sayuran segar seperti kol, tauge, mentimun, kacang panjang, dan
daun kemangi. Sayuran ini dilumuri saus kacang pedas. Karedok biasanya dimakan dengan
lontong atau nasi.
b. Tutug Oncom
Makanan khas Jawa Barat dari Tasikmalaya yang terbuat dari nasi yang diaduk dengan
oncom goreng atau bakar. Penyajian makanan ini umumnya dalam keadaan hangat.
c. Tahu Sumedang
Siapa tak pernah mencoba makanan khas Sumedang ini. Tahu dengan rasa yang khas,
dengan perpaduan sambal yang cocok disajikan dalam segala suasana. Makanan khas Jawa
Barat ini dapat didapatkan di semua daerah kabupaten sumedang, di mulai dari kios-kios
atau pun toko-toko klontong. Bahkan bisa didapatkan di luar daerah sumedang.
d. Ubi Cilembu
Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Ubi yang menjadi
makanan khas Jawa Barat ini berasal dari kecamatan Tanjungsari ini dimasak menggunakan
oven.
e. Sale Pisang
Merupakan pangan hasil olahan dari buah Pisang. Rasanya manis dan legit serta sedikit
renyah karena dilapisi tepung di luarnya. Makanan khas Jawa Barat ini bisa di temukan
diberbagai toko oleh-oleh di seluruh daerah.
f. Gombyang Manyung
Makanan khas Indramayu berupa Kepala ikan Manyung yang dibumbui pindang sehingga
menu ini dikenal dengan nama Pindang Gombyang. Nama gombyang dalam bahasa
setempat berarti ukurannya besar. Kepala ikan manyung yang disajikan memang besar,
sehingga harus dibelah. Satu porsi ikan manyung yang disajikan adalah setengah dari kepala
ikannya.
g. Nasi Jamblang
Jika mengunjungi Kota Cirebon, tidak lengkap tanpa wisata kuliner mencoba makanan khas
Jawa Barat ini. Adalah Nasi Jamblang. Sajiannya, nasi dibungkus daun jati setiap porsinya.
Satu porsi nasi umumnya satu kepal tangan. Jadi untuk sekali makan minimal dua bungkus
nasi. Sedangkan aneka lauk disajikan secara prasmanan.
h. Peuyeum
Peuyeum sangat terkenal di Bandung. Makanan ini terbuat dari ketela yang difermentasi
dengan cita rasa manis dan asam. Kamu bisa memakannya langsung atau digoreng.
i. Karedok
Salah satu kuliner khas Bandung yang dapat dengan mudah ditemui di kampung-kampung,
warung, rumah makan, dan juga mal. Batagor merupakan singkatan baso tahu goreng, bahan
yang digunakan hampir sama dengan siomay atau baso tahu yaitu adonan ikan tenggiri,
tepung tapioka, dan tepung sagu. Setelah digoreng, ditambahkan bumbu kacang yang diberi
kecap manis, sambal, dan air perasan jeruk nipis.

2. Tarian

Jawa Barat terkenal dengan keseniannya yang menarik. Seperti tarian khas Jawa Barat yang
punya ciri dan keunikannya sendiri. Dari begitu banyaknya tarian Jawa Barat yang ada, berikut
ini 7 tarian khas Jawa Barat yang paling tersohor.
1. Tari Jaipong
Dikutip dari laman jabarprov.go.id, kata jaipong bersal dari masyarakat Karawang yang
bersal dari bunyi kendang sebagai iringan tari rakyat yang menurut mereka berbunyi
jaipong yang secara onomotofe. Tepak kendang tersebut sebagai iringan tari pergaulan
dalam kesenian banjidoran yang berasal dari Subang dan Karawang yang akhirnya menjadi
populer dengan istilah jaipongan.
Tari Jaipongan muncul pada tahun 1980an yang lahir fari kekreatifitasan para seniman
Bandung, salah satunnya yakni Gugum Gumbira. Jaipong merupakan pengembangan dari
ketuk tilu apabila dilihat dari perkembangannya dan dasar koreografernya.
Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerak dari tari yang dinamis dan tabuhan
kendang membawa mereka untuk menggerakan tubuhnya untuk menari sehingga tari
jaipongan sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat.
2. Tari Merak
Tarian ini adalah kesenian yang berasal dari daerah Bandung. Tarian ini terinspirasi dari
burung merak yang mempunyai bulu yang indah yang digambarkan lewat kostum yang
dipakai oleh para penarinya.
Tari Merak ini biasa ditarikan oleh perempuan dengan mengenakan busana yang sangat
glamor, estetis, eksotis, serta komposisi kinestetiknya. Hal ini menjadikan Tari Merak
Sunda memiliki daya pikat tersendiri bagi siapapun yang menari dan menontonnya.
3. Tari Topeng
Tarian khas Jawa Barat asli dari daerah Cirebon, termasuk Indramayu. Disebut tari topeng,
karena saat menari penarinya menggunakan topeng. Tarian ini telah mengalami
perkembangan dalam gerakan maupun cerita. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru
penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
4. Tari Sintren
Tarian khas Jawa Barat yang lainnya yang berasal dari Cirebon yakni Tari Sintren. Tarian
ini disebut mengandung unsur magis sehingga tidak boleh untuk dibuat mainan. Tari sintren
ini biasanya dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan
berkacamata hitam, sebelum melakukan tarian ini biasanya sang penari akan masuk ke
dalam sebuah kurungan yang ditutup oleh kain.
5. Tari Ronggeng Gunung
Tari Ronggeng Gunung merupakan tarian asli khas Pangandaran. Ronggengnya terdiri dari
dua orang dan gamelan pengiringnya lengkap disertai dengan lagu-lagu kliningan.
6. Tari Sampiung
Tarian khas Jawa Barat ini biasa ditampilkan ketika upacara adat seperti Seren Taun, Pesta
Panen, Ngaruat, Rebo Wekasan, dan hari Kemerdekaan RI. Tari ini ditampilkan di ruang
tertutup seperti bale atau pendopo.
Dinamakan Tari Sampiung karena suara yang dihasilkan dari alat musik pengiringnya yakni
Tarawangsa. Alat musik gesek ini menghasilkan bunyi yang khas.
7. Tari Ketuk Tilu
Tarian ini disebut sebagai cikal bakal tari jaipongan yang kemudian menjadi tersohor.
Tarian ini banyak ditemukan di daerah Priangan, Bogor, dan Purwakarta, Jawa Barat. Tari

Ketuk Tilu termasuk tari pergaulan atau hiburan yang diiringi alat musik seperti kendang,
rebab, tiga buah ketuk, Kecrek, dan Goong.
3. Alat Musik
1. Rebab
Pada awal kemunculannya, rebab adalah alat musik tradisional berbahan dasar tembaga dan
memiliki tiga buah senar atau dawai. Namun, lama kelamaan Rebab berubah dengan
menggunakan bahan dasar kayu dan berbentuk seperti busur panah.
2. Suling
Suling merupakan alat musik tradisional yang ditiup, terbuat dari bahan dasar kayu atau bambu.
Suling memiliki lubang untuk mengatur nada. Jumlah lubangnya juga bervariasi, dari empat
sampai delapan lubang, tergantung dengan kebutuhan lagu.
Dalam musik daerah Jawa Barat, suling yang biasanya digunakan adalah suling yang memiliki
empat buah lubang. Peran yang dimainkan suling adalah memberikan melodi pada lantunan
lagu tradisional.
3. Karinding
Alat musik tradisional Jawa Barat yang satu ini tergolong unik. Cara memainkan karinding
adalah dengan meletakannya di bibir, kemudian tepuk bagian pemukulnya supaya tercipta
resonansi suara. Suara karinding muncul dari pergesekan pegangan dan ujung jari yang
ditepuk-tepuk.
Biasanya karinding terbuat dari bambu, namun ada juga karinding yang dibuat dari pelepah
pohon aren. Karinding yang dibuat dari bambu dipakai oleh perempuan, sedangkan yang
terbuat pohon aren digunakan oleh pemain laki-laki.
4. Calung
Jika dilihat sekilas, calung memiliki bentuk yang tidak berbeda jauh dengan alat musik
tradisional Jawa Barat lainnya, angklung. Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat
calung adalah bambu jenis awi wulung, atau lebih dikenal dengan nama bambu hitam. Namun
tidak sedikit juga yang menggunakan bambu ater sebagai bahan dasar pembuatan alat musik
daerah Jawa Barat ini.
5. Angklung
Angklung merupakan alat musik tradisional yang multitonal atau bernada ganda. Alat musik
ini terbuat dari bambu yang dipotong ujungnya dan dibunyikan dengan menggoyangkannya.
Angklung merupakan alat musik tradisional yang multitonal atau bernada ganda. Alat musik
ini terbuat dari bambu yang dipotong ujungnya dan dibunyikan dengan menggoyangkannya.
Suara yang dihasilkan alat musik tradisional Jawa Barat angklung adalah dari benturan badan
bambu sehingga menghasilkan bebunyian yang memiliki nada-nada. Alat musik tradisional
Jawa Barat ini tergolong dalam alat musik idiofon, yang maksudnya menghasilkan suara dari
getaran keseluruhan alat musik itu sendiri.
6. Tarawangsa
Sama seperti rebab, tarawangsa juga alat musik tradisional Jawa Barat yang memiliki bentuk
sangat mirip dengan biola. Yang membedakan tarawangsa dan rebab adalah jumlah dawai.
Tarawangsa hanya memiliki dua buah dawai, sedangkan rebab tiga buah. Dari dua dawai yang
dimiliki tarawangsa, hanya satu saja yang bisa dibunyikan dengan cara digesek. Selebihnya
dawai tersebut dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri untuk mendapatkan bunyi.
7. Kecapi
Kecapi merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang memegang peranan penting dalam
tembang Sunda. Jika dilihat fungsinya, kecapi dimainkan menjadi dua bagian dalam
mengiringi musik tradisional Sunda, yaitu kecapi induk dan kecapi anak.
8. Arumba
Arumba adalah ensemble atau gabungan beberapa alat musik yang berbahan dasar bambu.
Pada akhirnya, arumba berkembang menjadi sebuah musikal dan jenis musik tersendiri. Alat
musik tradisional arumba terbuat dari bambu pilihan seperti awi temen, tali dan wulung
(bambu hitam).

4. Cindera mata

Souvenir, cinderamata, atau oleh-oleh telah menjadi bagian tradisi masyarakat Indonesia. Seakan
Anda akan malu jika tidak membawa pulang souvenir setelah liburan.
1. Tas dan sepatu Cibaduyeut
2. Peyeum
3. Wayang golek
4. Kain batik
5. Angklung
6. Kerajinan tangan Lembang terbuat dari bambu atau keramik dengan berbagai bentuk

5. Batik

Sejarah batik di Indonesia, erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Majapahit pada
era penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Menurut beberapa catatan, pengembangan dari batik
banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, kemudian berlanjut pada zaman Kasunan
Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta.
Keberadaan dari kegiatan batik tertua di Indonesia diketahui berasal dari Ponorogo dan bernama
Wengker, sebelum akhirnya pada abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah belajari batik dari
Ponorogo.
Batik merupakan kain bergambar dan proses pembuatannya secara khusus dengan menggambar
atau menerapkan motif pada suatu kain yang polos atau masih kosong, kemudian melakukan
proses khusus, sehingga kain tersebut memiliki ciri khas dibandingkan kain lainnya.
Secara bahasa, batik berasal dari kata mbat yang artinya adalah melempar berkali-kali serta tik
yang artinya ialah titik. Secara istilah, batik merupakan sebuah teknik menggambar di atas kain
dengan memanfaatkan lilin serta canting sebagai alat dan bahan dalam proses pembuatannya.
Pada mulanya, kegiatan membatik hanya terbatas pada keraton saja dan batik yang dihasilkan
hanya untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah serta tokoh-tokoh pembesar.
Oleh sebab itulah, banyak dari pembesar yang tinggal di luar keraton dan membaca kesenian batik
bersama dengan mereka ke luar keraton, sehingga munculah tempat-tempat produsen batik di
beberapa daerah.
Lama kelamaan, kesenian batik pun ditiru oleh rakyat jelata. Kemudian kesenian batik semakin
meluas, sehingga kesenian batik menjadi pekerjaan bagi kaum perempuan atau ibu rumah tangga
untuk mengisi waktu luang mereka.
Bahan-bahan pewarna yang digunakan untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli
Indonesia dan biasanya dibuat sendiri dari pohon mengkudu, nila maupun soga. Sementara itu,
bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya terbuat dari tanah lumpur.
Ragam Batik yang ada di Jawa Barat :
1. Batik Mega Mendung
Motif batik yang pertama adalah mega mendung. Motif ini merupakan salah satu jenis batik
yang paling populer di Cirebon, Jawa Barat. Motif batik mega mendung identik dengan pola
yang mirip seperti bentuk awam serta memiliki makna maupun filosofi yang dalam. Arti dari
motif batik mega mendung salah satunya ialah nilai kesabaran yang harus ada di dalam di
setiap manusia.
2. Batik garutan khas Garut, garis diagonal atau belah ketupat
Kain ini biasanya dipakai untuk sinjang, atau kain yang dipakai untuk menggendong bayi.
Motif batik Jawa Barat yang dihadirkan dari batik garutan sangat beragam dengan ciri khas
bentuk geometris dan flora fauna. Bentuk geometris umumnya mengarah ke garis diagonal dan
bentuk kawung atau belah ketupat. Warnanya didominasi oleh warna krem dipadukan dengan
warna-warna cerah yang menjadi karakteristik batik garutan. Saat ini pengolahan batik garutan
terkonsentrasi di kota Garut.
3. Batik Ciamis, menggambarkan kerajaan Galuh
Untuk batik Jawa Barat dari Ciamis, tiga motif yang populer, ciung wanara, batu hiu dan galuh
pakuan merupakan gambaran dari kerajaan Galuh yang berjaya di Jawa Barat pada masanya.
Motif ciung wanara diambil dari sejarah perebutan kekuatan di Ciamis oleh tokoh bernama
yang sama. Sedangkan motif galuh pakuan, diambil dari gagang keris Raja Galuh. Sementara
motif batu hiu diambil dari pariwisata di Pangandaran.
4. Batik Cianjur, motif bernuansa agraria seperti padi
Sejarah keberadaan batik Cianjur sudah ada sejak tahun 1920. Ketika itu, pernah ada pengrajin
batik yang berada di Kelurahan Bojongherang dan kain Poleng yang terkenal di daerah
Sindanglaka, Karangtengah.
Bila diperhatikan lebih jeli, batik Jawa yang satu ini sangat khas dengan menggambarkan hasil
pertanian. Ini karena kehidupan masyarakat di sana yang agraris. Warna dan motifnya sangat
bernuansa tumbuhan, Seperti pemakaian warna hijau dengan motif bulir padi.
Secara garis besar, batik Cianjur bisa digolongkan menjadi empat jenis yaitu motif padi atau
beasan, motif kecapi suling atau mamaos, pencak silat atau maenpo dan hayam pelung.
5. Batik Tasik dengan ciri khas warna cerah
Sekilas bila melihat batik asal Tasikmalaya seperti batik Madura dengan ragam hias dan warna
yang kontras. Tapi dari segi motif, akan sangat terlihat ciri khas dari dari selatan Jawa Barat
ini. Motif batik Tasikmalaya sangat kental dengan nuansa Parahyangan, seperti bunga anggrek
dan burung. Selain itu ada juga motif merak-ngibing, cala-culu, pisang-bali, sapujagat, dan awi
ngarambat.
Batik Tasik memiliki ciri warna-warna yang cerah karena pengaruh dari batik pesisiran. Dari
segi warna, hampir sama dengan batik Garut, bedanya, batik asal Tasikmalaya lebih terang dan
cerah. Ada tiga motif yang terkenal, yaitu batik sukapura yang menyerupai batik Madura
dengan ragam hias yang kontras dalam ukuran motif dan warna.
Kedua, batik sawoan, yang menyerupai batik Solo dan didominasi warna cokelat seperti buah
sawo, ditambah warna indigo dan ornamen warna putih. Ketiga, batik Tasik yang memiliki ciri
warna-warna yang cerah karena pengaruh dari batik pesisiran. Motif batik Tasikmalaya sangat
kental dengan nuansa parahyangan, seperti bunga anggrek.
6. Batik Sumedang terinspirasi dari kerajaan
Motif batik Jawa Barat yang satu ini terinspirasi dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumedang.
Motif batiknya pun dihadirkan dengan variasi yang menarik, seperti motif lingga, motif
kembang boled, hanjuang, klowongan tahu, mahkota (siger) binokasih, dan pintu
srimangganti.
7. Batik Indramayu kembang betah
Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri, yaitu motif yang terinspirasi dari flora dan
fauna. Batik Jawa ini memiliki satu motif yang paling populer yaitu motif batik kembang betah.
Batik Jawa Barat ini juga memiliki perpaduan warna yang cerah, seperti hijau. Kembang betah
adalah jenis tanaman yang menjalar dan memiliki makna bahwa pentingnya hubungan
keharmonisan antara manusia dan alam agar bisa terjaga selama-lamanya.
8. Batik Priyangan dari Tasikmalaya
Batik Jawa Barat biasanya selalu dikaitkan dengan Tasikmalaya. Daerah ini memang paling
banyak menarik turis lokal hingga mancanegara karena kerajinan batiknya. Ada jenis batik
yang juga menjadi sorotan, yaitu batik Priyangan dari Tasikmalaya.
Motif batik Jawa Barat yang satu ini juga memiliki motif yang terinspirasi dari tumbuhan.
Uniknya, motif dibuat lebih simetris dan menghasilkan pola-pola yang lebih rapi. Batik Jawa
yang satu ini memiliki ciri khas warna terang tetapi kalem dan tidak mencolok. Sangat elegan,
bukan?
9. Motif batik jahe serempang kandang dari Indramayu
Batik Indramayu mengambil inspirasi dari tanaman jahe yang lebih unik. Jahe dinilai memiliki
pola hidup yang bergerombol dan jahe pun banyak dimanfaatkan untuk menjadi bahan dasar
dalam membuat minuman yang menghangatkan tubuh.
Untuk itu, masyarakat dulu menganggap batik Jawa Barat ini memiliki makna atau pesan
bawah jika berkeluarga sebaiknya bergerombol dan menjalin kebersamaan yang hangat
diantara sesama seperti tanaman Jahe. Motif batik Jawa Barat ini banyak dihadirkan dengan
latar belakang warna putih namun diberikan sentuhan warna biru, ungu, hingga hijau pada
bagian motifnya.
10. Batik Bogor juga bisa menjadi pilihan
Hampir tiap kota di Indonesia kini memproduksi batik hingga menciptakan motif-motif batik
baru. Jika kamu belum tahu, Bogor juga menjadi salah satu kota yang memiliki motif batik
tersendiri dan tak boleh terlewatkan, lho.
Kota Bogor kini sudah memiliki jenis-jenis batik yang menjadi bintang utama. Antara lain
adalah motif batik istana, motif baju batik kebun raya dan motif batik kujang. Warnanya pun
cukup beragam dan dihadirkan dalam warna cerah yang tampak diberikan sentuhan modern.
11. Sentuhan nanas pada batik ganasan Sumedang
Melihat ada nanas di dalam motif batik tersebut? Yup, jika kamu melihat nanas ada dalam
salah satu motif batik Jawa Barat, sudah bisa dipastikan batik Jawa Barat tersebut adalah batik
Sumedang. Jenis-jenis batik Sumedang biasanya memang menampilkan berbagai ciri khas dari
kota tersebut.
Seperti batik ganasan yang terinspirasi dari buah nanas yang merupakan khas dari daerah
Sumedang. Selain itu juga ada jenis-jenis batik lainnya, seperti motif sisingaan, daun teh, kupu
kupu dan masih banyak lagi yang menampilkan berbagai keindahan flora dan fauna yang
menjadi ciri khas Sumedang.
12. Batik Majalengka yang tak kalah ikonis
Batik Jawa Barat yang satu ini juga cukup ikonis dan terkenal, nih. Diciptakan dengan
mengambil inspirasi dari kultur, hingga cerita rakyat Majalengka, batik Jawa Barat satu ini
memiliki makna yang cukup mendalam.
Makna yang mendalam ini juga karena motif batik yang dihadirkan diambil dari sejarah
leluhur kota tersebut. Ada tiga gambar yang paling merajai, yaitu kujang, mahkota dan buah
maja yang masing-masing memiliki makna tersendiri.
Lambang kujang merupakan lambang dari kerajaan Padjadjaran. Mahkota sendiri merupakan
mahkota Simbarkencana yang dikenakan oleh ratu dari kerajaan Singdangkasih. Sedangkan
buah maja, adalah buah yang menjadi ciri khas dari kerajaan Singdangkasih.
13. Batik Kahuripan khas Purwakarta
Motif batik asal Purwakarta yang telah menjadi baju batik resmi bagi para pegawai di daerah
ini, yaitu batik Kahuripan. Motif batiknya memiliki warna dasar hitam, namun pada motifnya
terdapat warna-warna kontras seperti pink, merah, dan kuning emas yang membuatnya
tampak mewah dan hidup.
Batik Jawa Barat yang satu ini memiliki tiga makna dalam motifnya yaitu iman, islam dan
ikhsan. Makanya terdapat dua pilar pada bagian motif batik Jawa tersebut yang dianggap
melambangkan dua kalimat syahadat.
14. Batik Ganasan khas Subang
Beberapa motif batik dari Subang juga mencirikan karakteristik dari wilayah Subang seperti
salah satunya motif batik Ganasan. Dari motif batiknya, terlihat jelas penggambaran buah
nanas atau corak kulit nanas yang cerah.
Motif batik ini cocok jika dijadikan gaun atau bawahan berupa rok simpul untuk kondangan.
Selain motif batik Ganasan, kota Subang juga memiliki motif batik lain seperti motif
sisingaan, daun teh, dan kupu-kupu.
15. Batik Mangga Gedong Gincu khas Majalengka
Batik Majalengka telah menetap lima motif khas daerahnya, salah satunya yang ikonik adalah
motif batik mangga gedong gincu. Motif buah gedong gincu adalah simbol pengharapan yang
besar dari pemerintahan Majalengka supaya tetap diberi karunia alam yang subur.
Motif batik ini digambarkan dengan motif buah gedong gincu yang bergaris lingkaran tiga
buah. Sedangkan gambaran berbentuk sayap, ukel, akar dan garis kotak melambangkan tujuan
masyarakat beserta pemerintah Majalengka untuk terus menerus berkesinambungan dan tak
kenal lelah menuju cita cita luhur bersama.
16. Batik Kujang Kijang khas Bogor
Batik Kujang Kijang merupakan karya seni yang berasal dari Bogor. Corak batik kujang
kijang terinspirasi dari kujang yang merupakan senjata tradisional Jawa Barat, sedangkan
kijang melambangkan ciri khas Kota Bogor atau Kerajaan Pakuan.
Namanya sangat khas mencerminkan bahasa Sunda. Kujang Kijang paling banyak digunakan
untuk pakaian formal seperti seragam sekolah, komunitas dan lainnya. Kujang kijang secara
umum bermakna menjulang tinggi, seperti tanduk kijang, yang mencerminkan cita-cita.
Kijang disebut sebagai simbol kekuatan masyarakat setempat. Kijang memiliki sifat waspada
sekaligus agresif pada waktu yang tepat. Mampu berlari kencang pada saat dibutuhkan dan
mampu mempertahankan diri menggunakan tanduknya.
17. Batik Lokatmala dari Sukabumi dengan berbagai corak
Batik lokatmala asal Sukabumi ini memiliki berbagai macam motif. motif-motif yang
digunakan itu dilatarbelakangi kehidupan masyarakat dan lingkungan alam sekitar.
Motif batik masagi, misalnya, terinspirasi oleh ungkapan yang ada pada masyarakat
Sukabumi memiliki makna dan nilai filosofis berbunyi 'hirup mah kudu masagi'. 'Masagi'
berasal dari kata “pasagi” artinya segi empat sama sisi yang mengisyaratkan bahwa manusia
memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu pengetahuan yang seimbang antara kehidupan
dunia dan kehidupan nanti setelah kematian, di samping menjadi teladan dan berguna bagi
masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, ada pula motif batik candramawat yang terinspirasi dari cerita atau dongeng Sunda
'Nini Anteh'. Dongeng ini mengisahkan seorang nenek sedang menenun ditemani seekor
kucing bernama Candramawat. Anteh berasal dari kata kanteh atau benang.
Sedangkan nama kucing Candramawat berasal dari dua kata candra dan mawat. Candra berarti
bulan dan mawat berarti berguna atau bermanfaat.
Makna yang terkandung dari motif batik ini, mengisyaratkan kita manusia untuk selalu
berusaha dan berikhtiar selama hayat di kandung badan dengan harapan agar apa yang kita
peroleh berguna dan bermanfaat bagi yang lain.

Jadi, mau pakai motif batik Jawa Barat yang mana hari ini?

Sumber :
➢ https://tirto.id/contoh-kearifan-lokal-jawa-barat-dan-37-warisan-budaya-tak-benda-gx2h
➢ https://regional.kompas.com/read/2023/10/09/212859278/batik-jawa-barat-sejarah-motif-dan-asal
➢ https://kumparan.com/kabar-harian/contoh-cinderamata-khas-daerah-di-indonesia-1wnoqDhPCuK
➢ https://www.indonesia.travel/id/id/ide-liburan/menilik-makna-di-balik-mahakarya-7-motif-batik-
di-indonesia
➢ https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/22/213000369/macam-macam-nama-tarian-
tradisional-di-indonesia-beserta-daerah-asalnya
➢ https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6757770/20-alat-musik-tradisional-nusantara-beserta-asal-
daerahnya

Anda mungkin juga menyukai