Anda di halaman 1dari 5

Allah Hu Ahad. Allah Hu Akbar.Tiada lain hanya Allah. Tiada daya dan upaya hanya Allah.

Tiada ada
hanya Allah. Mana pernah kita dan mana akan kita ? Kenapa perlu risau kalau dah bukan kita ? Ada ke
risau ? Ade ke takut ? Jadi apa yang ada ? Tiada lain hanya Allah jua. Untuk kita faham pun hanya Allah.
Untuk kita memahami pun hanya Allah. Bukan amal kita, bukan usaha kita, bukan faham kita, bukan
daya kita, segalanya tetap Allah jua. Tiada lain hanya Allah. Kita tahu pun hanya Allah. Kita tidak tahu
pun hanya Allah. Kita mampu berfikir pun hanya Allah. Kita mampu berusaha pun hanya Allah. Kita
mampu beramal pun hanya Allah. Bila segalanya hanya Allah maka tiada risau, tiada bimbang, tiada
takut, tiada cemburu, tiada dengki, tiada marah dan tiada segalanya hanya Allah. Allah Hu Akbar. Allah
Hu Ahad...

Baginda Nabi muhammad s.a.w diutuskan sebagai Rasul untuk membawa rahmat kepada
sekalian alam (rahmatan lil-alamin) seperti maksud firman Allah:

"Dan tiadalah kami mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi
sekalian alam"

(surah al-Anbiya:107).

Misinya adalah membina masyarakat rabbani yang dinaungi 'Nur Ilahi' (cahaya ketuhanan).
Baginda juga diutus ke alam ini untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia (makarimu'l
akhlaq).

Akhlak baginda adalah pancaran daripada nilai-nilai al-Quran sebagaimana kata isterinya,
Aisyah r.a. bahawa

"Akhlak Nabi adalah umpama al-Quran yang bergerak (Kana Khuluquhul Quran)..."

Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70
kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-
ketawa.Maka berkata Izrail: ‘Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah
untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa’.”

Sya'ir : ( Imam As Syafi'i Rahimallah Ta'ala, )

Andai cintamu sejati


Kau durhakai Tuhan-mu, namun kau juga tampakkan cintamu
Ini mustahil di dalam akal sehat
Andai cintamu itu sejati, pasti kau buktikan dengan taat kepada-Nya
Sesungguhnya orang yang mencintai akan patuh dengan apa yang di cinta...

PESAN NABI MUHAMMAD SAW :


" Kecintaan kepada DUNIA itu kepala ( POKOK ) tiap-tiap kesalahan"

Siapa yang mengutamakan DUNIA atas AKHIRAT nescaya ia diuji oleh Allah dengan 3 perkara
:

1). KESUSAHAN yang tidak berpisah dengan HATI-NYA selama-lamanya

2.) KEMISKINAN yang tidak DI RASAKAN kekayaan selama-lamanya

3.) KERAKUSAN yang tidak DI RASAKAN kenyang selama-lamanya "

" Barangsiapa mencintai DUNIA, nescaya membawa kepada melarat akhiratnya.Dan


barangsiapa mencintai akhiratnya, nescaya membawa melarat kepada dunianya.Maka
utamakanlah yang kekal, atas apa yang FANA "

~ Kenal Diri Dengan Rata, Kenal ALLAH Dengan Nyata ~

Tamadun Zahir & Tamadun Batin

Makna Agama ialah menegakkan segala tuntutan-tuntutan yang berbentuk batiniah mahupun
lahiriah.
agama juga menuntut kita menegakkan tamadun rohani dan tamadun lahir.

Tamadun rohani melibatkan hati, akal dan nafsu yang perlu dibina dan didik sehingga seseorang
itu menjadi orang yang betul-betul kenal Allah (arifbillah) dan bertaqwa kepada Allah.Di segi
lahirnya pula, Islam sebagai cara hidup (addin) perlu ditegakkan dalam semua aspek kehidupan
sama ada dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, pentadbiran, kebudayaan,kewangan,
khidmat kesihatan dan sebagainya. Inilah yang dinamakan tamadun lahir. Barulah Islam itu
lengkap, syumul dan sempurna. Barulah keperluan lahir dan rohani manusia dapat dipenuhi.
Inilah yang dimaksudkan dengan agama iaitu cara hidup atau addin yang syumul dan lengkap.

TELAGA HATI ~ <3 <3 <3 <3

Indahnya Bila Kita Memiliki Telaga Hati

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.

Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang di penuhi dengan banyak masalah.

Langkahnya perlahan-lahan dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang
yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak
mendengarkan dengan penuh teliti. Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air.

Dimasukkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduk perlahan.


 

“Cuba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,”

ujar Pak tua itu.

“Masin. masin sekali,”

jawab sang pemuda itu, sambil meludah kesampingnya.

Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu.

Beliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau.

Sampai sahaja di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu dengan
sepotong kayu, di aduknya air telaga itu.

“Cuba, ambil air dari telaga ini dan minumlah.”

Saat pemuda itu selesai meneguk air itu,

Beliau bertanya,

“Bagaimana rasanya?”

“Segar,”

sahut sang pemuda.

“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”

tanya Beliau lagi.

“Tidak,” jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda.

 
“Anak muda,dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih
dan tak kurang. Jumlah garam yang ku taburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeza.
Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat
tergantung dari sesuatu tempat yang kita miliki. Kepahitan itu, akan di dasarkan dari perasaan
tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi,saat kamu
merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satuhal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.

Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Beliau melanjutkan nasehatnya.

“Hatimu adalah tempat itu.

Perasaanmu adalah tempat itu.

Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.

Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti GELAS, buatlah laksana TELAGA yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Semoga bermanfaat buat manusia yang mencari JALAN PULANG untuk menuju tempat yang
tertuju

jazakillahu khairan kathira

Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

" Barangsiapa mencintai DUNIA, nescaya membawa kepada melarat akhiratnya.


Dan barangsiapa mencintai akhiratnya, nescaya membawa melarat kepada dunianya.
Maka utamakanlah yang kekal, atas apa yang FANA "

Petikan Dari Kitab Ihya Ulumiddin Jld. 5 hal.9

Petikan daripada " Kitab Ihya Ulumuddin "

Imam Al-Ghazali

"Sedangkan ilmu adalah, mengetahui besarnya bahaya dosa, dan ia adalah penghalang antara
hamba dan seluruh yang ia senangi. Jika ia telah mengetahui itu dengan yakin dan sepenuh hati,
pengetahuannya itu akan berpengaruh dalam hatinya dan ia merasakan kepedihan karena
kehilangan yang dia cintai. Karena hati, ketika ia merasakan hilangnya yang dia cintai, ia akan
merasakan kepedihan, dan jika kehilangan itu diakibatkan oleh perbuatannya, niscaya ia akan
menyesali perbuatannya itu. Dan perasaan pedih kehilangan yang dia cintai itu dinamakan
penyesalan. Jika perasaan pedih itu demikian kuat berpengaruh dalam hatinya dan menguasai
hatinya, maka perasaan itu akan mendorong timbulnya perasaan lain, yaitu tekad dan kemauan
untuk mengerjakan apa yang seharusnya pada saat ini, kemarin dan akan datang. Tindakan yang
ia lakukan saat ini adalah meninggalkan dosa yang menyelimutinya, dan terhadap masa
depannya adalah dengan bertekad untuk meninggalkan dosa yang mengakibatkannya kehilangan
yang dia cintai hingga sepanjang masa. Sedangkan masa lalunya adalah dengan menebus apa
yang ia lakukan sebelumnya, jika dapat ditebus, atau menggantinya.”

Permulaan untuk mencari " HATI EMAS " dan mendidik hati sangatlah sukar. Jalan ini bukanlah suatu
jalan yang ditaburi EMAS dan PERMATA. Jalan ini dipenuhi dengan DURI, RANJAU yang dalam, dipenuhi
batuan yang tajam menikam dan menyiksakan. Namun, keadaan itulah yang perlu ditempuhi demi
mensucikan DIRI yang terpalit dengan DEBU dan KOTORAN DOSA....

Makrifat adalah penyuluh ilmu didalam terang, seumpama mata mencari kening, api mencari cahaya,
masin mencari garam dan ilmu pencarian barang yang tidak hilang. Sungguhpun tidak hilang, dikejar
semakin jauh, dipanggil semakin sayup, digali semakin dalam, dilihat semakin ghaib , yang akhirnya
lemah akal dari berkata-kata...

Anda mungkin juga menyukai