Anda di halaman 1dari 71

KUMPULAN ARTIKEL MANAGEMEN QOLBU Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar Indeks Judul : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

15. 16. 17. 18. 19 . 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Bersandar Hanya Kepada Allah Bila Orang Lain Berbu at Salah Sebaik-Baik Manusia Indahnya Kasih Sayang Orang-orang yang Terkelabui K iat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup Menakar Kemuliaan Akhlak Bila Selalu Meng ingat Mati Karunia Hidayah Enterpreneurship Rasulullah SAW Indahnya Hidup Bersah aja Getaran Allah di Padang Arafah Menjaga Akhlak Kepada Allah Mengikis Sikap Ot oriter Nikmati Proses Potensi Ruhiah Suami, Pemimpin Bagi Keluarga Kekuatan Amal Jamaah Hidup Ini Indah Zuhud Rasul Panutan Umat Amal yang Tetap Bermakna Mengen al Allah Bercermin Diri Indahnya Merajut Ukhuwah Pancaran Jiwa yang bersih Mengu bah Kekuatan dengan Tauladan Page 1 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Pengantar Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh . Bismillahirrohmaanirrohiimi . "Bu, kalau ada orang yang bikin kesal sama kita, jangan pusing. Sebab,pikiran k ita jadi menderita mikirin dia. Biarin, orang yang sebel akan ingat kita terus. Kita sudah tidur, dia masih mikirin kita. Lumayan, kita jadi punya peluang mengh apus dosa, pahala dia dikirim ke kita nanti di akhirat." Penggalan kutipan terse but biasa akrab mampir di telinga hadirin yang meluncur dari bibir seorang kiai muda, KH. Abdullah Gymnastiar, 37 tahun. Tidak seperti lazimnya seorang yang sud ah mendapat titel KH. disapa sebagai "kiai" atau "Pak Yai", Abdullah Gymnastiar lebih populer disapa "A a Gym" atau cukup panggil "A a ". Dialah yang menggagas bengkel akhlak Daarut Tauhid tahun 1990, yang tak lama kemudian berganti menjad i Pondok Pesantren Daarut Tauhid atau biasa disingkat Dete. Lokasinya di Jalan G egerkalong Girang, Bandung. Perkembangan PP Dete begitu cepat melesat setangkas A a dalam merespon jama ah, baik di lingkungan pondok maupun di luar. Melihat l atar belakang pendidikannya, tampaknya tidak ada yang istimewadarinya kecuali ia adalah lulusan Teknik Elektro, Universitas Ahmad Yani, Cimahi, Bandung, Jawa Ba rat. Tapi, menurut pengakuan A a sejak kecil ia menimba ilmu dari bermacam-maca m guru. "Saya belajar dari sebanyak mungkin orang. Orangtua ilmu, adik ilmu, ist eri sumber ilmu, setiap kejadian ilmu. Ada juga guru khusus kayak W. Afandi, Kia i Junaedi, ya ulama-ulama yang berilmulah,"ujarnya. Jam terbangnya berdakwah cuk up padat. Sehari paling tidak ada empat sampai enam tempat yang ia sambangi. Dan ditempat itu pula ratusan hingga ribuan jama ah telah siap menanti pesan-pesan berkesan dari dai yang bersuara lembut namun tegas ini. Ditambah lagi, sejak sek itar 3 bulan terakhir ia melayani pesanan berdakwah di Jakarta. "Setiap dua peka n sekali saya mengisi taklim di Masjid Agung Al-Azhar,"tutur A a . Jama ah yang hadir didominasi kaum Hawa, membludak hingga 3000-an orang. Antusiasme jama ah m endengarkan tausiah A a tak lebih dari ketajamannya memahami dan mendalami perm asalahan-permasalahan yang menyangkut kalbu manusia. Hampir setiap kalimat disus un secara apik dan humoris untuk menarik kebekuan jiwa-jiwa yang gelisah. Dengan begitu, jama ah dapat menangkap dengan jelas kalimat tersebut, yang juga berart i mengeluarkan beban yang ada dalam jiwa yang penat. Jadilah penyakit hati merek a terobati dan merasakan keringanan melangkah lepas dari pengajian itu. Apa rese p A a sehingga tausiahnya mudah dicerna jama ah? "Ya sederhana sajalah. Saya it u hanya menyampaikan apa yang kira-kira bisa jadi pengalaman buat mereka, dan su dah menjadi pengalaman dari diri saya. Sederhananya begini, hati itu hanya bisa disentuh oleh hati. Jadi, kalau omongan hanya sampai ke telinga, tapi kalau hati yang ngomong harus sampai ke hati,"tandasnya. "Mengapa uang yang banyak tidak s elalu menjadi jaminan kebahagiaan?" Tanya A a suatu kali pada hadirin. Mengapa rumah yang besar dan megah tidak selalu menjadi jaminan kebahagiaan dan kemuliaa n? Mengapa isteri yang jelita atau suami yang tampan tidak selalu menjadi jamina n kebahagiaan dalam berumahtangga? Mengapa ilmu yang luas tidak mengangkat deraj at pemiliknya? Malah menghinakannya? Dan sejumlah mengapa yang lain, yang padaha l mencari, berusaha guna mendapatkannya melalui perjuangan dan susah payah. Teta pi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkannya? Bahkan sebaliknya bukan keba hagiaan atau ketenteraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka. Apa s ebabnya? Sebenarnya penyebabnya sederhana sekali, yakni bahwa semua yang dimilik inya itu tidak barokah! Page 2 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Ingatlah, lanjut A a , rumus "rumahku sorgaku" itu tidak dilihat dari ukuran bes ar kecilnya, megah atau tidak megahnya, tebal atau tipis karpetnya, terbuat dari marmer atau bukan lantainya. Walaupun rumah kita luas, megah, semua bahannya be rkualitas, fasilitasnya lengkap, yakinlah akan terasa hidup di neraka, panas, ja uh dari kesejukan karena memang tidak barokah. Dalam menghiasi rumah kita, lanju tnya, harus hati-hati, jangan sampai kita menyenangi barangbarang yang tidak dis enangi oleh Allah. Misalnya, patung, gambar-gambar makhluk hidup, gambar porno, atau hewan seperti anjing, itu semua termasuk yang tidak disukai Allah, atau bar ang yang membuat kita menjadi takabur dan riya. Apalagi barang milik orang lain diakui sebagai milik pribadi, shalat pun dengan memakai sajadah atau sarung hasi l nemu atau ghasab akan sia-sia serta tidak akan berkah. Rumah yang isinya seper ti tersebut pasti tidak akan barokah. Tidak jarang kisah-kisah harian yang mengg ugah hati itu diiringi suara gerr hadirin. Bila tak tahan menahan ketawa maka rasa geli jadi berkepanjangan hingga masalah yang sebenarnya menggumpal di dada menjadi hilang. Namun, bukan berarti ceramah yang sepanjang durasi diselingi taw a jama ah itu hilang esensi ruhaninya. A a selalu menutup taklim dengan do a kh usyu sepanjang 30 menit. Di saat inilah A a memanjatkan do a ampunan dan belas kasihan dari Sang Pencipta. Kalimat-kalimat yang dipilih begitu menyentuh kalbu , hingga tak terasa air matanya-dan sebagian jama ah, menetes membasahi pakaian. A a mengaku bahwa untuk menghidupi pesantren yang dikelolanya butuh biaya ya ng tidak sedikit. Soalnya, di pesantren itu ada sekitar 400 santri yang serius m enimba ilmu. Meski para santri itu dikenakan biaya semampunya, namun untuk penge lolaan gedung dan sarana-prasarana di situ memerlukan dana rutin. Karena itu, se jak awal A a bersama santrinya mengembangkan praktik usaha mandiri. Di lokasi p esantren yang asri dan sejuk itu kini terdapat aneka usaha milik Daarut Tauhid s eperti BMT, Toserba, Koperasi, Wartel, dan cottage Darul Jannah. Barang-barang s eperti souvenir, buku-buku mini seri, kaset ceramah A a ,kopiah, pakaian muslim dan lain-lain di jual di sana. Kadangkala juga di tempat-tempat dimana A a memb erikan ceramah. Menurut A a , dengan cara beginilah ia membangun pesantrennya. M aka ibu-ibu yang haru maupun memang membutuhkan barang produk Dete langsung meny erbu kaset, buku, souvenir, sampai ludes. Soal ketawa hadirin dalam tiap kesempa tan tabligh, A a tidak menilai hal itu sebagai sesuatu yang tabu. Apalagi mengh akiminya dengan warna hitam-putih. "Ya yang realistislah, kita bisa menangis, ki ta bisa tertawa. Yang realistislah, sepanjang kita tidak maksiat, ya. Kalau hadi rin pada ketawa, ya tanya saja sama yang tertawa itu menertawakan siapa?"katanya . Maksud A a , sebenarnya hadirin tertawa itu artinya menertawakan aib, dosa, da n penyakit hati yang pernah melekat didirinya. Ketika ditanya penilaian A a ter hadap cara penyampaian mubaligh lain, ia merendah, "Jangan tanya saya untuk meni lai orang lain. Saya itu menampilkan apa adanya, nggak mau ngebohongin siapapun. Nggak ingin dianggap lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Saya beginilah adany a, ya A a yang sedang belajar memperbaiki diri, lagi belajar menimba ilmu, lalu sampaikan apa adanya," akunya polos, sebelum kemudian hengkang dari Masjid Sund a Kelapa, Jakarta Pusat, menuju Dete. Di sana ia sudah dinanti ribuan jama ah ya ng haus akan tausiahnya. Kami ucapkan selamat menikmati sajian tulisan kami yang merupakan rekaman tausiah-tausiah dari Aa Gym. Mudah-mudahan bermanfaat . Amien Wa asalamualaikum Waroh matulloh Wabarokatuh Page 3 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

1. Bersandar Hanya Kepada Allah Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada ALLAH. Dengan meyakini bahwa memang A LLAH-lah yang menguasai segala-galanya, mutlak, tidak ada satu celah pun yang lu put dari kekuasaan ALLAH, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari g enggaman ALLAH. Total, sempurna segalagalanya ALLAH yang membuat, ALLAH yang men gurus, ALLAH yang menguasai. Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memili h, "Faalhamaha fujuu rahaa wa takwahaa", "Dan sudah diilhamkan dihati kita untuk mau berbuat memilih mana kebaikan, mana keburukan". (QS. Asy Syamsi 91:8) Poten si baik dan potensi buruk telah diberikan kepada kita tinggal kita memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siap apun andaikata kita termasuk orang yang berkelakuan buruk dan terpuruk, bukan ka rena salah siapapun, kecuali diri kitalah yang memilih menjadi buruk dan terburu k, naudzubillah. Sedangkan keberuntungan bagi orang-orang yang bersandarnya hany a kepada ALLAH mengakibatkan dunia ini, atau siapapun, terlampau kecil untuk men jadi sandaran baginya. Perhatikan saja, seseorang yang bersandar pada sebuah tia ng akan sangat takut tiangnya diambil, karena dia akan segera terguling, akan ja tuh terpelanting. Bersandar kepada sebuah kursi, dia akan sangat takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang yanga panik dalam hidup ini adalah orangorang yan g bersandar kepada kedudukannya, bersandar kepada hartanya, bersandar kepada pen ghasilannya, bersandar kepada kekuatan fisiknya, bersandar kepada depositonya, a tau sandara-sandaran yang lainnya. Padahal semua yang kita sandari sangat mudah bagi ALLAH (mengatakan "sangat mudah" juga ini terlalu kurang etis), atau akan " sangat mudah sekali" bagi ALLAH untuk mengambil apa saja yang kita sandari. Namu n, andaikata kita bersandar hanya kepada ALLAH yang menguasai setiap kejadian, " Laa khaufun alaihim walaahum yahjanun", kita tidak akan pernah panik oleh apapun dan siapapun, insya-Allah. Jabatan diambil, tidak apa-apa, karena jaminan dari ALLAH tidak tergantung kepada jabatan kita. Apa artinya kita diberi jabatan, ked udukan di kantor, di kampus, tapi kedudukan itu malah memperbudak diri kita, bah kan tidak jarang menjerumuskan dan menghinakan kita. Kita lihat banyak orang ter puruk hina karena jabatannya. Maka, kalau kita bergantung pada kedudukan, jabata n, kita akan takut kehilangannya. Akibatnya, kita akan berusaha mati-matian untu k mengamankannya dan terkadang dengan menghalalkan segala cara. Na udzubillah. T api, sungguh bagi orang-orang yang bersandar hanya kepada ALLAH dengan ikhlas, a h silahkan, buat apa bagi saya jabatan, kalau jabatan itu tidak mendekatkan diri kita kepada ALLAH, tidak membuat saya terhormat dalam pandangan ALLAH. Tidak ap a - apa jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan A LLAH karena kita dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan, dari makhluk, tapi mendapat penghormata n yang besar dari ALLAH SWT. Karena kita tidak akan terjamin oleh kedudukan kita , percayalah walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi ALLAH sehingga k ita punya kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi oleh ALLAH diberi pen yakit seharga 16 juta, sudah pasti tekor itu. Page 4 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Oleh karena itu, jangan bersandar kepada gaji atau pula bersandar kepada tabunga n. Sebab, punya tabungan uang, mudah bagi ALLAH untuk mengambilnya. Cukup saja d ibuat urusan sehingga kita harus mengeluarkan uang yang lebih besar dari tabunga n kita. Demi ALLAH, tidak ada yang harus kita gantungi selain hanya ALLAH saja. Punya Bapak seorang pejabat, punya kekuasaan, mudah bagi ALLAH untuk memberikan penyakit yang membuat bapak kita tidak bisa menandatangani apapun, sehingga jaba tannya harus segera digantikan. Punya suami gagah perkasa; otot kawat balung bes i, leher beton, urat kabel, wajah asbes. Begitu kokohnya, lalu kita merasa aman dengan bersandar kepadanya, apa sulitnya bagi ALLAH membuat sang suami muntaber, akan sangat sulit berkelahi atau beladiri dalam keadaan muntaber . Atau tiba-t iba muncul bisul-bisul di ujung tangan dan jarinya, mukul siapa kalau tangannya bisulan. Atau ALLAH mengirimkan nyamuk Aides Aigypty yang betina, lalu menggigit nya sehingga menderita demam berdarah, maka lemahlah dirinya. Jangankan untuk me mbela orang lain, membela dirinya sendiri juga sudah sulit, walaupun ia seorang jago beladiri karate misalnya. Siapapun yang gagah lalu petantang-petenteng, dik irim saja oleh ALLAH bakteri atau virus, maka cukup untuk membuat gigil dan takl uk. Sungguh tidak ada yang bisa digantungi. Otak cerdas, tidak layak membuat kit a bergantung pada otak kita, karena cukup dengan kepleset menginjak kulit pisang kemudian terjatuh dengan kepala bagian belakang membentur tembok, bisa geger ot ak, koma, bahkan mati. Semakin kita bergantung kepada sesuatu, semakin diperbuda k kita oleh sesuatu itu. Oleh karena itu, para istri jangan terlalu bergantung p ada suami. Karena suami bukanlah pemberi riski, suami hanya salah satu jalan riz ki dari ALLAH SWT, suami setiap saat bisa tidak berdaya. Suami pergi ke kantor, maka hendaknya istri menitipkannya kepada ALLAH. "Wahai ALLAH, Engkaulah penguas a suami saya, titip matanya agar terkendali, titip hartanya andai ada jatah rizk i yang halal berkah bagi kami, tuntun supaya ia bisa ikhtiar di jalan-Mu, hingga berjumpa dengan jatah rizkinya dalam keadaan barokah, tapi kalau tidak ada jata h rizkinya, tolong diadakan yaa ALLAH, karena Engkaulah yang Maha Pembuka dan Pe nutup rizki, jadikan pekerjaannya menjadi amal sholeh". Insyaallah suami pergi b ekerja di-back up oleh doa sang istri, subhaanallah. Ketika pulang ternyata, "Ma h, tidak jadi kita dapat untung". "Pah, kita sudah untung". "Mana Papah tidak ba wa uang?". "Niat sudah merupakan keberuntungan, bersimbah keringat, berkuah pelu h, merupakan keuntungan, apa yang kurang Pah?" "Tapi Mah, Papah tidak berhasil d apat uang?" "Subhaanallah, uang itu nanti pasti ada di saat yang tepat. Apalah a rtinya kita punya uang, kalau hanya akan menjerumuskan, tenang Pah masih ada sto ck beras". "Tapi kan tidak ada lauk pauknya" "Justru daging itu enak kalau jaran g. Bayangkan kalau Papah makan durian setiap hari, pasti itu durian tidak akan e nak lagi. Pasti ada hikmah, tidak ada keburukan yang tidak mengandung kebaikan. Tenang Pah" "Mamah tidak kecewa?" "Apa yang perlu dikecewakan, kewajiban kita ha nya menyempurnakan niat dan ikhtiar". Subhaanallah, demikian percakapan sebuah k eluarga yang bersungguh-sungguh menyandarkan dirinya hanya kepada ALLAH saja. Page 5 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

"Wa maa yatawakkal alallah fahua hasbu", "Dan barang siapa yang hatinya bulat ta npa ada celah, tanpa ada retak, tanpa ada lubang sedikit pun. Bulat, total, penu h, hatinya hanya kepada ALLAH, bakal dicukupi segala kebutuhannya" (Q.S At Thala q 65: 3). ALLAH Maha Pencemburu dan tidak suka hati hambanya bergantung kepada m akhluk, apalagi bergantung kepada benda-benda mati. Mana mungkin itu terjadi, se dangkan setiap makhluk itu ada dalam genggaman dan kekuasaan ALLAH. Kita bergant ung kepada apa yang dikuasai ALLAH, padahal ALLAH yang menguasai segala kejadian . Oleh karena itu, harus bagi kita untuk terus menerus meminimalkan penggantunga n. Karena makin banyak bergantung, siap-siap saja makin banyak kecewa. Padahal, yang kita gantungi "Laahaula walaa quwwata illaa billah" (tiada daya dan kekuata n yang dimilikinya kecuali atas kehendah ALLAH). Maka, sudah seharusnya hanya ke pada ALLAH sajalah kita menggantungkan, kita menyandarkan segala sesuatu, dan se kalikali tidak kepada yang lain. Tamat, Bandung, 11 September, 1999 2. Bila Orang Lain Berbuat Salah Orang yang pasti tidak nyaman dalam keluarga, orang yang pasti tidak tentram dal am bertetangga, orang yang pasti tidak nikmat dalam bekerja adalah orang-orang y ang paling busuk hatinya. Yakinlah, bahwa semakin hati penuh kesombongan, semaki n hati suka pamer, ria, penuh kedengkian, kebencian, akan habislah seluruh waktu produktif kita hanya untuk meladeni kebusukan hati ini. Dan sungguh sangat berb ahagia bagi orang-orang yang berhati bersih, lapang, jernih, dan lurus, karena m emang suasana hidup tergantung suasana hati. Di dalam penjara bagi orang yang be rhati lapang tidak jadi masalah. Sebaliknya, hidup di tanah lapang tapi jikalau hatinya terpenjara, tetap akan jadi masalah. Salah satu yang harus dilakukan aga r seseorang terampil bening hati adalah kemampuan menyikapi ketika orang lain be rbuat salah. Sebab, istri kita akan berbuat salah, anak kita akan berbuat salah, tetangga kita akan berbuat salah, teman kantor kita akan berbuat salah, atasan di kantor kita akan berbuat salah karena memang mereka bukan malaikat. Namun seb enarnya yang jadi masalah bukan hanya kesalahannya, yang jadi masalah adalah bag aimana kita menyikapi kesalahan orang lain. Sebetulnya sederhana sekali teknikny a, tekniknya adalah tanya pada diri, apa sih yang paling diinginkan dari sikap o rang lain pada diri kita ketika kita berbuat salah ?! Kita sangat berharap agar orang lain tidak murka kepada kita. Kita berharap agar orang lain bisa memberita hu kesalahan kita dengan cara bijaksana. Kita berharap agar orang lain bisa bers ikap santun dalam menyikapi kesalahan kita. Kita sangat tidak ingin orang lain m arah besar atau bahkan mempermalukan kita di depan umum. Kalaupun hukuman dijatu hkan, kita ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan penuh etika. Kita i ngin diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Kita juga ingin disemangati agar bisa berubah. Nah, kalau keinginan-keinginan ini ada pada diri kita, mengapa ket ika orang lain berbuat salah, kita malah mencaci maki, menghina, memvonis, memar ahi, bahkan tidak jarang kita mendzalimi ?! Page 6 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Ah, Sahabat. Seharusnya ketika ada orang lain berbuat salah, apalagi posisi kita sebagai seorang pemimpin, maka yang harus kita lakukan adalah dengan bersikap s abar pangkat tiga. Sabar, sabar, dan sabar. Artinya, kalau kita jadi pemimpin, d alam skala apapun, kita harus siap untuk dikecewakan. Mengapa? Karena yang dipim pin, dalam skala apapun, kita harus siap untuk dikecewakan. Mengapa ? Karena yan g dipimpin kualitas pribadinya belum tentu sesuai dengan yang memimpin. Maka, se orang pemimpin yang tidak siap dikecewakan dia tidak akan siap memimpin. Oleh ka rena itu, andaikata ada orang melakukan kesalahan, maka sikap mental kita, perta ma, kita harus tanya apakah orang berbuat salah ini tahu atau tidak bahwa diriny a salah ? Kenapa ada orang yang berbuat salah dan dia tidak mengerti apakah itu suatu kesalahan atau bukan. Contoh yang sederhana, ada seorang wanita dari desa yang dibawa ke kota untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ketika hari-har i pertama bekerja, dia sama sekali tidak merasa bersalah ketika krankran air di kamar mandi, toilet, wastafel, tidak dimatikan sehingga meluber terbuang percuma , mengapa ? Karena di desanya pancuran air untuk mandi tidak ada yang pakai kran , di desanya tidak ada aturan penghematan air, di desanya juga tidak ada kewajib an membayar biaya pemakaian air ke PDAM, sebab di desanya air masih begitu melim pah ruah. Tata nilai yang berbeda membuat pandangan akan suatu kesalahan pun ber beda. Jadi, kalau ada orang yang berbuat salah, tanya dululah, dia tahu tidak ba hwa ini sebuah kesalahan. Lalu, kalau dia belum tahu kesalahannya, maka kita har us memberi tahu, bukannya malah memarahi, memaki, dan bahkan mendzalimi. Bagaima na mungkin kita memarahi orang yang belum tahu bahwa dirinya salah, seperti haln ya, bagaimana mungkin kita memarahi anak kecil yang belum tahu tata nilai perila ku orang dewasa seumur kita ? Misal, di rumah ada pembantu yang umurnya baru 24 tahun, sedangkan kita umurnya 48 tahun, hampir separuhnya. Bagaimana mungkin kit a menginginkan orang lain sekualitas kita, sama kemampuannya dengan kita, sedang kan kita berbuat begini saja sudah rentang ilmu begitu panjang yang kita pelajar i, sudah rentang pengalaman begitu panjang pula yang kita lalui. Sebuah pengalam an, dulu ketika pulang sehabis diopname beberapa hari di rumah sakit karena diuj i dengan sakit. Saat tiba di rumah, ada kabar tidak enak, yaitu omzet toko milik pesantren menurun drastis! Meledaklah kemarahan, "Kenapa ini santri bekerja kok enggak sungguh-sungguh ? Lihat akibatnya, kita semua jadi rugi! Pimpinan sakit harusnya berjuang mati-matian !".Tapi alhamdulillah, istri mengingatkan, "Sekara ng ini Aa umur 32 tahun, santri yang jaga umurnya 18 tahun. Bedanya saja 14 tahu n, bagaimana mungkin kita mengharapkan orang lain melakukan seperti apa yang mam pu kita lakukan saat ini, sementara dia ilmunya, kemampuannya, dan juga pengalam annya masih terbatas?! Mungkin dia sudah melakukan yang terbaik untuk seusianya. Bandingkan dengan kita pada usia yang sama, bisa jadi ketika kita berumur 18 ta hun, mungkin kita belum mampu untuk jaga toko". Subhanallah, pertolongan ALLAH d atang dari mana saja. Oleh karena itu, kalau melihat orang lain berbuat salah, l ihat dululah, apakah dia ini tahu atau tidak bahwa yang dilakukannya ini suatu k esalahan. Kalau toh dia belum tahu bukannya malah dimarahi, tapi diberi tahu kes alahannya, "De , ini salah, harusnya begini". Maka tahap pertama adalah memberit ahu orang yang berbuat salah dari tidak tahu kesalahannya menjadi tahu dimana le tak kesalahan dirinya. Selalu kita bantu orang lain mengetahui kesalahannya. Tah ap kedua, kita bantu orang tersebut mengetahui jalan keluarnya, karena ada orang yang tahu itu suatu masalah, tapi dia tidak tahu harus bagaimana menyelesaikann ya? Maka, posisi kita adalah membantu orang yang berbuat salah mengetahui jalan keluarnya. Hal yang menarik, ketika dulu zaman pesantren masih sederhana, ketika masih berupa kost-kostan mahasiswa, muncul suata Page 7 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

masalah di kamar paling pojok yang dihuni seorang santri mahasiswi, yaitu sering nya bocor ketika hujan turun, "Wah, ini massalah nih, tiap hujan kok bocor lagi, bocor lagi". Dia tahu ini masalah, tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengatasi nya. Kita harus bantu, tapi bantuan kita yang paling bagus adalah bukan menyeles aikan masalah, tapi membantu dia supaya bisa menyelesaikan masalahnya. Sebab, ba ntuan itu ada yang langsung menyelesaikan masalah, namun kelemahan bantuan ini, yaitu ketika kita membantu orang dan kita menyelesaikannya, ujungnya orang ini a kan nyantel terus, ia akan punya ketergantungan kepada kita, dan yang lebih berb ahaya lagi kita akan membunuh kreatifitasnya dalam menyelesaikan suatu masalah. Bantuan yang terbaik adalah memberikan masukan bagaimana cara memperbaiki kesala han. Dan tahap yang ketiga adalah membantu orang yang berbuat salah agar tetap b ersemangat dalam memperbaiki kesalahan dirinya. Ini lebih menyelesaikan masalah daripada mencaci, memaki, menghina, mempermalukan, karena apa? Karena anak kita adalah bagian dari diri kita, istri kita adalah bagian dari keluarga kita, sauda ra-saudara kita adalah bagian dari khazanah kebersamaan kita, kenapa kita harus penuh kebencian, kedengkian, menebar kejelekan, ngomongin kejelekan, apalagi den gan ditambah-tambah, dibeberkan aib-aibnya, bagaimana ini ? Lalu, apa yang berha rga pada diri kita ? Padahal, justru kalau kita melihat orang lain salah, maka p osisi kita adalah ikut membantu memperbaiki kesalahannya. Nah, Sahabat. Selalula h yang kita lakukan adalah berusaha membantu agar orang yang berbuat salah mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Membantu orang yang berbuat salah menge tahui bahwa yang dilakukannya adalah suatu kesalahan. Membantu orang yang berbua t salah agar ia tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahannya. Dan membantu orang yang berbuat salah agar tetap bersemangat dalam memperbaiki kesalahan dirinya. Melihat orang yang belum shalat, justru harus kita bantu dengan mengingatkan dia tentang pentingnya shalat, membantu mengajarinya tata cara shalat yang benar, m embantu dengan mengajaknya supaya dia tetap bersemangat untuk melaksanakan shala t secara istiqamah. Lihat pemabuk, justru harus kita bantu supaya pemabuk itu me ngenal bahayanya mabuk, membantu mengenal bagaimana cara menghentikan aktivitas mabuk. Artinya, selalulah posisikan diri kita dalam posisi siap membantu. Walhas il, orang-orang yang pola pikirnya selalu rindu untuk membantu memperbaiki kesal ahan orang lain, dia tidak akan pernah benci kepada siapapun. Tentu saja ini leb ih baik, dibanding orang yang hanya bisa meremehkan, mencela, menghina, dan menc aci. Padahal orang lain berbuat kesalahan, dan kita pun sebenarnya gudang kesala han. Tamat, Bandung, 20 Oktober 1999 3. Sebaik-Baik Manusia Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai ALLOH kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan ALLOH kepadanya. Beruntung pul a orang yang dititipi ALLOH aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakan p ula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia. Karena te rnyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya n ilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Sebaik-bai k manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari). Seakan hadis ini mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauhmana d erajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauhmana nilai manfaat diri ini? Ka lau menurut Emha Ainun Nadjib, harusnya Page 8 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

tanyakan pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makhruh, ata u malah manusia haram ? Apa itu manusia wajib ? Manusia wajib ditandai jikalau a danya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat hati oran g disekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib , di antaranya dia seorang pemalu yang jarang mengganggu orang lain, sehingga orang l ain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapan nya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak b erbuat daripada hanya berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yan g bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau ia berbuat kebaikan. Hari-harinya tid ak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berte rima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasihsayang. Sama sekali bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, b akhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencinta i karena ALLOH, membenci karena ALLOH, dan marahnya pun karena ALLOH SWT, subhan allah demikian indah hidupnya. Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan ter curi hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun be nar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang ber akhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ad a sesuatu yang kosong di rongga kalbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat dan kalau tidak ada, siapapun akan merasa kehilangan. Begitulah kurang l ebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburan kepribadian yang baik pula. Kalau orang yang sunah, keberadaannya bermanfaat, t api kalaupun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat r asa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya b elum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lag i. Seperti halnya, kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilaku nya benar-benar akan meresap masuk ke rongga kalbu siapapun. Sedangkan orang yan g mubah, ada dan tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan k alau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya t idak membawa manfaat, dan tidak juga membawa mudharat. Adapun orang yang makruh, keberadaannya justru membawa mudharat dan kalau dia tidak ada tidak berpengaruh . Artinya, kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak s enang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sanga t tenang, tetapi seketika klakson dibunyikan tanda bahwa ayah sudah datang, anak -anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah. Seorang anak yang makruh, kalau pulang sekolah justru masalah pada bermunculan, dan kalau tidak pulang sua sana malah menjadi aman tentram. Ibu yang makruh diharapkan anak-anaknya untuk s egera pergi arisan daripada ada di rumah. Sedangkan karyawan yang makruh, kehadi rannya di tempat kerja hanya melakukan hal yang sia-sia daripada bersungguh-sung guh menunaikan tugas kerja. Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jikasaj a dia pergi ngantor, justru perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang i ni dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya. Masya ALLOH, tidak ada s alahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau malah hanya jadi benalu saja ? Masyarakat merasa Page 9 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita ? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makhruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk r uangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita? Kep ada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita s udah merasa bangga punya ibu seperti kita ? Punya manfaat tidak kita ini ? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau seorang gladiator ? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat ? Kepada para mubaligh, harus bertanya nih, benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan po pularitas saja ? Nampaknya, saat bercermin seyogyanya tidak hanya memperhatikan wajah saja, tapi pandanglah akhlak dan perbuatan yang telah kita lakukan. Sayang nya, jarang orang berani jujur dengan tidak membohongi diri, seringnya malah mer asa pinter padahal bodoh, merasa kaya padahal miskin, merasa terhormat padahal h ina. Padahal untuk berakhlak baik kepada manusia, awalnya dengan berlaku jujur k epada diri sendiri. Kalaupun mendapati orang tua kita berakhlak buruk. Sadarilah bahwa darah dagingnya melekat pada diri kita, karenanya kita harus berada di ba risan paling depan untuk membelanya demi keselamatan dunia dan akhiratnya. Bagi orang tua yang belum Islam, kewajiban seorang anaklah yang bertanggung jawab men gikhtiarkannya jalan hidayah. Apabila orang tua berlumur dosa dan belum mau mela kukan shalat, maka seorang anaklah yang berada pada barisan pertama membantu ora ng tua kita menjadi seorang ahli ibadah dan ahli taubat. Ingatlah, walau bagaima napun kita punya hutang budi pada orang tua kita. Keburukan yang ada pada mereka , jangan menjadikan kebencian, jangan pula menyalahkan dan menyesali diri, "kena pa saya lahir dari orang tua yang sudah cerai?" misalnya. Atau adapula anak yang sibuk menyalahkan diri, karena tidak pernah tahu keberadaan orang tuanya. Sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah jika hanya menyalahkan keadaan. Lebih ba ik kita tanyakan pada diri ini, apakah sudah punya manfaat tidak kita ini? Makin banyak manfaat yang kita lakukan dengan ikhlas, insya ALLOH itulah rizki kita. Begitu pula terhadap lingkungan, kita harus punya akhlak tersendiri. Seperti pad a binatang, kalau tidak perlu tidak usah kita menyakitinya. Ada riwayat seorang ibu ahli ibadah, tapi ALLOH malah mencapnya sebagai ahli neraka. Mengapa? Ternya ta karena si ibu ahli ibadah ini pernah mengurung kucing dalam sebuah tempat, se hingga si kucing tidak mendapatkan jalan keluar untuk mencari makan, padahal ole h si ibu tidak pula diberi makan, sampai akhirnya kucing itu mati. Karenanya, wa lau si ibu ini ahli ibadah, tapi ALLOH melaknatnya karena akhlak pada makhluknya jelek. Kadang aneh kita ini, ketika duduk di taman nan hijau, entah sadar atau tidak kita cabuti rumput atau daun-daunan yang ada tanpa alasan yang jelas. Pada hal rumput, daun, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di alam semesta ini semuanya seda ng bertasbih kepada-Nya. Yang paling baik adalah jangan sampai ada makhluk apapu n di lingkungan kita yang tersakiti. Termasuk ketika menyiram atau memetik bunga , tanaman, atau tumbuhan lainnya, hendaklah dengan hati-hati, karena tanaman jug a mengerti apa yang dilakukan kita kepadanya. Dikisahkan ketika Nabi SAW pindah mimbar, yang asalnya menyandar pada sebuah pohon kurma, maka pohon kurma itu dir iwayatkan sangat sedih dan menangis, karena ia telah ditinggalkan sebagai alat b antu Rasulullah SAW dalam menyampaikan ilmu kepada para sahabatnya. Kejadian lai n adalah ketika seorang hamba yang shalih dihampiri seekor singa yang mengaumnga um seakan hendak menerkamnya. Tentu saja semua orang yang melihat kejadian ini b erlari ketakutan. Anehnya, hamba yang shalih ini sama sekali tidak kelihatan mer asa takut, kenapa? Karena dia yakin bahwa singa juga makhluk dalam genggaman ALL OH dan sama-sama sedang bertasbih kepada-Nya. Seraya mengajak berbicara layaknya pada makhluk yang bisa diajak bicara, "Mau apa kesini? Kalau tidak ada kewajiba n dari ALLOH dan hanya untuk mengganggu masyarakat, alangkah baiknya engkau perg i", maka pergilah singa itu, subhanallah. Page 10 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Demikianlah, orang yang takutnya hanya kepada ALLOH, makhluk pun tunduk kepadany a. Seperti halnya ketika ada ular di halaman rumah, maka bagi orang yang akhlakn ya baik dan dia merasa tidak terganggu, sama sekali dia tidak akan membunuhnya, malah ditolongnya si ular ini untuk bisa kembali ke habitatnya, itu yang lebih b aik. Kalaupun dirasa mengganggu sehingga tidak ada jalan lain kecuali harus dibu nuh, maka ia akan membunuhnya dengan cara terbaik, dan tidak lupa disebutnya asm a ALLOH. Jadilah proses membunuh ular ini sebagai ladang amal. Betapa indah prib adi yang penuh pancaran manfaat, ia bagai cahaya matahari yang menyinari kegelap an, menjadikannya tumbuh benih-benih, bermekarannya tunas-tunas, merekahnya bung abunga di taman, hingga menggerakkan berputarnya roda kehidupan. Demikianlah, ca haya pribadi kita hendaknya mampu menyemangati siapapun, bukan hanya diri kita, tetapi juga orang lain dalam berbuat kebaikan dengan full limpahan energi karuni a ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah energi-Nya, subhanallah. Ingatlah, hidup hanya sekali dan sebentar saja, sudah sepantasnya kita senantiasa memaksi malkan nilai manfaat diri ini, yakni menjadi seperti yang disabdakan Nabi SAW, s ebagai khairunnas. Sebaik-baik manusia! Insya ALLOH. Tamat, Bandung 19/04/00 4. Indahnya Kasih Sayang Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhlukNya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut. Betapa tidak? Jikalau kemampua n kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada ora ng-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya. Seperti kejadian yang menimp a Arie Hanggara-yang kisahnya pernah diangkat di film layar lebar-ia menemui aja l karena dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri. Begitulah, kekejian demi kekejia n, kebiadaban demi kebiadaban menjadi perlambang kehinaan martabat manusia. Hal ini terjadi, tiada lain karena telah tercerabutnya karunia kasih sayang yang ALL OH semayamkan di dalam kalbunya. Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuan g dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kit a mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela melu angkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapa tkan ilmu yang lebih luas. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLOH SWT mem punyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus r ahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim). Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dam paknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepa ntasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalb u untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain ?! Page 11 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginann ya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya ta npa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas meng ikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah menghara pkan ia kembali. Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, d ari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu ki ta, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya. Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyay angi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya ber tanyatanya: Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam? Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap Rasulullah SA W, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena ke maksiyatan yang pernah dilakukannya? Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bi sa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?! Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cah aya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, R asulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama ha ngusnya batu-batu di kerak neraka jahannam? Ketika memandang kaki, tanyakanlah a pakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri. Memandang mulusnya kul it kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam? Mudah-mudahan dengan berc ermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga d iri kita. Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH men ciptakan makhlukNya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu , hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, d an apasaja karunia dari ALLOH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau ha ti ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang. Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah mencapnya sebagai ah li neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengu rung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi ma kan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya. Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanit a berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julu rkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mung kin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjan gkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk men olongnya. Page 12 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini. Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lai n, insya ALLOH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya. Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahu n. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-or ang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya. Bagi orang yang tidak hidup k asih sayang dikalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas d alam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkany a akan habis atau bahkan jatuh miskin. Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kas ih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di lubuk hatinya yang pal ing dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terleb ih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam hart anya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang me mbutuhkan bantuannya. Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau t idak punya manfaat ? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mam pir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untu k menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasi h sayang di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-N ya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkan nya di jalan ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkann ya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula d alam membela orang lain yang teraniaya, subhanallah. Cara lain yang dianjurkan R asulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang diland a kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sa kit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya. Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-or ang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, masya ALLOH. Wassalaamu alaikum 5. Orang-orang yang Terkelabui Semoga ALLAH SWT yang Maha M enguasai syetan terkutuk, tidak menggolongkan kita menjadi orang yang terkelabui oleh tipu dayanya. Sebab yakinlah bahwa syetan sep enuhnya ada dalam kekuasaan ALLAH, hanya karena ijin-Nya lah syetan menjadi peng goda dan penipu kita tentu saja agar kita merasakan amannya dalam perlindungan A LLAH Azza wa jalla. Orang yang terkelabui adalah orang yang sangat malang. Tanda -tandanya akan nampak diawali dengan perasaan yang sangat beruntung, padahal ses ungguhnya sangat dirugikan. Kita sering tertipu oleh diri kita sendiri, merasa t erhormat padahal sesungguhnya hina, merasa besar padahal Page 13 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

sesungguhnya kecil dalam pandangan ALLAH, merasa shaleh padahal sangat jauh dari standard keshalehan. Alangkah ruginya andaikata kita tertipu oleh syetan dengan kendaraan hawa nafsu kita. Kita telah terkelabui oleh pikiran dan angan-angan s endiri. Karenanya semoga ALLAH SWT menolong kita agar bisa mengenali beberapa ha l yang membuat kita harus mengkaji ulang tentang amal-amal kita. Orang dapat ter kelabui pada saat pencarian ilmu dan dapat juga terkelabui pada waktu beramal. S aat sedang wudhu, ada orang yang tertipu seakan-akan wudhu itu harus sangat semp urna, sehingga membasuh muka, membasuh tangan, atau membasuh kaki begitu habis w aktu dan begitu hambur air. Saking ingin sucinya bahkan tak jarang wudhunya diul ang lagi, sehingga ia tidak sadar bahwa dia telah lalai bagaimana menjaga kehema tan air, bagaimana ia menghalangi orang lain bisa berwudlu, bagaimana ia kehilan gan keutamaan shalat tepat waktu, hanya karena wudhu yang ingin t rlalu sempurna . Sepertinya ingin menyempurnakan, padahal sebetulnya dia sedang e terkelabui. S aat niat memulai shalat, inginnya sangat bagus, akibatnya takbir diulang-ulang s eakan-akan dia ingin bagus takbirnya. Dia tidak sadar bahwa dirinya sudah menjad i alat bagi syetan untuk mengganggu orang yang shalat di kanan-kirinya. Orang la in sudah membaca Al Fatihah, sudah mulai membaca surat dia masih sibuk dengan ta kbir yang dikeraskan demi kepentingan kekhusu an dirinya. Berulang-ulang ia laku kan sampai orang yang di kanan-kirinya rusak shalatnya. Sungguh dia sudah jadi a lat tipu daya syetan. Sepertinya ingin khusu , padahal di saat yang sama dia sud ah menjadi jalan untuk merusak shalat orang lain. Pada waktu bacaan surat, ada j uga yang terkecoh syetan dengan m embuatnya ingin bacaan fatihahnya bagus, sehin gga sangat mementingkan makhraz dan tajwidnya. Tidak jarang suaranya lebih diker askan supaya khusu . Dia tidak menyadari bahwa bacaan fatihahnya yang begitu diu payakan betul makhraz dan tajwidnya itu sudah merusak shalat orang di kanan-kiri nya. Dan dia sendiri sudah tidak ingat kepada ALLAH, karena begitu sibuknya deng an bacaan yang tidak dipahaminya. Waktu shalat kadang kita merasa harus hingga m enangis, bisa juga jadi sarana tipu daya syetan. Kita shalat berjemaah, kemudian hati tersentuh, oleh ALLAH digetarkan, tapi sesudah iut justru bisa jadi ria. K ita ingin tangisan kita diketahui orang lain atau kalau kita diam-diam menangisn ya dengan air mata berlinang, terkadang ada keinginan agar orang lain tahu bahwa dirinya sedang menangis. Lalu lihat orang lain yang tidak menangis seakan-akan dianggap tidak dalam keadaan khusu. Adapula yang ketika sujud dilamakan, imam su dah duduk, makmum lain sudah duduk, dia sengaja sujud sendiri lebih lama. Dia me mang terasa nikmat, tapi jangan-jangan ini tipu daya syetan karena dalam sebuah kebersamaan (jamaah), keutamaan itu adalah yang dilakukan secara bersamasama. Ah , Sahabat. Kita harus hati-hati! Semua orang yang berilmu pasti binasa, kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Semua orang yang beramal juga pasti binasa, kecu ali orang-orang yang ikhlas dalam mengamalkannya. Dan untuk ikhlas itu luar bias a sekali perjuangannya, harus cari ilmunya, atau minimal harus banyak tanya kesa na-sini. Orang yang biasa jadi imam, ketika suatu waktu dia terlambat dan ada or ang lain yang mengimaminya lalau dia jadi makmum, tapi kalau dia tidak ikhlas se lama shalat hatinya tidak menerima begitu saja diimami orang lain. Suatu saat la gi ketika ada tamu, karena ingin menghargainya dia persilahkan tamu itu menjadi imam. "Silakan, Bapak saja yang jadi imam !" ujarnya. Page 14 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Tapi ketika mempersilahkan ini ada setitik niatan untuk memperlihatkan kemuliaan dirinya, ketawadhuan dirinya, atau kearifan dirinya. Artinya dia menyuruh orang lain jadi imam bukan karena orang lain punya hak, tapi dia sengaja memperlihatk an dirinya, sehingga orang lain mengatakan, "Oh, ini orang yang arif, orang yang bijak, orang yang tawadhu". Sepertinya dia sudah berbuat baik, padahal dia tert ipu sudah memamerkan kebaikannya, masya ALLAH. Begitu pun bagi orang-orang yang berilmu, banyak oran gyang berilmu dan terkelabui denganilmu yang dimilikinya. D ia belajar ilmu agama, rajin ke majlis taklim, ilmu syariat dia pelajari, sayang nya dia merasa menjadi orang yang pintar dalam ilmu agama. Dalil dikuasai, malah kalau berbicara selalu pakai dalil, sayangnnya lagi dia tidak meneliti bagaiman a pribadinya. Sudah bisa melakukan atau tidak apa yang diketahui itu? Dia sibuk berhujah dengan aneka dalil, keterangan agama keluar dari mulutnya, tapi sayang seribu sayang dia tidak berhasil meneliti ilmu yang diketahuinya itu sudah dilak ukan atau belum ? Anehnya lagi dia sudah merasa shaleh, merasa sudah menjadi ora ng baik dengan ilmu yang dikuasainya. Padahal apalah artinya ilmu kalu tidak jad i amal. Apalah artinya kita mengetahui ilmu shalat, kalau kita tidak shalat. Ini lah perilaku orang yang terkelabui yang tertipu. Banyak bicara agama, banyak bic ara kebenaran tapi dia sendiri tidak melakukan kebenaran itu tapi dia sudah mera sa terhormat dengan ilmunya, tidak merasa bersalah sama sekali. Seakan-akan oran g yang beramal tanpa ilmu itu ditertawakan, masya ALLAH. Padahal ALLAH SWT berfi rman, "Sungguh amat besar kemurkaan di sisi ALLAH bagi orang-orang yang berkatakata apa-apa yang tidak diperbuatnya" (QS. Ash Shaaf 21: 3). Adapula orang yang berilmu, beramal, shalatnya bagus, tepat waktu, pokoknya dia usahakan apa yang d iketahuinya segera dia amalkan. Tapi ada satu yang tertinggal, dia tidak berjuan g untuk menanyakan niat di hatinya. Tidak heran kalau masih ada ujub, takabur, i ri,dan dengki. Dia memang shalat, tapi pada saat yang sama ketika melihat orang yang shalat di samping beda menempatkan tangannya, jadi busuk hatinya. "Dalil ma na yang dia pakai ?". Dia tidak ingat kepada shalatnya. Ketika tahiyat akhir tel unjuk yang sebelah bergerak beda dengan gerakan telunjuknya, maka pikirannya jau h lebih memikirkan dalil tentang telunjuk daripada tentang kekhusyuan shalatnya. Ketika imam salah bacaannya dalam shalat dan dia sebenarnya tahu bacaannya, dia bukannya memberitahukan, di hatinya justru malah ngedumel, "Orang begini malah ngimami, sungguh tidak selayaknya, toh masih ada yang lebih baik (menunjuk dirin ya))". Tidak ada di hatinya niat ingin memperbaiki, malah sengaja ia keraskan pe rbaikannya untuk menunjukkan bahwa dirinya lebih hapal. Makanya tak jarang ketik a imam lupa, malah dia merasa senang karena dia dapat mengekspresikan pengetahua annya. Perbaikannya dikeraskan dan niatnya bukan memperbaiki imam, tapi memberi tahu kiri dan kanannya bahwa dia hapal. Dan itu sangat mempengaruhi shalatnya ka rena hanya dia sendiri yang dikeraskan, karena kebetulan cuma dia yang hapal. Ma lah hatinya berbunga-bunga, "Masyaallah, tidak ada satu pun yang hapal, padahal ini ayat yang biasa-biasa saja". Dia sibuk saja mengakhiri shalatnya dengan kena ngan yang indah sudah memperbaiki imam tadi. Ketika selesai shalat, dia lihat ki ri kanan agar diketahui bahwa dirinyalah yang tadi mengoreksi imam. Benar dia me mperbaiki tapi dia telah tertipu. Nah, Sahabat. Hati-hati nih, yang banyak ilmu, yang banyak ilmu, yang banyak amal belum tentu selamat dalam pandangan ALLAH ka lau hati kita busuk dan pamer dengan amal kita. Tahajud itu bagus, tapi belum te ntu diterima kalau ada niatan-niatan lain, berupa pujian dan penghargaan. Maka g olongan kedua yang bisa terkelabui adalah orang yang berilmu dan mengamalkan ilm unya tapi belum bersungguh-sungguh menjaga hatinya, akibatnya ilmu dan amalnya b isa jadi pamer, bisa jadi jalan kemaksiatan. Baca Quran benar makhraz dan tajwid nya, merdu suaranya itu, seperti ketika Page 15 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

dia menyanyikan lagu bukan bacaan Qurannya. Dia memang ngaji, memang berbuat ben ar, tapi belum tentu diterima. Atau mengumandangkan adzan, tapi kemana itu hatin ya? Tertipu, maka kepada para muadzin haruslah ikhlas, seorang muadzin akan keta huan ikhlas adalah ketika ada orang lain adzan di tempat adzan kita, kalau kita adzannya lebih jelek dan ada kecenderungan menghalangi supaya dia tidak adzan la gi, maka hati-hatilah. Kelompok ketiga adalah orang yang berilmu, dia amalkan il munya, dan dia berjuang untuk menjaga hatinya supaya ikhlas, dan berjuang supaya tidak ria, tapi dia tidak bisa lepas dari satu penyakit, yaitu ujub, karena mer asa diri lebih suci. Jadi dia sudah merasa shalatnya benar, secara syariat, kemu diaan tahajudnya bagus, kemudian dia berusaha sekhusu-khusunya, tapi ada satu ya ng tersisa, dan dia merasa lebih dari orang lain. Akhirnya dia jadi merasa suci, merasa mulia, dan ketika melihat orang lain yang di bawah kualitasnya, dia meng atakan, "Kasihan betapa sulitnya orang punya ilmu, masyaallah. Memang orang itu lebih banyak ada dalam kebodohan, ini yang beramal sayang sekali belum bisa diti ngkatkan kualitasnya, mungkin mereka belum khusyu " Tapi saat seperti itu dia su dah merasa paling khusu, paling bersih, dan paling merasa beda dengan orang lain . Lihat orang yang tahajud, "Ah sepertinya orang ini harus saya perbaiki". Seper tinya dia sudah sukses betul dengan tahajudnya. Lihat orang yang tidur, dia gele ng-geleng kepala, "Masyaallah memang tidak mudah mendapat karunia ALLAH melalui tahajud. Ampunilah Mereka Yaa Rabb". Sepertinya dia tidak meremehkan orang lain, padahal dia sudah merasa bersih dan merasa suci. Bahkan ketika ada yang menyaki ti, "Lihat saja nanti, siapapun yang menyakiti, ALLAH pasti akan membalasnya". D ia merasa menjadi orang yang bakal dilindungi ALLAH selamanya. Kalau berjalan di a lihat awan mengikutinya seakan melindungi dari sengatan panasnya sinar matahar i, "Yaa ALLAH Engaku selalu melindungiku dengan naungan awan". Padahal awan seda ng digerakkan ALLAH untuk menurunkan hujan. Artinya Dia GR (Gede Rasa) dengan pe ristiwa yang terjadi disekitarnya karena dirinya sudah merasa mulai. Apalagi bil a ada yang menyakiti dan yang menyakiti itu terkena musibah, "Tuh, sudah saya pe ringatkan dari dulu juga. Hati-hati terhadap orang yang disakiti dan tidak mau m embalas, karena ALLAH akan membalasnya". Karenanya jangan merasa suci ataupun me rasa shaleh, harusnya kita maksimalkan saja ibadah dan bersihkan hati kita seber sih-bersihnya dari amal yang terkelabui syetan, insyaallah. Tamat, Bandung, 27 N ovember, 1999 6. Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang disebut m asalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun, se muanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama terny ata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang beg itu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu m antap, tenang atau bahkan malah menikmatinya. Berarti masalah atau persoalan yan g sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap pe rsoalan tersebut. Oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan i lmu dan Page 16 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meni ngkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harap an, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab. Kelalaian kita dalam menyadari pent ingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kem alasan kita dalam melatih dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi pe rsoalan hidupberarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, pend eritaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi. Naudzubillah. A. Si ap Siap apa ? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan. Kita memang diharuskan memiliki keiinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dia njurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang ALLOH Swt, berikan kepada kita. Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sa ngat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali a tau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang di luar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari-h ari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati y ang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi. Ketahuilah kita punya rencana, ALLOH Swt, pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana ALLOH Swt . Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut begitu mengun tungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih b aik dari apa yang diharapkan sebelumnya. Alkisah ada dua orang kakak beradik pen jual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai sh alat shubuh, di tengah pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak pata h, pikulan d sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke i ko lam. Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung bel um bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan dan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedangan tape terkena musibah sehingga seluruh penum pangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara k elompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hany alah.dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pi kulan dianggap keberuntungan luar biasa. Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa taw aqqal alalloh" bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyer ahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada ALLOH Swt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu ALLOH Swt. Page 17 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

ALLOH Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi ALLOH Swt, lebih baik bagimu dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan ALLOH Swt. Maka jikalau d ilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nik ah, karena melamar kita belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa dim inta oleh dirinya maupun orang tuanya. Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita -citakan namun siapkan pula diri ini , andaikata ALLOH Yang Maha Tahu bakat, kar ekter dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus siap andaikata ALLOH Swt, tidak mengijinkan karena ALLOH Swt, tahu tempat jalan rizki yang lebih berkah. Berbisnis ria, jad ilah seorang profesional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan yang besar ya ng kita rindukan belumlah tentu membawa maslahat bagi dunia akhirat kita, maka b ersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan ALLOH Swt. Demikianlah dal am segala urusan apapun yang kita hadapi. Kesimpulan : Sempurnakan niat dan ihkt iar, namun hati siapkan menerima apapun yang terbaik menurut ALLOH SWT. B. Janga n Mempersulit Diri Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramat isir dan mempersulit diri, sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatis asi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pada tempatnya, juga pasti membua t masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gaw at, lebih pilu daripada kenyataan aslinya dan tentu ujungnya akan terasa jauh le bih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya atau menyelesaikannya. Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah sengsara terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi kebutuhan padahal saat ini saja sudah pas -pasan, ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah t angga plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum lagi andaikata sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin panik menghadapi pensiun , tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun h arus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan se ngsara sebelum waktunya. Begitu banyak orang yang sudah pensiun yang ternyata ti dak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbagahagia daripada sebleumnya, apakah Allah Swt, Yang Maha Kaya akan menjadi kikir terhada p para pensiunan atau terhadap kakek dan nenek-nenek padahal pensiun hanyalah sa lah satu episode hidup yang harus dijalani yang tidak mempengaruhi janji dan kas ih sayang Allah Swt. Maka dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan t enggelam dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri, renungkanl ah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita sudah sering melal ui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak sega wat yang kita perkirakan sebelumnya. C. Yakinilah bahwa Allah Yang Maha Tahu seg alanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tep at dengan keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis Page 18 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

diri kita lebih tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah dia sendiri yang meran cang, menciptakan dan mengurus diri kita setiap saat). Allah Swt, tidak akan mem bebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Maha Suci Allah dari perb uatannya mendzolimi hamba-hamba-Nya. D. Yakinilah setiap kesulitan itu selalu di dampingi kemudahan, "karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, se sunggunya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" ( Al Insyiroh: 5-6), sampai dua kali Allah Swt, mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus -menerus kesulitan, karena dunia ini bukan neraka, begitupun tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan sorga, segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt. W allahu Alam . 7. Menakar Kemuliaan Akhlak Setiap orang ingin merasakan kebahagiaan. Ada yang menyangka dengan datangnya ua ng maka ia akan menjadi bahagia sehingga iapun mencari uang mati-matian. Ada jug a yang menyangka bahwa kedudukan bisa membuatnya bahagia, maka ia pun mencoba me rebut kedudukan. Ada yang menyangka penampilanlah yang akan membuatnya bahagia, maka mati-matian ia mengikuti mode. Ada yang menyangka banyaknya pengikut membua tnya bahagia, begitu seterusnya. Setiap kali kita membutuhkan sesuatu dari selai n kita, kita menyangka bahwa itulah yang akan membuat kita bahagia. Kita menggan tungkan harapan pada selain kita, selain Allah. Padahal semakin kita berharap or ang lain berbuat sesuatu untuk kita maka sebenarnya peluang bahagia itu malah ak an terus menurun. Kenapa? Ibarat cahaya matahari yang memancar tanpa membutuhkan input dari luar, kebahagiaan yang hakiki itu justru datang bukan dari seseorang atau dari sesuatu. Salah satu bentuk kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita hanya menggantungkan segala urusan kepada Allah. Bagi orang yang mengenal Allah dengan baik, dan ia tidak berharap banyak dari selain Allah, itulah salah satu kebahagiaan. Maka bagi kita yang selama ini masih sangat ingin dihargai, masih s angat ingin dihormati, masih sangat ingin dibedakan oleh orang lain, masih sanga t ingin diberi ucapan terima kasih ketika melakukan sesuatu untuk orang l in, at au masih sangat ingin dipuji, maka a sebenarnya makin tinggi kebutuhan kita akan penghargaan dari orang lain, itulah yang akan menyempitkan hidup kita. Barang s iapa yang berhasil lepas dari kebutuhan-kebutuhan semacam itu, dan kita sudah mu lai bisa menikmati indahnya memberikan senyuman kepada orang lain dan bukannya d iberi senyuman; atau merasakan nikmatnya bisa menyapa orang lain dan bukan disap a, nikmatnya menyalami dan bukan menunggu disalami, semakin kita tidak berharap orang berbuat sesuatu untuk kita, maka inilah fondasi kita dalam menikmati hidup ini. Kenyataan yang ada di masyarakat kita dengan terjadinya beraneka kemunkara n, kezhaliman dan kejahatan, itu disebabkan karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk dan tidak kepada Allah. Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah, suatu ketika Rasulullah Saw. ditanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau diutus ke b umi ?" Maka jawaban Rasulullah sangat singkat sekali, "Sesungguhnya aku diutus k e bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak." Menurut Imam Al Ghazali, berdasarkan apa yang bisa saya fahami, akhlak itu adalah respon spontan terhada p suatu kejadian. Page 19 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Pada saat kita diam, tidak akan kelihatan bagaimana akhlak kita. Akan tetapi ket ika kita ditimpa sesuatu baik yang menyenangkan ataupun sebaliknya, respon terha dap kejadian itulah yang menjadi alat ukur akhlak kita. Kalau respon spontan kit a itu yang keluar adalah kata-kata yang baik, mulia, berarti memang sudah dari d alamlah kemuliaan kita itu. Tanpa harus dipikir banyak, tanpa harus direkayasa, sudah muncul kemuliaan itu. Sebaliknya kalau kita memang sedang dikalem-kalem, t iba-tiba terjadi sesuatu pada diri kita, misalnya sandal kita hilang, atau ada o rang yang menyenggol, mendengar bunyi klakson yang nyaring lalu tiba-tiba sumpah serapah yang keluar dari mulut kita, maka lemparan yang keluar sebagai respon s pontan kita itulah yang akan menunjukkan bagaimana akhlak kita. Maka jika bertem u dengan orang yang meminta sumbangan lalu kita berfikir keras diberi atau janga n. Kita berfikir, kalau dikasih seribu, malu karena nama kita ditulis, kalau dib eri lima ribu nanti uang kita habis. Terus... berfikir keras hingga akhirnya kit a pun memberi akan tetapi niatnya sudah bukan lagi dari hati kita karena sudah b anyak pertimbangan.Padahal keinginan kita semula adalah untuk menolong. Kalau su dah demikian, sebetulnya bukan akhlak dermawan yang muncul. Saudara-saudaraku se kalian, inilah sekarang paling menjadi masalah bagi peradaban kita. Kita mempuny ai anak, dia memiliki gelar yang bagus, sekolahnya pun di tempat yang bergengsi, tapi akhlaknya jelek, maka tidak ada artinya. Kita punya dosen, gelarnya berder et banyak, rumahnya pun mentereng, tapi jikalau akhlaknya, celetuk-celetukannya atau sinisnya tidak mencerminkan struktur keilmuan seperti yang dimilikinya, mak a jatuhlah ia. Ada orang yang dianggap dituakan, tetapi akhlaknya jelek, maka wa laupun ia dituakan, dia gagal mendapatkan penghormatan. Atau kita punya atasan, seorang pejabat yang bagus karirnya akan tetapi akhlaknya, ...masya Allah, sudah punya isteri tapi ia dikenal berzina dengan perempuan lain, di kantor ia mengam bil harta dengan cara tidak halal, maka jatuhlah ia. Sekarang ini krisis terbesa r kita memang krisis akhlak. Oleh karena itu, saya sependapat dengan seorang pen gusaha terkenal dari Jepang yang mengatakan bahwa jikalau seseorang ingin memimp in perusahaan dengan baik, maka sebetulnya skill atau keahlian itu cukup 10% saj a, yang 90% adalah akhlak. Karena akhlak yang baik, orang yang cerdas pun mau be rgabung dengannya. Mereka merasa a man, merasa tersejahterakan lahir batinnya. A kibatnya, berkumpulah para ahli. Kemudian kepada mereka diberikan motivasi denga n akhlak yang baik maka jadilah sebuah prestasi yang besar. Oleh karena itu sebe narnya kesuksesan itu adalah milik orang yang berakhlak mulia. Sekedar ilustrasi , suatu saat sedang terjasi dialog antara suami dan isteri. Sang isteri mengingi nkan anaknya menjadi bintang kelas, akan tetapi sang suami mengatakan bahwa bint ang kelas itu bukan alat ukur kesuksesan anak sekolah. Menjadi bintang kelas itu tidak harus, tidak wajib. Yang wajib bagi anak itu adalah memiliki akhlak yang mulia. Apalah artinya ia menjadi bintang kelas apabila kemudian ia jadi terbelen ggu oleh keinginan dipuji teman-temannya. Jadi dengki terhadap orang-orang yang pandai dikelasnya, atau menjadi takabbur karena kepandaiannya itu. Apa artinya b intang kelas seperti ini? Lebih baik lagi jika kita bangun mental anak kita lebi h bagus, matang pada tiap tahapannya. Kalaupun suatu saat ia ditakdirkan menjadi bintang kelas, maka itu adalah buah dari pemikirannya. Sementara itu ia pun sud ah siap dengan mentalnya: tidak dengki, tidak iri, tidak jadi sombong. Nilai ini tentunya jadi lebih bagus daripada nilai menjadi bintang kelasnya. Apalah artin ya kita lulus terbaik jika kemudian menjadi jalan ujub takabbur. Lulus itu hanya nilai,nilai, nilai.... Saudara-saudara sekalian, inilah yang sepatutnya menjadi bahan pemikiran kita. Kita berbicara seperti ini sebenarnya bukan untuk memikir kan seseorang. Siapa yang akhlaknya demikian, demikian... Kita berbicara seperti ini adalah untuk memikirkan diri kita sendiri. Apakah saya itu berakhlak benar atau tidak? Bagaimana cara melihatnya? Ya, lihat saja kalau kita mendapati Page 20 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

masalah. Bagaimana respon spontan kita? Bagaimana struktur kata-kata kita, raut wajah kita? Apakah kita cukup temperamental? Apakah kata-kata kita keji, menyaki ti, arogan? Itulah diri kita. Kesuksesan dan kegagalan itu bergantung pada hal s emacam ini. Bergantung apa yang kita lakukan. Apakah dengan DT bisa menjadi sebe sar ini sudah menjadi tanda kesuksesan? Belum. Masih jauh. Kalau hanya alat ukur kemajuan bertambahnya bangunan atau tanah, ah... orang-orang kafir juga bisa me lakukannya. Kalau hanya sekedar jama ah berhimpun banyak, itupun gampang. Tetapi apakah dakwah ini elah mampu merobah akhlak kita? Itulah alat ukurnya. Sering d iungkapkan, bagaimana ukuran kesuksesan seseorang dalam berdakwah? Gampang. Kesu ksesan seseorang yang berdakwah adalah apakah dirinya pun bisa berubah menjadi l ebih baik atau tidak? Kalau hanya berbicara seperti ini, mengeluarkan dalil tapi yang bersangkutan akhlaknya tidak berubah, itu malah mencemarkan agama. Kesukse san dakwah bukan karena banyaknya pendengar atau jumlah jama ah karena dakwah it u bukan sekedar menikmati kata-kata. Kesuksesan berdakwah adalah ketika yang ber dakwah ini pun semakin baik akhlaknya, semakin tinggi nilai kepribadiannya. Insy a Allah. Mudah-mudahan keluhuran pribadi itulah yang menjadi alat dakwah kita. B ukan hanya mengandalkan kekuatan katakata belaka. Barakallahu lii wa lakum. 8. Bila Selalu Mengingat Mati Sehalus-halus kehinaan di sisi ALLOH adalah tercerabutnya kedekatan kita dari si si-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningka t, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah p ula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada ALLOH, bahkan justru maksiat pun sud ah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tand a-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama ALLOH Azza wa Jalla. Pantas lah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pe lan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habi s tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat im an di hati ini. Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum i ni ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu namp ak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat ta hajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang . Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya se gera terlunasi. Selang beberapa lama, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebu t. Sayangnya begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu, "Men gapa Engkau tidak membangunkan aku, ya ALLOH?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju mesjid, tapi akhir-akhi r ini datang ke mesjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas ba ru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja. Page 21 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatu l mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tap i sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, s elalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!" Pikirnya. Saat akan shalat sunat rawatib , ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sam pai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, terny ata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta lim y ang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhirakhir ini kebiasaan itu malah hilang. Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama se kali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, m asyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu ada alasan un tuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi memancar kan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras. Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah tanda-ta nda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya pun mudah ditebak, k etahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalata n tidak terkendali, dan emosinya pun mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, k adang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, h ingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada ALLOH. In ilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini. Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersilaturahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjag a diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan lakilakinya tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa keti ka si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan d engan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjad i ibu dari seorang bayi mungil. Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat -sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, b ahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lag i. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pri a yang mau bertanggung jawab. Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata a qidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan denga n catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam h atinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata ALLOH menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubil lah. Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali. Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid itu adapu la sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga non-muslim, diantara anak-ana k keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat ramaja. Page 22 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin sel alu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Sepe rti pepatah mengatakan "dari mata rurun ke hati", begitulah saking seringnya mem andang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bah kan saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya mala h khusyu memikirkan anak gadis itu. Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang mua zin ini pun nekad mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk me lamarnya. Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, ap alagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, s eolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terle bih dulu. Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akh irnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya ALLOH saya ini telah bertahun-tahun a zan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon beberapa saat saja ya ALLOH, aku akan berpurapura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat seperti itu, dia terpeleset jatu h dari tangga menara mesjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meni nggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah. Kalau kita simak dengan seksama ur aian-uraian kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita amb il darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, m aka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan mengingat mati . Bagaimana kala u kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau an iaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah. Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihar a iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, maka selalulah ingat mati. Dalam hal ini Rasulullah SAW telah menginga tkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yangseda ng mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Zat yan g nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui , niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis." Dan ternyata ingat mat i itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan ani aya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mende ngarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saj a, seperti nasyidnasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang mengingatkan kit a kepada ALLOH Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada ALLOH. Inilah kh usnul khatimah. Bahkan kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senantias a mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seor ang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Diriwayatkan dari sahabat H udzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata, "Kekasih datang da lam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Y ALL OH, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit a lebi h aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, mak a mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu." Page 23 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Akhirnya, semoga kita digolongkan ALLOH SWT menjadi orang yang beroleh karunia k husnul khatimah. Amin! 9. Karunia Hidayah Siapapun di dunia ini hanya akan menjaga dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dia nggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin bernilai dan semakin berharga suatu benda, maka akan lebih habis-habisan pula di jaganya. Ada yang sibuk menjaga hartanya karena dia menganggap hartanyalah yang paling bernilai. Ada yang sibuk menjaga wajahnya agar awet muda, karena awet mud a itulah yang dianggapnya paling bernilai. Ada juga yang mati-matian menjaga ked udukan dan jabatannya, karena kedudukan dan jabatan itulah yang dianggap membuat nya berharga. Tapi ada pula orang yang mati-matian menjaga hidayah dan taufik da ri-Nya karena dia yakin bahwa hidup tidak akan selamat mencapai akhirat kecuali dengan hidayah dan taufik dari ALLOH yang Mahaagung. Inilah sebenarnya harta ben da paling mahal yang perlu kita jaga mati-matian. Betapa nikmat iman yang bersem ayam di dalam kalbu melampaui apapun yang bernilai di dunia ini. Karenanya, suda h sepantasnya dalam mencari apapun di dunia ini, kita tetap dalam rambu-rambu su paya hidayah itu tidak hilang. Misal, ketika mencari uang untuk nafkah keluarga, kita sibuk dengan berkuah peluh bermandi keringat mencarinya, tapi tetap berupa ya dengan sekuat tenaga agar dalam mencari uang ini hidayah sebagai sebuah baran g berharga tidak hilang dan taufik tidak sampai sirna. Begitupula ketika menuntu t ilmu, kita kejar ilmu setinggi-tingginya tetapi tetap dalam rambu-rambu supaya hidayah tidak sampai sirna. Bahkan seharusnya acara mencari nafkah, mencari ilm u, atau mencari dunia bisa lebih mendekatkan dengan sumber hidayah dari ALLOH SW T. Ada sebuah doa yang ALLOH SWT ajarkan kepada kita melalui firman-Nya, "Robban aa, laa tuziquluu banaa bada ijhhadaitana wahablana milladunkarahmatan innaka ant al wahhaab" (Q.S. Ali Imran [3]: 8). (Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati ini cond ong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami ra hmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia). Demikianlah ALLOH A zza wa Jalla, Dzat Maha Pemberi Karunia Hidayah, mengajarkan kepada kita agar se nantiasa bermohon kepada-Nya sehingga selalu tertuntun dengan cahaya hidayah dar i-Nya. Tidak bisa tidak, doa inilah yang harus senantiasa kita panjatkan di mala m-malam hening kita, di setiap getar-getar doa yang meluncur dari bibir kita. Su atu waktu ada seorang wanita yang belum beberapa lama masuk Islam (muallaf). Dan ternyata keluarganya tidak bisa menerima kenyataan ini, sehingga ibunya mengusi rnya dari rumah. Kejadiannya ketika menjelang jam lima sore telepon berdering, s uara diujung sana bicara dengan terbata-bata, "Aa, aa tolong a tolong!" Belum sel esai bicara hubungan telepon terputus. Dari nadanya kelihatan darurat, sehingga jelas-jelas si penelpon sedang dalam kondisi membutuhkan bantuan. Sayangnya tida k diketahui dimana menelponnya? Keadaannya bagaimana? Cuma yang diketahui pasti adalah ALLOH Maha Melihat, Maha Menyaksikan segala kejadian, dan Mahakokoh dalam melindungi siapapun. Tidak akan terjadi musibah, "illabiidznillah" tanpa ijin A LLOH, dan tidak akan teraniaya kecuali dengan ijin ALLOH pula. Page 24 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Usai hubungan telepon terputus, saya berpikir apa yang bisa dilakukan!? Karena y ang terbayang di benak saat itu adalah justru si anak dianiaya, teleponnya direb ut atau kabelnya diputuskan. Terbayang pula andai si anak ini dipaksa kembali ke agama semula oleh orang tuanya atau minimal dianiaya. Tapi sejenak kemudian ing at pula akan Kemahakuasaan ALLOH bahwa hanya dengan karunia-Nya saja hidayah bis a sampai kepada si anak itu. Betapapun orang memaksa untuk melepas hidayah keyak inan di jalan-Nya, tapi kalau ALLOH Azza wa Jalla, Dzat yang Mahakuasa telah men ghunjamkan dalam-dalam hidayah itu di kalbunya, kita lihat bagaimana Bilal bin R abbah, sahabat Rasulullah SAW yang mulia, dijemur diterik matahari, dibawahnya b eralas pasir membara, badan pun dihimpit batu yang berat, tapi bibirnya yang mul ia tetap mengucapkan, "ALLOH, ALLOH, ALLOH". Demikianlah jikalau ALLOH telah men ghunjamkan karunia hidayahnya, tidak ada seorangpun yang bisa melepaskannya. Beg itupun dengan si anak dalam kejadian ini, setelah teleponnya diputus oleh ibunya , ternyata benar ia dianiaya, dijambak, dan dirobek-robek jilbabnya. Hanya kemud ian dengan ijin ALLOH, dia dapat kembali menutup auratnya dan dengan hati pilu s i anak pun ikut bersama bibinya. Hanya ALLOH-lah yang melepaskan dari setiap kes empitan. Mudah-mudahan kejadian diatas dapat menambah keyakinan akan kokohnya pe rlindungan ALLOH Azza wa Jalla. Betapapun tidak ada yang menolong, yakinlah bahw a ALLOH-lah satu-satunya penolong. Begitupun ketika ada yang menganiaya, maka si penganiaya pun adalah makhluk dalam genggaman ALLOH. Tidak ada satupun ayunan d an pukulan tangan, atau bahkan tendangan kakinya, kecuali tenaganya karunia dari ALLOH. Tidak ada satupun darah yang menetes, kecuali dengan ijin ALLOH. Karenan ya mudah-mudahan saja apa yang menimpa si anak dalam peristiwa diatas adalah sal ah satu cara bagaimana ALLOH menanamkan keyakinan kepadanya. Karenanya walaupun tidak ada yang menolong, yakinlah bahwa ALLOH-lah yang Mahakuasa memberikan pert olongan. Memang, terkadang kita ditingkatkan keyakinan, dinaikan peringkat kedud ukan disisi ALLOH, salah satunya dengan diuji dengan bala dan kesempitan terlebi h dulu. ALLOH SWT dalam hal ini berfirman, "Dan orang yang dipimpin ALLOH, maka tiadalah orang yang akan menyesatkannya" (Q.S. Az Zumar [39]:37). "Dan siapa yan g disesatkan oleh ALLOH, maka tidak ada yang dapat menujukinya" (Q.S. Ar Radu [13 ]:33). "Siapa yang diberi petunjuk (hidayah) oleh ALLOH maka ialah yang mendapat petunjuk hidayah, dan siapa yang disesatkan oleh ALLOH, maka tidak akan engkau dapatkan pelindung atau pemimpin untuknya" (Q.S. . "Sesungguhnya ALLOH membiarka n sesat siapa yang dikehendaki-Nya dan dipimpin-Nya siapa yang dikehendaki-Nya." (Q.S. Al Fathir [35]: 8). Imam Ibnu Athoillah dalam kitabnya yang terkenal Al H ikam memaparkan, "Nur (cahaya-cahaya) iman, keyakinan, dan zikir adalah kendaraa n yang dapat mengantarkan hati manusia ke hadirat ALLOH serta menerima segala ra hasia daripada-Nya. Nur (cahaya terang) itu sebagai tentara yang membantu hati, sebagaimana gelap itu tentara yang membantu hawa nafsu. Maka apabila ALLOH akan menolong seorang hamba-Nya, dibantu dengan tentara nur Illahi dan dihentikan ban tuan kegelapan dan kepalsuan" Page 25 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Nur cahaya terang berupa tauhiid, iman dan keyakinan itu sebagai tentara pembela pembantu hati, sebaliknya kegelapan, syirik, dan ragu itu sebagai tentara pemba ntu hawa nafsu, sedang perang yang terjadi antara keduanya tidak kunjung berhent i, dan selalu menang dan kalah. Lebih lanjut beliau berujar, "Nur itulah yang me nerangi (membuka) dan bashirah (matahati) itulah yang menentukan hukum, dan hati yang melaksanakan atau meninggalkan nur itulah yang menerangi baik dan buruk, l alu dengan matahatinya ditetapkan hukum, dan setelah itu maka matahatinya yang m elaksanakan atau menggagalkannya." Semoga ALLOH Azza wa Jalla mengaruniakan kepa da kita penuntun yang membawa cahaya hidayah sehingga menjadi terang jalan hidup ini, subhanallah. 10. Enterpreneurship Rasulullah SAW Sahabat-sahabat, Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang kita bahas. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun sampai 20 tahu n. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi dengan imej yang negati f, yaitu seorang pemuda menikahi janda kaya raya. Padahal kalau dilihat dari mah arnya mencapai 20 ekor unta muda yang jika dihargai sekarang kurang lebih seteng ah milyar rupiah, Bayangkan saja !!! Hal lainnya yang amat jarang kita bahas ada lah bagaimana Muhammad menjadi professional. Umat Islam sekarang menjadi babak b elur, karena kita tidak mengerti bagaimana menjadi professional. Mengurus masjid kecil, wc bahkan sandal saja repot sekali. Hal yang perlu kita kembangkan adala h jiwa entrepreneur. Rasulullah sebagai bukti bahwa dengan memiliki jiwa entrepr eneur maka orang akan mampu mengendalikan apa saja. Contohnya di Singapura yang merupakan negara pedagang walaupun mereka tidak mempunyai sumber daya. Taiwan, J epang bahkan Korea hampir menguasai dunia. Rasulullah dilahirkan dalam keadaan y atim. Dalam usia enam tahun ibunya meninggal dalam perjalanan kembali dari Yatri b setelah menengok kuburan ayahnya. Usia 6 tahun beliau sudah yatim-piatu dan ti dak punya pegangan. Sampai usia 8 tahun 2 bulan dibina dan didik kakeknya Abdul Muthalib yang cukup berada. Di usia ini kakeknya wafat, setelah itu ia dalam per lindungan pamannya Abu Thalib yang tidak sekaya kakeknya, mulai saat itulah pemu da kecil Muhammad menggembala kambing, mencari nafkah sendiri. Usia 12 tahun Ras ul diajak pamannya dalam perjalanan dagang pertama kali ke Syria. Syria itu jara knya ribuan kilometer. Bayangkan umur 12 tahun tidak pakai pesawat atau mobil!!! . Anak-anak kita umur 12 tahun sedang malas-malasnya. Masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa. Semua dimudahkan oleh orang tua kita. Disini saya akan membahas kenapa kita ini menjadi warga yang looser. Saudara-saudara Sekalia n, Sepulang dari perjalanan dagang pertamanya, beliau begitu sering bisnis bahka n sampai ke seluruh Jazirah Arab sudah terkenal seorang professional muda bernam a Muhammad. Di usia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang konglomerawati berna ma Khadijah. Setelah genap hampir sepuluh kali perjalanan dagang yang beliau tem puh, kalau setiap kali perjalanan dagang beliau mendapatkan untung dua ekor unta betina. Subhanallah, Maka ketika meminang Siti Khadijah beliau memberi mas kawi n sebesar duapuluh ekor unta muda atau kurang lebih setengah milyar rupiah!!!. M ana ada pengusaha muda di Indonesia yang mau memberi mahar begitu besar kepada i strinya. Coba cari sekarang ada atau tidak di Indonesia seseorang yang sudah ber ani menikah dengan memberi mahar setengah milyar. Paling top orang kaya itu sepe rangkat alat sholat. Jadi kita bisa membayangkan b agaimana dashyatnya Muhammad muda ini. Hal ini yang jarang kita pelajari, bagaimana etos kerja beliau padahal beliau tidak ada uang, tidak ada keahlian. Jadi saudara-saudara, jangan merasa malu lahir dari orang tua yang miskin, Rasul bahkan tidak Page 26 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

punya bapak. Jangan merasa berpendidikan rendah, Nabi saja tidak sekolah. Jangan merasa tidak punya modal, Nabi tidak punya modal sama sekali. Tidak ada alasan. Kita itu paling hobi memperbanyak alasan. Padahal alasan memperjelas kelemahan kita. Jadi bangsa ini mau sesulit apapun, tidak ada pilihan bagi kita kecuali ki ta bangkit dengan semangat. Saya termasuk yang tidak mau pusing dengan keadaan s ekarang kalau akhirnya akan melemahkan semangat. Situasi sesulit apapun, pilihan nya cuma satu yaitu kita harus bangkit bersama-sama. Mengeluh, mencela tidak aka n menyelesaikan masalah, kalau ada yang dapat terselesaikan dengan masalah, sila kan saja mengeluh sepuasnya. Kalau ada yang bisa selesai dengan umpatan dan maki an, silakan mengumpat. Kita tidak punya waktu, waktu kita terbatas. Satu-satunya pilihan adalah kita harus bangkit. Allah Maha Kaya, mau seperti apa saja keadaa nya, rezeki Allah tidak akan berkurang. Ini rumusnya yang akan kita coba bahas. Rekan-rekan sekalian, Para orang tua, jangan merasa sudah tua. Tenang saja kita masih punya anak cucu. Para kaum muda ini kesempatan bahwa kita sudah disiapkan sukses oleh Allah. Sudah diilhamkan potensi sholeh/bejat. Kita sebelum dilahirka n ke dunia sudah pernah bertarung dengan 150 juta pesaing yaitu sel sperma dan y ang jadi menemui sel telur adalah kita. We are the winner. Kita pernah memasuki persaingan dan kita menang. Kenapa kalau sudah hidup jadi kalah?? Jadi tekad har us kita canangkan dari sekarang. Kalau kita lihat sejarah, baru tahun 1984 ilmu wirausaha ini mulai dikembangkan, padahal Nabi Muhammad SAW sudah 1500 tahun yan g lalu mencanangkan bahwa kita itu bisa kokoh dan kuat justru dengan kewirausaha an yang ada. Kuncinya ternyata semua wirausahawan sejati tergantung dari masa ke cilnya. Masa kecil seseorang itulah yang menentukan kualifikasi enterpreneurship orang tersebut. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu ditolong maka bersia plah menuai anak yang tidak berdaya. Para pengusaha kita sedikit yang masa kecil nya susah. Saudara-saudaraku, Bagi yang masih muda, jangan bercita-cita punya pe kerjaan setelah lulus. Mulai sekarang kalau saya lulus, saya ingin membuat peker jaan, tidak perlu melamar kemanapun. Langsung jadi direktur utama merangkap staf dan pegawai inti. Bangsa ini tidak akan selesai hari ini. Mulailah tanamkan jiw a enterpreneurship pada anak-anak kita. Ingatlah pada waktu kita kecil, waktu be lajar jalan, bediri sedikit sudah jatuh. Bangkit lagi, benjol berdarah dan apaka h kita putus asa?, apakah kita mengeluh?. Potensi untuk berani bertindak sudah a da hanya orang tua yang dapat melemahkan semangat kita. Dilarang naik kursi taku t jatuh, dilarang main pisau nanti berdarah. Dia tidak pernah punya pengalaman u ntuk mengambil pilihan. Dia tidak pernah punya pengalaman untuk mengetahui resik o dari tindakannya. Menyelesaikan bangsa kita sekarang bukan saja oleh kita seka rang, dengan mempersiapkan keturunan kita juga merupakan tanggung jawab kita kep ada umat ke depan. Tidak pernah ada kata terlambat. Didik anak-anak kita dari ke cil buat jadi mandiri, bebas, berani bertanggung jawab supaya dia percaya diri. Kalau dia jatuh biarkan saja. Ini adalah membangun bangsa ini. Ini adalah memban gun masa depan umat, yaitu bagaimana para orang tua membangun anak-anaknya. Kala u mereka mau jajan harus ada pertaruhannya, setiap rupiah harus ada perjuanganny a. Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lak ukan. Orang tua yang memanjakan anaknya sengsaranya juga akan kembali ke orang t ua. Latihlah entrepreneurship dari uang jajan bulanan yang bertanggungjawab pema kaiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita. Saya semenjak SD sampai SMA sudah berjualan, lulus kuliah tidak pernah mengambil ijazah sampai sekarang . Alhamdulillah, rezeki Allah tidak kemanamana. Allahuakbar, Allah Maha Besar sa mpai sekarang mampu membangun Daarut Tauhiid sampai sebegini besar. Tapi ini ben ar-benar membuat keyakinan jika jiwa entrepreneurship tertanam pada diri-diri ki ta, kita tidak pernah takut menghadapi situasi apapun. Kalau saja ini dikelola o leh orang-orang yang berjiwa wirausaha yang baik pasti akan sukses. Bagaimana mu ngkin dengan alam yang begitu kaya kita bisa miskin, cuma kita saja yang bodoh s ampai tertipu tetangga karena kita tidak mengerti cara mengelolanya. Page 27 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Saudara-saudaraku sekalian, Hikmahnya yang pertama adalah hati-hati dengan masa kecil, masa muda. Para mahasiswa sebaiknya sambil kuliah sambil cari nafkah. Pen galaman sudah harus dirintis, nantinya waktu kuliahnya sama hasilnya akan berbed a dengan orang lain. Kedua, Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat sebagi nabi tidak punya apa-apa, mengapa setelah itu dapat menjadi orang kaya tanpa modal. Karena modal yang beliau punyai adalah Al-Amin yaitu orang yang kredibel. Mulai sekara ng kita harus buat track record menjadi orang yang terpercaya dalam kehidupan ki ta. Modal kita itu adalah nama baik kita. Demi Allah, uang itu kecil. Nama baikl ah yang mahal. Mulai sekarang jangan pernah terpikir untuk licik. Mulut kita sat u-satunya ini tidak boleh lagi berdusta. Mulut ini yang membuat kita kehilangan hidup, uang, dan kehormatan kita. Jangan mainmain soal bohong ini. Biar kita dir emehkan, disisihkan dan dikeluarkan karena kita jujur. Daripada kita sebaliknya karena kita tidak pernah menikmati hidup selama kita berbohong. Cari rezeki tida k perlu bohong, Allah SWT sudah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Tiap kita itu sudah ditentukan rezekinya, tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa rezeki. Rezeki dapat dibagi menjadi tiga, yaitu rezeki yang pertama adalah rezek i yang dijamin pasti ada, yaitu makan. Pada saat kita bayi kita tidak bisa menca ri makan, apakah kita takut. Hal ini karena kita yakin sudah dijamin. Satu kesul itan mendatangkan dua kemudahan pada saat kita hendak terlahirkan. Ari-ari dipot ong setelah itu mendapatkan makanan dari dua air susu ibu. Jadi setelah kita seb esar ini, apakah masih takut tidak makan. Yang harus kita takuti adalah makan ma kanan yang kita tidak tahu halal/haramnya. Demi Allah, kita akan ada rezekinya. Rezeki yang kedua adalah rezeki yang digantungkan. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri. Semua sudah ada ukurannya sendiri. Justru akan gawat kalau rezeki kita sama semua. Kalau ki ta mencarinya di jalan Allah. Rezeki dapat, pahala dapat, barokah namanya. Kalau mau licik boleh-boleh saja. Rezeki dapat, dosa dapat, haram namanya. Pencuri, k oruptor itu maling hartanya sendiri. Kalau dia sholeh pasti ketemu rezekinya itu . Tidak perlu pakai licik. Tidak mungkin Allah menyediakan rezeki kalau harus pa kai licik. Jujurlah pasti a kan ketemu rezeki tersebut, mau kemana lagi. Ingatla h teori bayi, ketika menangis dengan suara pelan sang ibu hanya menenangkan dan tidak memberi makan. Kemudian si bayi menangis dengan berteriak tentu akan menar ik perhatian dan ibu akan memberi makan kepadanya. Saudara-saudara, Saya khawati r kita apes seperti ini bukan tidak ada jatah kita, tapi kita tidak mengambilnya hanya sedikit. Janganjangan jatah saudara seratus juta perbulan tapi mengambiln ya hanya lima ratus ribu. Jika sudah bekerja keras itu masih belum cukup. Bekerj a keras itu urusan fisik, bekerja cerdas itu urusan otak dan bekerja ikhlas itu urusan hati. Kalau ketiganya jalan baru ketemu. Tanpa bermaksud meremehkan sauda ra kita tukang becak itu tidak kurang kerja kerasnya. Karena kalau tidak didoron g tidak akan maju, tapi hasilnya hanya sepuluh ribu perhari. Tidak cukup mengand alkan otot saja, hati dan otak harus diperhatikan. Maka saudara-saudara jangan s ampai berpikir licik untuk mendapatkan rezeki, rezeki itu tidak akan kemana-mana . Rezeki yang ketiga adalah rezeki yang dijanjikan. Kita harus jatahkan setiap m endapatkannya harus langsung dikeluarkan sedekah/zakatnya. Demi Allah, Allah sud ah berjanji barangsiapa yang ahli syukur nikmat yang ada Allah akan tambahkan. T idak akan berkurang harta dengan sedekah, kecuali bertambah dan bertambah. Inila h rumusnya kalau tidak mau uang kita sia-sia. Saudaraku sekalian, orang mau apa saja jujurlah kuncinya. Iklan itu kalau bohong tidak barokah. Setiap janji ditep ati. Tidak ada orang memesan barang kita k ecuali puas. Begitulah sifat Nabi Muh ammad saw. Jadi jangan takut tidak punya uang takutlah tidak barokah. Kalau kita mau berdagang yang lurus-lurus saja. Sumpah palsu dapat mempercepat waktu tapi menghilangkan barokah. Rasulullah ternyata orang yang cakap dalam pekerjaanya. O rang yang cakap itu orientasinya kepuasaan. Jangan sampai sibuk menjatuhkan oran g lain karena hanya dosalah yang didapat. Bersikap jujur dan ramah kepada pembel i yang kurang ajar menghasilkan pahala/kemuliaan dan barang kita tidak hilang. Y ang namanya rezeki itu bukan diukur dengan uang. Page 28 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Yang namanya rezeki itu bersyukur ketika ada, bersabar ketika tidak ada. Bekerja itu adalah amal sholeh. Karunia Allah itu tidak identik dengan uang tapi identi k dengan kemuliaan setiap saat. Yang pasti tidak pernah rugi orang yang selalu d alam kejujuran dan kebaikan. Artinya kalau kita untung, rumusnya adalah menguntu ngkan orang lain. Jadi Rasulullah itu selalu berpikiran adil. Kita baru mau mula i usaha saja sudah licik. Kita selalu berpikir keuntungan diri. Padahal dalam Is lam kita itu untung kalau berhasil menguntungkan sebanyak mungkin orang. Kalau o rang lain puas walau sedikit tapi akan berdampak panjang, konsumen akan menyebar kan berita ini kepada kawannya. Kalau untung kita mengacu pada kepuasan orang la in, maka itu merupakan kepuasan tersendiri. Jangan mengukur keuntungan lewat uan g. Kalau kepuasan itu masuk ke hati, konsumen akan promosi kepada orang lain. Da n itu akan menguntungkan. Jangan ukur kesuksesan dengan uang. Kesuksesan adalah ketika kita punya ilmu, pengalaman, nama baik, dan barokah. Uang itu bonus dari Allah, uang itu kecil artinya. Jiwa enterpreneurship itu tergantung dari kredibi litas dan faktor kreativitas yang berani melakukan hal-hal baru. Orang-orang yan g kreatif itu adalah orang yang selalu belajar setiap saat. Jadi setiap kita pun ya uang jangan sampai menempel di hati. Setiap kita punya uang harus diinvestasi kan untuk mencari ilmu. Saya harap semua jamaah ini berpola hidup seperti Rasulu llah, yaitu berpola hidup zuhud. Ciri-ciri orang yang zuhud itu adalah kalau pun ya uang seribu sama saja dengan sejuta karena merasa milik Allah. Orang zuhud se patu ada atau hilang sama saja karena sepatunya ditaruh di kaki bukan di hati. S audara-saudara Sekalian, mulai sekarang jangan bergantung pada harta. Silakan ka ya tapi tidak menempel dihati. Punya uang jadikan ilmu, penambah wawasan, dan mo dal. Daripada mengumpul-ngumpul uang di bank terus kita mati. Di akhirat kita ya ng menanggung hisabnya, didunia tidak kita nikmati. Bisnis itu jihad kita, asal dari hati kita. Bisnis itu untuk dakwah bukan untuk jadi kaya. Yang penting kita zuhud. Rasulullah itu zuhud padahal dunia di dalam genggamannya hasilnya jadi m ulia. Kalau kita belum apa-apa sudah licik hasilnya nista. Dengan tiga rumus ini yaitu satu jujur dan terpercaya dua cakap dan tiga memuaskan akan indah hidup i ni. Kalu saja seorang istri menggunakan rumus ini maka akan barokah hidup rumah tangganya begitu pula seorang suami. Boleh saja orang lain pesimis menghadapi hi dup ini, kita tidak ada waktu untuk pesimis. Keadaan bagaimanapun pilihannya kit a harus maju terus pantang mundur sampai ajal menjemput kita. Insya Allah. Alham dulillah 11. Indahnya Hidup bersahaja Saudara-saudaraku Sekalian, Kita tidak perlu bercita-cita membangun kota Jakarta , lebih baik kita bercita-cita tiap orang bisa membangun dirinya sendiri. Paling minimal punya daya tahan pribadi terlebih dahulu. Karenanya sebelum ia memperba iki keluarga dan lingkungannya minimal dia mengetahui kekurangan dirinya. Jangan sampai kita tidak mengetahui kekurangan sendiri. Jangan sampai kita bersembunyi dibalik jas, dasi dan merk. Jangan sampai kita tidak mempunyai diri kita sendir i. Jadi target awal dari pertemuan kita adalah membuat kita berani jujur kepada diri sendiri. Mengapa demikian? Sebab seorang bapak tidak bisa memperbaiki kelua rganya, kalau ia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Jangan mengharap memper baiki keluarga kalau memperbaiki diri sendiri saja tidak bisa. Bagaimana berani memperbaiki diri, jika tidak mengetahui apa yang mesti diperbaiki. Kita harus me ngawali segalanya dengan egois dahulu, sebab kita tidak bisa memperbaiki orang l ain kalau diri sendiri saja tidak terperbaiki. Page 29 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Seorang ustad akan terkesan omong kosong, jika ia berbicara tentang orang lain a gar memperbaiki diri sedang ia sendiri tidak benar. Dalam bahasa Al-Quran,Sangat b esar kemurkaan Allah terhadap orang berkata yang tidak diperbuatnya. Mudah-mudaha n seorang ibu yang tersentuh mulai mengajak suaminya. Seorang anak mengajak oran g tuanya, di kantor seorang bos yang berusaha memperbaiki diri diperhatikan oleh bawahannya dan membuat mereka tersentuh. Seorang kakek dilihat oleh cucunya kem udian tersentuh. Mudahmudahan dengan kegigihan memperbaiki diri nantinya daya ta han rumah mulai membaik. Kalau sudah daya tahan rumah membaik insyaAllah, kita b isa berbuat banyak untuk bangsa kita ini. Mudah-mudahan nanti setiap rumah tangg a visinya tentang hidup ini menjadi baik. Tahap selanjutnya adalah mau dibawa ke mana rumah tangga kita ini, apakah mau bermewah-mewahan, mau pamer bangunan dan kendaraan atau rumah tangga kita ini adalah rumah tangga yang punya kepribadian yang nantinya akan menjadi nyaman. Jangan sampai rumah tangga kita ini menjadi r umah tangga yang hubuddunya, karena semua penyakit akarnya dari cinta dunia ini. Orang sekarang menyebutnya materialistis. Bangsa ini roboh karena pecinta dunia nya terlalu banyak. Acara tv membuat kita menjadi yakin bahwa dunia ini alat uku rnya adalah materi. Pelan tapi pasti kita harus mulai mengatakan dunia ini tidak ada apa-apanya. Di dunia ini kita hanya mampir. Dengan konsep yang kita kenal y aitu rumus tukang parkir. Yang tadinya bangga dengan merk menjadi malu dengan tope ng yang dikenakannya. Nanti pelan-pelan akan menjadi begitu. Bukannya kita harus hidup miskin. Nanti akan terjadi suasana di rumah tidak goyah, lebih sabar, mel ihat dunia menjadi tidak ada apa-apanya dan tidak sombong. Lihat kembali rumus tu kang parkir, ia punya mobil tidak sombong, mobilnya ganti-ganti tidak takabur, di ambil satu persatu sampai habis tidak sakit hati. Mengapa ? karena tukang parkir tidak merasa memiliki hanya tertitipi. Ketika melihat orang kaya biasa saja kar ena sama saja cuma menumpang di dunia ini jadi tidak menjilat, kepada atasan tid ak minder, suasana kantor yang iri dan dengki jadi minimal. Saudara-saudaraku Se kalian, Jadi visi kita terhadap dunia ini akan berbeda. Kita tidak bergantung la gi kepada dunia, tidak tamak, tidak licik, tidak serakah. Hidup akan bersahaja d an proporsional. Sekarang kita sedang krisis, masa ini dapat menjadi momentum ka rena dengan krisis harga-harga naik, kecemasan orang meningkat, ini kesempatan k ita buat berdakwah. Mau naik berapa saja harganya tidak apa-apa yang penting ter beli. Jika tidak terjangkau jangan beli, yang penting adalah kebutuhan standar t ercukupi. Orang yang sengsara bukan tidak cukup tetapi karena kebutuhannya melam paui batas. Padahal Allah menciptakan kita lengkap dengan rezekinya. Mulai dari buyut kita yang lahir ke dunia tidak punya apa-apa sampai akhir hayatnya masih m akan dan dapat tempat berteduh terus. Orang tua kita lahir tidak membawa apa-apa sampai saat ini masih makan terus, berpakaian, dan berteduh. Begitu pula kita s ampai hari ini. Hanya saja disaat krisis begini kita harus lebih kreatif. Mustah il Allah menciptakan manusia tanpa rezekinya kita akan bingung menghadapi hidup. Semua orang sudah ada rezekinya. Dan barangsiapa yang hatinya akrab dengan Alla h dan yakin segala sesuatu milik Allah, tiada yang punya selain Allah, kita mili k Allah. Kita hanya mahluk dan yang membagi, menahan dan mengambil rezeki adalah Allah. Orang yang yakin seperti itu akan dicukupi oleh Allah. Jadi kecukupan ki ta bukan banyak uang, tetapi kecukupan kita itu bergantung dengan keyakinan kita terhadap Allah dan berbanding lurus dengan tingkat tawakal. Allah berjanji Aku a dalah sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Jadi jangan panik. Allah penguasa semesta alam. Ini kesempatan buat kita untuk mengevaluasi pola hidup kita. Yang membuat kita terjamin adalah ketawakalan. Jadi yang namanya musibah bukan kehilangan ua ng, bukan kena penyakit, musibah itu adalah hilangnya iman. Dan orang yang cacat adalah yang tidak punya iman, ia gagal dalam hidup karena tidak mengerti mau ke mana. Jadi kita tidak punya alasan untuk panik. Krisis seperti ini ada diman-man a, kita harus kemas agar berguna bagi kita. Kita tidak bisa mengharapkan yang te rbaik terjadi pada diri kita, tapi kita bisa kemas agar menjadi yang Page 30 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

terbaik bagi diri kita. Kita tidak bisa mengharapkan orang menghormati kita, tap i kita bisa membuat penghinaan orang menjadi yang terbaik bagi diri kita. Hal pe rtama yang harus kita jadikan rahasia kecukupan kita adalah ketawakalan kita dan kedua adalah prasangka baik kepada Allah, yang ketiga adalah Lainsakartum laadz iddanakum,Barangsiapa yang pandai mensyukuri nikmat yang ada, Allah akan membuka nikmat lainnya. Jadi jangan takut dengan belum ada, karena yang belum ada itu me sti ada kalau pandai mensyukuri yang telah ada. Jadi dari pada kita sibuk memiki rkan harga barang yang naik lebih baik memikirkan bagaimana mensyukuri yang ada. Karena dengan mensyukuri nikmat yang ada akan menarik nikmat yang lainnya. Jadi nikmat itu sudah tersedia. Jangan berpikir nikmat itu uang. Uang bisa jadi fitn ah. Ada orang yang dititipi uang oleh Allah malah bisa sengsara, karena ia jadi mudah berbuat maksiat. Yang namanya nikmat itu adalah sesuatu yang dapat membuat kita dekat dengan Allah. Jadi jangan takut soal besok/lusa, takutlah jika yang ada tidak kita syukuri. Satu contoh hal yang disebut kurang syukur dalam hidup i tu adalah kalau hidup kita itu Ishro yaitu berlebihan, boros, dan bermewahmewaha n. Hati-hati yang suka hidup mewah, yang senang kepada merk itu adalah kufur nik mat. Mengapa? Karena setiap Allah memberi uang itu ada hitungannya. Mereka yang terbiasa glamour, hidup mewah, yang senang kepada merk termasuk yang akan mender ita karena hidupnya akan biaya tinggi. Pasti merk itu akan berubah-ubah tidak ak an terus sama dalam dua puluh tahun. Harus siap-siap menderita karena akan menge luarkan uang banyak utnuk mengejar kemewahannya, untuk menjaganya dan untuk pera watannya. Dia juga akan disiksa oleh kotor hati yaitu riya . Makin mahal tingkat pamernya makin tinggi. Dan pamer itu membutuhkan pikiran lebih, lelah dan tegan g karena rampok akan berminat. Inginnya diperlihatkan tapi takut dirampok jadiny a pening. Makin tinggi keinginan pamer makin orang lain menjadi iri/dengki. Poko knya kalau kita terbiasa hidup mewah resikonya tinggi. Ketentraman tidak terasa. Hal yang bagus itu adalah yang disebut syukur yaitu hidup bersahaja atau propor sional. Kalau Amirul Mukminin hidupnya sangat sederhana, kalau seperti kita ini hidup bersahaja saja, biaya dan perawatan akan murah. Kalau kita terbiasa hidup bersahaja peluang riyanya kecil. Tidak ada yang perlu dipamerkan. Bersahaja tida k membuat orang iri. Dan anehnya orang yang bersahaja itu punya daya pikat terse ndiri. Pejabat yang bersahaja akan menjadi pembicaraan yang baik. Artis yang sho leh dan bersahaja selalu bikin decak kagum. Ulama yang bersahaja itu juga membua t simpati. Juga harus hati-hati kita sudah capai-capai hidup glamor belum tentu dipuji bahkan saat sekarang ini akan dicurigai. Yang paling penting sekarang ini kita nikmati budaya syukur dengan hidup proporsional. Jangan capai dengan gengs i, hal itu akan membuat kita binasa. Miliki kekayaan pada pribadi kita bukan pad a topeng kita. Percayalah rekan-rekan sekalian kita akan menikmati hidup ini jik a kita hidup proporsional. Nabi Muhammad SAW tidak memiliki singgasana, istana b ahkan tanda jasa sekalipun hanya memakai surban. Tetapi tidak berkurang kemuliaa nya sedikitpun sampai sekarang. Ada orang kaya dapat mempergunakan kekayaannya. Dia bisa beruntung jika ia rendah hati dan dermawan. Tapi ia bisa menjadi hina g ara-gara pelit dan sombong. Ada orang sederhana ingin kelihatan kaya inilah yang akan menderita. Segala sesuatu dikenakan, segalanya dicicil, dikredit. Ada juga orang sederhana tapi dia menjadi mulai karena tidak meminta-minta, jadi terjaga harga dirinya. Dan ada orang yang mampu dan ia menahan dirinya ini akan menjadi mulia. Mulai sekarang tidak perlu tergiur untuk membeli yang mahal-mahal, yang bermerk. Supermarket, mal dan sebagainya itu sebenarnya tidak menjual barang-bar ang primer. Allah Maha Menyaksikan. Apa yang dianjurkan Islam adalah jangan samp ai mubadzir. Rasul SAW itu kalau makan sampai nasi yang terakhir juga dimakan, k arena siapa tahu disitulah barokahnya. Kalau kita ke undangan pesta jangan menga mbil makanan berlebihan. Ini sangat tidak islami. Memang kita enak saja Page 31 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

rasanya tapi demi Allah itu pasti dituntut oleh Allah. Dan itu mempengaruhi stru ktur rezeki kita, karena kita sudah kufur nikmat. Kita harus bisa mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita karena tidak ada yang kecil dimata Allah. Tidak a da pemborosan karena semua dihitung oleh Allah. Contohnya mandi, k alau bisa ber sih dengan lima sampai tujuh gayung tapi mengapa harus dua puluh gayung. Kita ma mpu beli air tetapi bukan untuk boros. Ini penting kalau ingin barokah rezekinya , hematlah kuncinya. Kalau merokok biaya yang kita keluarkan adalah besar hanya untuk membuang asap dari mulut kita. Jangan cari alasan. Seharusnya sudah saatny a berhenti merokok. Cobalah ingat ini uang milik Allah. Kemudian sabun mandi, ja ngan memakai sesuka kita, takarlah atau kalau perlu pakai sabun batangan. Kenapa kalau kita bisa hemat tidak kita lakukan. Uang penghematan kita bisa gunakan un tuk sedekah atau menolong orang yang lebih membutuhkan. Sedekah itu tidak akan m engurangi harta kita kecuali bertambah dan bertambah. Ini pelajaran supaya hidup kita dijamin oleh Allah. Kita tidak bisa terjamin oleh harta/tabungan, kalau Al lah ingin membuat penyakit seharga dua kali tabungan kita sangat gampang bagi Al lah. Tidak ada yang dapat menjamin kita kecuali Allah oleh karena itu jangan mer asa aman dengan punya tabungan, tanah, dan warisan. Dengan gampang Allah dapat m engambil itu semua tanpa terhalang. Aman itu justru kalau kita bisa dekat dengan Allah. Mati-matian kita jaga kesehatan, kalau Allah inginkan lain gampang saja. Semua harta tidak bisa kita nikmati, tetapi kalau Allah melindungi kita InsyaAl lah. Marilah hidup hemat, tetapi hemat bukan berarti pelit. Proporsional atau ad il adalah puncak dari ahlak. Contohnya HP, kalau tidak terlalu perlu jual saja l agi. Janganlah dimiliki kalau hanya untuk gaya saja. Penghematan akan mengundang barokah inilah yang disebut syukur nikmat. Tujuan bukan mencari uangnya tetapi mempertanggung jawabkan setiap rupiah yang Allah titipkan. Hal lain yang membuat barokah adalah jika kita dapat mendayagunakan semua barang-barang kita. Di guda ng kita pasti banyak barang yang tidak kita pakai tetapi sayang untuk dibuang. C oba lihat lemari pakaian kita banyak baju-baju lama, begitu juga sepatu-sepatu l ama kita. Keluarkanlah barang-barang yang tidak berharga tersebut. Misalkan diru mah kita ada panci yang sudah rongsokan, jika kita keluarkan ternyata merupakan panci idaman bagi orang lain. Di rumah kita tidak terpakai tetapi jika dipakai o rang lain dengan kelapangannya dan mengeluarkan doa bisa jadi itulah yang membua t kita terjamin. Kalau kita ikhlas, demi Allah itu lebih menjamin rezeki kita da ripada tidak terpakai di rumah. Setiap barang-barang yang tidak bermanfaat tetap i bermanfaat bagi orang lain itulah pengundang rezeki kita. Bersihkan rumah kita dari barang-barang yang tidak berguna. Lebih baik rusak digunakan orang lain da ripada rusak dibiarkan di rumah, itu akan barokah rezekinya. Ini kalau kita ingi n terjamin, namanya teori barokah. Kita tidak akan terjamin dengan teori ekonomi manapun. Sudah berapa banyak sarjana ekonomi yang dihasilkan oleh universitas d i negeri ini tetapi Indonesia masih saja babak belur. Rumusnya pertama adalah be rsahaja, kedua adalah total hemat, ketiga adalah keluarkan yang tidak bermanfaat , yang keempat adalah setiap kita mengeluarkan uang harus menolong orang lain at au manfaat. Kalau mau belanja niatkan jangan hanya mencari barang tetapi juga me nolong orang. Belilah barang di warung pengusaha kecil yang dapat menolong omzet nya. Hati-hati dengan menawar, pilihannya kalau itu merupakan hal yang adil. Jan gan bangga kalau kita berhasil menawar. Nabi Muhammad SAW bahkan kalau beli bara ng dilebihkan uangnya dari harga barang yang sebenarnya. Tidak akan berkurang ha rta dengan menolong orang. Jangan memilih barang-barang yang bagus semua pilihla h yang jeleknya sebagian. Kita itu untung jika membuat sebanyak mungkin orang la in untung. Jangan jadi bangga ketika kita sendiri untung orang lain tidak. Jika kita jadi pengusaha, kita jadi kaya ketika karyawannya diperas tenaganya, gajiny a hanya pas buat makan, sedang kita berfoya-foya, demi Allah k akan rugi. Pengus aha Islam sejati tidak akan berfoya-foya, ia akan ita Page 32 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

menikmati karyawannya sejahtera. Sehingga tidak timbul iri, yang ada adalah cint a. Cinta membuat kinerja lebih bagus, perusahaan lebih sehat. Kalau kapitalis, p engusahanya bermewah-mewah ketika bawahannya menderita. Jadi timbul dendam dan i ri setiap ada kesempatan akan marah seperti yang terjadi di Bandung kemarin. Tet api kalau kita senang mensejahterakan mereka, anaknya kita sekolahkan. Dia meras a puas dan itulah namanya keuntungan. Jadi mulai sekarang setiap membelanjakan u ang harus menolong orang, membangun ekonomi umat. Jadi setiap keluar harus multi manfaat bukan hanya dapat barang. Dengan membeli barang di warung kecil mungkin uangnya untuk menyekolahkan anaknya, membeli sejadah, membeli mukena, Subhanall ah. Saudara-saudaraku Sekalian, Jadi krisis seperti ini akan berdampak positif k alau kita bisa mengemasnya dengan baik. Nantinya ketika strategi rumah kita suda h bersahaja, kehidupan kita jadi efisien, anak-anak terbiasa hidup hemat, kita d i rumah tidak mempunyai beban dengan banyaknya barang. Barang yang ada di rumah harus ada nilai tambahnya, bukan biaya tambah. Setiap blender harus ada nilai pr oduktifnya misalnya untuk membuat jus kemudian dijual, pasti barokah. Bukannya m embuat biaya tambah karena harus diurus, dirawat dan membutuhkan pengamanan, bar ang yang seperti ini tidak boleh ada di rumah kita. Rezeki kita pasti ada tingga l kita kreatif saja. Tidak perlu panik Allah Maha Kaya. Sebagai amalan lainnya, dalam situasi sesulit apapun tetaplah menolong orang lain karena setiap kita men olong orang lain kita pasti ditolong oleh Allah. Jika makin pahit, makin getir h arus makin produktif bagi orang lain. Baik sukses maupun tidak tetap lakukan dim anapun kita berada. Ketika kita sedang berjalan kaki, kemudian ada mobil yang he ndak parkir bisa kita beri aba-aba. Ketika kita menyetir mobil ada yang mau meny ebrang, dahulukan saja, kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita esok hari. Ke tika kita sedang mengantri ada orang yang memotong, berhentilah sebentar, dengan mengalah berhenti barang lima menit tetapi membuat banyak orang bahagia. Jadi i nsya Allah kalau hati kita sudah berbenah baik, krisis ini akan lebih membuat hi dup kita lurus. Hidup ini tidak akan kemana-mana kecuali menunggu mati. Latihlah supaya kita sadar bahwa kita pasti mati tidak membawa apa-apa. Kita hanya mampi r sebentar di dunia ini. Alhamdulilahirobilalamin 12. Getaran Allah di Padang Arafah Saudaraku para tamu Allah dan juga saudaraku di Tanah Air yang kali ini atas izi n Allah bisa merasakan getaran orang - orang yang bersyukur di Tanah Arafah. Ini lah saat yang paling dirindukan oleh orang - orang yang beriman, saat diundang k e tanah dimana Allah menghadapkan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat di hari A rafah. Pada saat inilah Allah menjanjikan pembebasan api jahannam sebanyak-banya k hamba-hamba-Nya. Dan pada hari ini Allah juga menjanjikan diampuni lumuran dos a-dosa, dihapus aib-aib yang menyelimuti, kerak-kerak kenistaan disingkirkan, di bukanya lembaran-lembaran baru yang putih bersih. Saudaraku para tamu Allah. Beg itu banyak orang yang bertawakkal dan bersimpuh di hadapan Allah. Di seluruh pel osok negeri. Mungkin di pedesaan, di lereng-lereng, maupun di persawahan. Mereka ini mungkin siang malam bersandar kepada Allah. Mereka tiada henti memuja Allah . Bahkan mungkin bisa jadi kedudukan mereka lebih tinggi di sisi Allah dibanding kita yang sehari-hari melumuri diri dengan dosa, lebih banyak dipakai memuaskan diri kita dibanding memuaskan perintah allah. Tapi sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan Allah di Arafah ini. Inilah saatnya kita haru s merasa malu. Karena, lebih banyak orang yang berhak wukuf di Arafah ini diband ing kita. Kita lihat orang dikeningnya berbekas dengan bekas sujud hanya bisa me nangis sepanjang hayatnya untuk bisa dijamu oleh Allah di Padang Arafah ini. Tap i, kapan kita melakukan seperti itu ? Karena itu, saudaraku yang hadir di bumi A rafah ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini b ukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini Page 33 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

mungkin karena ridho Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas s akit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita. Mungkin kita berada di tempat ini b erkat doa fakir miskin yang kita lempar dengan uang seratus rupiah tapi mereka m enerimanya dengan ridla dan memohon kepada Allah agar mengampuni kita. Mungkin k ita berada di tempat ini berkat doa para pembantu yang tidak pernah kita hargai jasa baiknya tetapi mereka sabar bangun malam dan meminta kita diberi hidayah. M ungkin kita berada di tempat ini karena doa orang tua kita yang tiada henti-hent inya agar memiliki anak yang shaleh dan shalehah, padahal begitu sering kita mel ukai hatinya. Atau mungkin kita berada di tempat ini karena doa anak-anak kita y ang sering dikecewakan dengan contoh buruk yang kita lakukan sehingga mereka mem inta kepada Allah agar memiliki orang tua yang shaleh dan shalehah. Tentunya tia da kebaikan yang mengantar kita ke tempat ini selain kemurahan Allah Yang Maha A gung. Kita b erutang banyak saudara-saudaraku sekalian. Baiklah saudara-saudarak u sekalian. Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan j amuan Allah di Arafah ini, kecuali kita harus malu dan jujur kepada diri sendiri . Harta yang Allah titipkan kepada kita, tak jarang kita nafkahkan sekadar sisa dari uang jajan kita. Zakat enggan kita bayarkan. Sedekah bagi orang yang paling lusuh dengan cara yang paling memalukan. Bahkan kita lebih suka membelikan bara ngbarang yang mahal untuk kita pamerkan kepada makhluk daripada menafkahkan hart a di jalan Allah untuk bekal kepulangan kita. Lalu lihatkan bagaimana kita bersu jud kepada Allah. Dari 24 jam satu hari Allah memberikan waktu kepada kita, suju d sering kita percepat. Bahkan kalau perlu hampir tidak pernah ingat kepada Alla h Yang Maha Agung. Dimanakah letak amal baik kita ? Nikmat dari Allah tiada hent i dan tiada putus. Sedangkan pengkhianatan kita tiada henti dan tiada terputus. Entah mengapa Allah memberikan kesempatan kita berada di tanah Arafah ini ? Rasa nya lebih banyak orang yang lebih layak untuk dimuliakan Allah saat ini. Saudara -saudaraku sekalian. Hari ini Allah menurunkan para malaikat di sekitar kita. Se bagian para malaikat sudah menyaksikan aib-aib yang ada pada diri kita. Sebagian para malaikat yang lain tahu secara persis siapa diri kita, ada yang mencatat k ata-kata kita yang begitu jarang menyebut nama Allah. Lalu mereka tahu betapa ba nyak orang yang terluka hatinya, tercabik-cabik perasaannya. Allah Maha Tahu fit nah yang tersebar karena lisan kita selama ini, berapa banyak orang terjerumus k e dalam maksiat karena kita yang menunjukkannya. Diantara malaikat yang hadir sa at ini ada yang menyaksikan kita mendekati zina dengan mata kita, dengan lisan k ita, karena tiada yang tersembunyi bagi Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari yang paling malu bagi kita. orang yang busuk seperti kita ini diberi kesempatan di tempat yang mulia, bahkan amal-amal yang paling tidak disukai Allah kita pun sering melakukannya. Kesombongan, ketakaburan adalah amal yang membuat iblis di laknat oleh Allah selamanya. Tidak akan pernah selamat masuk syurga bagi orang y ang di dalam hatinya ada takabur walau sebesar biji zarrah. Lihatlah apa yang Al lah titipkan bagi jalan kesombongan bagi kita. Otak dicerdaskan sedikit oleh All ah. Kita diberi kesempatan sekolah, kesempatan kuliah. Namun malah membuat kita petantang-petenteng menganggap remeh orang tua kita yang pendidikannya tidak set inggi kita. Padahal demi Allah saudara-saudaraku, otak ini adalah milik Allah. J ikalau Allah mengambil beberapa bagian saja, niscaya kita tidak bisa mengingat a papun. Sungguh ! Gelar, pangkat adalah lambang kebodohan bagi orang-orang yang t akabur. Malu kita mengapa diberi otak yang sulit mengenal Allah. Padahal otak ki ta ini tunduk mengejar keagungan Allah. Kita diberikan harta yang cukup. Tapi ki ta sering tidak mempedulikan darimana harta itu kita dapatkan. Yang haram kita a mbil, hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Kita lumuri diri kita dengan kenistaan. Naudzubillaahi min dzalik. Tapi kita bangga dengan kendaraan yang mewah, dengan rumah yang megah, dengan perhiasan. Padahal, sungguh semua it u adalah sekadar titipan Allah, yang Allah juga berikan kepada makhluk-makhluk n ista lainnya. Para penjahat, para pelacur, pezina, orang-orang yang durjana dibe ri dunia oleh Allah. Karena dunia bukan tanda kemuliaan bagi Page 34 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh malang bagi orang y ang takabur dengan tempelan duniawi, padahal Allah menghinakan seseorang dengan duniawi itu sendiri. Saudara-saudaraku sekalian. Waspadalah sepulang dari tempat ini. Haji yang mabrur adalah haji yang merasa malu kepada Allah. Allah memberik an nikmat tiada henti. Kita jarang mensyukurinya bahkan kita mengkhianatinya. Al lah Yang Maha Agung, Allah Yang Maha Perkasa, memberikan kesempatan kali ini kep ada kita untuk mengubah sisa umur kita. Mungkin, mungkin kali ini adalah yang te rakhir kali kita berada di tanah Arafah ini. Tidak ada jaminan kita tahun depan dapat bertemu kembali di tempat ini. Tanah yang kita duduki ini akan menjadi sak si di akhirat nanti. Kita berangkat mengeluarkan harta, waktu, tenaga. Kita lalu i jalan berjam-jam sampai tempat ini, tapi nikmat sekali. Itulah nikmat yang dat ang dari Allah. Nikmat adalah pengorbanan. Rasulullah Saw mulia bukan karena apa yang dimilikinya, tapi pengorbanan untuk ummat. Harta yang dikorbankan, tenaga yang dikorbankan, waktu yang dikorbankan, perhatian yang dikorbankan, demi kemas lahatan ummat. Sepulang dari sini tidak pernah akan bahagia kecuali orang yang p aling menikmati berkorban untuk orang lain. Yakinkanlah bahwa apapun yang kita m iliki agar bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah. Sebaik-baik manusia a dalah orang yang banyak manfaatnya. Saudaraku, Percayalah bahwa kita tidak akan bahagia dengan mengumpulkan uang. Justru kebahagiaan datang dengan menafkahkan u ang. Kita tidak bahagia dengan ingin ditolong orang lain. Kita bahagia justru de ngan menolong orang lain. Kebahagiaan hati kita dengan menghargai orang lain. Ja dikanlah diri kita menjadi orang yang tidak pernah berharap apapun selain dari A llah. Itulah kebahagiaan yang awal dari pelajaran kita. Yang kedua, ingatlah bai k-baik. Kain ihram yang kita pakai ini ternyata inilah yang menemani kita saat p ulang nanti, tidaklah harta, tidak pangkat, dan juga tidak jabatan. Semua itu ad alah topeng sejenak saja yang tidak berharga sama sekali, kecuali penyandangnya memiliki rasa syukur dan takwa kepada Allah. Saudaraku, sepulang dari tempat ini pastikan jangan sembunyi di balik jabatan. Jangan sembunyi di balik penampilan yang bagus. Jangan bersembunyi di balik rumah yang megah. Jangan bersembunyi di balik gelar yang berenteng. Tapi bersembunyilah di balik Allah. Harta, pangkat d an jabatan tidaklah berharga kecuali orang bertaqwa kepada-Nya. Sekuat-kuatnya j angan ubah yang Allah titpkan ini menjadi jalan kesombongan kita. Tiada yang dim uliakan oleh Allah. Tiada satupun yang diangkat derajatnya oleh Allah, kecuali o rang yang tawadhu. Tiada seorangpun yang tawadhu diantara kamu, semata-mata kare na Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya. Oleh karena itu, sepulang d ari sini pastikanlah menjadi orang yang paling rendah hati, yang tidak akan mema merkan topeng seperti ini, kecuali insya Allah, kemuliaan akhlak yang menjadi an dalan bekal kepulangan dan kemuliaannya. Dan yang ketiga, saudaraku sekalian, se pulang dari haji ini ingatlah baik-baik bahwa Alah menciptakan haji dengan perte muan dari segala bangsa. Kulit hitam, mata sipit, yang tingi, yang buruk, yang c acat ; mereka semua adalah saudara kita. Terkadang kita merasa saudara karena da rah, persaudaraan karena tempat, persaudaaraan karena bangsa, tapi kita lihat di sini, saudara kita begitu banyak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersem pit kehidupan kita, tapi memperbanyak teman tidak akan pernah cukup, sebab mempe rbanyak teman adalah memperbanyak saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu b ersaudara. Orang-orang yang merasakan banyak saudara hidupnya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan harga yang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi, pedagang yang masih saudara kita sendiri. Kita naik kendaraan umum dengan membay ar kelebihan kita bahagia karena sudah memberikan bekal bagi para keluarga ketur unan para sopir saudara kita sendiri. Kita mendidik orang sehingga maju, namun Page 35 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

tidak berterima kasih tidak apa-apa, karena mereka adalah saudara kita sendiri. Semakin banyak yang kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan hidup kita ini. Dan yang ketiga, saudaraku sekalian, sepulang dari haji ini ingatlah b aik-baik bahwa Alah menciptakan haji dengan pertemuan dari segala bangsa. Kulit hitam, mata sipit, yang tingi, yang buruk, yang cacat ; mereka semua adalah saud ara kita. Terkadang kita merasa saudara karena darah, persaudaraan karena tempat , persaudaaraan karena bangsa, tapi kita lihat di sini, saudara kita begitu bany ak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersempit kehidupan kita, tapi memper banyak teman tidak akan pernah cukup, sebab memperbanyak teman adalah memperbany ak saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara. Orang-orang yang mer asakan banyak saudara hidupnya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan harga y ang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi, pedagang yang masih saudara kit a sendiri. Kita naik kendaraan umum dengan membayar kelebihan kita bahagia karen a sudah memberikan bekal bagi para keluarga keturunan para sopir saudara kita se ndiri. Kita mendidik orang sehingga maju, namun tidak berterima kasih tidak apaapa, karena mereka adalah saudara kita sendiri. Semakin banyak yang kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan hidup kita ini. Dan yang terakhir inga tlah baik-baik. Hari ini adalah penutup lembaran lama kita. Sudah terlalu lama k ita gunakan untuk mengkhianati Allah. Sudah terlalu banyak nafas kita diisi lala i kepada Allah. Sudah terlalu banyak keringat kita untuk mendzolimi kebenaran. S udah terlalu banyak harta yang kita nafkahkan kita tidak di jalan Allah. Saudara ku sekalian, mau kemana lagi, hidup hanya satu kali dan sebentar. Esok lusa mung kin malaikat maut sudah berada di hadapan kita. Pastikan mulai saat ini, tekadka n dalam hati kita Insya Allah tiada tujuan dalam hidup kami selain Engkau. Tiada yang kami tuju selain pulang kepada-Mu, Ya Allah. Dunia pasti kita tinggalkan, harta kami tinggalkan, keluarga kami tinggalkan, kami ingin bisa berjumpa dengan mu Ya Allah. Tuntun dengan amal yang bisa membuat berjumpa dengan-Mu. Tingkatkan kepada kami segala bekal yang bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu, Ya Allah ka runiakan segala nimat yang bisa membuat kami bisa mensyukuri, agar kami bisa ber jumpa dengan--Mu, bebaskan kami dari setiap harta dan kesibukan apapun yang tida k bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu. Barangsiapa yang merindukan berjumpa den gan Allah, niscaya hari-hari yang dia nanti adalah hari-hari pertemuan dengan Al lah. Hari-hari yang diisi dengan bekal; untuk pulang hidup di dunia adalah kesen angan yang menipu sejenak saja. Wassalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh Page 36 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

13. Menjaga Akhlak kepada ALLOH Mudah-mudahan ALLOH SWT yang Maha Mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya, me nolong kita agar dapat mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki, memberitahu jalan yang harus ditempuh, dan memberikan karunia semangat terus-menerus sehingg a kita tidak dikalahkan oleh kemalasan, tidak dikalahkan oleh kebosanan, dan tid ak dikalahkan oleh hawa nafsu. Dan mudah-mudahan pula warisan terbaik diri kita yang dapat diwariskan kepada keluarga, keturunan, dan lingkungan adalah keindaha n akhlak kita. Karena ternyata keislaman seseorang tidak diukur oleh luasnya ilm u. Keimanan seseorang tidak diukur oleh hebatnya pembicaraan. Kedudukan seseoran g disisi ALLOH tidak juga diukur oleh kekuatan ibadahnya semata. Tapi semua kemu liaan seorang yang paling benar Islamnya, yang paling baik imannya, yang paling dicintai oleh ALLOH, yang paling tinggi k edudukannya dalam pandangan ALLOH dan yang akan menemani Rasulullah SAW ternyata sangat khas, yaitu orang yang paling mulia akhlaknya. Walhasil sehebat apapun pengetahuan dan amal kita, sebanyak apa pun harta kita, setinggi apapun kedudukan kita, jikalau akhlaknya rusak maka tid ak bernilai. Kadang kita terpesona kepada topeng duniawi tapi segera sesudah tah u akhlaknya buruk, pesona pun akan pudar. Yakinlah bahwa Rasulullah SAW diutus k e dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Hal ini dinyatakan sendiri oleh beliau ketika menjawab pertanyaan seorang sahabatnya, "Mengapa engkau diutus ke dunia ini ya Rasul?". Rasul menjawab, "Innama buitsu liutamimma makarimal akhlak " "Sesungguhnya aku diutus ke dunia hanyalah untuk menyempurnakan akhlak". Sayan gnya kalau kita mendengar kata akhlak seakan fokus pikiran kita hanya terbentuk pada senyuman dan keramahan. Padahal maksud akhlak yang sebenarnya jauh melampau i sekedar senyuman dan keramahan. Karenanya penjabaran akhlak dalam perilaku seh ari-hari bukanlah suatu hal yang terpecah-pecah, semua terintegrasi dalam satu k esatuan utuh, termasuk bagaimana akhlak kita kepada ALLOH. Akhlak kita kepada AL LOH SWT harus dipastikan benar-benar bersih. Orang yang menjaga akhlaknya kepada ALLOH, hatinya benar-benar putih seperti putihnya air susu yang tidak pernah te rcampuri apapun. Bersih sebersih-bersihnya. Bersih keyakinannya, tidak ada sekut u lain selain ALLOH. Tidak ada satu tetes pun di hatinya meyakini kekuatan di al am semesta ini selain kekuatan ALLOH SWT sehingga ia sangat jauh dari sifat muna fik. Bagaimanakah sifat orang munafik itu? Berikut ini kita kutif tulisan dari I mam Al Ghazali yang menuturkan ucapan Imam Hatim Al Ashom, seorang ulama yang sh alih ketika mengupas perbedaan antara orang mukmim dengan orang munafik. "Seoran g mukmin senantiasa disibukan dengan bertafakur, merenung, mengambil pelajaran d ari aneka kejadian apapun di muka bumi ini, sementara orang munafik disibukan de ngan ketamakan dan angan-angan kosong terhadap dunia ini. Seorang mukim berputus asa dari siapa saja dan kepada siapa saja kecuali hanya kepada ALLOH, sementara orang munafik mengharap dari siapa saja kecuali dari mengharap kepada ALLOH. Se orang mukmin merasa aman, tidak gentar, tidak takut oleh ancaman siapa pun kecua li takut hanya kepada ALLOH karena dia yakin bahwa apapun yang mengancam dia ada dalam genggaman ALLOH, di lain pihak orang munafik justru takut kepada siapa sa ja kecuali takut kepada ALLOH, naudzhubilah, yang tidak dia takuti malah ALLOH S WT. Page 37 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Seorang mukmin menawarkan hartanya demi mempertahankan agamanya, sementara seora ng munafik menawarkan agamanya demi mempertahankan hartanya. Seorang mukmin mena ngis karena malunya kepada ALLOH meskipun dia berbuat kebajikan, sementara seora ng munafik tetap tertawa meskipun dia berbuat keburukan. Seorang mukmin senang b erkhalwat dengan menyendiri bermunajat kepada ALLOH, sementara seorang munafik s enang berkumpul dengan bersukaria bercampur baur dengan khalayak yang tidak inga t kepada ALLOH. Seorang mukmin ketika menanam merasa takut jikalau merusak, seda ngkan seorang munafik mencabuti seraya mengharapkan panen. Seorang mukmin memeri ntahkan dan melarang sebagai siasat dan cara sehingga berhasil memperbaiki, lara ngan dan perintah seorang mukmin adalah upaya untuk memperbaiki sementara seoran g munafik memerintah dan melarang demi meraih jabatan dan kedudukan sehingga dia malah merusak, naudzhubillah". Ah, Sahabat. Nampak demikian jauh beda akhlak an tara seorang mukmin dengan seorang munafik. Oleh karenanya kita harus benar-bena r berusaha menjauhi perilaku-perilaku munafik seperti diuraikan di atas. Kita ha rus benar-benar mencegah diri kita untuk meyakini adanya penguasa yang menanding i kebesaran dan keagungan ALLOH. Kita harus yakin siapa pun yang punya jabatan d i dunia ini hanyalah sekedar makhluk yang hidup sebentar dan bakal mati, seperti halnya kita juga. Jangan terperangah dan terpesona dengan kedudukan, pangkat, d an jabatan, sebab itu cuma tempelan sebentar saja, yang kalau tidak hati-hati ju stru itulah yang akan menghinakan dirinya. Sayangnya kalau kita simak di media m assa sekarang, sepertinya ada sesuatu yang menyedihkan dimana cara menyampaikan pendapat, kritik, dan saran serta koreksi dilakukan dengan akhlak yang kurang te rpuji, kotor, kasar, dan nista. Saling memukul, saling menjatuhkan, saling mence markan, dan saling membeberkan aib. Apa yang dicari? Padahal kalaulah didapat ja batannya, baik presiden, menteri, gubernur, walikota, rektor, atau dekan di kamp us, asal tahu saja bahwa jabatan yang disandang itu tidak akan lama, hanya beber apa tahun saja dan kalau tidak hati-hati justru aibnya tetap melekat lama. Harus nya kita anggap semuanya biasa-biasa saja, anggap sebagai hiburan yang justru ka lau tidak hati-hati, pangkat dan jabatan itulah yang akan mencemarkan, menjatuhk an, dan menghinakan kedudukan dunia dan akhirat kita. Karenanya jangan terperang ah melihat orang punya kedudukan, sebab itu cuma tempelan ringan yang berat tang gung jawabnya. Jangan pula mendatangi orang yang dianggap memiliki kekuatan dahs yat sehingga kita merasa aman. Para dukun, ahlik klenik, tukang sihir, atau para normal, mereka sama saja dengan kita yaitu makhluk yang pasti binasa. Mereka han ya orang lapar yang mencari makan dengan menjadi dukun atau yang sejenisnya. Seh arusnya kalau mereka hebat, tidak usah mencari nafkah dengan seperti itu. Pernah suatu ketika ada seseorang yang mengaku ahli pengobatan yang ternyata hanya men jual kata-kata, pengobatan yang dia maksudkan ternyata berasal dari obat yang di a beli di apotek dan dijual kembali dengan harga berpuluh dan beratus kali lipat dari harga aslinya. Makanya jangan yakini kekuatan dukun atau kekuatan paranorm al, untuk apa? Mereka hanya sekedar makhluk yang hidup sebentar dan lama-lama ak an binasa. Bagi kita hidup di dunia hanya mampir sebentar, sehingga yang p aling patut harus kita lakukan adalah mempersiapkan bekal untuk kepulangan kita nanti . Oleh karenanya ketika kita memandang manusia adalah hal yang biasa-biasa saja. Hanya ALLOH-lah segala-galanya, Dia penguasa tunggal, Dia Pemilik, Penggenggam, Penentu satu-satunya tiada yang lain selain ALLOH Azza wa Jalla. Page 38 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Bulatkan dan bersihkan hati kita hanya kepada ALLOH dengan dibuktikan oleh kesun gguhan ibadah dan amal kita. Sehingga tidak usah menyimpan keris sekecil apapun di rumah kita hanya untuk menjadi penolak bala. ALLOH yang Mahaagung dan Mahakua sa dapat menolong kita tanpa harus kita menyimpan jimat. Tidak usah pakai susuk, untuk apa? Susuk itu katanya nama sejenis keluarga jin, yaitu Shuk-shuk. Tidak usah pula memelihara tuyul untuk mendatangkan rizki. ALLOH Mahakaya untuk menjam in makhluk-makhluknya sekalipun tanpa bantuan makhluk jin atau yang sejenisnya. Insya ALLOH orang yang bersih keyakinannya tiada yang akan dituju selain ALLOH. Nah, Sahabat. Tiadalah yang dituju selain ALLOH, tiadalah yang diharap selain ha rap dari ALLOH, tiadalah yang ditakuti selain hanya ALLOH, tiadalah yang dimaksu d selain ALLOH, tiadalah yang bulat mencuri hati selain ALLOH. Orang yang bersih tauhidnya, itulah yang benar akhlaknya, insya ALLOH. Sebab baik amalnya, ramah, dan dermawan orangnnya tetapi dia termasuk orang yang menyekutukan ALLOH, maka dia tidak termasuk orang yang berakhak mulia. *** 14. Mengikis Sikap Otoriter Salah satu yang berbahaya diantara penyakit hati yang kita miliki adalah sifat e gois, sifat tidak mau kalah, sifat ingin menang sendiri, sifat ingin selalu mera sa benar, atau sifat ingin selalu merasa bahwa memang dirinya tidak berpeluang u ntuk berbuat salah. Sifat seperti ini biasanya banyak menghinggapi orang-orang y ang diamanahi kedudukan-seperti para pimpinan dalam skala apapun. Sifat-sifat ta di ujung-ujungnya akan bermuara pada sikap otoriter, bahkan lebih jauh lagi menj adi seorang diktator (suatu sebutan yang diantaranya dinisbahkan pada pemimpin p emerintahan NAZI Jerman, Adolf Hitler atau pada pemerintahan fasis Italia zaman Benito Musolini, dan juga para pemimpin diktator dunia lainnya). Pastilah pula k ita tidak akan pernah nyaman mendengar kata-kata seperti itu dan kita juga tidak akan pernah suka melihat orang yang otoriter, yang segalanya sepertinya harus d alam genggamannya. Dan hasilnya kita tahu sendiri bahwa orang-orang yang memilik i cap otoriter, orang yang selalu ingin segalanya dalam kekuasaannya, semuanya t unduk dan patuh kepadanya, ujungnya adalah kejatuhan dan kehinaan. Dari segi nam anya saja sudah menimbulkan kesan tidak enak untuk didengar kuping. Simaklah kat a, "otoriter", "egois", atau "menang sendiri" sepertinya kita menangkap kesan ya ng kurang sreg dengan kata-kata ini. Apalagi jika melihat langsung orang yang me miliki sifat seperti itu, akan lebih tidak suka lagi. Tapi sayang, sepertinya ki ta jarang menyisihkan waktu untuk bertanya secara jujur pada diri sendiri, apaka h sifat-sifat itu ada pada diri kita atau tidak? Apakah kita ini orang otoriter atau bukan? Maaf-maaf saja kepada para orang tua, guru, manager, pimpinan, direk tur, komandan, bos, pokoknya orang-orang yang diamanahi kekuasaan oleh ALLOH, bi asanya memiliki kecenderungan sifat seperti ini. Orang-orang yang otoriter biasa nya memiliki versi tersendiri dalam menilai suatu kejadian, versi yang sesuka di a tentunya. Hal ini karena dia selalu memandang lebih dirinya sehingga selalu me lihat sesuatu itu kurangnya dan jeleknya saja. Akibatnya sebaik apapun yang dila kukan orang lain selalu saja dari mulutnya meluncur omelan, gerutuan, dan koreks ian. Tepatlah baginya pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga. Artinya, karena kesalahan sedikit, jeleklah seluruh kelakuannya. Bagi orang otoriter, biasanya t idak ada pilihan lain selain 100% harus sesuai keinginannya. Hasil kajian sebuah penelitian menyebutkan bahwa para korban NAPZA (Narkotika, Pshikotropika, dan Z at Aditif lainya) diantaranya adalah mereka yang tumbuh besar dari kalangan oran g tua otoriter, keras, mau menang sendiri, tidak mau berkomunikasi, dan tidak ad a dialog antar anggota Page 39 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

keluarga sehingga si anak menjadi seorang yang bersikap apatis, acuh, bahkan akh irnya si anak melarikan rasa ketertekanannya ini ke NAPZA, naudzhubillah. Ada pu la anak yang selalu bentrok dengan ibunya, karena si ibu begitu menuntut agar di a nurut 100% tanpa reserve. Kondisi ini dibarengi pula dengan penilaian kepada a nak yang selalu negatif, akibat yang diungkapkan si ibu selalu sisi-sisi yang sa lah dari diri si anak. Munculah ungkapan, "Sedikit-sedikit salah-sedikit-sedikit salah!", bahkan saking kesalnya si anak ini berkata, "Kalau saya ini salah teru s, lalu kapan benarnya saya sebagai manusia ini? Kenapa semua yang saya lakukan selalu disalahkan?!". Padahal kalau si anak belum mengerti seharusnya orang tua yang lebih dulu mengerti, kalau si anak belum bisa paham seharusnya orang tua ya ng duluan paham. Tapi karena orang tuanya tidak mengerti dan kurang ilmu, akhirn ya tanpa disadari si ibu telah menggiring dan menjerumuskan anaknya ke dunia NAP ZA. Ternyata beginilah, gaya mendidik yang otoriter, yang kaku, dan kurang komun ikatif akan menghasilkan anak-anak dalam kondisi tertekan, tidak aman, hingga uj ungnya ia lari dari kenyataan yang dihadapinya. Begitupun di kantor-kantor atau perusahaan-perusahaan yang memiliki pimpinan bertife otoriter, pastilah dia akan membuat karyawannya tertekan. Hal ini dapat diamati saat pimpinannya datang ke ruang kerja karyawannya, semua karyawan menjadi tegang, gugup, dan panik. Ini te rjadi karena kalau pimpinan datang, maka yang dilihat hanya kesalahan-kesalahan karyawannya saja. Mengapa begini? Mengapa begitu? Ini salah! Itu Salah! Jarang m emuji, jarang menghargai, jarang menyapa dengan baik, bahkan wajahnya menyeramka n dan angker karena sangat jarang senyum. Pada akhirnya karyawan disiplinnya men jadi disiplin takut atau disiplin semu, padahal sebenarnya karyawan merasa terte kan, sakit hati, dan bahkan benci ke si pimpinan yang otoriter ini. Diantara cir i perusahaan dengan kondisi seperti ini adalah ditandai dengan perputaran keluar masuk karyawan yang sangat tinggi. Semua karyawan dari yang level tertinggi samp ai yang level terendah maunya keluar saja. Kalaupun ada yang bertahan, bukan kar ena senang bekerja di sana, kebanyakan yang bertahan memang karena butuh saja. B utuh uangnya, bukan butuh suasananya. Oleh sebab itu, hati-hatilah bagi para pem impin yang otoriter, dan bersiap-siaplah menjadi orang yang tidak disukai karena saking banyaknya orang yang merasa teraniaya. Orang otoriter itu marahnya saja biasanya dilakukan di sembarang tempat, asal dia ketemu dengan yang dimarahinya, marahnya akan meledak-ledak. Padahal kemarahan seperti itu justru akan memperma lukan si pemarah itu sendiri karena orang yang melihatnya akan mengeluarkan peni laian yang negatif kepada dia. Misal, "Kok marahnya gitu-gitu amat, padahal dia haji, padahal dia pejabat". Orang-orang yang marah biasanya omongannya juga jele k sekali, kata-katanya kasar dan menyeramkan. Jadi ketika si pemarah itu marah, yang dimarahi bukannya malah nurut atau bukannya malah simpati, yang terjadi jus tru orang itu akan mengeluarkan penilaiannya sendiri. Walaupun nampak seperti nu nduk atau manggut-manggut, tapi hati tidak pernah bisa dibohongi, tidak pernah b isa dibeli dengan kemarahan. Yang ada justru orang itu akan menjadi sakit hati, dongkol dan merendahkan orang yang marah walaupun mungkin pada saat itu ia tidak berani mengekspresikannya. Hati-hati nih bagi para pimpinan yang suka marah-mar ah, terutama orang-orang yang tidak biasa jadi bawahan, kadang-kadang ia agak ot oriter. Dalam keluarga militer memang kecenderungan sifat otoriter muncul di kel uarga itu akan jauh lebih kuat, karena memang jalur komando ala militer kadangka la diberlakukan oleh pimpinan di keluarga itu dengan konsep militer. Celakanya d i kantor dididik dalam gaya hidup ala militer, sayangnya di rumah mendidik denga n gaya yang sama, mendidik dengan gaya ala militer, padahal kondisi kantor dan k ondisi rumah berbeda. Pernah ada sebuah keluarga dengan empat anak, ternyata tig a diantaranya mengalami depresi berat karena sang ayah terlalu kaku dalam memimp in rumah tangga yang pengelolaannya Page 40 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

disamakan seperti di kantornya. Jangan heran bila ada orang yang sukses di kanto r belum tentu sukses di rumah tangga. Ada yang "sukses" di kantor itu karena ia begitu tegasnya sebagai seorang komandan, tapi di rumahnya anak-anak itu beda, k arena memang mereka bukanlah militer, mereka tidak dilatih kemiliteran dan terle bih lagi mereka tidak dikasih pangkat. Perlu diwaspadai pula bahwa biasanya pemi mpin yang otoriter akan membuahkan pula bibit-bibit anak didik yang otoriter. Se perti guru yang otoriter, akan menghasilkan anak-anak didik yang otoriter pula, bahkan nakal. Guru yang otoriter di kelas, diantara sifat-sifatnya adalah maunya menang sendiri, kata-katanya tajam, dan suka mempermalukan. Kelakuan ini sebena rnya akan jadi bumerang bagi guru itu sendiri, seperti tidak disukai pelajaranny a, tidak disenangi perangainya, dan tentu saja ini suatu hal yang kontra produkt if. Apalagi perilaku-perilaku seperti ini sangat bertentangan dengan sikap-sikap yang dituntunkan Rasulullah SAW yang ternyata memiliki pribadi yang sangat inda h, santun, dan berakhlak mulia. Bagi orang yang bagus perangainya, berwajah ceri a, serta mulia akhlaknya maka ia laksana mawar yang kuncup di musim semi, dia ak an beroleh banyak teman yang membawa kedamaian dan ketentraman, semua pintu terb uka baginya. Sementara orang pemberang, mudah marah, egois, dan otoriter harus m enggedor pintu untuk bisa sekedar berbincang dengan seorang kawan. Karenanya, ya ng terbaik adalah keramahan akhlak dan keceriaan. Rasulullah SAW sendiri adalah seorang yang senantiasa berwajah cerah ceria penuh sungging senyuman, insya ALLO H. *** 15. Nikmati Proses Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karen a yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau ha sil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati du a perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ik htiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT. Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenti ng bagi mereka, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapu n. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan ber arti dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada. Ketika jualan da lam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikena i bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa si rna seketika. Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan ad alah prosesnya. Misal, bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat a gar tidak pernah ada satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita, b agaimana ketika berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaan ak hlak, bagaimana ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat wa ktu, janji-janji kita penuhi. Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses m encari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara ua ng sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Page 41 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak aka n terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh pr oses mulia yang kita jalani. Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sed ang bisnis bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jag a dalam proses. Termasuk ketika kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya men ikmati hasil ataupun hanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisu da? Apalagi kita tidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya u ntuk mencari isi perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi per ut, maka derajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kal au hanya ingin cari uang, hanya tok uang, maka asal tahu saja penjahat juga piki rannya hanya uang. Bagi kita kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah sat u tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafka h sebanyak mungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain. Dalam mencari rizki a da dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita sangat ja ga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya. Inilah ya ng sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita mas ih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kita masih hidup ketika kursus sele sai. Ah, Sahabat. Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita j aga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyonte k lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil . Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah b icara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternya ta ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik , caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH te lah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok. Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita m enderita sakit sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kap asitas keilmuan kita. Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, ka rena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola . Suatu saat ALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jad i musibah buat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitan ya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya ge lar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas priba di kita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gar a dia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan ment al yang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia j adi nista dan hina karena kedudukannya. Ada orang yang terjerumus, bergelimang m aksiat gara-gara dapat untung. Hal ini karena ketika belum dapat untung akan sus ah ke tempat maksiat karena uangnya juga tidak ada, tapi ketika Page 42 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba dia begitu mudahnya mengakses tempattempat maksiat. Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari baha n-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukanny a dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketik a sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi bia sanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membua t kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capekny a saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses. Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bul an, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan jug a limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perju angan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencingin, ngeberakin, sekolah di tungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yang belajar, y ang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja, saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta. Bayangkanlah kalau s emua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan san gat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya. Baya ngkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek sete ngah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita da patkan? Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang am al. Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, ngadat-nya, dan rewelnya anak se bagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan p enuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkan apaka h anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. *** 16. Potensi Ruhiah Ternyata kekuatan adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin memperoleh kemenangan. Terbukti jikalau badan lemah, ekonomi lemah, otak lemah, kepandaian lemah, kita tidak dapat berperan sebagai makhluk unggul yang membawa manfaat banyak, bahkan justru sebaliknya kita menjadi tertindas, baik oleh hawa nafsu, oleh syetan terkutuk, atau juga oleh makhluk-makhluk yang tidak menyukai kebenaran. Karenanya sudah menjadi suatu keharusan bagi siapapun untuk terus-me nerus menggalang aneka potensi kekuatan yang ada pada dirinya. Hanya saja harus kita sadari pula bahwa kekuatan itu tidak cukup hanya kekuatan lahir saja. Karen a bagi siapapun yang berusaha membangun kekuatan ekonomi dengan meyakini bahwa h anya dengan kekuatan ekonomi itulah yang akan membuat dirinya menang, kuat, tanp a dibarengi kekuatan lain, maka akan hancurlah dia. Sudah terlalu banyak contohn ya, tengok saja ketika zaman masih ada Uni Soviet, pastilah saat itu di negara i ni tidak kurang para profesornya, ada ahli ekonomi, ada ahli keuangan, ada ahli perencanaan pembangunan, ada juga ahli militer, dan ahli di berbagai bidang lain nya, tapi ternyata Uni Soviet yang nampak begitu kokohnya bisa rontok seketika. Page 43 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Begitu juga kalau kita menganggap bahwa hanya kekuatan senjata sebagai satu-satu nya kekuatan yang akan memenangkan pertempuran, kita saksikan lagi bagaimana Rus ia dengan peralatan dan perlengkapan tempurnya yang begitu lengkap, begitu banya k personilnya, begitu kuat dukungan logistiknya, ternyata dipermalukan di Afghan istan. Bahkan gempuran berikutnya ke Chechnya, sebuah negeri yang begitu kecil m ungil, ternyata Chechnya sampai saat ini masih bisa bertahan. Lalu, adakah kekua tan lain yang mampu memenangkan setiap pertempuran? Ada! Kekuatan itu tiada lain kekuatan dari dalam diri kita sendiri, yang kadang begitu saja kita melupakanny a. Padahal kalau kita mampu membangunnya dengan sungguh-sungguh, ia akan menjadi sebuah kekuatan yang teramat dahsyat. Inilah kekuatan tanpa biaya, tanpa memerl ukan pertolongan orang lain, tapi bila saja dibina dan dioptimalkan, maka ia ada lah modal yang luar biasa dahsyat dalam mengarungi kehidupan ini. Kekuatan apaka h itu?! Dikisahkan pada abad ke-7 Hijriah, di saat kekuatan kekhalifahan Islam m ulai meredup, terjadi pertempuran yang sangat dahsyat dan monumental yaitu ketik a bangsa Tartar dibawah pimpinan Jengis Khan, menyerbu negeri-negeri Islam bagai air bah, bergelombang bagai badai yang garang, menyapu dari segala penjuru, dan kemudian meluluhlantakan semua negeri-negeri yang dilaluinya. Bahkan diceritaka n sungai Dajlah di tengah kota Baghdad yang begitu bening menjadi hitam kelam ai rnya oleh tinta dari ratusan buku perpustakaan yang dibuang ke sungai itu oleh t entara Tartar. Kita kenang masa ini sebagai masa kekhalifahan Islam yang paling kelam, saat dimana sebagian besar negeri Islam dibasmi dan dilindas habis oleh b angsa Tartar ini. Barisan bala tentaranya seakan-akan tidak pernah terbendung da n terkalahkan. Pedang-pedang sepertinya menjadi tumpul tiada berdaya menyentuh t ubuh mereka. Sampai-sampai munculah mitos, "Tartar takkan pernah terkalahkan". B erselang beberapa tahun setelah kejatuhan petama kalinya negeri-negeri Islam ini . Tersebutlah suatu kisah dimana ada seorang syeikh bernama Syeikh Jamaludin dar i Bukhara. Beliau adalah seorang yang bersih, mursyid yang tulus, walaupun secar a lahiriah fisiknya sudah berkurang kemampuannya. Suatu waktu ia berjalan-jalan bersama sahabat-sahabat dan santri-santrinya, hingga tanpa disadari mereka telah memasuki wilayah kekuasan bangsa Tartar, yang waktu itu dipimpin oleh seorang t aklak (gubernur), yaitu Taklak Timur Khan (Timur Lenk), seorang cucu Jengis Khan . Begitu masuk wilayah bangsa Tartar ini yang kebetulan beliau memasuki wilayah berburu Sang Taklak, maka serta merta ditangkaplah mereka, dan langsung dibawa m enghadap Sang Taklak yang cucu Jengis Khan ini. Bertanyalah Sang Taklak, "Engkau siapa dan darimana ?" "Saya dari Bukhara dan seorang Parsi" Mendengar jawaban in i Sang Taklak serta merta tertawa terkekeh-kekeh seraya berkata meremehkan, "Oo, orang-orang Parsi ini lebih rendah dan lebih hina dari seekor anjing" ujarnya d engan pandangan mengejek. "Ya, benar! Andaikata kami tidak diberi cahaya kemulia an dengan agama yang benar, niscaya kami lebih hina daripada seekor anjing" Jawa b Syeikh Jamaludin mantap. Page 44 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Sebuah jawaban yang disertai nur kekuatan keyakinan, rupanya selalu membuat tern giang-ngiang di telinga Sang Taklak. Ya, Kami jauh lebih hina daripada seekor anj ing, andaikata tidak dimuliakan dengan agama yang benar Sang Taklak merenung memi kirkan kata-kata ini, "Ada apa dibalik katakata yang ringkas ini?!" Pikirnya. Be gitu menggelitiknya jawaban Syeikh Jamaludin ini sehingga suatu saat dipanggilla h ia kembali oleh Sang Taklak ke istana. "Apa yang kau maksudkan dengan kata-kat a yang dulu pernah engkau ucapkan itu?" Bertanyalah Sang Kaisar. Dengan ijin ALL OH Syeikh Jamaludin ini menjelaskan dengan begitu bersemangatnya tentang keindah an Islam. Penjelasan yang merupakan buah dari perasaan dan kecintaannya kepada I slam. Uraiannya disertai pula dengan raut muka, perilaku, yang sebanding dengan keindahan yang disampaikannya. Dijelaskan pula, betapa kekufuran telah membawa m artabat manusia merosot lebih hina daripada seekor anjing. Mendengar uraian ini, tergetarlah hati Sang Taklak hingga akhirnya terbukalah pintu hatinya untuk men erima Islam, hanya saja pada saat itu masih ada satu hal yang mengganjalnya, "Ak u belum menjadi kaisar, saat ini masih orang tuaku yang menjadi penguasa, aku be rjanji seandainya aku nanti jadi penguasa, aku akan masuk Islam." Janji Sang Tak lak. Waktupun berselang. Suatu saat menjelang Syeikh Jamaludin wafat, diberitahu kanlah perihal janji kaisar ini kepada anaknya yang bernama Ryasidudin, "Wahai a nakku, Taklak Timur Khan akan menjadi kaisar, andaikata dia sudah resmi jadi kai sar, datangilah dan sampaikan salam dariku serta ingatkan kepadanya akan janji y ang dulu pernah diucapkannya". Ketika benar Syeikh Jamaludin wafat, puteranya se ngaja datang ke perkemahan Sang Taklak Timur Khan untuk melaksanakan wasiat oran g tuanya, namun karena ia dianggap orang asing yang tidak dikenal sampai disana ia ditolak tidak boleh masuk. Seraya memohon pertolongan ALLOH, ia memutar otakn ya, sehingga munculah idenya. Saat malam melepas gulitanya, dan fajar shubuh mul ai menyingsing, segera saja ia mengumandangkan azan dengan begitu kerasnya sampa i-sampai Sang Taklak Timur Khan yang berada di dalam kompleks perkemahan tentara nya terbangun seraya bertanya-tanya, "Siapa itu yang berteriak-teriak di malam b uta seperti ini? Siapa dia berani kurang ajar mengganggu tidurku?" Begitu marahn ya Sang Kaisar ini. Putera Syeikh pun ditangkap sehingga kemudian dibawa menghad ap pada sang kaisar. Begitu bertemu muka dengan sang kaisar, putera Syeikh Jamal udin ini langsung memperkenalkan diri, "Saya putra Syeikh Jamaludin menyampaikan salam dari beliau". Ketika mendengar nama Syekh Jamaludin yang beberapa tahun lal u akrab ditelinganya disebut, Sang Kaisar tiba-tiba seperti api disiram air, red a marahnya dan luluh hatinya. "Saya hanya a kan mengingatkan janji yang pernah t uan ucapkan dengan beliau" Lanjut putera Syeikh Jamaludin ini. Teringatlah sang kaisar akan janjinya, sehingga pada saat itu juga Kaisar Timur Khan mengucap dua kalimah syahadat sebagai tanda bahwa ia benar-benar masuk Islam. Kala itulah ba ngsa Tartar benar-benar berubah dari yang tadinya berwajah bengis, kejam, dan me lindas habis menjadi bangsa yang berakhlak mulia. Pada saat itulah seluruh pendu duk kerajaannya menerima cahaya kemuliaan Islam. Sungguh luarbiasa, dari y ang t adinya meluluhlantakan Islam dengan kekuatan senjata, akhirnya menjadi luluh lan tak hatinya hanya oleh perkataan. Ratusan ribu orang menentangnya dengan kekuata n senjata, tidak ada yang mampu mengalahkan, tapi hanya dengan beberapa patah ka ta Page 45 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

yang menghunjam ke hati telah membuat negeri yang tidak pernah terkalahkan malah masuk dalam semburat cahaya Islam, bahkan menjadi benteng Islam yang begitu kok ohnya saat itu. Bekasnya pun nampak sampai sekarang, seperti di Rusia, Kaukasus, Asia Tengah dan sekitarnya ternyata adalah buah dari bangsa yang tadinya mengha ncurkan Islam secara fisik karena kekuatannya memang tidak tertahankan, namun ak hirnya menjadi benteng Islam. Mengapa? Ternyata karena ada satu kekuatan lain ya ng mampu mengalahkannya, yaitu kekuatan ruhiah. Syeikh Jamaludin adalah seorang ulama yang begitu tinggi cahaya ruhiahnya. Kata-katanya, sorot matanya, cara ber jalannya, sikapnya, dan semua dalam dirinya ternyata memancarkan energi yang bet ul-betul membuat orang yang mendengar terbuka hatinya. Satu patah kata atau dua patah kata dari orang yang sudah tercahayai hatinya, maka kata-kata itu bagai ge lombang-gelombang yang bisa menyentuh, bagai magnet yang bisa menyedot, begitu h ebat kekuatannya, sehingga daya ubahnya pun sungguh luar biasa dahsyatnya. Inila h kisah bagaimana seorang mursyid yang bersih, jujur, dan tulus, walau tanpa kek uatan fisik yang berimbang, tapi karena kekuatan ruhiahnya begitu dahsyat, terny ata mampu membolakbalikan hati, mengislamkan yang belum Islam, meluruskan yang t ersesat, dan menjadi jalan bertaubat bagi orang yang berlumur dosa. Allahuakbar. *** Page 46 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

17. Suami, Pemimpin bagi Keluarga Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga dimulai dengan ijab-kabul. Saat itu lah yang halal bisa jadi haram, atau sebaliknya yang haram bisa jadi halal. Demi kianlah ALLOH telah menetapkan bahwa ijab-kabul walau hanya beberapa patah kata dan hanya beberapa saat saja, tapi ternyata bisa menghalalkan yang haram dan men gharamkan yang halal. Saat itu terdapat mempelai pria, mempelai wanita, wali, da n saksi, lalu ijab-kabul dilakukan, sahlah keduanya sebagai suami-istri. Status keduanya pun berubah, asalnya kenalan biasa tiba-tiba jadi suami, asalnya tetang ga rumah tiba-tiba jadi istri. Orang tua pun yang tadinya sepasang, saat itu tam bah lagi sepasang. Karenanya, andaikata seseorang berumah tangga dan dia tidak s iap serta tidak mengerti bagaimana memposisikan diri, maka rumah tangganya hanya akan menjadi awal berdatangannya aneka masalah. Ketika seorang suami tidak sada r bahwa dirinya sudah beristri, lalu bersikap seperti seorang yang belum beristr i, akan jadi masalah. Dia juga punya mertua, itupun harus menjadi bagian yang ha rus disadari oleh seorang suami. Setahun, dua tahun kalau ALLOH mengijinkan akan punya anak, yang berarti bertambah lagi status sebagai bapak. Ke mertua jadi an ak, ke istri jadi suami, ke anak jadi bapak. Bayangkan begitu banyak status yang disandang yang kalau tidak tahu ilmunya justru status ini akan membawa mudharat . Karenanya menikah itu tidak semudah yang diduga, pernikahan yang tanpa ilmu be rarti segera bersiaplah untuk mengarungi aneka derita. Kenapa ada orang yang str ess dalam rumah tangganya? Hal ini terjadi karena ilmunya tidak memadai dengan m asalah yang dihadapinya. Begitu juga bagi wanita yang menikah, ia akan jadi seor ang istri. Tentusaja tidak bisa sembarangan kalau sudah menjadi istri, karena me mang sudah ada ikatan tersendiri. Status juga bertambah, jadi anak dari mertua, ketika punya anak jadi ibu. Demikianlah, ALLOH telah menyetingnya sedemikian rup a, sehingga suami dan istri, keduanya mempunyai peran yang berbeda-beda. Tidak b isa menuntut emansipasi, karena memang tidak perlu ada emansipasi, yang diperluk an adalah saling melengkapi. Seperti halnya sebuah bangunan yang menjulang tingg i, ternyata dapat berdiri kokoh karena adanya prinsip saling melengkapi. Ada sem en, bata, pasir, beton, kayu, dan bahan-bahan bangunan lainnya lalu bergabung de ngan tepat sesuai posisi dan proporsinya sehingga kokohlah bangunan itu. Sebuah rumah tangga juga demikian, jika suami tidak tahu posisi, tidak tahu hak dan kew ajiban, begitu juga istri tidak tahu posisi, anak tidak tahu posisi, mertua tida k tahu posisi, maka akan seperti bangunan yang tidak diatur komposisi bahan-baha n pembangunnya, ia akan segera ambruk tidak karu-karuan. Begitu juga jika mertua tidak pandai-pandai jaga diri, misal dengan mengintervensi langsung pada manaje men rumah tangga anak, maka sang mertua sebenarnya tengah mengadukaduk rumah tan gga anaknya sendiri. Seorang suami juga harus sadar bahwa ia pemimpin dalam ruma h tangga. ALLOH SWT berfirman, "Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena AL LOH telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan karena merek a telah membelanjakan sebagian harta mereka" (Q.S. An-Nissa [4]: 34). Dan seorang pemimpin hanya akan jadi pemimpin jika ada yang dipimpin. Artinya, jangan meras a lebih dari yang dipimpin. Seperti halnya presiden tidak usah sombong kepada ra kyatnya, karena kalau tidak ada rakyat lalu mengaku jadi presiden, bisa dianggap orang gila. Makanya, presiden jangan merendahkan rakyat, karena dengan adanya r akyat dia jadi presiden. Page 47 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Sama halnya dengan kasus orang yang menghina tukang jahit, padahal bajunya sendi ri dijahit, "Hmm, tukang jahit itu pegawai rendahan". Coba kalau bajunya tidak d ijahitkan oleh tukang jahit, tentu dia akan kerepotan menutup auratnya. Dia diho rmati karena bajunya diselesaikan tukang jahit. Lain lagi dengan yang menghina t ukang sepatu, "Ah, dia mah cuma tukang sepatu". Sambil dia kemana-mana bergaya m emakai sepatu. Tidak layak seorang pemimpin merasa lebih dari yang dipimpin, kar ena status pemimpin itu ada jikalau ada yang dipimpin. Misalkan, istrinya bergel ar master lulusan luar negeri sedangkan suaminya lulusan SMU, dalam hal kepemimp inan rumah tangga tetap tidak bisa jadi berbalik dengan istri menjadi pemimpin k eluarga. Dalam kasus lain, misalkan, di kantornya istri jadi atasan, suami kebet ulan stafnya, saat di rumah beda urusannya. Seorang suami tetaplah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Oleh karena itu, bagi para suami jangan s ampai kehilan gan kewajiban sebagai suami. Suami adalah tulang punggung keluarga, seumpama pil ot bagi pesawat terbang, nakhoda bagi kapal laut, masinis bagi kereta api, sopir bagi angkutan kota, atau sais bagi sebuah delman. Demikianlah suami adalah seor ang pemimpin bagi keluarganya. Sebagai seorang pemimpin harus berpikir bagaimana nih mengatur bahtera rumah tangga ini mampu berkelok-kelok dalam mengarungi bad ai gelombang agar bisa mendarat bersama semua awak kapal lain untuk menepi di pa ntai harapan, suatu tempat di akhirat nanti, yaitu surga. Karenanya seorang suam i harus tahu ilmu bagaimana mengarungi badai, ombak, relung, dan pusaran air, su paya selamat tiba di pantai harapan. Tidak ada salahnya ketika akan menikah kita merenung sejenak, "Saya ini sudah punya kemampuan atau belum untuk menyelamatka n anak dan istri dalam mengarungi bahtera kehidupan sehingga bisa kembali ke pan tai pulang nanti?!". Karena menikah bukan hanya masalah mampu cari uang, walau i ni juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras memb anting tulang memeras keringat, tapi ternyata tidak shalat, sungguh sangat merug i. Ingatlah karena kalau sekedar cari uang, harap tahu saja bahwa garong juga tu juannya cuma cari uang, lalu apa bedanya dengan garong?! Hanya beda cara saja, t api kalau cita-citanya sama, apa bedanya? Buat kita cari nafkah itu termasuk dal am proses mengendalikan bahtera. Tiada lain supaya makanan yang jadi keringat st atusnya halal, supaya baju yang dipakai statusnya halal, atau agar kalau beli bu ku juga dari rijki yang statusnya halal. Hati-hatilah, walaupun di kantong terli hat banyak uang, tetap harus pintar-pintar mengendalikan penggunaannya, jangan s ampai asal main comot. Seperti halnya ketika mancing ikan di tengah lautan, wala upun nampak banyak ikan, tetap harus hati-hati, siapa tahu yang nyangkut dipanci ng ikan hiu yang justru bisa mengunyah kita, atau nampak manis gemulai tapi tern yata ikan duyung. Ketika ijab kabul, seorang suami harusnya bertekad, "Saya haru s mampu memimpin rumah tangga ini mengarungi episode hidup yang sebentar di duni a agar seluruh anggota awak kapal dan penumpang bisa selamat sampai tujuan akhir , yaitu surga". Bahkan jikalau dalam kapal ikut penumpang lain, misalkan ada pem bantu, ponakan, atau yang lainnya, maka sebagai pemimpin tugasnya sama juga, yai tu harus membawa mereka ke tujuan akhir yang sama, yaitu surga. ALLOH Azza wa Ja lla mengingatkan kita dalam sabdanya, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan ba tu" (Q.S. At Tahriim [66]:6). Kepada pembantu jangan hanya mampu nyuruh kerja saj a, karena kalau saja dulu lahirnya ALLOH tukarkan, majikan lahir dari orang tua pembantu, dan pembantu lahir dari orang tua majikan, maka si majikan yang justru sekarang lagi ngepel. Pembantu adalah titipan ALLOH, kita harus mendidiknya den gan baik, kita sejahterakan lahir batinnya, kita tambah ilmunya, mudah-mudahan Page 48 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

orang tuanya bantu-bantu di kita, anaknya bisa lebih tinggi pendidikannya, dan y ang terpenting lagi lebih tinggi akhlaknya. Inilah pemimpin ideal, yaitu pemimpi n yang bersungguh-sungguh mau memajukan setiap orang yang dipimpinnya. Siapapun orangnya didorong agar menjadi lebih maju. *** Page 49 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

18. Kekuatan Amal Jamaah Semoga Allah menggolongkan kita semua menjadi orang-ora ng yang selalu sadar bahwa segalagalanya adalah milik Allah, diri kita milik All ah apapun yang kita inginkan pasti milik Allah. Sehingga tidak ada yang dituju s elain Allah. Dialah Allah yang Maha Agung, termasuk pertemuan ini tidak ada yang dituju kecuali semoga kita bisa semakin mengenal keagungan Allah dan semakin me ngenal cara agar bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah. Saudara-saudaraku s ekalian... Allah mempunyai nama dalam Asmaul Husna Al Jami , Allah Maha Menghimp un. Dalam bahasa Arab apabila ada huruf Arab ja-min- ain itu artinya menghimpun. Sebaik-baiknya perhimpunan merujuk kepada amalan mesjid. "Hanyalah orang-orang yang memakmurkan mesjid Allah, yakin kepada Allah, yakin kepada hari akhir, mene gakkan sholat, membayar zakat dan tdak pernah i gentar selain kepada Allah merek a itulah yang diharapkan mendapat petunjuk" Sekarang banyak sekali perhimpunan d i Indonesia, tapi apakah perhimpunan ini yang dihimpun Allah dalam kebaikan atau perhimpunan dalam kebathilan. 4 (Empat) amalan perhimpunan mesjid yang diupayak an berhimpun dimanapun lebih dari 1 orang amalkan amalan ini karena inilah amala n dirumah Allah yaitu : 1. Amalan mesjid perhimpunan itu majlis dzikir Sepertinya dimanapun kita berhimpun haruslah menjadi majlis dzikir. Mesjid, shol at, dzikir. Dzikir, baca qur an, wirid itu semua mengingat Allah. Tidaklah berhi mpun orang dengan berdzikir mengingat Allah kecuali rahmat Allah akan datang. Ma ka perhimpunan apapun harus niatnya untuk Allah karena Allah membela agama Allah ini menjadi kebaikan. Harusnya rumah itu menjadi majlis dzikir. Jadikan semuany a menjadi aspek dzikir, Insya Allah aman itu rumah. Rumah tangga yang begitu ban yak ingat kepada Allah, beli barang yang disukai Allah akan membuat hati ini ten tram. 2. Amalan mesjid adalah taklim Menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu. Jadi apabila amalan mesjid ini dibawa kerum ah, kekantor akan barokah. Apa sebabnya? karena nuansanya tawasaubil haqqi wa ta wasau bissabr (saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesab aran). Ilmu bisa membuat hati jadi ringan. Maka pastikan majlis sekecil apapun s elain ingat dan niat kepada Allah ilmu kuncinya. Pokoknya pertemuan tidak menjad i ilmu rugi. Tiap hari tidak nambah ilmu rugi. Sebaiknya ketemu orang jadi ilmu. Kalau saudara bekerja hanya ingin cari uang, garong juga kerjanya cari uang han ya beda cara. Kalau saudara bekerja hanya ingin cari makan, domba juga kerjanya cari makan. Kalau saudara bekerja hanya ingin mencari gaji, bagaimana kalau mati sebelum gajian? Kita bekerja mencari Allah. Kalau kita bekerja, jualan, berumah tangga karena Allah yang dicari maka Allah-lah yang punya apapun yang kita ingi nkan. Setiap kali punya uang belikan buku, itu semua incestasi. Tidak apa-apa ru mah kita tidak bagus barang-barangnya yang penting bagus ilmunya. Maka mulai saa t ini saya berharap jamaah yang hadir kalau punya uang penuhi : 1. hak keluarga 2. hak ibadah 3. hak kesehatan Page 50 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

4. ilmu baru selebihnya beli barang-barang yang kiranya melengkapi. 3. Dakwah Setiap berhimpun harus jadi dakwah. Mesjid itu fungsinya dakwah walau 1 ayat, sa mpaikan! Pendakwah yang baik alat ukurnya bukan orang lain jadi baik, pendakwah yang baik adalah orang dengan dakwahnya dirinya makin baik. Saudara berkumpul di sini dan dapat ilmu itu adalah kemurahan Allah kepada saudara. Mungkin buah sede kah saudara kepada seseorang, mungkin buah doa orang tua kepada saudara, mungkin munajat anak-anak kepada orang tuanya, jadi saja ilmu itu sampai. Dakwah harus jadi program di perusahaan kita, dirumah tangga kita dan dimanapun.. Rugilah hid up cuma sekali tapi tidak menjadi contoh kebaikan. Usahakan sekuatkuatnya bila o rang melihat diri kita pribadi maupun kelompok, orang melihat keindahan Islam. 4. Hikmat/Melayani Inilah sesungguhnya rahasia kesuksesan sebuah majlis yang barokah. Dimana setiap berkumpul selain membuat ingat kepada Allah, terus berkembang kemampuannya deng an ilmu, menebarkan dakwahnya dengan contoh-contoh kebaikan dan yg tidak kalah p entingnya dia melayani yang ada disekitarnya. Sepatutnya jamaah mesjid itu seper ti itu. Harusnya rumah tangga kita atau kelompok kita adalah yang ingin melayani umat. Bila kita sebagai sales biasanya bila mau keluar rumah berapa target yang harus didapat, berapa order yang harus masuk, berapa barang yang harus saya jua l, wah itu cenderung stress. Kalau kita sebagai sales, tiap hari yang dikatakan berapa banyak orang yang berbahagia dengan kedatangan kita, berapa banyak orang yang bisa saya tolong sepanjang hari ini, berapa banyak orang yang bisa saya sen angkan sepanjang hari ini. Pikirannya adalah hikmat ke masyarakat. Apakah orang lain tidak berterima kasih kita rugi, apakah kita tidak diberi insentif kita rug i? Yang rugi itu tidak menolong orang lain. Rezeki itu tidak harus satu jalur, m emangnya rejeki itu kita yang ngatur? Suka-suka Allah. Ujian adalah cara Allah m endidik kita. Jadi setiap kali kita bermajlis/bertemu dalam skala apapun harus a da orang yang terlayani oleh kita. Sekecil apapun layani. Makin melayani makin d icintai. Nah saudara-saudara sekalian.... Ayo cari uang yang banyak supaya makin banyak kita nolong orang, nyari ilmu yang banyak supaya banyak ngajarin orang, latihan bela diri yang baik supaya nanti kalau ada apa-apa bisa nolongin orang. Teruskan kembangkan semua potensi kita nafkahkan di jalan Allah. Nggak usah rewe l nggak usah banyak omong, Allah lebih tahu kebutuhan kita dibanding kita sendir i. Indah hidup ini bila mengingat Allah, sayang bila hidup ini dirusak hanya kar ena angkara murka. Oleh karena itu 4 (empat) amalan ini akan menjadi amalan mesj id kita bawa kerumah kita sehingga bisa jadi seperti rumah Allah, kita bawa ke p erusahaan kita supaya perusahaan kita seperti perusahaan milik Allah. Insya Alla h kalau negara kita seperti ini, barokah..!! 19. Hidup ini Indah Allah Maha Indah dan amat mencintai keindahan. Berarti siapa pun yang rindu menjadi orang yang dicintai Allah kita harus mengenal apa yang na manya keindahan, karena keindahan adalah salah satu jalan agar kita dicintai ole h Allah. Page 51 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Dan standart, kita itu suka pada keindahan. Allah menciptakan dunia ini indah ba hkan surga saja diceritakan penuh keindahan. Memang sudah standart pada diri kit a senang yang indah. Lalu mengapa hati yang cuma satu-satunya ini harus kita isi dengan kejelekan? Jelek itu tidak pernah bersatu dengan keindahan. Kalau alam i ni indah dan hati kita mencintai keindahan, niscaya akan terpancar pribadi yang indah. Saudara-sadaraku sekalian....... Harusnya keindahan semua yang kita lihat membuat hati kita indah dan kalau hati sudah indah maka terpancar keindahan dar i diri kita. Nah, Rasulullah SAW juga ternyata i dah. Rambutnya n indah, matanya indah, suaranya indah, wajahnya indah dan yang paling mengesankan adalah pribad inya yang indah. Kita manusia juga senang keindahan. Iklan sampo dijamin yang pu nya rambut indah. Kita berkunjung ke taman yang indah. Jarang kita berkunjung ke tempat pembuangan sampah. Yang jadi masalah sekarang bagaimana keindahan itu ada pada diri kita? Keindahan itu lekat dengan sesuatu yang bersih. Rumah megah, ko tor hilang keindahannya. Rambut indah, kotor juga hilang keindahannya. Bersih ba gian terpenting dari keindahan. Bersih lahir dan bersih batin. Ada orang yang be rsih tapi hatinya busuk dijamin tidak akan indah. Maka siapapun yang ingin tampi l indah, perkataan yang harus selalu ditanyakan, saya bersih atau tidak? Karena kalau hati sudah busuk, pikiran busuk dan omongan juga busuk. Kita semua pasti j adi tua. Kalau kita mengandalkan kecantikan keindahan lahir, itu tidak bisa dipe rtahankan. Kalau pertahanan keindahan sudah habis dan pribadi tidak indah maka t idak ada yang tersisa. Jadi siapapun diantara kita yang tidak pernah bertanya ap akah mata ini sudah bersih, apakah pikiran kita sudah bersih, apakah pembicaraan kita bersih, apakah harta kita sudah bersih, apakah hati kita sudah bersih ? Ka lau bersih belum menempati bagian dari diri kita tipis harapan. "Amat beruntung orang yang gigih mensucikan dirinya dan merugi orang yang mengotorinya". Sekaran g kita lihat dulu apa komponen yang penting dari keindahan dan kebersihan ini. 1. Kesabaran Orang yang tidak sabar, berkeluh kesah, menggerutu, orang yang mudah panik, emos ional akan hilang keindahannya. "Orang yang jamin sabar itu adalah orang yang ya kin kami milik Allah dan bakal kembali kepada Allah". Kita tidak punya apa-apa I nsya Allah adalah indah. Berarti orang yang tidak akan indah dalam hidupnya, ora ng yang merasa segalanya milik dirinya, merasa takut kehilangan, merasa takut ru sak, takut diambil...panik dalam hidupnya. Marilah belajar sabar karena sabar pa ngkal keindahan. Sabar dalam hal apa? Sabar dalam taat kepada Allah. Shalat saba t, tahajud sabar, melihat maksiat sabar. Ada orang yang dalam sholat sabar tapi lihat maksiat tidak sabar. Sabar ketika ditimpa musibah, sabar ketika sakit, tid ak berkeluh kesah. Kesabaran itu pada pukulan pertama dalam ujian. Jadi kalau ki ta ingin melihat kesabaran kita lihat ketika datang yang pertama hantaman kepada kita. Dan jika kita tetap tenang, Insya Allah kesananya lebih mantap. Pendek ka ta keindahan akrab dekat dengan kesabaran. Tidak punya kesabaran hilang keindaha n penampilan, keindahan rupa, keindahan rumah, keindahan harta bagi orang yang t idak sabar. 2. Kelembutan Kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali akan menjadi indah. Maka bagi orang-oran g yang ingin dicintai Allah, pertanyaan kedua adalah sampai sejauh mana kelembut an ada pada diri kita? Orang yang kasar, bengis, kaku, keras ini tidak nyunnah. Rasulullah SAW adalah seorang petarung terbaik. Tidaklah bertempur kecuali belia u berada di baris terdepan. Tapi peperangan dan Page 52 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

pertempuran yang dahsyat tidak merubah kehalusan budi pekertinya. Guru yang kasa r jauh tidak disukai dibanding guru yang bertutur kata lembut. Ibu yang bengis, kasar sulit untuk mencuri hati anaknya. Saudara-saudara sekalian... Kita punya b ahan yang lembut tapi kasar yang keluarnya, hilang keindahannya. Seindah apapun penampilan bila prilaku kesehariannya, kelakuannya kasar, kata-katanya kasar aka n jatuh wibawanya, jatuh keindahannya. Ingat 2 minggu yang lalu pendamping diam itu emas adalah 4S yaitu : Senyum, Salam, Sapa, dan Santun Marilah kita upayakan kelembutan itu bagian dari sikap kita. Kalau memanggil seserorang, panggilah de ngan panggilan yang paling halus. Subhanallah, kelembutan itu indah. 3. Ikhlas Makin ikhlas, makin bersih hati, makin putus harapan selain kepada Allah SWT. It u terpancar kebersihannya dari tutur kata dan prilaku. Indah keikhlasan itu. Mak in bersih dari rasa ingin dihormati, dari rasa ingin dihargai, dari rasa ingin d ipuji harus dengan cara terbaik. Berbahagialah bagi ibu yang merdeka tidak berbu at kebaikan karena ingin dibalasbudi oleh suami tapi berbuat kebaikan karena ing in dicintai Allah.. Orang yang ikhlas berbuat sekecil apapun kebaikan, Allah yan g akan membersar-besarkannya, menurut Imam Ali. Insya Allah orang yang ikhlas di a akan puas dengan apa yang dilakukan, bukan puas dengan apa yang didapatkan. Or ang yang ikhlas kesibukannya adalah bagaimana supaya yang dilakukan ini disukai Allah, terlepas dari orang lain menghargai atau memuji atau tidak. 4. Mengamalkan Sunnah Keindahan itu lekat kepada orang yang paling banyak mengamalkan sunnah-sunnah ra sul sesudah yang fardhu. Amalan fardhu itu bagai bangunan yang kokoh tiang, pond asi dan bangunan. Tapi bangunan ini jadi indah sesudah dicat, keramiknya bersih, pakai taman, pakai pagar, inilah amalanamalan sunnah. Kita menunaikan yang fard hu Insya Allah kita menjadi pribadi yang kokoh tapi dengan amalan yang sunnah ja di pribadi yang kokoh dan indah. Jarang sholat tapi mengamalkan yang sunnah sepe rti pakai dasi tapi tidak pakai yang fardhu. Jadi semakin banyak kita mengamalka n yang sunnah sesudah yang fardhu semakin indah. Makanya kita harus belajar tahu bagaimana Nabi Muhammad itu kesehariannya. Sampai hal yang kecil kita tiru Nabi Muhammad itu lambat laun pribadi kita jadi indah. Dari mulai bangun tidur senyu m, doa, tata mulai bangun tidur. Dikamar mandi tidak berlama-lama, tidak bicara, itu sunnah. Tertib sampai hal-hal yang paling kecil. Sudah ada aturannya semua. Mulai sekarang miliki buku tentang Nabi Muhammad. Luangkan waktu untuk mengetah ui bagaimana senyumnya, bagaimana santunnya, bagaimana kedermawanannya, bagaiman a keberaniannya. Makin tahu tentang Nabi Muhammad pelan tapi pasti pribadi kita akan bergerak menjadi pribadi yang indah. Mudah-mudahan dengan 4 hal tersebut, k ita mulai memperindah topeng kita dengan kebersihan, kerapihan dan perawatan. Ta pi yang paling penting dari itu kebersihan batin kita yaitu komponennya kesabara n, kelembutan, ikhlas dan mengamalkan yang sunnah sesudah fardhu. Wallahu alam Page 53 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Page 54 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

20. Z u h u d Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya: P ERTAMA, orang berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya m ewah gaya hidupnya, untungnya perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya , sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang diangga p tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar za kat atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan. KEDUA, orang yang tidak be rharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidupnya mewahnya sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyat aan. Tidaklah aneh jika keadaan finansialnya lebih besar pasak daripada tiang. N ampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat m enderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hna dan bahkan menjadi bahan tertawa an orang lain yang mengetahui keadaan yang sebenarnya. KETIGA, orang yang tak be rharta t pi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu a pening d alam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian d an penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina ka lau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menunjukkan berharap dikasihani. Tak menunjukkan kemiskinannya, tegar dan memiliki harga diri. KEEMPAT , orang yang berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia ingin kan namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya t idak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup pe luang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menj adi contoh kebaikan yang tidak habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. M emang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersah aja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Prib adinya yang lebih kaya dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikin ya. Subhanallah. 21. Rasul Panutan Umat Salam sejahtera kepada penghulu segenap makhluk yang pali ng mulia, rakhmat bagi semesta alam, manusia paling sempurna, paling suci, dan p enyempurna revolusi zaman, dialah Muhammad SAW. Dialah nabi paling pemurah, pali ng peramah, penuh kharisma dan kewibawaan, kesantunan, serta bergelar khatamul a nbiya. Dialah jalan terang bagi gelapnya kehidupan dengan kesemarakan akhlaknya yang mulia, itulah puncak dari kebesaran dan kesempurnaannya sehingga beroleh ge lar Al Amin (yang dipercaya). Berkaitan dengan keagungan nabi ini, Sayyid Hussei n Nasr seorang cendekiawan muslim terkemuka menulis, "Makhluk yang paling mulai ini (Muhammad SAW) juga dinamakan Ahmad, Musthafa, Abdullah, Abul-Qasim, dan jug a bergelar Al Amin-yang terpercaya. Setiap nama dan gelar yang dimilikinya mengu ngkapkan suatu aspek wujud yang penuh berkah. Ia adalah, Page 55 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

sebagaimana makna etimologis yang dikandung dalam kata Muhammad dan Ahmad, yang diagungkan dan dipuji; ia adalah musthafa (yang terpilih), abdullah (hamba ALLOH yang sempurna) dan terakhir, sebagai ayah Qasim. Ia bukan hanya Nabi dan utusan (rasul) ALLOH, tetapi juga kekasih ALLOH dan rahmat yang dikirimkan ke muka bum i, sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran, "Dan tidaklah kami utus engkau (Muh ammad) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam." (Q.S. Al Anbia [21]:107). Ung kapan keagungan ini tidaklah berlebihan karena ALLOH Azza wa Jalla pun memuji be liau, bahkan senantiasa bershalawat kepadanya, firman-Nya, "Sesungguhnya ALLOH d an para malaikatNya melimpahkan shalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang ber iman, sampaikanlah shalawat dan salam kepadanya." (Q.S. Al Ahzab [33]:56). Demik ianlah ALLOH dan para malaikat bershalawat kepadanya, seharusnya apatah lagi kit a sebagai makhluk kecil yang tiada berdaya ini. Disamping bershalawat ternyata p enghormatan kepada Rasulullah SAW memiliki etika tersendiri. Tidak cukup hanya b ershalawat saja, karena yang terpenting adalah kita harus yakin benar bahwa Rasu lullah adalah suri tauladan sepanjang zaman. Jikalau kita ikut dalam tuntunan be liau insya ALLOH akan selamat dunia dan akhirat. ALLOH SWT menjelaskan dalam fir man-Nya, "Dan sesungguhnya Rasul ALLOH itu menjadi ikutan (tauladan) yang baik u ntuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui ALLOH di hari kemudian dan y ang mengingati ALLOH sebanyak-banyaknya." (Q.S. Al Ahzab [33]: 21). Seakan ayat ini menyatakan bahwa tidak usah kita melakukan apapun kecuali ada contohnya dari Rasulullah. Ketika misalnya, rumah tangga keluarga kita berantakan, maka solusi terbaiknya adalah dengan mencontoh Rasul dalam mengemudikan bahtera rumah tangg anya. Subhanallah, siapapun yang mampunyai referensi Rasulullah dalam perilaku s ehari-harinya, maka hidupnya seperti seorang yang punya katalog yang sangat muda h di akses, segalanya serba tertuntun. Begitu pentingnya tauladan ini. Itulah se babnya mengapa P4 gagal di Indonesia? Padahal dimanamana dilakukan penataran, be rbagai metode dan pola digunakan, biaya pun keluar miliaran rupiah, tapi mengapa tidak berhasil merubah pola pikir masyarakat? Jawabannya mudah saja, menurut ya ng saya pahami dari Dr. Ruslan Abdul Ghani yang menyatakan bahwa salah satu peny ebab utamanya adalah karena tidak ada contohnya. Siapa sekarang orang Indonesia yang paling Pancasilais sehingga layak ditauladani perilakunya? Belum ada! Karen anya berbahagialah umat Islam yang mempunyai tauladan Rasulullah SAW, dalam diri nya semua aspek kehidupan telah ada reperensinya. Mau duduk, bertemu dengan kawa n, bertemu dengan orang kaya, bercakap dengan orang papa, berhubungan dengan pej abat, semua telah ada contohnya, termasuk bagaimana teknik menghadapi penjahat. Semuanya sudah jelas, bahkan sampai hal yang paling sederhana seperti di kamar k ecil yang paling tersembunyi sekalipun, semua ada tuntunannya. Sayangnya kita ja rang menyempatkan diri untuk mempelajari bagaimana perilaku Rasulullah SAW yang sebenarnya. Karenanya jikalau Pesantren Daarut Tauhiid saat ini dianggap sedang "naik daun", maka sama sekali bukan karena ide cemerlang seseorang, hakikatnya k arena pertolongan ALLOH Azza wa Jalla dengan syariat mengamalkan sebagian dari t untunan Rasulullah SAW yang diaktualisasikan dan dikemas sedemikian rupa. Jadi, apatah lagi bagi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua yang telah Rasul t untunkan, hasilnya tentu akan jauh lebih luar biasa lagi. Oleh karena itu, bagi sahabat yang dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan di hormati muridnya, tidak membosankan murid ketika mengajar dikelas, proses belaja rmengajar menjadi efektif, serta para muridnya menjadi cerdas dan berpikiran maj u, maka contohlah Page 56 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar? Ternyata Rasulullah mengaja r dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dan sangat ingin para sahabatnya menjad i maju. Jikalau anda seorang manager perusahaan atau pejabat di sebuah instansi pemerintahan, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar bisa sukses denga n tetap mengikuti tuntunan Rasulullah? Ternyata Rasulullah SAW dalam berorganisa si itu rendah hati, lembut perangainya, senang bertukar pikiran, selalu meminta ide, saran, dan koreksi dalam bermusyawarah. Adapun bagi pemuda yang ingin dicin tai, disukai, penuh pesona, melimpah kharismanya, maka pelajari bagaimana pribad i Rasul. Para sahabat seperti halnya Imam Ali ternyata juga meneladani Rasululla h SAW. Nampaknya jikalau kita berat menghadapi hidup ini, maka pertanyaannya ada lah sampai sejauh mana kita mampu meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Ras ulullah SAW? Demikian penting arti sebuah tauladan atau penuntun bagi kehidupan seseorang. Karenanya siapapun akan sengsara atau bahkan tersesat jikalau tidak p ernah meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW. Dialah penuntun kita dari kesesatan dan gelapnya kehidupan. Seperti halnya sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kejadia nnya adalah dari penuturan seorang mubaligh asal Bandung. Ketika itu ia diundang bertabligh di suatu tempat di Tasikmalaya. Berangkatlah ia naik mobil bersama p enjemputnya. Penjemput sebagai penunjuk arah di depan satu mobil dan sang mubali gh mengikuti di belakang dengan mobil lain. Beberapa jam perjalanan lancar-lanca r saja, sayangnya setelah beberapa saat sampai di wilayah Tasik, penunjuk arah m emacu kendaraannya lebih cepat sehingga mobil sang mubaligh tertinggal jauh di b elakang. Cerita selanjutnya mudah ditebak, sang mubaligh pun tersesat. Belok kir i tidak ketemu, belok kanan masuk pasar, waktu pun berlalu sia-sia, hatinya bahk an sudah mulai gelisah tidak menentu. Nampaklah betapa sengsaranya orang yang te rsesat, waktu dan tenaganya terbuang percuma, tujuan tidak menentu, perasaan pun tidak enak, bahkan sebentar-sebentar harus tanya sana-tanya sini, sungguh merep otkan. Demikianlah kegelisahan akan makin akrab dengan orang-orang yang kehilang an penuntun dalam hidupnya. Bayangkan saja andaikata kita tidak punya penuntun, tidak punya penunjuk arah, lalu kita berjalan menuju suatu tempat yang belum dik etahui sebelumnya, pastilah tidak akan menentramkan perjalanan tersebut. Tapi ji kalau penuntun, arah, dan tujuannnya jelas, maka langkah kita akan mantap dan ha ti pun senantiasa disaputi ketentraman. Dan Rasulullah SAW adalah penuntun dan p nautan kita sepanjang Zaman. 22. Amal yang Tetap Bermakna Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya tem poral, karena bisa jadi perbuatan tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasannya b elum sempurna. Karena aktivitas ibadah yang dilakukan secara temporal tiada lain , ukurannya adalah urusan duniawi. Ia hanya akan dilakukan kalau sedang butuh, s edang dilanda musibah, atau sedang disempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningk atlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika pertolongan ALLOH datang, kem udahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senang nya bersama ALLOH malah menghilang. Page 57 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Bagi yang amalnya temporal, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi meningkat, shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu, tapi anehnya ke tika sudah menikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam ber-taqarrub kepada ALL OH sebagai bentuk ungkapan rasa syukur. Ketika berwudhu, misalnya, ternyata disa mping ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pu n yang melihat, wudhu kitapun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih diperc epat. Atau ketika menjadi imam shalat, bacaan Quran kita kadangkala digetar-geta rkan atau disedihsedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika sha lat sendiri, shalat kita menjadi kilat, padat, dan cepat. Kalau shalat sendirian dia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan lebih bagus. Hati-ha tilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasan ibadah-ibadah kita ini. Kare nanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah kualitas dan kuanti tasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita kurang ikhlas dala m beramal. Hal ini berbeda dengan hamba-hamba-Nya yang telah menggapai maqam ikh las, maqam dimana seorang hamba mampu beribadah secara istiqamah dan terus-mener us berkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja bersimpuh suj ud merindukan pertolongan ALLOH. Sedangkan ketika diberi kelapangan dan kesenang an yang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi atas nikmatNya ini. Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kon disi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda de ngan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketik a ada orang lain memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan dis egani. Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhla s ini. Betapa tidak? Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi orang-orang ikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala amalan sunah atau wajib. Hal ini akibat niatnya yang bagus. Maka, bagi o rang-orang yang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas niatny a lurus kepada ALLOH saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya, "Bismilahir rahmanirrahiim, ya ALLOH semoga aktivitas duduk ini menjadi amal kebaikan". Lisa nnya yang bening senantiasa memuji ALLOH atas nikmatnya berupa karunia bisa dudu k sehingga ia dapat beristirahat menghilangkan kepenatan. Jadilah aktivitas dudu k ini sarana taqarrub kepada ALLOH. Karena banyak pula orang yang melakukan akti vitas duduk, namun tidak mendapatkan pertambahan nilai apapun, selain menaruh [m aaf!] pantat di kursi. Tidak usah heran bila suatu saat ALLOH memberi peringatan dengan sakit ambaien atau bisul, sekedar kenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang ALLOH karuniakan kepada kita. Begitupun ketika makan , sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati yang paling dalam kita meyakini bahwa ALLOH-lah yang memberi makan tiap hari, tiada satu har i pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya. Kalau membeli sesuatu, perhitu ngkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena ALLOH. Ketika membeli kendaraa n, niatkan karena ALLOH. Karena menurut Rasulullah SAW, kendaraan itu ada tiga j enis, 1) Kendaraan untuk ALLOH, 2) Kendaraan untuk setan, 3) Kendaraan untuk dir inya sendiri. Apa cirinya? Kalau niatnya benar, dipakai untuk maslahat ibadah, m aslahat agama, maka Page 58 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

inilah kendaraan untuk ALLOH. Tapi kalau sekedar untuk pamer, ria, ujub, maka in ilah kendaraan untuk setan. Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misakan k uda dipelihara, dikembangbiakan, dipakai tanpa niat, maka inilah kendaran untuk diri sendiri. Pastikan bahwa jikalau kita membeli kendaraan, niat kita tiada lai n hanyalah karena ALLOH. Karenanya bermohon saja kepada ALLOH, "Ya ALLOH saya bu tuh kendaraan yang layak, yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa m eringankan untuk berbuat amal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah". Subh anallah bagi orang yang telah meniatkan seperti ini, maka, bensinnya, tempat dud uknya, shockbreaker-nya, dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan keb aikan, insya ALLOH. Sebaliknya jika digunakan untuk maksiyat, maka kita juga yan g akan menanggungnya. Kedahsyatan lain dari seorang hamba yang ikhlas adalah aka n memperoleh pahala amal, walaupun sebenarnya belum menyempurnakan amalnya, bahk an belum mengamalkanya. Inilah istimewanya amalan orang yang ikhlas. Suatu saat hati sudah meniatkan mau bangun malam untuk tahajud, "Ya ALLOH saya ingin tahaju d, bangunkan jam 03. 30 ya ALLOH". Weker pun diputar, istri diberi tahu, "Mah, k alau mamah bangun duluan, bangunkan Papah. Jam setengah empat kita akan tahajud. Ya ALLOH saya ingin bisa bersujud kepadamu di waktu ijabahnya doa". Berdoa dan tidurlah ia dengan tekad bulat akan bangun tahajud. Sayangnya, ketika terbangun ternyata sudah azan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia akan gembira berca mpur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajud dan gembira karena ia mas ih kebagian pahalanya. Bagi orang yang sudah berniat untuk tahajud dan tidak dib angunkan oleh ALOH, maka kalau ia sudah bertekad, ALLOH pasti akan memberikan pa halanya. Mungkin ALLOH tahu, hari-hari yang kita lalui akan menguras banyak tena ga. ALLOH Mahatahu apa yang akan terjadi, ALLOH juga Mahatahu bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita terlalu banyak. Hanya ALLOH-lah yang menidurkan kita dengan pulas. Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal. Subhanallah. *** 23. Mengenal Allah Tiada Tuhan selain ALLAH, Dzat yang Maha Mengurus semesta ala m ini dengan perhitungan yang sangat cermat dan sempurna, sehingga ciptaan-Nya a dalah maha sempurna adanya. Sangat pasti tidak akan pernah ada ciptaan-Nya yang jelek atau dianggap gagal. Kalaupuan ada yang dianggap gagal, maka yang gagal ad alah kita belum memahami kemahasempurnaan ilmu-Nya dan tidak bisa mengambil hikm ah dari segala ciptaan-Nya. Sahabat-sahabat, sangat dipastikan ALLAH SWT adalah Dzat yang tidak diserupai dan menyerupai apapun dan siapapun, Ia"laisa kamislihi syaiun". Jadi, bedanya kita dengan pemahamanpemahaman agama lain, ALLAH SWT bena r-benar Mahasempurna adanya. Sehingga apapun yang terbayang dalam benak kita, ya ng membentuk sesuatu, pastilah bukanlah ALLAH yang sesungguhnya. Mahasuci ALLAH dari dzat yang menyerupai dan menyamai-Nya. Sebab, ALLAH adalah Dzat yang tidak akan pernah diserupai dan menyerupai apapun dan siapapun. Allahuakbar. Suatu wak tu pernah berdialog dengan seorang Kristen, tentang apa dan bagaimana yang dimak sud dengan konsep tiga tuhan (trinitas), konsep ketuhanan satu dalam tiga, tiga dalam satu. Rekan ini menjawab bahwa hal itu (konsep trinitas) dapat diumpamakan seperti sebatang rokok; ada asap, Page 59 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

ada abu, dan ada rokoknya. Ketiga komponen rokok ini adalah saling terkait satu sama lainnya, tak dapat dipisahkan. Itulah yang dimaksud dengan konsep trinitas, konsep satu di dalam tiga atau tiga di dalam satu. Tuhan dalam persepsinya memi liki tiga oknum yang disebut Tuhan Bapak, Roh Kudus, dan Tuhan Anak atau Yesus K ristus (Nabi Isa). Tiga oknum Tuhan ini saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Allahuakbar, kit a sebagai umat Islam tentunya tidak bisa melakukan pendekataan seperti ini karen a hal itu tidak sesuai dengan penghormatan kita kepada ALLAH SWT. ALLAH Azza wa Jalla juga tidak berbentuk manusia. ALLAH benar-benar tidak terjangkau oleh akal pikiran kita. ALLAH hanya bisa dijangkau oleh keyakinan kita. Dalam surat Al-Ik hlas jelas sekali dinyatakan bahwa ALLAH tidak beranak dan tidak diperanakkan, " Katakanlah: "Dialah ALLAH yang Mahaesa. ALLAH adalah Tuhan yang bergantung kepad a-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada diperanakan. Dan tidak ada seo rangpun yang setara dengan Dia" [Q.S. Al Ikhlas (112): 14]. Jadi, kalau dikataka n bahwa ALLAH itu Esa, Tunggal, atau Satu, maka satunya ini bukan satu dalam pem ahanan kita. Karena satu dalam pemahaman kita bisa berarti setengah ditambah set engah, bisa dua dikurang satu, bisa sepertiga ditambah sepertiga ditambah lagi s epertiga, atau bisa juga dua dibagi dua. Satunya kita--manusia--bisa didekati de ngan banyak hal, tapi kalau Ahadnya ALLAH, Esanya ALLAH, Satunya ALLAH, maka "MU TLAK", ialah yang tidak terbagi, tidak bertambah, atau berkurang barang sedikitp un. Dialah yang Mahatunggal, yang tidak terpecahpecah, yang tidak akan bertambah atau berkurang sedikitpun. Subhanallah, ALLAH SWT pastilah Dzat yang menguasai segala-galanya. Jagat raya ini adalah ciptaan yang dicipta dengan sangat cermat seksama, dan dengan maha sempurna diatur dan diurus dalam kemahakuasaan-Nya. Mak a, kalau disebut ALLAH itu Mahabesar, maka bukan besar yang ada dalam benak kita atau versi manusia, sebab besar dalam versi kita pastilah ada ukurannya, meter atau meter kubik, misalnya. Tapi, kebesaran ALLAH sama sekali tidak terjangkau o leh ukuran kita, ukuran manusia. Besarnya ALLAH meliputi dan melampaui ukuran da n perhitungan manusia. Demi ALLAH, dengan sangat pasti pula ALLAH SWT. adalah Dz at yang tidak bersemayam seperti yang kita duga, sebab kalau demikian maka tempa t itu boleh jadi lebih besar daripada ALLAH sendiri. Allahuakbar, Mahasuci ALLAH dari segala dugaan kita. Pendek kata, semua kata-kata yang menggambarkan eksist ensi ALLAH yang maha kesempurnaannya itu adalah tidak akan pernah cukup untuk me njelaskan tentang ALLAH. ALLAH yang Mahasempurna melampaui segala yang bisa dike jar dalam perasaan dan alam pikiran kita, karena akal kita sangat terbatas, sang at mungil, sangat sederhana. Maka, jelaslah akal kita, pikiran kita tidaklah aka n cukup untuk bisa mencapai keagungan dan kesempurnaan ALLAH yang Maha Menguasai segala-galanya dengan total, mutlak, dan sempurna. Pendek kata jagat raya yang maha besar kedahsyatan dan keluasannya ini, semuanya pasti dibuat oleh ALLAH, da n sangat pasti diatur dan diurus oleh ALLAH dari yang mega makro sampai yang sup er mikro. Lihatlah DNA-RNA, kromosom, atau semua yang ada ditubuh kita. Sel misa lnya, kalau dipecahpecah lagi, atau dipecah lagi sampai yang paling kecil, mutla k ALLAH-lah yang mencipta, mengurusnya setiap saat. Subhanallah, hidup kita di d unia ini yang hanya sebentar saja, yang sekedar mampir sejenak. Lalu, kalau kita tidak tahu apapun tentang kebesaran-Nya, tidak mengenal tentang kekuasaan-Nya, tidak mengenal tentang kagungan-Nya, maka, sangat rugilah diri kita. Pikirkan, b ahwa kita tidak tahu tentang rambut kita, bagaimana menumbuhkan dan mengurusnya. Alis, kita tidak pernah melihat alis yang aslinya secara langsung, bulu mata, b ulu hidung, kenapa tumbuhnya terbatas? Kenapa tidak seperti rambut di kepala kit a yang terus memanjang dan memanjang tanpa kita bisa menghentikannya barang seje nak? Bayangkan kalau misalnya, alis, bulu mata, dan bulu hidung, terus memanjang tanpa henti? Ngeri bukan? Subhanallah, ALLAH telah mengurusnya dengan Mahacerma t dan Mahasempurna tanpa pernah luput sedetikpun. Firman-Nya Page 60 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

dalam ayat kursi, "ALLAH. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah), melainkan Dia. Yang hidup kekal, lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); Tidak mengantuk da n tidak tidur. Kepunyaan ALLAH-lah kerajaan langit dan bumi..." [Q.S. Al Baqarah (2): 255]. Maka, nyatalah bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang diri kita, sela in ALLAH yang mengurusnya. Jantung berdetak-detak, kita tidak mengerti bagaimana jantung kita berdetak, mengapa berdetak, siapa yang mendetakkan, padahal kita t idak berniat mendetakkannya. Kita juga tidak tahu bagaimana kita mengurus air lu dah kita. Kita tidak tahu komposisinya padahal ini sangat penting dan untungya a ir ludah ini jumlahnya cocok dengan kebutuhan mulut kita. Bayangkan kalau jumlah nya kebanyakan, pastilah kemana-mana kita harus bawa lap, saputangan, bahkan mem bawa ember atau kaleng. Jadi, Allahuakbar, kita semuanya dibuat oleh ALLAH serba terukur dengan mahacermat secermat-cermatnya. Kita ini ALLAH-lah yang mengurusn ya. Nah, untuk mengenal ALLAH ada dua caranya yaitu: dengan mengenal diri kita d engan lebih seksama, dan yang kedua melakukan pendekatan lewat pemahaman pada as ma-asma ALLAH. Tidak bisa tidak meneliti dan mengenal diri sendiri merupakan kun ci rahasia untuk mengenal ALLAH, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, bahwa "Bara ngsiapa mengetahui dirinya sendiri, maka ia akan mengetahui Tuhannya". Kata menge tahui disini bukanlah berarti kita mengetahui bahwa kita mempunyai pancaindra, an ggota badan. Pengetahuan yang hanya sampai pada pemikiran seperti ini bukanlah k unci untuk mengenal Tuhan. Subhanallah, sebenarnya jasad kita yang dicipta denga n maha sempurna ini dapat kita ajak dialog untuk lebih mengenal siapa penciptany a. Mudah-mudahan ALLAH Yang Mengetahui segala keterbatasan dalam mengenal-Nya me nolong kita untuk terus dibimbing supaya kita tahu ALLAH sesuai dengan batasan y ang layak diketahui oleh kita.Yang pasti "Alla Bid dzikrillaahi tasmain-nul qulu b" Artinya; Hatimu hanya akan tentram kalau engkau mengingat ALLAH. Nah, menging at di sini bukan hanya suat proses pasif, mengingat (zikir) adalah suatu proses aktif, keyakinan dan terlibat dalam optimalisasi ikhtiar untuk mendekat kepada A LLAH. Jadi, sahabat-sahabat sekalian sehebat apapun harta, gelar, ilmu, keduduka n, pangkat, jabatan, kalau kita tidak mengenal ALLAH, maka kita termasuk yang ak alnya tidak jalan. Sebab, orang disebut berpikir atau akalnya jalan adalah "Yadk urrulloha qiyama waquudaw waala junu bihim", yaitu "orang yang mengingat (berdziki r) kepada ALLAH dikala berdiri, duduk, berbaring seraya mengingat cipataan-Nya. Seraya berkata : Ya ALLAH tiada akan Kau cipatakan semua ini dengan sia-sia". Na h, orang-orang yang berhasil mengenal ALLAH itulah yang bekerja akal pikiranya d engan bagus. Karena mengenal ilmu matematika bahkan menjadi profesor dengan peng etahuan yang luas dalam pandangan manusia sekalipun, tapi jikalau tidak mengenal ALLAH, benar-benar tidak bisa dikatakan ahli ilmu, ahli zikir, atau sukses deng an ilmu yang dimilikinya. Sebab, dia memang tidak berhasil memikirkan tentang ke beradaan dirinya, keberadaan alam, yang akan mengantarkannya untuk mengenal ALLA H Azza wa Jalla. Nampaklah bahwa dalam pandangan makrifat, dia ini masih lemah i lmunya dibanding dengan orang-orang yang telah mengenal ALLAH dengan buah keyaki nan yang mendalam. Sahabat-sahabat sekalian, jangan bercita-cita bahagia dan ber semangat kalau tidak mengenal ALLAH dengan sangat baik, karena terjadinya motiva si menggebu, pantang menyerah, pantang mengeluh, dengan kondisi mental yang prim a, stabil, itu hanya d imiliki oleh orang-orang yang meimiliki keyakinan yang me ndalam kepada ALLAH, buah dari pengenalannya yang benar kepadaNya. Insyaallah, " laisa kamislihi syaiun" bahwa ALLAH itu tidak dapat dibayangkan bentuknya, tidak menyerupai dan diserupai oleh apapun dan siapaun. Dengan sangat yakin dan pasti ALLAH SWT. tidak berbentuk manusia, cahaya, ataupun benda lainnya. Pendek kata A LLAH saja, cukup. Tidak usah kita kejar untuk mencari bentuk Dzatnya, tapi kita yakini saja dengan seyakin-yakinnya akan keberadaan-Nya. Page 61 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Namun, seringkali ada pertanyaan, apakah mungkin kita melihat sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh kita? Lho, itu mungkin dan sangat-sangat mungkin. Contoh, selama ini kita telah meyakini adanya udara, padahal kapan kita melihat udara? A pakah merah, seperti yang kita lihat ketika kita dikerok kala masuk angin? Atau putih, kuning, hijau, dan segala warna lainnya. Tentu saja bukan seperti itu. Ki ta meyakini adanya udara, padahal seumur hidup kita belum pernah melihat udara y ang kita hisap setiap saat ini. Kita juga meyakini adanya listrik. Tapi, apakah kita pernah melihat bentuk listrik, warnanya, atau bentuk, atau wujudnya? Belum, pasti belum! Kita belum pernah melihat apa yang disebut elektron, proton, dan n eutron, Tidak pernah! Yang kita lihat di buku-buku kimia, fisika, atau biologi, hanyalah gambaran saja agar kita mudah dalam mempelajarinya. Kita juga tidak tah u bahwa kalau kita terjun bebas dari gedung kemudian tiba-tiba tubuh kita akan r emuk dan darah keluar berceceran, bahkan mati. Kenapa? Karena ada gaya tarik bum i 9,88 m/detik 2 yang menarik kita ke inti bumi. Lalu apakah kita melihat gaya t arik bumi itu seperti apa? Tidak bukan? Nah, sahabat-sahabat sekalian betapa ban yak yang kita yakini adanya tanpa kita lihat bentuknya. Ali bin abi Thalib karam allahu wajhah takala ditanya tetang apakah dia menyembah sesuatu yang tidak dili hatnya, ia menjawab dengan mantap bahwa, "Bagaimana mungkin aku menyembah yang t idak pernah aku lihat? Aku melihat ALLAH, tapi bukan dengan mata ini. Mata ini m ata yang mudah tertipu. Aku melihat-Nya dengan mata hati". Mengapa dengan mata h ati? Ya mata hati, sebab mata kasar ini adalah mata yang serba terbatas, terhala ng oleh selembar kerta tipis saja sudah tidak dapat melihat, apalagi terhalang o leh jarak yang jauh atau kabut yang tebal, gelaplah dunia ini. Jadi, bagaimana m ungkin mata kasar ini dapat melihat ALLAH yang maha kesempurnaan-Nya? Maka, untu k mengenal ALLAH, modalnya adalah keyakinan mendalam yang meresap dalam kalbu ki ta. Ya, hanya kalbu atau hati yang bening saja yang mampu mengenal ALLAH. Subhanal lah, sisa umur kita mungkin tinggal sedikit, sedang dosa sudah begitu bertumpuk. Sebab itu, jangan sia-siakan sisa umur ini hanya untuk mengurus dunia, yang ter nyata akan melalaikan kita untuk lebih mengenal-Nya, atau malah sisa umur ini di gunakan untuk berbuat dosa dan maksiat, naudzhubillah. Maka, jadikan dan pastika n bahwa sisa umur ini kita gunakan sebagai alat untuk lebih mengenal dan mengakr abkan kita dengan-Nya. Yakinlah bahwa ALLAH SWT. sangat tahu siapa dari hamba-ha mba-Nya yang berkeinginan dengan sungguh-sungguh untuk dapat mengenal dan mendek at kepada-Nya. Firman-Nya "Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) un tuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan -jalan Kami. Dan sesungguhnya ALLAH benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." [Q.S. Al Ankabut (29): 69]. 24. Bercermin Diri Dalam keseharian kehidupan kita, begitu sangat sering dan nik matnya ketika kita bercermin. Tidak pernah bosan barang sekalipun padahal wajah yang kita tatap itu-itu juga, aneh bukan?! Bahkan hampir pada setiap kesempatan yang memungkinkan kita selalu menyempatkan diri untuk bercermin. Mengapa demikia n? Sebabnya kurang lebih karena kita ingin selalu berpenampilan baik, bahkan sem purna. Kita sangat tidak ingin berpenampilan mengecewakan, apalagi kusut dan aca kacakan tak karuan. Sebabnya penampilan kita adalah juga cermin pribadi kita. Or ang yang necis, rapih, dan bersih maka pribadinya lebih memungkinkan untuk bersi h dan rapih pula. Sebaliknya orang yang penampilannya kucel, kumal, dan acak-aca kan maka kurang lebih seperti itulah pribadinya. Tentu saja penampilan yang neci s dan rapih itu menjadi kebaikan Page 62 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

sepanjang niat dan caranya benar. Niat agar orang lain tidak terganggu dan terke cewakan, niat agar orang lain tidak berprasangka buruk, atau juga niat agar oran g lain senang dan nyaman dengan penampilan kita. Dan ALLOH suka dengan penampila n yang indah dan rapih sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Innallaha jamiilun yuhibbul jamaal", "Sesungguhnya ALLOH itu indah dan menyukai keindahan". Yang ha rus dihindari adalah niat agar orang lain terpesona, tergiur, yang berujung oran g lain menjadi terkecoh, bahkan kemudian menjadi tergelincir baik hati atau naps unya, naudzhubillah. Tapi harap diketahui, bahwa selama ini kita baru sibuk berc ermin topeng belaka. Topeng make up , seragam, jas, dasi, sorban, atau aseso ris lainnya,. Sungguh, kita baru sibuk dengan topeng, namun tanpa disadari kita sudah ditipu dan diperbudak oleh topeng buatan sendiri. Kita sangat ingin orang lain menganggap diri ini lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Ingin tampak leb ih pandai, lebih gagah, lebih cantik, lebih kaya, lebih sholeh, lebih suci dan a neka kelebihan lainnya. Yang pada akhirnya selain harus bersusah payah agar top eng ini tetap melekat, kita pun akan dilanda tegang dan was-was takut topeng kita terbuka, yang berakibat orang tahu siapa kita yang aslinya . Tentu saja ti ndakan tersebut, tidak sepenuhnya salah. Karena membeberkan aib diri yang telah ditutupi ALLOH selama ini, adalah perbuatan salah. Yang terpenting adalah diri k ita jangan sampai terlena dan tertipu oleh topeng sendiri, sehingga kita tidak m engenal diri yang sebenarnya, terkecoh oleh penampilan luar. Oleh karena itu mar ilah kita jadikan saat bercermin tidak hanya topeng yang kita amat-amati, tapi yang terpenting adalah bagaimana isinya, yaitu diri kita sendiri. Mulailah amat i wajah kita seraya bertanya, "Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya bersin ar indah di surga sana ataukah wajah ini yang akan hangus legam terbakar dalam b ara jahannam?" Lalu tatap mata kita, seraya bertanya, "Apakah mata ini yang kela k dapat menatap penuh kelezatan dan kerinduan, menatap ALLOH Yang Mahaagung, men atap keindahan surga, menatap Rasulullah, menatap para Nabi, menatap kekasih-kek asih ALLOH kelak? Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot, menganga, terbu rai, meleleh ditusuk baja membara? Akankah mata terlibat maksiat ini akan menyel amatkan? Wahai mata apa gerangan yang kau tatap selama ini?" Lalu tataplah mulut ini, "Apakah mulut ini yang di akhir hayat nanti dapat menyebut kalimat thoyiba h, laillahailallah , ataukah akan menjadi mulut berbusa yang akan menjulur dan di akherat akan memakan buah zakun yang getir menghanguskan dan menghancurkan se tiap usus serta menjadi peminum lahar dan nanah? Saking terlalu banyaknya dusta, ghibah, dan fitnah serta orang yang terluka dengan mulut kita ini!" "Wahai mulu t apa gerangan yang kau ucapkan? Wahai mulut yang malang betapa banyak dusta yan g engkau ucapkan. Betapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu ya ng mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata manis semanis madu palsu yang engkau ucapkan untuk menipu beberapa orang? Betapa jarangnya engkau jujur? Betapa jaran gnya engkau menyebut nama ALLOH dengan tulus? Betapa jarangnya engkau syahdu mem ohon agar ALLOH mengampuni?" Lalu tataplah diri kita tanyalah, "Hai kamu ini ana k sholeh atau anak durjana, apa saja yang telah kamu peras dari orang tuamu sela ma ini dan apa yang telah engkau berikan? Selain menyakiti, membebani, dan menyu sahkannya. Tidak tahukah engkau betapa sesungguhnya engkau adalah makhluk tiada tahu balas budi! "Wahai tubuh, apakah engkau yang kelak akan penuh cahaya, bersi nar, bersukacita, bercengkrama di surga atau tubuh yang akan tercabik-cabik hanc ur mendidih di dalam lahar membara jahannam terasang tanpa ampun derita tiada ak hir" "Wahai tubuh, berapa banyak masiat yang engkau lakukan? Berapa banyak orang -orang yang engkau dzhalimi dengan tubuhmu? Berapa banyak hamba-hamba ALLOH yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolonganmu yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu? Berapa pula hak-hak yang engkau napas?" "Wahai tubuh, seperti apa gerangan isi hatimu?Apakah tubuhmu seb agus kata-katamu atau malah sekelam daki-daki yang melekat di Page 63 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

tubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu atau selemah atau selemah daun-daun yang m udah rontok? Apakah hatimu seindah penampilanmu atau malah sebusuk kotoran-kotar anmu?" Lalu ingatlah amal-amal kita, "Hai tubuh apakah kau ini makhluk mulia ata u menjijikan, berapa banyak aib-aib nista yang engkau sembunyikan dibalik penamp ilanmu ini?" "Apakah engkau ini dermawan atau sipelit yang menyebalkan?" Berapa banyak uang yang engkau nafkahkan dan bandingkan dengan yang engkau gunakan untu k selera rendah hawa nafsumu". "Apakah engkau ini sholeh atau sholehah seperti y ang engkau tampakkan? Khusukkah shalatmu, dzikirmu, doamu, .ikhlaskah engkau lak ukan semua itu? Jujurlah hai tubuh yang malang! Ataukah menjadi makhluk riya tuk ang pamer!" Sungguh betapa beda antara yang nampak di cermin dengan apa yang ter sembunyi, betapa aku telah tertipu oleh topeng? Betapa yang kulihat selama ini h anyalah topeng, hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus topeng-topeng dun iawi" Wahai sahabat-sahabat sekalian, sesungguhnya saat bercermin adalah saat ya ng tepat agar kita dapat mengenal dan menangisi diri ini. *** 25. Indahnya Meraj ut Ukhuwah Pancaran Jiwa yang bersih (gabungan) Selamat berkenalan ... saya bern ama Abdullah Gymnastiar panggilannya Aa . Mungkin bagi warga disini ada yang sud ah pernah ketemu sebelumnya ? Sudah ? Dimana ? Di al Azhar ... ohh di bandung ? Setelah BEJ dibom dengan bom betulan sekarang kita bom dengan doa. Kemarin mungk in peringatan dari Allah karena terlalu sibuk, harusnya acara seperti ini diting katkan supaya dunia dapat akhirat juga dapat. "Baik bapak-bapak dan ibu-ibu seka lian. Ini judulnya adalah Indahnya merajut ukhuwah . Saya suka sekali dengan ya ng namanya ukhuwah atau silaturahmi. Tapi yang namanya silaturahmi bukan cuma ma salah dekat badan, bukan hanya salaman, atau mengumumkan woi kita bersahabat." T api silaturahmi itu pekerjaan hati. Sekantor seruangan belum tentu hatinya dekat . Kalau kita tidak tahu ilmunya kantor itu horor, seruangan setres, kalu tidak h atihati hidup ini stres. Rumus sederhana, mudah-mudahan bisa membantu manajemen qolbu dalam mengikat ukhuwah: Siapapun yang ingin ukhuwah harus siap bijak menyi ngkapi kejelekan orang lain. Kita bukan sekelompok malaikat, bukan sekelempok se tan ... cuma beberapa ..., ini terpengaruh email tentang hantu di BEJ. Kita buka n sekelompok malaikat, sudah pasti ada kekurangannya. Cari yang sempurna nggak a kan ada, justru yang kita butuhkan ketrampilan menyikapi orang yang berbeda deng an kita. Dusta kalau kita ingin sama semua, nggak bisa, justru keindahan datangn ya karena perbedaan. Beda dengan istri, beda dengan anak bukan masalah besar yan g menjadi persolan adalah bagaimana sikap kita menanggapi perbedaan ini. Ada yan g berbuat salah karena dia tidak tahu mana yang benar. Ada yang tahu dia berbuat salah tapi belum mampu memperbaiki. Antar muslim dengan muslim harusnya melihat kesalahan orang lain seperti barang kecemplung, berusaha untuk menolong. Saya t eringat waktu diopname 1993, sepulang dari opname omzet toko turun drastis. Saya marah ke santri ini gimana ini kok omzet turun drastis, harusnya kamu begini- b egini ... Istri saya bicara sederhana: "Aa umurnya 31 santri umurnya 19 tahun, bagaimana mungkin sama, lah ilmunya beda 12 tahun" Sekarang anak nakal, "Kamu ma h jadi anak ... nggak ngerti !" Justru karena anakanak..tidak mengerti, harusnya kalau anak nggak ngerti orang tuanya yang ngerti, ini mah anak nggak ngerti ora ng tua nggak ngerti makanya ribut. Jelas tidak ibu bapak ? jadi mohon jangan sam pai terjebak kalau melihat kesalahan orang, lihat teman berbuat salah, ingat kit a juga berpeluang berbuat salah. Perkara hukum kita tegakkan, tapi jangan benci, karena akan menyiksa diri kita sendiri. Page 64 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Makin kita benci kita makin banyak kita mewakafkan waktu tenaga pikiran untuk mi kirin dia. Benci dengan teman dikantor setres,.. Mau naik lift nggak jadi eit ad a dia, Makin sebel ke seseorang makin tersiksa. Apa lagi sebel dengan tetangga d epan rumah, dia dapat sesuatu kita yang merasa nggak enak, Dia dipromosikan kita pusing, Dia pergi ke mekkah kita digotong di rumah sakit, Di kondangan sibuk li hat piring orang lihat ih satenya lima. Masih ingat nggak cerita gus dur tentang kapal pecah ? Ini terjemahan bebas nggak mirip dengan yang punya gusdur. Tiga o rang masing-masing orang indonesia, perancis dan inggris berlayar. Terserang omb ak dan kapalnya pecah. Nemu botol, eh ternyata ada jinnya. "Saya akan tolong sau dara dengan tiga permintaan..." ih jadi ngeri begini.. Kata orang perancis "saya ingin balik ke paris istri saya disana, harta saya disana, di paris mah indah a man... " baik kata jin ... bessss pergi ke paris. Kata orang inggris "saya mau k embali ke london, disana mah makmur calon mempelai disana", baik kata jin, besss pergi ke london Tinggal orang indonesia .. Ayo kamu mau apa? mikir ... aduh kem bali ke indonesia bom dimana-mana, gaji susah kerjaan nggak ada, tunggu dulu jin , lagi mikir ... begini aja jin, tadi itu sebenarnya enak banyak teman, gini aja deh balikin lagi orang-orang tadi...! Ini orang indonesia, kalau orang berpenya kit hati nggak boleh orang senang, ini dengki pak, dengki yang lebih apes lagi s enang orang menderita.. Mau tahu ceritanya ? seguru se ilmu jangan ganggu ya? Ce ritanya si fulan dengan temannya terdampar di sebulah pulau ditangkap penduduk a sli disiksa pukul buk buk ... untung kepala sukunya bijaksana Ini apa siksa-siks a begini? Pak ketua kami tersesat, tolong terima kami barang semalam dua malam . .. Baik tapi ada syarat saudara baru diterima disini kalau berhasil menemukan bu ah-buahan yang belum pernah kami lihat kami makan.. sifulan lari kekiri, temanny a lari kekanan, temannya sifulan ini menemukan nenas. Kebetulan dia orang subang jadi tahu persisnya lapor ... paduka saya menemukan ini Nenas.... masyarakat hu uuu huuuu. Kenapa paduka? kata si fulan Nenas itu adalah makanan tengah malam ka mi tahu, saudara disiksa, dengan cara di ditengkurapkan diatas batu, bajunya dib uka, nenas itu digosokkan ke punggungnya ahhhhh.... Penduduk bersorak, maklum pr imitif senang. Sekali lagi - sekali lagi pinta mereka. Aha aha yang kerass !! Ta pi ketika gosokan ketiga nggak menjerit ... bingung pada heh heh ... bertanyatan ya kenapa? Yang keras gosok! yang lebih keras !. Lo malah ketawa hiihihi pada he ran malah ketawa ... Dia rupanya lihat sifulan keluar dari hutan sana dengan mem bawa ... duren! Ini memang tingkat tinggi guraunya ada orang yang ketawa karena orang lain ketawa, kenapa ketawa ya ?? Ngerti tidak ini? memang butuh proses ter gantung intelektual .. Dia sedang menderita aja mikir gue nenas sedemikian repot nya sifulan bawa duren, dia bahagia membayangkan penderitaan orang lain, Ini ora ng yang dengki hadirin, dengan teman sendiri itu ! Orang yang bahagia melihat pe nderiataan orang lain adalah symbol hati yang tidak jernih. Yakinlah bahwa jikal au hati kita jernih, bening, dan tulus maka wajah juga akan enak dipandang, akan ada suatu kesan tersendiri yang lain dari yang lain. Mungkin wajahnya tidak cak ep, tidak jelita, mungkin kultinya hitam, mungkin hidungnya tidak begitu mancung , mungkin alisnya kurang begitu simetris, mungkin di wajahnya ada kekurangan, ka takanlah ada cacatnya tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kalau hatinya bening, jer nih, dan tulus ia akan senantiasa memancarkan sinar keindahan, kesejukan dan ken yamanan. Orang yang hatinya bersih akan tercermin pula dari kerapihan dan kebers ihan di lingkungan sekitarnya. Kita sepakat bahwa kumal, kusut, kotor, dan bau a dalah perilaku yang tidak kita sukai. Kenapa sih tidak kita sisir rambut kita de ngan rapi, padahal bisa lebih rapih dan lebih tertib ?! Bukan tidak boleh punya rambut bermode, tapi yang lebih penting adalah bagaimana ketika orang lain melih at penampilan kita pikirannya tidak menjadi jelek. Page 65 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Ketika suatu waktu lewat di depan Taman Kota, terlihat ada sekelompok pemuda den gan potongan rambut landak gaa Duran-Duran, Punk, dan ada juga yang dicat pirang . Tentu saja ini akan membuat orang lain berpikir jelek tentang mereka. Maka pas tikan rambut kita selalu tersisir rapih. Pada kaum laki-laki, tidak usah diperbu dak oleh mode. Intinya, kalau orang lain melihat penampilan kita, orang itu menj adi cerah, tentram, senang, dan merasa aman. Tidak usah pula centil dengan menem pelkan segala atribut, gambar tempel, atau juga tanda jasa supaya orang lain tah u siapa kita. Buat apa? Semuanya harus wajar, proporsional, dan tidak berlebih-l ebihan. Bagi seorang wanita yang memiliki hati bersih akan terpancar pula dari p enampilannya yang tidak over acting, tidak berdandan mencolok, semuanya serba wa jar dan proporsional. Hal ini menjadikan orang yang melihatnya juga menjadi enak , wajar dan normal, walaupun tidak dipungkiri bahwa setiap orang punya standard penilaian yang berbeda-beda. Namun yang terpenting adalah penilaian menururt ALL AH SWT. Kalau orang-orang yang berpenyakit hati kadang-kadang penilaiannya selal u negatif, walau sebenarnya kita sudah melakukan yang terbaik. Pancaran bersih h ati lainnya akan tampak terealisasikan pula dari struktur bibir atau senyuman. P astilah kita akan enak kalau melihat orang lain senyum kepada kita dengan tulus, wajar dan proporsional. Dan senyum itu bukanlah perkara mengangkat ujung bibir -- itu perkara tipu-menipu -tapi yang paling penting adalah keinginan dari dalam diri untuk membahagiakan orang yang ada di sekitar kita, minimal dengan sesungg ing senyuman. Dan tentu saja dilanjutkan dengan sapaan tulus, ucapan salam "Assa laamu alaikum", menyembul dari hati yang ikhlas, insyaallah ini akan membuat sua sana menjadi lebih enak, tentram, dan menyenangkan. Suatu yang patut kita renung kan, saat duduk di mesjid sewaktu shalat berjemaah atau juga acara majelis takli m, kadangkala kita suka enggan menyapa orang di samping kita, sepertinya ada tab ir atau benteng yang kokoh menghalang. Padahal yakin sama-sama umat Islam, yakin sama-sama mau sujud kepada ALLAH. Kalau kita ada dalam kondisi seperti ini seha rusnya tidak usah berat untuk menyapa duluan. Kenapa kita ini ingin disapa lebih dulu? Etikanya memang, yang muda kepada yang tua, yang berdiri kepada yang dudu k, yang datang kepada yang diam. Namun sebaiknya mumpung kita punya kesempatan, lebih baik kita duluan yang menyapa. Kalau kita sebagai bapak, saat pulang kerja ke rumah cobalah terbarkan salam, "Assalaamu alaikum anak-anakku sekalian!" dib arengi senyuman ramah dan belaian sayang, daripada marah-marah, "Anak-anak diam, Bapak lagi capek! Seharian Bapak membanting tulang memeras keringat, tiada lain hanya untuk menghidupi kalian tahu?". Wah, kalau begini pastilah anak-anak tida k akan merasa aman. Juga para bos, pimpinan, direktur, manager, ketua kelas, wal i kelas, atau siapa saja yang jadi atasan, jangan sampai seperti monster. Apa it u monster? Yaitu makhluk yang kehadirannya ditakuti. Kalau kita datang orang jad i tegang, panik, jantung berdebar-debar kencang, dibarengi badan yang berguncang hebat, ini berarti ada yang salah dalam diri kita. Maka, sudah seharusnya sapaa n kita itu tidak hanya mengoreksi, mengkritik, tapi juga berupa penghargaan, puj ian, ucapan-ucapan doa yang tidak harus ada hubungannya dengan masalah pekerjaan . Artinya kalau orang lain bertemu kita, haruslah orang lain itu merasa aman. Ka lau mau bicara, sapaan kita juga harus aman, harus bersih dari membuat orang lai n terluka. Pokoknya kalau orang lain datang, orang itu harus merasa aman. Ini ci ri-ciri orang yang pengelolaan Qalbunya sudah bagus. Kata-kata, lirikan mata, si kap diri kita harus kita atur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kebahagi aan bagi orang lain, sebab hati tidak bisa disentuh kecuali oleh hati lagi. Page 66 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Cobalah Bapak-bapak dan Ibu-ibu, anak-anak kita harus merasa aman dekat denga ki ta. Jangan sampai ketika dekat kita, mereka merasa ketakutan, tidak aman, hingga akhirnya mereka mencari rasa aman dengan orang-orang di luar kita, yang belum t entu berperilaku baik. Para guru jangan sampai membuat panik para muridnya. Keti ka lonceng tanda masuk berdentang, haruslah murid merasa bahagia. Itu sukses. Ja ngan sampai sebalikna, ketika kita masuk semua menjadi panik. Nah Sahabat. Sudah seharusnya menjadi cita-cita jauh di lubuk hati kita yang terdalam untuk meneka dkan diri menjadi seorang pribadi bersih hati yang selalu dicintai dan dinanti k ehadirannya. Karena sungguh akan sangat berbahagia bagi orang-orang yang sikapny a, tingkah lakunya, membuat orang disekitarnya merasa aman. Karena perilaku kita adalah juga cerminan kondisi Qalbu kita. Qalbu yang bening, maka tingkah lakuny a akan bening menyenangkan pula. Hal ini tiada lain buah dari pengelolaan Qolbu yang benar, Insyaallah. 26. Mengubah Kekuatan dengan Tauladan Mudah-Mudahan kita semua tidak menjadi con toh keburukan bagi orang lain. Mudah-mudahan anak-anak kita tidak mencontoh peri laku buruk yang pernah khilaf kita, para orang tuanya lakukan. Dan mudah-mudahan pula anggota lingkungan masyarakat kita tidak menjadikan kita sebagai salah sat u figur keburukan, akibat perilaku buruk yang kita lakukan. Alangkah ruginya dal am hidup yang cuma sekali-kalinya ini dan orang lain meniru keburukan kita, naud xubillah. Ingatlah bahwa jika kita berperilaku buruk dan tidak bermoral, maka ke tika orang berbicara, akan berbicara tentang keburukan kita. Apalagi jika orang lain mencontoh perilaku buruk itu, berarti kita juga akan memikul dosanya. Namun seandainya justru orang atau masyarakat di sekitar kita yang berperilaku kurang baik, maka sudah sewajarnya bila kita menekadkan diri untuk mengubahnya menuju arah kebaikan. Lalu, bagaimana cara mengubah orang menjadi lebih baik secara efe ktif ? Salah satu caranya adalah dengan kekuatan suri tauladan atau menjadi cont oh terlebih dahulu. Jika ingin mengubah orang lain, maka pertanyaan pertama yang harus dilakukan adalah sudah pantaskah kita menjadi contoh kebaikan akhlak bagi orang lain? Sudahkah kita menjadi suri tauladan bagi apa yang kita inginkan ada pada diri orang lain itu? AH, sahabat. Sayang sekali kita terlalu banyak menunt ut pada orang lain, padahal sebenarnya yang paling layak kita tuntut adalah diri kita sendiri. Para guru bertanggung jawab kalau para murid akhlaknya menjadi je lek. Karena mungkin akhlak Pak Gurunya dan Akhlak BU Gurunya kurang baik. Lihat moral para mahasiswa yang bejat, kumpul kebo, mengganja, dan sebagainya. Tidak u sah heran, lihatlah akhlak para dosennya, moral para dosennya yang mungkin tidak jauh berbeda. Santri di pondok-pondok jadi turun ibadahnya, jelek akhlaknya, ja rang tahajutnya, lihat saja akhlak para ustadnya. Di kantor karyawan sering data ng terlambat, kinerjanya tidak optimal, kasus kehilangan meningkat, lihat saja a khlak pimpinannya. Pimpinan mencuri, karyawan pun akan mencontohnya dengan mencu ri pula. Oleh karena itu, pertanyaan yang harus selalu kita lakukan adalah sudah kah diri kita ini menjadi contoh kebaikan atau belum ? Omong kosong kita bicara masalah disiplin atau masalah aturan, kalau ternyata kita sendiri belum membiasa kan diri untuk berdisiplin atau taat aturan. Sehebat apapun kata-kata yang terlo ntar dari mulut ini, perilaku yang terpancar dari pribadi kita justru akan jauh berpengaruh lebih dahsyat daripada kata-kata. Page 67 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Bersiap-siaplah untuk menderita bagi seorang ayah yang tidak bisa menjadi contoh kebaikan bagi anak-anaknya. Bersiaplah untuk memikul kepahitan bagi seorang aya h yang tidak dapat menjadi suri tauladan bagi keluarga dan keturunannya. Bersiap -siaplah untuk menghadapi perusahaan yang ruwet dan rumit kalau seorang atasan t idak menjadi contoh bagi karyawannya. Bersiaplah menghadapi kepusingan jikalau s eorang pimpinan tidak menjadi contoh bagi yang dipimpinnya. Ingat, jangan mimpi mengubah orang lain sebelum diawali dengan mengubah diri sendiri. Allah SWT, den gan tegas menyatakan kemurkaannya bagi orang yang menyuruh berperilaku apa-apa y ang sebenarnya tidak ia lakukan. "Sungguh besar kemurkaan di sisi ALLAH bagi ora ng yang berkata-kata apa-apa yang tidak diperbuatnya" (QS Ash Shaaf 61 : 3). Buk an tidak boleh berkata-kata, tapi kemuliaan akhlak pribadi akan jauh lebih mempe rjelas kata-kata kita. Dan menjadi contoh juga tidak akan efektif kecuali contoh itu penuh keikhlasan. Karena ada pula yang memberi contoh tapi riya, ingin dipu ji, ingin dinilai orang lain hebat, ingin dihormati, dan ingin dihargai. Kalau t ujuannya seperti ini, tidak akan berarti apa-apa. Hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi. Contoh yang tidak ikhlas tidak akan dicontoh oleh orang lain. Contoh yang karena pujian, over acting tidak akan masuk kepada hati orang lain. Contoh haruslah dilakukan dengan ikhlas. Jangan berharap atau bahkan berpikir untuk dip uji dan dihormati. Nah Sahabat. Selalulah tanya pada diri ini contoh apa yang ak an kita tunjukkan dalam hidup yang sekali-kalinya ini. Apakah contoh tauladan ke baikan ? Ataukah malah sebaliknya contoh tauladan keburukan ? Naudzhubillah. Apa kah contoh pribadi yang matang ataukah malah pribadi yang kekanak-kanakan? Karen anya menjadi suatu keharusan bagi seorang ayah, seorang ibu, seorang pemimpin, d an bagi siapa pun untuk memberikan contoh terbaik dari dirinya. Hidup cuma sekal i dan belum tentu panjang umur. Akan menjadi suatu yang sangat indah jikalau ken angan dan warisan terbesar bagi keluarga dan lingkungan sekitar adalah terpancar nya cahaya pribadi kita yang layak di tauladani oleh siapa pun. Semuanya tiada l ain adalah buah dari mulianya akhlak. Alhamdulillahi robbil alamien .. TAMAT Page 68 Kumpulan Artikel Manajemen Qolbu Aa Gym

Anda mungkin juga menyukai