Anda di halaman 1dari 4

KUNCI KEBAHAGIAAN TERLETAK DIBALIK RASA SYUKUR

Oleh Denden Allatif ( Kelas XII IPA 6 )

Siapa yang tidak ingin bahagia.Tentunya semua orang di dunia ini ingin bahagia.
Hanya orang aneh yang tidak ingin bahagia. Sayangnya, belum tentu semua orang dapat
menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya bisa rasakan oleh mereka yang dapat
menemukannya. Tidak peduli apabila ia orang paling berkedudukan di dalam suatu
komunitas, apakah ia orang yang berharta, atau ia orang yang paling terkenal, kalau ia
belum mampu menemukannya, sangat mungkin ia sulit mendapatkan kebahagiaan.

Kunci kebahagiaan bukan terletak dibalik banyaknya uang atau harta yang dimiliki
seseorang. Meskipun, bisa saja harta menambah kebahagiaan seseorang.
Faktanya,banyak orang yang jauh lebih kaya hartanya, tapi justru tidak lebih bahagia
dari orang yang lebih sedikit hartanya. Jika harta adalah kunci kebahagiaan, maka
secara matematika, orang yang semakin banyak hartanya akan semakin bahagia
sebanyak lipatan kekayaan yang dimilikinya. Sebagai contoh, seseorang dengan
penghasilan sebesar 10 juta rupiah perbulan mestinya harus lebih bahagia 10 kali lipat
daripada orang yang penghasilannya sebesar 1 juta rupiah perbulan. Tapi pada
kenyataannya tidaklah demikian. Ini membuktikan kunci kebahagiaan tidaklah terletak
pada banyaknya uang dan harta yang kita miliki.

Kunci kebahagiaan juga tidak terletak dibalik kekuasaan dan jabatan. Tidak jarang
orang dengan jabatan paling rendah di suatu instansi/kantor justru jauh lebih bahagia
ketimbang mereka yang memiliki posisi teratas di kantor tersebut, demikian pula
sebaliknya. Fakta saat ini malahan menunjukan semakin banyak pejabat dan pemegang
kekuasaan yang justru terlibat dalam perkara-perkara dosa besar seperti
korupsi,prostitusi online yang saat ini kabar tersebut sedang hangat dibincangkan para
netijen serta berbagai dosa yang muncul dari penyalahgunaan kekuasaannya, yang
menimbulkan rasa was-was, khawatir dipenjara, dan sebagainya sehingga
menjauhkannya dari bahagia.

Sesungguhnya kunci kebahagiaan terletak di balik rasa syukur. Tidak peduli


bagaimanapun keadaan anda, jika anda mampu mensyukuri nikmat yang (pasti) ada
pada diri anda, maka anda akan mampu meraih kebahagiaan itu. Karena sejatinya, tidak
ada suatu hari bahkan satu detik pun yang berlalu tanpa nikmat Allah, bahkan jika kita
mau menghitung-hitungnya niscaya kita tidak akan mampu. Hitunglah berapa banyak
udara yang anda hirup setiap sepersekian detik, yang dengannya, paru-paru anda
mampu terpenuhi oksigen. Lalu sel-sel darah merah anda membawanya beserta sari-sari
makanan untuk proses-proses metabolisme tubuh. Sehingga anda mampu
tumbuh,berpikir,berjalan,dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Pernahkan anda
membayangkan jika salah satu anggota tubuh anda tidak berfungsi dengan normal. Apa
yang terjadi ?

Suatu ketika, kaki saya pernah cedera karena jatuh dari sepeda motor. Hanya kulit
saya lecet dibagian di bagian lutut kanan saya. Tapi selama seminggu, saya merasakan
sakit yang luar biasa, terutama ketika shalat pada posisi sujud dan duduk diantara dua
sujud atau tasyahud. Tapi alhamdulillah, selang seminggu rasa sakit berangsur hilang,
dan saya mampu shalat dengan posisi yang sempurna,insyaallah. Suatu saat pernah
terlintas pada diri saya, bagaimana jadinya, jika kaki ini, benar-benar tidak mampu
berdiri atau berjalan. Tentu banyak aktivitas yang tidak bisa sempurna yang saya
lakukan. Maka saya merasa sangat bersyukur sekali akan nikmat kesembuhan kaki saya
tersebut dan saya bersyukur hanya cidera ringan yang saya dapati ketika itu. Yaah, kita
pasti menemukan berlimpah nikmat meski dibalik berbagai kesulitan yang kita hadapi.
Tentu jika kita mau mencarinya.

Lalu bagaimana mereka yang benar-benar tidak memiliki tubuh yang sempurna,
kondisi kemiskinan yang memprihatinkan, cobaan kehidupan yang sangat berat, seperti
sakit yang luar biasa, kesempitan waktu luang, penatnya pekerjaan dan sebagainya.

Sama saja, mereka pasti masih bisa besyukur karena nikmat Allah, tidak pernah
putus. Lihatlah, berbagai hal-hal yang kadang tidak kita sadari. Seperti nikmat udara
yang tidak pernah habis beserta orang-orang yang senantiasa ada disekitar kita, senyum
dan sapa teman-teman kita, sejuknya udara yang menerpa wajah kita, pakaian yang kita
gunakan, rumah tempat kita berlindung, malam waktu kita istrahat, lidah tempat kita
merasakan berbagai rasa makanan semuanya masih menyimpan potensi untuk kita
syukuri. Kadang-kadang kita melupakannya. Sehingga kita kurang bersyukur atas
nikmat tersebut.
Baiklah, kita sudah tahu bahwa kunci bahagia terletak di balik rasa syukur.
Pertanyaannya, bagaimana caranya kita bersyukur. Tidak ada cara lain kecuali tetap
fokus pada apa yang kita miliki lalu syukuri apa yang ada sekecil apapun itu. Jangan
pernah mengeluhi apa yang kita dapati. Mulailah mesyukuri setiap hal (baik kecil,
apalagi besar) yang ada pada kita. Ini mungkin terasa berat di awalnya, tetapi tidak ada
cara lain kecuali mulai melakukannya sekarang juga, lalu dijadikan kebiasaan, maka
pada akhirnya semakin lama ini akan semakin mudah kita lakukan. Rasa syukur dapat
di wujudkan melalui aktivitas hati dan pikiran, lisan, maupun perbuatan anggota badan.
Melalui hati dan pikiran, rasa syukur dapat diwujudkan dengan senantiasa mengingat
Allah. Dalam setiap hal, waktu dan kondisi apapun , terlebih lagi ketika anda
mendapatkan nikmat yang luar biasa. Namun sekali lagi perlu diingat bahwa tidak akan
pernah ada detik detik yang berlalu tanpa nikmat Allah. Sehingga, semakin banyak anda
mengingat Allah, semakin banyak peluang anda meraih kebahagiaan hidup. Aktivitas
hati dan pikiran inilah yang akan senantiasa menjaga manusia untuk selalu ingat kepada
Allah, dzat yang memberikan sumber kebahagiaan bagi manusia. Melalui aktivitas
lisan, rasa syukur dapat diwujudkan berupa ucapan “Alhamdulillah” di setiap
kesempatan, terutama ketika kita merasakan nikmat yang luar biasa pada diri kita.
Ucapan “Alhamdulillah” di setiap kesempatan, terutama ketika kita merasakan nikmat
yang luar biasa pada diri kita. Ucapan “Alhamdulillah” pada sejatinya adalah ekspresi
yang memperkuat nilai-nilai ketauhidan dan menumbuhkan sikap penghambaan yang
semakin tunduk kepada Allah, karena melalui ucapan ini, seorang hamba sepenuhnya
mengembalikan segala pujian, nikmat dan kebahagiaan kepada Allah.

Pujian apapun di seluruh alam ini adalah hanya milik Allah. Dengan senantiasa
membiasakan mengucapkan “Alhamdulillah” disetiap rasa syukur yang kita dapati, atas
izin Allah akan mendatangkan kebahagiaan bagi yang mengucapkannya. Yang ketika
rasa syukur tentu dapat diwujudkan melalui aktivitas tubuh atau perbuatan. Ini tentu
dilakukan dalam bentuk ibadah perbuatan sebagai bentuk rasa syukur atas berbagai
nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dengan nikmat islam, Allah jadikan kita
mengenal sumber-sumber kebaikan, demikian pula dengan nikmat iman daan juga
kesehatan. Menggunakan nikmat iman, islam, dan kesehatan untuk senantiasa beribadah
kepada Allah melalui aktivitas tubuh dan perbuatan merupakan tanda ketakwaan kepada
Allah, apalagi dilakukan dengan penuh kesadaran akan berbagai nikmat yang Allah
berikan kepada kita. Allah berfirman: “jika engkau mensyukuri nikmat-Ku, maka akan
Aku tambah nikmat-Ku, tapi jika engkau mengingkarinya, sesungguhnya azab-Ku amat
pedih”(TQS.Ibrahim:7).

Anda mungkin juga menyukai