Disusun Oleh
Tim Koordinator
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
A. Informasi Umum
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Klapanunggal
Penyusun : Tim Koordinator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Jenjang : SMA
Fase/ Kelas : E/ X
Tema Besar : Kearifan Lokal
Sub-tema Projek : - Pengolahan Sampah
- Pengolahan air
- Permainan Tradisional
Semester : 1 (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Durasi Kegiatan : 14 Pertemuan
Dimensi Profil Pelajar : 1. Bernalar Kritis
Pancasila terkait 2. Bergotong Royong
3. Kebhinakaan Global
4. Kreatif
Sarana dan Prasarana : Sarana dan prasarana yang digunakan disesuaikan dengan potensi
yang ada di lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa dan
disesuaikan dengan proyek yang dijalankan oleh kelompok masing-
masing.
B. Deskripsi Proyek
Proyek ini adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilaksanakan di kelas X. Proyek ini
diharapkan dapat mengembangkan tiga dimensi pelajar Pancasila yaitu bernalar kritis, kreatif dan
bergotong royong. Proyek ini mengangkat tema Kearifan local Beberapa bentuk kearifan lokal seperti
sastra lisan (pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi, artefak budaya, produk kesenian dan kerajinan
merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai. Kearifan lokal ini sudah ada sejak ribuan tahun dan
diciptakan untuk beragam tujuan, di antaranya untuk menjaga sumber daya alam dan sumber daya lokal.
Namun, generasi yang hidup di masa sekarang umumnya kurang memahami makna kearifan lokal ini
sehingga tantangan yang terjadi di masa sekarang terkait sumber daya alam dan sumber daya lokal seolah
datang begitu saja tanpa ancang-ancang. Padahal beberapa nilai kearifan lokal sendiri memiliki potensi
untuk mencegah masalah yang ada terjadi (preventif).
Projek ini dimulai dengan tahap temukan, peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan fungsi kearifan
lokal yang ada di daerah Klapanunggal. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan menemukan hubungan
antara identitas diri, identitas budayanya, dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah sebuah
konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Berangkat dari pemahaman tentang identitas ini, peserta didik
membongkar asumsinya terhadap identitas budaya dan kondisi lingkungan yang ada di wilayah
Klapanunggal. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan apresiasi terhadap
budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat. Tahap ini ditutup dengan menemukan masalah
atau tantangan yang terjadi di sekitarnya yang memiliki kait dengan sumber daya alam atau sumber daya
lokal.
C. Dimensi dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila yang Dikembangkan
Dimensi Profil Sub-elemen Profil Pelajar Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA, Usia 16-18
Pelajar Pancasila Pancasila tahun) pelajar
Terkait
Kebhinekaan Global Menghargai perbedaan Berinteraksi dengan seksama dengan penuh tanggung
yang muncul dalam jawab
masyarakat
Kreatif Memiliki keluwesan berpikir Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif
dalam mencari alternatif untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan
solusi permasalahan situasi.
Relevansi Project
Projek mengangkat tema Kearifan lokal dengan sub tema pengolahan sampah, pengolahan air
dan permainan tradisional mengacu kepada dimensi profil pelajar Pancasila.Projek ini bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran dan apresiasi siswa terhadap pola hidup suatu lingkungan masyarakat.Pola
hidup tersebut membawa pesan-pesan kearifan lokal yang masih relevan dengan perkembangan zaman,
sehingga menjadi jati diri bangsa dan dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian.
Diawal projek siswa diajak mengenal kembali tradisi lisan sebagai warisan budaya yang digunakan untuk
menyampaiakan pesan kearifan lokal secara tersirat.Siswa mendapatkan pengalaman secara indrawi dari
pola hidup sebelum masa modern.Mereka merefleksikan pengalaman diri dan kebiasaan dalam keluarga
masing-masing terkait tradisi lisan tentang pola hidup sederhana.
Setelah tahap pengenalan siswa akan melakukan riset sederhana untuk memetakan sejauh mana
pengenalan, pengalaman, pemahaman, minat siswa SMA dilingkungannya terhadap pola hidup di masa
era globalisasi.
Langkah Selanjutnya, setelah pembentukan pengetahuan dan penyelidikan kritis, siswa menyampaikan
ide, gagasan dan pendapat untuk selanjutnya membuat strategi mengenal kembali tradisi lisan terkait
dengan pola hidup di suatu lingkungan masyarakay.
Seluruh rangkaian kegiatan projek ini bisa mengembangkan dimensi gotong royong, kebhinekaan global
dan berpikir kritis
D. Tujuan Proyek
Setelah kegiatan proyek ini diharapan peserta didik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah yang ada di kehidupan sehari-hari, mampu memecahkan permasalahan dengan ide-ide
kreatif, menyusun laporan proyek dan memiliki profil pelajar Pancasila yaitu bernalar kritis, kreatif, dan
bergotong royong.
Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, dapat mengakibatkan masalah besar karena penumpukan
sampah atau cara membuang sampah dilakukan secara sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan
pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Selain itu, pembakaran sampah akan
mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air,
tersumbatnya saluran air dan banjir. Mulasari (2016) mengemukakan bahwa permasalahan sampah meliputi 3
bagian yaitu bagian hilir, proses dan hulu. Pada bagian awal yaitu hilir pembuangan sampah terus mengalami
peningkatan. Pada bagian proses mengalami keterbatasan sumber daya dari masyarakat maupun pemerintah. Pada
bagian hulu, kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir. Mayoritas masyarakat menganggap
bahwa membakar sampah merupakan bagian dari pengolahan sampah. Namun, hal tersebut dapat menyebabkan
polusi udara sehingga lingkungan akan terganggu dan mengganggu kesehatan. Sikap seperti ini ada kemungkinan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan kematangan usia.
Menurut PP No. 81 Tahun 2012, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, komprehensif
dan berkelanjutan yang mencakup pengurangan dan penanganan sampah. Sistem pengelolaan sampah yang
komprehensif/ terintegrasi dapat diterapkan mulai dari sumber limbah, pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan
antara di TPS (Tempat Pembuangan Sementara), dan pemrosesan akhir di TPA (Tempat Pengolahan Akhir).
Pengelolaan sampah di Indonesia khususnya di kota-kota menjadi masalah yang sangat besar dan terus meningkat
dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk yang berdampak pada bertambahnya produksi jumlah sampah.
Permasalahan ini diakibatkan antara lain karena hukum yang dibuat oleh pemerintah kurang tegas sehingga
masyarakat tidak patuh atau tidak menjalankan sebagaimana mestinya seperti yang sudah diatur pada hukum.
Selain itu, tempat pembuangan sampah juga kurang memadai dan juga kurangnya pengelolaan TPA dengan sistem
yang tepat.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/narulithalyravedita8821/629e3ee2aa3ccd559679b1f2/permasalahan-dalam-
pengelolaan-sampah-di-indonesia
ARTIKEL
Di Indonesia, Badan Pusat Statistik menyatakan ketersediaan air bersih di Indonesia masih belum
merata. Sejak 1995 hingga 2018, Pulau Jawa masih mendominasi sebagai pemasok air bersih
tertinggi. Namun di provinsi-provinsi lainnya, volume air bersih dalam meter kubik masih
mencatatkan jumlah yang rendah, bahkan fluktuatif secara signifikan pada tiap tahunnya.
Dengan demikian, pada lingkup global dan nasional, ketersediaan air bersih merupakan salah satu
masalah serius yang perlu ditanggulangi. Berikut ini adalah beberapa solusi yang bisa mengatasi
masalah ketersediaan air bersih:
Dalam pengolahan limbah cair, proses ini sangatlah mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh
sebab itu, faktor-faktor yang menunjang dalam proses koagulasi dan flokulasi haruslah
diperhatikan. Pemilihan zat koagulan harus berdasar pertimbangan antara lain jumlah dan kualitas
air yang akan diolah, kekeruhan, metode penyaringan serta sistem pembuangan lumpur endapan.
Flokulasi pada dasarnya berguna untuk memperbesar dan membentuk kumpulan kotoran yang
terdapat pada air limbah. Dalam proses ini, air diaduk secara perlahan, sehingga tawas yang
tercampur di dalam air dapat memaksimalkan efisiensi pembentukan flok.
2. Sedimentasi
Proses ini diterapkan guna mengendapkan partikel-partikel koloid yang sebelumnya sudah melalui
destabilisasi. Dengan demikian, berat jenis flok yang lebih berat daripada air akan mengendap
secara otomatis dan terpisah air bersih. Tahapan koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi sering juga
disebut sebagai proses aselator.
Tiga proses di atas harus dilengkapi dengan tahapan disinfeksi dan reservoir. Tahap disinfeksi
adalah penambahan ozonisasi, UV, pemanasan, dan sebagainya dalam rangka memastikan bahwa
air sudah terbebas dari kuman dan bakteri. Kemudian, air harus melewati proses reservoir, yaitu
pemeliharaan air yang sudah disaring di dalam tempat penampungan sementara.
4. Fluoridasi
Proses fluoridasi adalah penambahan fluorida ke dalam air untuk meredam risiko kerusakan pada
gigi manusia. Tentu saja, dengan fluorida yang cukup, kebersihan air dapat senantiasa terjaga dan
kesehatan tubuh juga bisa terjamin.
https://www.nestle.co.id/kisah/sistem-pengolahan-air-bersih-sehari-hari
ARTIKEL
Jika di jawa dikenal dengan nama jejangkungan, masyarakat sunda bogor menyebutnya dengan
nama bakiak batok. Selain bedil jepret dan susumpitan, bakiak batok juga merupakan permainan
tradisional yang lahir dari budaya masyarakat Sunda Bogor yang agraris. Permainan tradisional
ini menggunakan alat peraga berupa batok kering yang sudah dibelah dua.
Pembuatan alat peraga bakiak batok tidak sulit, mulanya batok kelapa yang sudah tua dibelah
menjadi dua bagian. Di setiap bagian diberi lubang tepat di bagian tengahnya untuk kemudian
dikaitkan pada seutas tali dan dihubungkan pada batok yang lain. Tali yang digunakan adalah tali
yang mempunyai sifat lentur sehingga memudahkan saat digunakan.
Cara memainkan bakiak batok pun sangat sederhana, alat peraga dikaitkan pada jempol kaki
layaknya ketika memakai sandal jepit. Kemudian kedua tangan memegang tali seirama
menariknya ketika kaki melangkah. Meski sederhana, dalam memainkan bakiak batok diperlukan
keseimbangan tubuh, selain itu dibutuhkan kekompakan gerak tangan dan kaki untuk bisa
berjalan menggunakan bakiak batok dengan sempurna.
Permainan tradisional bakiak batok biasanya dimainkan dengan menggunakan rintangan. Setiap
peserta diadu laju dengan melewati jalan yang sudah diberi rintangan, yaitu tali yang melintang.
Peserta yang menyentuh tali rintangan saat berjalan akan dianggap gagal. Peserta yang paling
cepat sampai di garis finish dinyatakan sebagai pemenang.
Bakiak batok merupakan salah satu permainan tradisional yang makin jarang ditemukan. Meski
demikian, Kampung Budaya Sindang Barang Bogor sebagai salah satu komunitas yang peduli
terhadap tradisi Sunda Bogor selalu mengadakan lomba bakiak batok dalam setiap perayaan
Seren Taun. Hal tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam rangka untuk
melestarikan permainan tradisional agar mampu bertahan di tengah gerak laju perubahan zaman
yang semakin cepat.
G. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana caranya mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di wilayah Klapanunggalseperti
kasus yang dipaparkan pada teks 1?
Untuk menjawabnya lakukan prosedur kerja berikut.
1. Buatlah rencana proyek yang akan kalian lakukan untuk mengatasi permasalahan terkait
pengelolaan sampah, pengelolaa air dan permainan tradisional di Klapanunggal seperti pada
teks 1, teks 2 dan teks 3 dengan kearifan lokal masyarakat Klapanunggal
2. Paparkan rencana yang akan dilakukan agar mendapatkan masukan dari siswa lainnya.
3. Lakukan proyek tersebut sesuai jadwal yang sudah disepakati bersama.
4. Lakukan bimbingan proyek 14 kali dengan pembimbing masing-masing.
5. Laporkan hasil proyek kalian dalam bentuk poster yang menarik.dengan kriteria:
a. Karya Tulis Ilmiah
b. Karya Tulis Ilmiah memuat judul kegiatan, tujuan kegiatan, langkah kegiatan, foto kegiatan,
dan hasil kegiatan.
c. Penilaian meliputi: kelengkapan struktur Karya tulis ilmiah dan kelengkapan informasi.
Pertemuan 1
Pengantar Persiapan Bahan Untuk Guru:
Materi Kearifan 1. Guru membekali diri dengan “Apa itu Pengetahuan Lokal?”
Lokal pengetahuan akan definisi dan https://www.youtube.com/watch?
berbagai bentuk kearifan local, v=4asJhKcvx_Y
Dampak Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi “Kearifan Lokal, Pengetahuan Lokal, dan
Waktu: 90 Terhadap Pola Hidup Masyarakat Degradasi Lingkungan”
Menit / 2 JP di Lingkungan Sekitar https://www.esaunggul.ac.id/kearifan-lokal-
pengetahuan-lokal-dan-degradasi-lingkungan/
Bahan: Materi Pelaksanaan
Video, 1. pelaksanaan Asesmen Diagnostik Objektif:
Proyektor, Kognitif mengenai perkembangan Sebagai pengantar, peserta didik tertarik untuk
Laptop teknologi dan penerapannya dalam masuk ke dalam topik kearifan lokal
kehidupan sehari-hari yang dimiliki peserta didik mengenal salah satu kearifan
Peran Guru: oleh peserta didik lokal yang ada
Narasumber danmemanfaatkannya
dan Fasilitator 2. Peserta didik mengisi soal pada Tips:
lembar kerja peserta didik Jika peserta didik tidak tahu akan berbagai
bentuk kearifan lokal, guru dapat memberikan
beberapa contoh dari bahan bacaan di atas
atau mencari bentuk kearifan lokal yang ada di
wilayah masing-masing yang memiliki
hubungan dengan keberlanjutan sumber daya
alam.
Pertemuan 2
Pengaruh Persiapan Objektif:
Identitas 1. Guru mempersiapkan metode peserta didik mampu mengidentifikasi identitas
Kelompok pada pemilihan kelompok kelompok yang melekat pada identitas diri
Identitas Diri Pelaksanaan peserta didik mampu mengenal identitasnya
1. Pengelompokan siswa dan
penjelasan tujuan projek.
Waktu: 90 2. Siswa dibagi kedalam 3 kelompok
Menit / 2 JP dalam satu kelas, siswa
menyiapkan alat tulis untuk
Bahan: Internet mencatat hal-hal penting yang
dan Alat Tulis diuraikan.
3. Guru menjelaskan projek yang
Peran Guru: akan dikerjakan oleh kelompok
Narasumber serta tugas-tugas yang harus
dan Fasilitator dikerjakan
Pertemuan 3
Pengaruh Persiapan Objektif:
Identitas 1. Guru mempersiapkan Slide PPT, peserta didik mampu mengidentifikasi Dampak
Kelompok pada LKPD dan penanganan dari perkembangan teknologi
Identitas Diri Pelaksanaan terhadap masyarakat
1. menyampaikan beberapa
materi yang berkaitan diantaranya
Waktu: 90 Pengertian Ilmu pengetahuan dan
Menit / 2 JP Teknologi
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
Bahan: dan teknologi untuk kepentingan
Internet, Alat hidup sehari hari
Tulis, Slide 3. Hambatan penggunaan teknologi
PPT, LKPD 4. Sistem Masyarakat di daerah
Peran Guru pedesaan
Sebagai 5. Dampak dan penanganan dari
narasumber perkembangan teknologi terhadap
dan fasilitator masyarakat
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 4
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 2. Guru mempersiapkan Slide PPT, Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
LKPD proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Guru menjelaskan hal-hal yang
Tulis, Slide berkaitan dengan penyusunan
PPT, LKPD makalah penelitiandiantaranya
Peran Guru cover, kata pengantar, daftar isi,
Sebagai pendahuluan, landasan teori,
narasumber simpulan dan daftar pustaka.
dan fasilitator 2. Dilanjutkan dengan tanya jawab
tentang hal-hal yang belum
Peran Guru: dipahami oleh peserta didik.
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 5
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Slide PPT, Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
LKPD proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Setiap kelompok menentukan judul
Tulis, Slide projek didalamnya terdiri dari latar
PPT, LKPD belakang masalah,
Peran Guru rumusanmasalah, Batasan
Sebagai masalah dan tujuan penelitian
narasumber secara kritis.
dan fasilitator 2. Kegiatan ini berbentuk diskusi
kelompok dan tanya jawab
Peran Guru: mengenai antara peserta didik
Narasumber dengan guru.
dan Fasilitator 3. Guru kemudian memberikan
arahan, petunjuk dan menyetujui
usulan- usulan judul projek
Pertemuan 6
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Slide PPT, Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
LKPD proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat Pada tahap ini peserta didik menyusun
Tulis, Slide rancangan penelitian secara berkelompok,
PPT, LKPD diantaranya
Peran Guru 1. verifikasi dan pemilihan masalah
Sebagai 2. pemilihan kerangka konseptual
narasumber 3. memformulasikan masalah
dan fasilitator penelitian
4. memilih pengukuran dan variable
Peran Guru: 5. memilih prosedur dan sampling
Narasumber
dan Fasilitator Setelah rancangan penelitian dilakukan
maka peserta didik menyusun jadwal
penelitian yang akan dilakukan
Pertemuan 7
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Panduan Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
penyusunan makalah proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Penyusunan makalah Bab 1
Tulis, LKPD Pendahuluan yang berisi latar
Peran Guru, belakang masalah, rumusan
Laptop masalah, pembatasan masalah dan
hipotesis
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 8
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Panduan Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
penyusunan makalah proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Pengumpulan data melalui
Tulis, Slide wawancara atau lembar observasi
PPT, LKPD , mengenai perubahan budaya di
laptop lingkungan setempat
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 9
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Panduan Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
penyusunan makalah proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Penyusunan makalah Bab 2 berisi
Tulis, Slide mengenai Pembahasan yang
PPT, LKPD , berisi tentang Landasan teoritis dan
laptop hasiL peneLitian
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 10
Waktu: 90 Persiapan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Guru mempersiapkan Panduan Pada pertemuan ini Peserta didik mengikuti
penyusunan makalah proses penyusunan projek dengan tepat waktu
Bahan: Pelaksanaan dan bertanggungjawab.
Internet, Alat 1. Penyusunan makalah Bab 3
Tulis, Slide mengenai simpuLan dari makaLah
PPT, LKPD ,
laptop
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 11
Waktu: 90 Pelaksanaan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Kelompok mempresentasikan hasiL peserta didik mampu menyadari/menentukan
penelitiannya aksi apa yang paling mungkin ia lakukan saat
Bahan: ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
Internet, Alat (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
Tulis, Slide idealnya terwujud)
PPT, LKPD ,
laptop
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 12
Waktu: 90 Pelaksanaan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Kelompok mempresentasikan hasiL peserta didik mampu menyadari/menentukan
penelitiannya aksi apa yang paling mungkin ia lakukan saat
Bahan: ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
Internet, Alat (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
Tulis, Slide idealnya terwujud)
PPT, LKPD ,
laptop
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 13
Waktu: 90 Pelaksanaan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Kelompok mempresentasikan hasiL peserta didik mampu menyadari/menentukan
penelitiannya aksi apa yang paling mungkin ia lakukan saat
Bahan: ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
Internet, Alat (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
Tulis, Slide idealnya terwujud)
PPT, LKPD ,
laptop
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
Pertemuan 14
Waktu: 90 Pelaksanaan Objektif:
Menit / 2 JP 1. Kelompok mempresentasikan hasiL peserta didik mampu menyadari/menentukan
penelitiannya aksi apa yang paling mungkin ia lakukan saat
Bahan: ini dengan melihat potensi diri dan kelompok
Internet, Alat (aksi tersebut mendukung harapan/kondisi
Tulis, Slide idealnya terwujud)
PPT, LKPD ,
laptop
Peran Guru
Sebagai
narasumber
dan fasilitator
Peran Guru:
Narasumber
dan Fasilitator
H. Refleksi Kegiatan Proyek
1. Bagaimana perasaan kalian setelah melakukan proyek ini?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah keterampilan berpikir kritis, kreativitas dan gotong royong kalian terasah selama kegiatan
proyek?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
4. Hal apa saja yang perlu kalian lakukan agar kegiatan proyek berikutnya lebih maksimal hasilnya?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 1 Rubrik Penskoran
Refleksi Diri Peserta Didik
Asesmen Ketercapaian Profil Pelajar Pancasila
Dimensi: Bernalar Kritis
Kriteria Capaian Tingkat Capaian
BB MB BSH SB
Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi informasi, serta
mencari tahu penyebab dan konsekuensi dari informasi tersebut.
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis informasi yang
relevan serta memprioritaskan beberapa gagasan tertentu.
Membuktikan penalaran dengan berbagai argumen dalam mengambil
suatu simpulan atau keputusan.
Menjelaskan asumsi yang digunakan, menyadari kecenderungan dan
konsekuensi bias pada pemikirannya, serta berusaha mempertimbangkan
perspektif yang berbeda.
Dimensi: Kreatif
Kriteria Capaian Tingkat Capaian
BB MB BSH SB
Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan
baru untuk menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk
mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya.
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan
dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan.
Gaya berkomunikasi Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan
kaku dan tidak mudah kaku dan mudah dicerna luwes, formal dan mudah
dicerna oleh peserta oleh peserta lainnya. dicerna oleh peserta
lainnya. lainnya dengan Bahasa
tubuh yang mendukung.
Tampilan Media Informasi yang disajikan Informasi yang disajikan Informasi yang disajikan
tata letaknya disajikan tata letaknya disajikan tata letaknya disajikan
terorganisasi, menarik, terorganisasi, menarik, terorganisasi, menarik,
namun tidak original. dan original. original, dan didukung
ilustrasi yang sesuai topik
yang disajikan.
Instrumen Penilaian
Skor Perolehan
Nilai : X 100
Skor Maksimal
Kriteria
0-25 : Kurang Mahir
26-50 : Cukup Mahir
51-75 : Mahir
76-100 : Sangat Mahir
Jadwal Kegiatan
Juli Agustus September
Agenda Aktivitas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi Program
2. Bimbingan Penyusunan Rencana Proyek
3. Penyusunan Rencana Proyek
4. Pelaksanaan Proyek dan Bimbingan dengan Fasilitator
5. Mempresentasikan Hasil Penelitiannya
GLOSARIUM
A menggumpalnya darah,
Asesmen Kegiatan mengumpulkan, mengerasnya protoplasma,
menganalisis, dan dan zat putih telur apabila
menginterpretasi data atau dipanaskan
informasi tentang peserta
didik dan lingkungannya O
untuk memperoleh Ozonisasi Tindakan mensterilkan
gambaran tentang kondisi suatu zat alami dengan
individu dan menambahkan ozon pada
lingkungannya sebagai zat tersebut; pengozonan
bahan untuk memahami
individu dan
pengembangan program R
layanan bimbingan dan Resevoir Tempat penampungan air
konseling yang sesuai bersih, pada sistem
dengan kebutuhan penyediaan air bersih
D S
Disinfeksi Pemusnahan bakteri Sedimentasi Pengendapan atau hal
patogen, biasanya dengan mengendapkan benda
bahan kimia antiseptic padat karena pengaruh
Destablisasi Perbuatan dan sebagainya gaya berat
yang menyebabkan tidak
stabil (mantap)
T
F.
Flokulasi Penggabungan partikel-
partikel koloidal dalam
suspensi yang terjadi karena
gaya tolak antarpartikel
Fluorida Salah satu komponen dalam
pasta gigi yang berfungsi
membersihkan dan
menguatkan permukaan gigi
H.
Hulu Bagian atas (sungai dan
sebagainya)
Hilir Daerah sepanjang bagian
muara sungai (daerah
pesisir)
K
Koagulasi Perihal menjadi keras atau
padat, baik seluruh
maupun sebagian cairan
sebagai akibat perubahan
kimiawi, seperti
Tradisional Sikap dan cara berpikir
serta bertindak yang
selalu berpegang teguh
pada norma dan adat
kebiasaan yang ada
secara turun-temurun
Daftar Pustaka
Judul : Permasalahan dalam pengolahan sampah di Indonesia
Penulis : Nurulitha Lyra Vedita
Waktu Tayang : 7 Juni 2022
URL :
https://www.kompasiana.com/narulithalyravedita8821/629e3ee2aa3ccd559679b1f2/
permasalahan-dalam-pengelolaan-sampah-di-indonesia