Anda di halaman 1dari 9

‫‪1‬‬

‫‪Khutbah Jumat:‬‬

‫‪Sedih, Muslim Tak Punya Lagi JATI DIRI‬‬


‫‪Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.‬‬

‫‪Pengasuh Rumaysho.Com dan Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Panggang Gunungkidul‬‬

‫‪Naskah Khutbah Jum’at di Masjid Jami’ Al-Adha, Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar,‬‬
‫‪Panggang, Gunungkidul‬‬

‫)‪Jum’at Wage, 30 Rabi’ul Awwal 1438 H (30 Desember 2016‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫وذ باهلل منْ‬ ‫َّ ْ َ ْ َ ه َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ‬


‫إن الحمد ّلِل نحمده ونستعينه ونستغفره ونع‬
‫ُُِ ُ َ ْ ُ ِ َ ِ َ ْ َ ِّ َ َ ِ ْ َ َ َ ْ َ ْ ِ ه ُ َ َ ِ ُ ِ َّ ِ َُ‬
‫ات أعم ِالنا من يه ِد اّلِل فال م ِضل له‬ ‫ور أنف ِسنا و من سيئ‬
‫ش ِ‬
‫ِ َ َ ْ ُ ْ ِ ْ َ َ َ َ َُ‬
‫ومن يض ِلل فال ه ِادى له‬
‫َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ه ُ َ ْ َ ُ َ َُ ْ َ َ ُ‬
‫شيك له‬ ‫وأشهد أن ال ِإله ِإال اّلِل وحده ال ِ‬
‫َ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ ُ‬
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ‬ ‫ّ ُ َّ َ ِّ َ َ َ ِّ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫اللهم صل عَل ن ِبينا محم ٍد وعَل ِآل ِه ومن ت ِبعهم ِب ِإحس ٍان‬
‫ْ‬ ‫َ َ ْ ِّ‬
‫ِإَل يو ِم الدي ِن‬
‫ّ ُ َّ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ه ْ َ َ َ ْ َ ْ ً َ َ َ َ‬
‫اللهم علمنا ما ينفعنا‪ ،‬وانفعنا َِبما علمتنا‪ ،‬و ِزدنا ِعلما‪ ،‬وأرنا‬
‫َ َّ َ ّ ً َ ْ ُ ْ َ ِّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ً َ ْ ُ ْ َ‬
‫اطال وارزقنا‬ ‫اطل ب ِ‬ ‫الحق حقا وارزقنا اتباعه‪ ،‬وأرنا الب ِ‬
‫َ ُ‬
‫ْاج ِتن َابه‬
2

Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat. Nikmat yang paling besar adalah nikmat
iman dan islam yang Allah anugerahkan. Nikmat itu disyukuri dengan kita terus menambah
ketakwaan kita kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

ْ‫وت َّن إ َّال َوَأ ْن ُتم‬


ُ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق ِات ِه وال تم‬
ِ َ ُ ْ ُ
‫مس ِلمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Siapa saja yang mensyukuri nikmat Allah, Dia akan menambah dengan nikmat-nikmat lainnya
pula.

Ingatlah pula siapa saja yang Allah beri petunjuk, tidak ada yang dapat menyesatkannya. Siapa
saja yang Allah sesatkan, tidak ada yang memberi petunjuk padanya.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang
tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.
Siapa yang bershalawat pada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak
sepuluh kali, maksudnya akan diberikan rahmat atau ampunan-Nya.

Para jama’ah rahimani wa rahimakumullah …


3

Di antara do’a yang diajarkan dalam hadits yang shahih,

َ َ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ُّ َ ْ َ َ ً َ ْ َ ُ َ ْ َ ِِّ َّ ُ ‫ه‬
‫ ومرافقة‬، ‫ ون ِعي َما ال ينفد‬، ‫اللهم ِإّن أسألك ِإيمانا ال يرتد‬
ْ ُ َّ َ َ ْ ِ َ ‫ُ َ َ ْ َ َ ه‬ ‫ُ َ َّ َ ه‬
‫محم ٍد صَل للا علي ِه وسلم ِ ِف أعَل جن ِة الخل ِد‬
ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA IIMANAN LAA
YARTAD, WA NA’IIMAN LAA YANFAD, WA
MUROOFAQOTA MUHAMMADIN SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM FII A’LA JANNATIL KHULD.

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-


MU iman yang tidak akan lepas, nikmat yang tidak akan
habis, dan menyertai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam di surga yang paling tinggi selama-lamanya.

(HR. Ahmad, 1: 400; Ibnu Hibban, 5: 303. Syaikh Syu’aib


Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih
lighoirihi)

Dalam doa di atas, berisi permohonan pada Allah supaya terus berada di atas iman dan
dilanggengkan dalam nikmat.

Di antara bentuk keimanan adalah berpegang pada prinsip wala’ dan bara’, yang merupakan
salah satu prinsip akidah dalam agama kita. Prinsip bara’ berarti berlepas diri dari ahli kitab, orang
musyrik dan orang kafir. Prinsip wala’ mengajarkan pula untuk mencintai muslim lainnya dan
berpegang dengan ajaran Islam.

Sedangkan saat ini prinsip ini sudah mulai lepas. Contohnya, kaum muslimin tak punya lagi jati diri
yang menunjukkan eksistensinya sebagai seorang muslim. Tidak mau berbangga dengan berkata,
“Saya itu MUSLIM.” Lihat saja gaya muslim, mau sama dengan orang kafir. Lihat saja perayaan
muslim, ingin sama dengan orang kafir, bahkan ingin merayakan perayaan orang kafir.

Dalam istilah para ulama ada yang disebut dengan tasyabbuh. Tasyabbuh itu dilarang, artinya
kaum muslimin dilarang menyerupai non-muslim pada perkara yang merupakan ciri khas mereka.

Contoh sederhana dalam masalah penampilan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak untuk
tidak menyerupai non-muslim.

Dalam hadits disebutkan,


4

َ‫الل ََح َخ ِال ُفوا ْال َم ُجوس‬


ِّ ُ ْ َ َ َ َ َّ
‫ُج ُّزوا الشو ِارب وأرخوا‬
“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah)
jenggot dan selisilah Majusi.” (HR. Muslim, no. 260).

َّ
َ‫الش َوارب‬ ُ ْ ََ َ ِّ ُ ِّ َ َِ ُْ ُ ْ ُ َ
ِ ‫ وأحفوا‬، ‫ وفروا اللَح‬، ‫شكي‬
ِ ِ ‫خ ِالفوا الم‬
“Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan
pendekkanlah kumis.” (HR. Bukhari, no. 5892 dan
Muslim, no. 259)

Lihat maksud hadits dan para ulama, kenapa sampai jenggot dilarang dicukur karena bertujuan
untuk menyelisihi orang musyrik dan Majusi.

Maksud penting dari larangan mencukur jenggot adalah agar tidak melakukan tasyabbuh dengan
non-muslim. Hal ini akan semakin dipertegas dalam hadits-hadits larangan tasyabbuh berikut ini.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ‫َم ْن َت َش َّب َه ب َق ْوم َف ُه َو ِم ْن ُهم‬


ٍ ِ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia
termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad, 2: 50; Abu
Daud, no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘, 1: 269
mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid -antara hasan
dan shahih-. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
hadits ini hasan)

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ
‫ليس ِمنا من تشبه ِبغ ِينا‬
5

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang


menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Kenapa sampai tasyabbuh dilarang?

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya


tasyabbuh (meniru gaya) orang kafir secara lahiriyah
mewariskan kecintaan dan kesetiaan dalam batin.
(Iqtidh0’ Ash-Shiroth Al-Mustaqim, 1: 549).

Contoh tasyabbuh yang ada di tengah-tengah kaum muslimin saat ini:

1- Merayakan ulang tahun.


2- Merayakan tahun baru, menunggu pergantian malam 1 Januari.
3- Ikut-ikutan memakai jersey atau kaos bola yang berlambang salib.
4- Memakai topi sinterklas ketika natal.
5- Membunyikan terompet saat tahun baru.
6- Meninggalkan shalat lima waktu.

Contoh tentang menyembunyikan terompet ada larangan dalam hadits berikut ini.

Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk


shahabiyah Anshar,

“Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan


orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang
memberikan usulan. Yang pertama mengatakan,
‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika
orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka
mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu
shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua
6

mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak


setuju, lantas beliau bersabda,

ُ َ ْ َْ ْ َ ُ
‫ود‬
ِ ‫هو ِمن أم ِر اليه‬
‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang
Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai
lonceng. Nabi berkomentar,

َ َ َّ ْ َ ْ َ ُ
‫هو ِمن أم ِر النصارى‬
‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut,
Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR.
Abu Daud, no. 498. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih)

Contoh lagi tasyabbuh adalah meninggalkan shalat karena dalam hadits disebutkan,

َ‫ال ُة َف َم ْن َت َر َك َها َف َق ْد َك َفر‬


َ َّ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ‫َْْ ُ ه‬
‫العهد ال ِذى بيننا وبينهم الص‬
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah
shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah
kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah.
Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Jama’ah shalat Jum’at yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah.

Demikian khutbah pertama ini.

ُ َّ َِ ْ ْ ُ َ َ ْ ََُ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ ُ َُْ
‫أقول قو ِ َِل هذا َواستغ ِفر للا ِ َِل ولكم و ِلس ِائ ِر المس ِل ِمي ِإنه‬
َ ‫ُه َو‬
َ ‫السم ْي ُع‬
‫الع ِل ْي ُم‬ ِ
7

Khutbah Kedua

َ ُْ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ َِ ْ َ ِّ َ ُْ َ
‫اف‬ ‫ش‬
ِ َ ‫أ‬ ‫َل‬ ‫ع‬ ‫م‬‫ال‬ ‫الس‬‫و‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫الص‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫الم‬
ِ َ ‫الع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫هلل‬
ِ ‫د‬ ‫َالحم‬
َ
َِ ْ ‫ي نب ِّي َنا ُم َح َّمد َو َعَل آله َو َص ْحبه أ ْج َمع‬ َِ ْ ‫المر َسل‬
ْ َ ‫األ ْنب َياء‬
‫ي‬ ِ ِِ ِِ ٍ ِ ِ ‫و‬ ِ ِ

Amma ba’du

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Seharusnya seorang muslim itu bangga dengan keislamannya, bukan malah bangga dengan
syi’ar agama lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ ََ َُْ ََ َُْ َ َ ْ ْ
‫ِاْلسالم يعلو وال يعَل علي ِه‬
“Islam itu tinggi dan tidaklah direndahkan.” (HR. Al
Baihaqi dan Ad Daruquthni, hasan).

Namun benarlah umat Islam saat ini sudah mulai kehilangan jati diri. Lebih bangga pada budaya
non-muslim.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata


bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang


sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta
demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti
itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -
pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para
sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang
8

diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau


menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim, no. 2669).

Moga Allah meneguhkan kita di atas ajaran yang benar,


menjaga iman kita, menjauhkan kita dari tasyabbuh
dengan non-muslim dan mematikan kita dalam keadaan
Islam, dalam keadaan husnul khatimah.

Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat kepada Nabi
sekali maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ً َ ِ ِْ َ ِِّ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ً َ َ َّ َ َ ْ ُ َ ََ ْ َ َ َ ْ َ َ
‫فمن كان أ كيهم عَل صالة كان أقرب هم ِمِن م ِيلة‬
“Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah
yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”
(HR. Al-Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan
ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)

ُّ َ ُ َ َ ‫َّ ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ِّ َ َ ُّ َ ه‬
‫ِإن اّلِل ومال ِئكته يصلون عَل الن ِ ِِن يا أيها ال ِذين آمنوا صلوا‬
ً ْ َ ُ ِّ َ َ ْ َ َ
‫علي ِه وسلموا تس ِليما‬
َ َ َ ْ ‫ُ َ َّ َ َ َ ه‬ َ َ َ َّ َ ُ َ َ ِّ َ َّ ُ ‫َ ه‬
‫آل محم ٍد كما صليت عَل‬ ‫اللهم صل عَل محمد وعَل‬
َ َ ْ َ َ ٌ ْ َ ٌ ْ َ ِ َ َّ َ ْ ٍ َ ْ ََ َ َْ َْ
‫ وب ِارك عَل‬.‫ ِإنك ح ِميد م ِجيد‬،‫آل ِإبر ِاهيم‬ ِ ‫ِإبر ِاهيم وعَل‬
َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ َ ُ
‫آل‬ِ ‫ت عَل ِإ ٌبر ِاهيم وعَل‬ ‫آل محم ٍد كما بارك‬ ِ ‫محم ٍد وعَل‬
ٌ َ َّ
‫ ِإنك َح ِم ْيد َم ِج ْيد‬،‫ِإ ْب َر ِاه ْي َم‬
‫‪9‬‬

‫‪Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di hari Jum’at‬‬
‫‪yang penuh berkah ini.‬‬

‫َ ْ ْ َِ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َّ ْ ْ ْ‬


‫ات‬ ‫ات والمؤ ِم ِني والمؤ ِمن ِ‬ ‫َ‬ ‫اللهم اغ ِفر ِللمس ِل ِم َي والمس ِلم ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ َ ْ‬
‫ات‬ ‫األحي ِاء ِمنهم واألمو ِ‬
‫ات َب ْين َنا‪َ ،‬و ْاهد َنا ُس ُبلَ‬ ‫ه ُ َّ َ ِّ ْ َ ْ َِ ُ ُ َ َ َ ْ ْ َ َ‬
‫ِْ‬ ‫ِ‬ ‫وبنا‪ ،‬وأص ِلح ذ‬ ‫ِ‬ ‫اللهم ألف بي قل‬
‫ش ماَ‬ ‫النور‪َ ،‬و َج ِّن ْب َنا ال َف َو ِاح َ‬ ‫َ ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ِّ َ َ ُّ ُ‬ ‫َّ َ‬
‫السالم‪ ،‬ونجنا من الظلمات إَل‬
‫َ َِ َ ْ َ َ َ ِ َ َ َ َ َ ِ ْ ِ َ َ ِ َِ ْ َ َ َ َ ْ َ َ‬
‫ظهر ِمن َها وما بطن‪ ،‬وب ِارك لنا ِ ِف أسم ِاعنا‪ َ ،‬وأبص ِارنا‪،‬‬
‫الت َّوابُ‬ ‫َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ ِّ َّ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ َّ‬
‫وبنا‪ ،‬وأزو ِاجنا‪ ،‬وذري ِاتنا‪ ،‬وتب علينا ِإنك أنت‬ ‫ِ‬ ‫وقل‬
‫يَ‬‫ي ب َها َع َل ْي َك‪َ ،‬قاب ِل ِ‬ ‫ين لن َعم َك ُم ْثن َِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يم‪َ ،‬و ْاج َع ْل َنا َشاكر َ‬
‫ِ‬ ‫الرح ُ‬
‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫ََِ ََ َ َ َ َ ِ‬
‫لها‪ ،‬وأ ِت ِم ْمها عل ْينا‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫يَ‬ ‫ي َو ْاج َع ْل َنا ِل ْل ُم َّت ِق ِ‬ ‫َ َّرب َنا َه ْب َل َنا ِم ْن أ ْز َو ِاج َنا َو ُذ ِّ َّري ِات َنا ُق َّر َة أ ْع ُ ِ‬
‫ٍ‬
‫ِإ َم ًاما‬
‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً‬
‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ َهديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة‬
‫إ َّن َك أ ْن َت ْال َو َّهابُ‬
‫ِ‬
‫َ َّ َ َ ِ ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ِ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫ربنا ِآتنا ِ ِف الدنيا حسنة و ِ ِف ال ِخرِة حسنة و ِقنا عذاب الن ِار‬
‫للا َع ََل َنب ِّي َنا ُم َح َّم ٍد َو َع ََل ِآل ِه َو َص ْحب ِه و ََم ْن َتب َع ُهمْ‬ ‫َو َص هَل ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ َْ ّ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ِب ِإحس ٍان ِإَل يو ِم الدين‪.‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫يَ‬ ‫آخ ُر َد ْع َو َانا أ ِن ْال َح ْم ُد هلل َر ِّب ْال َع َال ِم ْ ِ‬ ‫و ِ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai