Kadang bahagia itu sangat disempitkan dengan hanya persoalan materi dan
fisik semata. Karenanya, banyak orang bekerja siang dan malam tanpa kenal
lelah hanya untuk meraih kekayaan, ketenaran, kecantikan dan kekuasaan.
Semua itu dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.
Rasa benci hanya akan menyempitkan dada dan bisa menjadi sumber
kedengkian, prasangka buruk, dan mampu menutup hati yang pastinya hati
akan sulit mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Benci juga menjadi
penghalang bagi manusia kelak untuk bisa meraih kebahagiaan sejati di surga.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, “pintu-pintu surga dibuka setiap
hari senin dan hari kamis, lalu orang-orang yang tidak berbuat syirik diampuni
dosa-dosanya, kecuali orang yang memiliki rasa kebencian terhadap
suadaranya. Lalu dikatakan, “tangguhkanlah kedua orang ini hingga kembali
islah.”
Kedua, tidak berlebihan dalam bersedih
Rasa sedih memang merupakan perasaan bawaan bagi manusia. Namun jika
bersedih dengan kadar yang berlebihan atau meratapi kesedihan secara
berlebihan akan mampu membuat tertutupnya hati dan otomatis hatipun
menjadi semakin berat dalam memandang masalah yang dihadapi.
Ketika kita bersedih, hendaknya kita selalu mengingat akan firman Allah yang
berbunyi, “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita” (QS.
At-Taubah: 40)
Allah akan selalu bersama umatnya yang taat kepadanya. Jadi jika manusia
merasaka sedih akan suatu hal yang menimpanya, maka hendaknya berwudhu
dan cobalah untuk mengadu kepada Allah dan mintalah petunjuk dan
pertolongannya.
Tak lain halnya dengan memberi kebaikan meski sedang dalam kesusahan,
memberi di saat sedang berada dalam kondisi kesusahan, hal ini akan lebih
berat untuk dipraktikkan. Namun apabila ini mampu dilakukan oleh seseorang,
maka, seseorang itupun akan mampu merasakan ketentraman dalam hatinya.
Mampu memberikan sebagian harta yang kita miliki meski dalam keadaan sulit
maka akan memberikan pelajaran bagi kita tentang arti nikmat yang
sesungguhnya. Ternyata, Allah senantiasa melapangkan dada dan memberikan
kebahagiaan pada umatnya yang senang memberi meski dirinya sendiri sedang
kesusahan.
Selain itu, senyum juga mampu menjadi sedekah paling mudah kepada
sesama. Dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan Tirmidzi. Dari Abu Dzar ra,
Rasulullah bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim)
adalah (bernilai) sedekah bagimu.
Adapula larangan untuk tidak memutus tali silaturahmi apalagi memutus doa
untuk sesama. Mencermati hadist diatas bahwa, apabila seorang muslim
berdoa untuk sesama muslim yang lainnya maka apa yang kamu doakan akan
berbalik kepadamu.