Anda di halaman 1dari 2

7 Adab Adab Bercanda Menurut Islam

1. Niat yang Benar

Bercanda juga membutuhkan niat yang benar. Ya, kita harus mempunyai niat yang benar ketika
bercanda yaitu menghilangkan kejenuhan, kepenatan dan menyegarkan jiwa dengan sesuatu yang
dibolehkan agama, sehingga memperoleh semangat untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

2. Tidak Berlebihan dalam Bercanda

Banyak bercanda dan tertawa juga dapat mematikan hati, sehingga kita sulit menerima nasehat dari
orang lain. Rasulullah bersabda,

َ ‫يت ْالقَ ْل‬


‫ب‬ ُ ‫ك تُ ِم‬ َّ ‫ك فَإِ َّن ك َْث َرةَ ال‬
ِ ‫ض ِح‬ ِ ‫اَل تُ ْكثِرُوا الض‬
َ ‫َّح‬

"Janganlah kalian banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati."
(HR. Ibnu Majah 4193. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah 506)

3. Tidak Bercanda dalam Perkara yang Serius


4. Tidak Bercanda dengan Orang yang Tidak Suka Bercanda (Lihat Orangnya!)
5. Tidak Berdusta saat Bercanda
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda,

ُ‫ك بِ ِه ْالقَوْ َم َو ْي ٌل لَهُ َو ْي ٌل لَه‬ ُ ‫َو ْي ٌل لِلَّ ِذي ي َُحد‬


َ ‫ِّث فَيَ ْك ِذبُ لِيُضْ ِح‬

Celakalah bagi orang yang bercerita kemudian berdusta agar membuat orang tertawa, celakalah dia,
celakalah dia. (HR. Abu Dawud 4990, Tirmidzi 2315, Ahmad 5/5-6, Darimi 2/382, Hakim 1/46.
Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Ghoyatul Marom 376, al-Misykah 4838)

6. Menakut-nakuti Orang Lain Ketika Bercanda


Rasulullah bersabda,

‫اَل يَ ِحلُّ لِ ُم ْسلِ ٍم أَ ْن يُ َر ِّو َع ُم ْسلِ ًما‬

Janganlah salah seorang kalian mengambil barang milik saudaranya baik bercanda maupun
bersungguh-sungguh. (HR. Abu Dawud:5004, Ah-mad 5/362. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani
dalam Ghoyatul Marom 447)

Pernah sebagian sahabat tertidur, lalu datanglah seseorang dan mengambil tali, kemudian
menyembunyikannya, sehingga pemilik tali pun merasa takut. Maka Rasulullah bersabda, "Tidak
halal seorang muslim membuat takut muslim lainnya." (HR. Abu Dawud)

7. Jangan Menghina Orang Lain saat Bercanda

Allah berfirman dalam surat al Hujurat ayat 11. Dalam firman Allah ini dijelaskan bahwa kita tidak
boleh memanggil nama teman dengan ejekan meskipun hanya bercanda.

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال يَ ْس َخرْ قَو ٌم ِم ْن قَوْ ٍم َع َسى أَ ْن يَ ُكونُوا خَ ْيرًا ِم ْنهُ ْم َوال نِ َسا ٌء ِم ْن نِ َسا ٍء َع َسى أَ ْن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنه َُّن َوال ت َْل ِم ُزوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوال‬
َ‫ك هُ ُم الظَّالِ ُمون‬ َ ِ‫ق بَ ْع َد اإلي َما ِن َو َم ْن لَ ْم يَتُبْ فَأُولَئ‬ ُ ‫س اال ْس ُم ْالفُسُو‬ َ ‫ب بِ ْئ‬ ْ ِ‫تَنَابَ ُزوا ب‬
ِ ‫األلقَا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh
jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-
wanita (mengolok-olok) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih
baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang
yang dholim. (QS. al-Hujurot[49]: 11)

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:

‫ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬

Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR.
Bukhori 10, Muslim 40)

Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR.
Bukhori 10, Muslim 40)

Anda mungkin juga menyukai