Anda di halaman 1dari 32

Projek Penguatan

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Toraja Utara, 30 Juni – 9 Juli 2022

Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022


Alur Kegiatan Sosialisasi (6 JP)

Pemaparan • Kerja Kelompok Refleksi


• Pretes Menyusun
• Penyampaian • Pentingnya
Modul Projek • Refleksi diri
tujuan PPPPP
• Presentasi • Refleksi
• Kesepakatan • Prinsip PPPPP
• Implementasi Kegiatan
belajar
• Ice Breaking PPPPP
• Tanya Jawab Praktik
Pembukaan
Tujuan Diskusi

Memahami konsep Projek Penguatan Profil Pelajar


Pancasila agar dapat mengembangkan kegiatan
pendampingan yang dibutuhkan satuan pendidikan.
KESEPAKATAN KELAS
Ice Breaking : Profil Pelajar Pancasila
Bapak/Ibu, mari belajar bersama
Tentang Kurikulum Merdeka
Merdeka belajar, Merdeka mengajar
Juga Merdeka berkarya
Wujudkan Profil Pelajar Pancasila
6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila 2x
Kita wujudkan bersama
Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman, Bertaqwa kepada TYME dan berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan Global 3. Gotong Royong
4. Mandiri 5. Bernalar kritis 6. Kreatif
Bahan Bacaan

Kemendikbudristek Nomor 09
Dimensi, dan Elemen Profil
Pelajar Pancasila
Pentingnya Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila

Apa pentingnya Projek Penguatan


Profil Pelajar Pancasila?
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila M
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam projek T
penguatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk
mengupas dan memahami tema-tema atau isu
penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi W
“... perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita
dll., sehingga siswa bisa melakukan aksi nyata
dekatkan hidupnya kepada perikehidupan dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan
rakyat, agar supaya mereka tidak hanya tahapan belajar dan kebutuhannya. Tema ini dapat
memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup
rakyatnya, akan tetapi juga dapat
berubah setiap tahunnya, ditentukan oleh T
‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan isu
hidup berpisahan dengan rakyatnya.” yang diprioritaskan.
Sumber: OECD (2018)

F
Latar Belakang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

• Dalam penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal atau general competences), penting
bagi siswa belajar lintas ilmu. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek ini belum menjadi
kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat.
• Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas
(intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih
banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more
interactive, engaged in community)
• Siswa perlu lebih peka terhadap isu-isu terkait SDGs. Mengeksplorasi isu tersebut lebih banyak di luar
mata pelajaran dalam bentuk projek memberikan ruang lebih besar untuk mengenali, memahami, dan
mendalami isu tersebut. Diharapkan, siswa dapat menjadi warga Indonesia dan warga dunia yang
bertanggung jawab dan aktif berkontribusi
Nasionalisme terbangun dalam diri pelajar Indonesia sebagai buah
dari perkembangan elemen sekurang-kurangnya dari 3 (tiga)
dimensi: elemen Akhlak bernegara dalam dimensi (1) Beriman,
Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia,
kepedulian pada sesama yang merupakan bagian dari dimensi (2)
Bergotong Royong, serta dimensi (3) Berkebinekaan Global.

Pelajar Indonesia terbangun identitas dirinya secara matang dan


memiliki nilai-nilai nasionalisme yang tertanam kuat, seiring dengan
terbangunnya rasa kemanusiaan. Dengan demikian, kecintaannya
“Konsep karakter yang pada tanah air serta tekadnya untuk membela keutuhan bangsa dan
lebih kompleks terbangun Negara Indonesia berkembang sejalan dengan kesadarannya bahwa
ia adalah bagian dari warga dunia yang menghargai nilai-nilai
sebagai hasil sintesis kemanusiaan universal. Keseimbangan identitas diri sebagai warga
beberapa dimensi, sebagai negara yang nasionalis dan warga dunia yang humanis mendorong
contoh konsep pelajar Indonesia memiliki jati diri yang kuat dalam
nasionalisme” merepresentasikan budaya luhur bangsanya, terbuka, inklusif, dan
siap berkontribusi untuk memajukan bangsanya dan dunia

dikutip dari naskah akademik


Dimensi dan Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Beriman,
Bertakwa kepada Berkebhinekaan Bergotong
Mandiri Bernalar Kritis Kreatif
Tuhan YME, dan Global Royong
Berakhlak Mulia

1. Akhlak 1. Mengenal dan 1. Kolaborasi 1. Pemahaman diri 1. Memperoleh dan 1.Menghasilkan


beragama menghargai budaya 2. Kepedulian dan situasi memproses gagasan yang
2. Akhlak pribadi bangsa Indonesia 3. Berbagi 2. Regulasi diri informasi dan orisinal
3. Akhlak kepada dan dunia gagasan 2.Menghasilkan
manusia 2. Komunikasi dan 2. Menganalisis karya dan
4. Akhlak kepada interaksi antar dan tindakan yang
alam budaya mengevaluasi orisinal
5. Akhlak 3. Refleksi dan penalaran 3.Memiliki
bernegara tanggung jawab 3. Merefleksi dan keluwesan
terhadap mengevaluasi berpikir dalam
pengalaman pemikirannya mencari
kebhinekaan sendiri alternatif solusi
4. Berkeadilan sosial permasalahan
Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah
Intrakurikuler
Muatan Pelajaran
Profil Pelajar Pancasila Kegiatan/ pengalaman
adalah karakter dan belajar
kemampuan yang
dibangun dalam Projek untuk
keseharian dan penguatan Profil
dihidupkan dalam diri Pelajar Pancasila
Pelajar Pembelajaran berbasis
Indonesia projek yang kontekstual
dan interaksi dengan
Budaya Sekolah lingkungan sekitar
Iklim sekolah,
kebijakan, pola Ekstrakurikuler
interaksi dan
Kegiatan untuk
komunikasi, serta
mengembangkan
norma yang berlaku
di sekolah
minat dan bakat
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan yang


dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter
sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan
waktu pelaksanaan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dirancang terpisah dari
intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak
harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja
untuk merancang dan menyelenggarakan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Prinsip Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila

Holistik

Kontekstual Eksploratif

Berpusat
pada Murid
Implementasi Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila

Bagaimana penerjemahan prinsip Projek


Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam
implementasi di satuan pendidikan?
Prinsip-Prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks
perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, kerangka
berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk
memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya, setiap
tema projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih
kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten
pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara pandang
holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang
bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti
murid, guru, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-
hari.
Prinsip-Prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan
kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi
dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru dan murid untuk
dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan
sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya,
sekolah sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka
ruang dan kesempatan bagi murid untuk dapat mengeksplorasi
berbagai hal di luar lingkup sekolah. Tema-tema projek yang
disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang
terjadi di daerah masing-masing. Dengan mendasarkan projek
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian,
diharapkan murid dapat mengalami pembelajaran yang bermakna
untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
Prinsip-Prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Berpusat Pada Peserta
Didik
Prinsip berpusat pada murid berkaitan dengan skema
pembelajaran yang mendorong murid untuk menjadi subjek
pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara
mandiri. Guru diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor
utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak
materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, guru
sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi murid untuk mengeksplorasi berbagai
hal atas dorongannya sendiri. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan murid dalam
memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk
menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Prinsip-Prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam
struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema
formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya projek ini
memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi
pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Namun demikian,
diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaanya, guru tetap
dapat merancang kegiatan projek secara sistematis dan terstruktur
agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga
diharapkan dapat mendorong peran Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang sudah murid dapatkan dalam pelajaran
intrakurikuler.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran
berbasis projek adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan
tematik (webbed)*

Unit Pembelajaran
Tematik ~ Gado-gado
Unit Pembelajaran
Integrasi ~ Jus Mata pelajaran dirangkai atau dipadu
Pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan satu tema.
(kompetensi) yang dalam projek Pengetahuan dan keterampilan dari
terdiri dari lintas disiplin ilmu, masing-masing mata pelajaran dapat
diuraikan, sehingga meskipun temanya
berpadu dan melebur, tidak
sama, muatan mapel Matematika,
dipisahkan lagi mana yang misalnya, masih bisa dipisahkan
merupakan bagian dari mapel- dengan mapel Bahasa Indonesia, IPA,
mapel dsb.
Lima dari Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan di SD
Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA/K) Kearifan Lokal (SD-SMA/K)
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
di dunia maupun lingkungan sekitarnya. masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya. Siswa mempelajari bagaimana dan
Melalui tema ini, murid mengembangkan kemampuan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti
berpikir sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas yang ada, bagaimana perkembangan tersebut
manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar
SD wajib akibatnya, termasuk perubahan iklim. Murid juga dapat dan
membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah
(nasional dan internasional), serta memahami apa
yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap
memilih lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah
lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku
sama. Siswa juga mempelajari konsep dan nilai-nilai
dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
min. 2 yang lebih berkelanjutan dalam keseharian.
nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
dalam kehidupan mereka. Siswa juga belajar untuk
tema per Selain itu, murid juga mempelajari potensi krisis
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang
tahun alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, krisis air bersih
dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk
budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.

menghadapi dan memitigasinya. Contoh muatan lokal:


Jawa Barat : sistem masyarakat di Kampung Naga
Contoh muatan lokal: Papua : sistem masyarakat di Lembah Baliem
Jakarta : situasi banjir
Kalimantan : hutan sebagai paru-paru dunia
Lima dari Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan di SD
Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun
Bhinneka Tunggal Ika (SD-SMA/K) NKRI (SD-SMA/K)
Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat Siswa berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis,
tentang keberagaman kelompok agama dan kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi yang
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar
memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Siswa
dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir
dianutnya. Mereka juga mempelajari perspektif sistem, berpikir komputasional, atau design thinking)
berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena dalam mewujudkan produk berteknologi. Melalui projek

SD wajib global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan,


dsb. Siswa secara kritis dan reflektif menelaah
ini, siswa dapat mempelajari dan mempraktikkan proses
rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai
memilih berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan
dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba,
untuk membangun model atau prototipe produk bidang
pada suatu kelompok agama, dan dampaknya
min. 2 terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Melalui
rekayasa (engineering). Mereka juga dapat mengasah
keterampilan coding untuk menciptakan karya digital,
tema per projek ini, siswa mengenal dan mempromosikan dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para siswa
dapat membangun budaya smart society dengan
budaya perdamaian dan anti kekerasan.
tahun menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat
sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
Contoh muatan lokal: mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di
lingkungan sekitar dan mengeksplorasi Contoh muatan lokal:
pemecahannya Membuat desain inovatif sederhana yang menjawab
permasalahan yang ada di sekitar sekolah
Lima dari Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan di SD
Kewirausahaan (SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada
dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Siswa kemudian
merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan. Melalui kegiatan dalam projek
SD wajib ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi
memilih untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang
kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan
min. 2 tema mereka. Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan
per tahun ditumbuhkembangkan. Siswa juga membuka wawasan tentang peluang
masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver
yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas
Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Bagaimana pengembangan tema- tema


Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dalam implementasi di satuan
pendidikan?
IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA UNTUK SD

Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek


ALOKASI WAKTU dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata
Jenjang Waktu
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan

SD kelas I‒V: 252 JP masing-masing projek tidak harus sama.


Dalam satu tahun ajaran, projek penguatan
SD kelas VI: 224 JP profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-
kurangnya: 2 projek dengan 2 tema berbeda di
SD/MI,
Informasi utama ● Deskripsi singkat projek. Satu paragraf singkat yang menjelaskan tentang tujuan umum,
ruang lingkup tema, dan relevansi projek dengan sekolah ( siswa)
● Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan
● Tujuan spesifik untuk fase tersebut
● Cara penggunaan perangkat ajar
● Alur kegiatan proyek secara umum
● Relevansi projek untuk sekolah

Asesmen ● Penjelasan tentang aspek yang dinilai


Komponen ● Instrumen penilaian (misalnya rubrik, evaluasi diri, dsb.) yang dapat langsung digunakan
guru
Modul ● Contoh umpan balik atau penilaian yang diberikan
Projek ● Lembar refleksi siswa
● Lembar refleksi guru

Persiapan ● Catatan penting untuk menyiapkan guru dan anggota komunitas sekolah lain
● Referensi yang akan digunakan

Langkah-langkah ● Alat dan bahan yang harus disiapkan dan dibutuhkan untuk setiap langkah
pelaksanaan ● Langkah-langkah kegiatan dan alokasi waktunya, termasuk bagaimana guru perlu
memainkan perannya sebagai fasilitator,

Kegiatan pengayaan Beberapa alternatif kegiatan tambahan sebagai bentuk pengayaan

Tips untuk guru Saran dan tips konkret agar proses belajar dapat lebih efektif
Yuk, latihan bersama !

Kerjakan LK 3
Ice Breaking

PERUBAHAN
PARADIGMA
Contoh Modul Projek

Contoh 1
https://bit.ly/3K2EYe6

Fase A
Contoh 2
https://bit.ly/3KXTuVD

Fase B Contoh 1
https://bit.ly/3JZ7Zrh
Panduan Pengembangan Projek M
Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Silakan scan kode atau


kunjungi link berikut ini T
untuk mengunduh panduan:

[QRcode]

https:// T
kurikulum.kemdikbud.go.id/
wp-content/unduhan/
PP5_2021.pdf

F
M
Kesimpulan
● Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan
● Prinsip-prinsip projek penguatan PPP adalah holistik,
untuk mencapai dimensi-dimensi dalam profil pelajar
Pancasila kontekstual, berpusat pada murid, dan eksploratif
● Pemerintah menyediakan dukungan berupa panduan T
● Projek penguatan profil pelajar Pancasila (selanjutnya
disebut projek penguatan PPP) )adalah metode pengembangan projek penguatan profil pelajar
pembelajaran dimana siswa belajar dengan secara aktif Pancasila dan contoh-contoh modul.
● Projek berfokus pada proses menju kompetensi dan
terlibat dalam dunia nyata dan projek yang bermakna
secara pribadi. Projek penguatan PPP ini memberi karakter yang diharapkan terbangun pada anak, bukan
pada produk atau hasil akhir W
kesempatan bagi siswa untuk belajar di situasi belajar
● Siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam rencana dan
yang berbeda (dalam situasi yang lebih tidak formal,
struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang evaluasi projek
● Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam
lebih interaktif dan juga terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar) dan lintas mata pelajaran untuk dalam pelaksanaan projek
● Berbagai bentuk asesmen diharapkan digunakan
penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal T
atau general competences ). sepanjang proses projek
● Dalam implementasinya projek penguatan PPP ● Pelibatan masyarakat, komunitas, dan mitra diharapkan
dilaksanakan sebagai kegiatan ko-kurikuler dan tidak dilakukan dalam projek sehingga dampak dari projek
perlu dipetakan untuk mencapai CP. berpotensi lebih luas
F
Terima Kasih
Toraja Utara, 30 Juni – 9 Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai