Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Idul Fitri 1444 H:

Idul Fitri Momentum Perubahan Pribadi Lebih Berkarakter Islami


Oleh: KH Sholahudin al-Aiyub, Ketua MUI Bidang Halal dan Ekonomi Syariah
 
‫ هللا أكبر وهلل الحمد‬،‫) ال إله إال هللا وهللا أكبر‬9×( ‫هللا أكبر‬
ُ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ الَ إلِ َه ِإالَّ هللا‬.ِ‫ و َم ْغف َِر ًة ُِأل َّم ِة ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َمات‬،‫ورحْ َم ًة‬
َ ‫ار َك ًة‬ َ ‫ان َشهْرً ا ُم َب‬ َ ‫ض‬ َ ‫هلل الَّذِيْ َج َع َل َر َم‬ِ ‫ْل َح ْم ُد‬
‫ ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد‬3‫لى َس‬
َ ‫اركْ َع‬3 َ ‫ اَللّ ُه َّم‬.ُ‫ َده‬3ْ‫ ْولُ ُه الَ َن ِبيَّ َبع‬3‫د َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس‬3ُ ‫ َوَأ ْش َه‬،ُ‫ك لَه‬
ِ 3‫لِّ ْم َو َب‬3‫ ِّل َو َس‬3‫ص‬ َ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫ فيا عباد هللا! ا َّتقوا هللا وأطيعوا وكبِّروه تكبيرا‬،‫ أمَّا بع ُد‬.ُ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َواالَه‬ َ ‫لى آلِ ِه َو‬َ ‫َو َع‬
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah
Sejak tadi malam, terdengar gema takbir, tahlil, dan tahmid saling bersautan
membahana di angkasa, menyambut hadirnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Menandai purnanya bulan istimewa, yaitu Ramadhan yang penuh kasih sayang
(rahmah), ampunan (maghfiroh), dan penebus api neraka (‘itqun minan-nar).

Syukur Alhamdulillah, kita tahun ini masih berkesempatan bertemu dengan Hari
Raya yang mubarok ini. Semoga amal ibadah yang kita tegakkan di bulan
Ramadhan diterima oleh Allah SWT, dan kita dianugerahi kesehatan dan kekuatan
serta keistiqamahan untuk menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan
semua laranganNya

 Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia…

Hari raya iedul fitri menjadi penanda berpisahnya kita dari bulan Ramadhan, bulan
yang telah menempa dan menggembleng kita menjadi mukmin yang lebih baik.
Surat al-Baqarah ayat 183 menyatakan:

َ ُ‫م لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬3ْ ‫ِين مِنْ َق ْبلِ ُك‬


‫ون‬ َ ‫ِب َعلَى الَّذ‬
َ ‫م َك َما ُكت‬3ُ ‫ص َيا‬
ِّ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين َآ َم ُنوا ُكت‬
“wahai orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana diwajibkan
umat terdahulu, supaya kamu bertaqwa”.
Ayat tersebut menyatakan secara jelas (manshush) bahwa output
diwajibkannya puasa Ramadhan adalah agar orang mukmin dapat menjadi pribadi
bertaqwa.
Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap orang mukmin untuk berusaha sekuat
hati untuk mencapai tujuan tersebut. jangan sampai semua ibadah dan amal
kebaikan selama Ramadhan tidak berbekas dan tidak berpengaruh apapun bagi
kehidupan. Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Furqan ayat 23:
‫ ِإلَى َما َع ِملُوا مِنْ َع َم ٍل َف َج َع ْل َناهُ َه َبا ًء َم ْن ُثورً ا‬3‫َو َق ِد ْم َنا‬
“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”.

Ada banyak hikmah dari ibadah di bulan Ramadhan yg bisa dipetik dan
aktualkan di kehidupan sehari-hari, khususnya hikmah puasa. Di antara hikmahnya
ialah bagaimana kebiasaan orang mukmin dalam menahan diri (al-imsak) selama
puasa di bulan Ramadhan dapat terus diaktualkan dalam setiap kesempatan di luar
Ramadhan. Dalam kesempatan yang terbatas ini akan diuraikan tiga di antara
hikmah menahan diri tersebut.
Pertama, menahan diri agar tetap mengonsumsi sesuatu hanya yang halal.
Seorang mukmin harus memilah dan memilih apapun yang akan dikonsumsinya.
Semuanya harus dipastikan kehalalannya.
Baik halal secara bahan dan proses (halal dzati), maupun halal asal usul
hartanya (halal lighairihi). Wajib hukumnya bagi seorang mukmin untuk
memastikan kehalalan barang yang akan dikonsumsi. Sebagaimana sabda
Rasulillah SAW:
‫ َتب َْرَأ لِدِينِ ِه‬3 ‫اس‬
ْ ‫ت‬ ُّ ‫اس َف َمنْ ا َّت َقى‬
ِ ‫ ُب َها‬3 ‫الش‬ ٌ ‫ِإنَّ ْال َحاَل َل َبيِّنٌ َوِإنَّ ْال َح َرا َم َبيِّنٌ َو َب ْي َن ُه َما ُم ْش َت ِب َه‬
ِ ‫ات اَل َيعْ لَ ُمهُنَّ َكثِي ٌر مِنْ ال َّن‬
)‫ت َو َق َع فِي ْال َح َر ِام (رواه البخاري ومسلم‬ ِ ‫َوعِ رْ ضِ ِه َو َمنْ َو َق َع فِي ال ُّش ُب َها‬
“sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram juga jelas, dan di
antara halal dan haram ada yang syubhat (tidak jelas), yang tidak diketahui
kebanyakan orang.
Barangsiapa yang berhati-hati dengan meninggalkan barang yang syubhat,
maka selamat agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang jatuh dengan
mengonsumsi yang syubhat, maka ia telah jatuh kepada sesuatu yang haram”. (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Sebab barang haram yang dikonsumsi dan tumbuh menjadi energi dan
daging, maka itu bisa membawa petaka baginya. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:
« ‫» من نبت لحمه من السحت فالنار أولى به‬
“Barangsiapa dagingnya tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih utama
baginya” (HR Ahmad, al-Hakim dan at-Thabrani)
Orang yang mengonsumsi sesuatu yang haram, maka doanya tidak akan
dikabulkan oleh Allah SWT:
“ُ‫ل‬3‫ا الرُّ ُس‬33‫ا َأ ُّي َه‬33‫{ َي‬:‫ َف َقا َل‬،‫ِين‬
َ ‫ِين ِب َما َأ َم َر ِب ِه ْالمُرْ َسل‬
َ ‫ َوِإنَّ هَّللا َ َأ َم َر ْالمُْؤ ِمن‬،‫َأ ُّي َها ال َّناسُ ِإنَّ هَّللا َ َطيِّبٌ اَل َي ْق َب ُل ِإاَّل َط ِّيبًا‬
‫ا‬33‫ت َم‬ َ ‫ا الَّذ‬33‫ا َأ ُّي َه‬3‫ { َي‬:‫ا َل‬33‫ َو َق‬،} ‫ون َعلِي ٌم‬3
ِ ‫ا‬33‫وا مِنْ َط ِّي َب‬33ُ‫وا ُكل‬33‫ِين آ َم ُن‬ َ 3ُ‫صالِحً ا ِإ ِّني ِب َما َتعْ َمل‬ َ ‫ت َواعْ َملُوا‬ َّ ْ‫ُكلُوا مِن‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬
‫ َرا ٌم‬3‫ ُه َح‬3‫ا َربِّ َو َم ْط َع ُم‬33‫ا َربِّ َي‬33‫ َما ِء َي‬3‫الس‬ َ 3‫ث َأ ْغ َب‬
َّ ‫ ِه ِإلَى‬3‫ ُّد َي َد ْي‬3‫ر َي ُم‬3 َ ‫ َع‬3‫ َف َر َأ ْش‬3‫الس‬
َّ ‫ ُل‬3‫ ُث َّم َذ َك َر الرَّ ُج َل يُطِ ي‬.} ‫َر َز ْق َنا ُك ْم‬
)‫ك” (رواه مسلم‬ َ ِ‫ِي ِب ْال َح َر ِام َفَأ َّنى يُسْ َت َجابُ ل َِذل‬
َ ‫َو َم ْش َر ُب ُه َح َرا ٌم َو َم ْل َب ُس ُه َح َرا ٌم َو ُغذ‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Bersih
sempurna, tidak menerima kecuali yang bersih (baik). Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada umat Islam hal-hal yang diperintahkan kepada para utusan-
Nya.
Kemudian Ia membaca ayat {“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh Sesungguhnya aku Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”} dan ayat {Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu}.

Kemudian Rasul menyebut seorang yang bepergian jauh untuk


melaksanakan ibadah, ia berdoa menadahkan tangan ke langit, ya Tuhan, ya
Tuhan, dan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan
semua itu didapat dari yang haram, maka tidak akan dikabulkan doa tersebut” (HR.
Muslim).
Oleh karena itu, seorang mukmin harus terus menjaga dirinya dan
memastikan apapun yang akan dikonsumsi harus diyakini halal, baik dzat ataupun
asal usul harta yang digunakan membelinya.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia…
Hikmah kedua, ialah menahan diri dari penyakit hati, seperti cepat marah, iri
dan dengki, serta ghibah dan fitnah. Semua penyakit hati tersebut selama berpuasa
harus ditahan. Karena jika tidak ditahan dan tetap dilaksanakan, maka bisa
menghilangkan pahala puasa bagaikan nyala api melumat dengan tandas kayu
kering.
َ ‫ لَي‬3‫ْس لَ ُه مِنْ صِ َيا ِم ِه ِإاَّل ْالجُو ُع َو َك ْم مِنْ َقاِئم‬
‫ْس لَ ُه مِنْ قِ َيا ِم ِه ِإاَّل ال َّس َه ُر‬ َ ‫اِئم لَي‬
3ٍ ‫ص‬ َ ْ‫َك ْم مِن‬
“Banyak orang berpuasa tidak mendapat (pahala) apa-apa kecuali lapar. Dan
banyak orang mendirikan shalat malam tidak mendapat (pahala) apa-apa kecuali
hanya kantuk akibat begadang” (HR Ahmad).
Cobaan terbesar umat manusia di era teknologi informasi saat ini ialah tidak
bisa menahan diri dari lisan virtualnya. Yaitu dengan bersosial media tanpa
menyaring baik-buruknya. Dengan cepat lisan virtualnya mengirim pesan atau
berita, tanpa terlebih dahulu dikonfirmasi kebenaran dan kepantasan untuk
diunggah di sosial media.
Perilaku seseorang di sosial media kadang berbeda sekali dengan
perilakunya di dunia nyata. Banyak ditemukan seseorang yang mempunyai
kehidupan ganda: yaitu di kehidupan nyata ia dikenal sebagai pribadi yang baik,
saleh dan santun. Tapi kehidupannya di dunia maya berbeda sama sekali. Seakan-
akan orang tersebut memisahkan standar kebaikan, kesalehan dan kesantunan di
dunia nyata dan dunia maya. Padahal secara agama dua-duanya mendapatkan
beban tanggungjawab (taklif) yang sama.
Perbuatan buruk yang dilarang dilakukan di dunia nyata, juga dilarang
dilakukan di dunia maya. Orang yang menjalankannya sama-sama mendapat dosa
dan hukuman dari Allah SWT.

َ ‫اج َة هَّلِل ِ فِي َأنْ َي‬


‫دَع َط َعا َم ُه َو َش َرا َب ُه‬ َ ‫ور و َو ْال َع َم َل ِب ِه َفاَل َح‬ ُّ ‫َمنْ لَ ْم َيدَعْ َق ْو َل‬
ِ ‫الز‬
“siapa orang yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan menjalankannya
maka tidak ada nilai kebaikan di sisi Allah dalam dia meninggalkan makan dan
minum” (HR. al-Bukhari)

Oleh karena itu, Manahan diri dari itu semua yang telah dilakukan selama
puasa Ramadhan, diharapkan dapat diteruskan di kehidupan lain setelah bulan
Ramadhan.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia…
Hikmah ketiga, ialah menahan diri untuk tetap istiqamah berperilaku jujur
dan disiplin. Setiap orang berpuasa pasti menjadi pribadi yang sangat jujur.
Misalnya meskipun dia dalam keadaan sendiri, tidak akan mungkin dia sembunyi-
sembunyi melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Meskipun tidak ada
seorangpun yang melihatnya, dia tidak akan mungkin melakukannya.
Hal itu terjadi karena orang yang berpuasa memiliki kesadaran yang tinggi
bahwa apapun yang dilakukannya dilihat oleh Allah Ta’ala. Dengan kesadaran
seperti itu dia telah menjadi pribadi yang sangat jujur. Sikap jujur ini yang disebut
ihsan, sebagaimana sabda nabi SAW:

‫اك‬ َ ‫ان َقا َل َأنْ َتعْ بُدَ هَّللا َ َكَأ َّن‬


َ ‫ك َت َراهُ َفِإنْ لَ ْم َت ُكنْ َت َراهُ َفِإ َّن ُه َي َر‬ ِ ‫اِإْلحْ َس‬
“ihsan ialah saat engkau beribadah kepada Allah seperti kamu melihatNya,
dan jika kamu merasa tidak bisa melihatNya, maka kesadaran bahwa Dia
Melihatmu”.
Orang berpuasa juga sangat disiplin. Orang berpuasa akan menjaga dengan
ketat pengaturan waktu. Sebelum maghrib datang, meskipun kurang lima menit,
tidak mungkin ia berbuka. Begitu juga saat sahur. Saat waktu imsak telah tiba,
maka apapun yang bisa membatalkan puasa akan ditinggalkan. Ini menunjukkan
orang berpuasa sangat disiplin menjalankan pengaturan waktu.
Oleh karena itu, sikap jujur dan disiplin tersebut harus tetap ada dan
diaktualkan di kehidupan keseharian. Sehingga kita semua saat telah meninggalkan
Ramadhan dan berhari raya telah berupah menjadi orang yang baru, yaitu orang
mukmin yang mempunyai kepribadian yang bertakwa.

َ ‫َر َّب َنا اَل ُتَؤ اخ ِْذ َنا ِإنْ َنسِ ي َنا َأ ْو َأ ْخ َطْأ َنا َر َّب َنا َواَل َتحْ ِم ْل َعلَ ْي َنا ِإصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َعلَى الَّذ‬
‫ا‬3‫ِين مِنْ َق ْبلِ َنا َر َّب َنا َواَل ُت َحم ِّْل َن‬
َ ‫اف ِِر‬333‫و ِم ْال َك‬333
‫ين‬ ْ ‫ َعلَى ْال َق‬3‫رْ َنا‬333‫ص‬ ُ ‫ا َفا ْن‬333‫ت َم ْواَل َن‬َ ‫ َأ ْن‬3‫ ا‬333‫ا َوارْ َح ْم َن‬333‫اغفِرْ لَ َن‬
ْ ‫ فُ َع َّنا َو‬333ْ‫ا بِ ِه َواع‬333‫ َة لَ َن‬333‫ا اَل َطا َق‬333‫ َم‬ 
‫د هلل‬33‫ولين والحم‬33‫ائزين والمقب‬33‫اكم من العائدين والف‬33‫ا وإي‬33‫ وجعلن‬3‫بارك هللا لي ولكم وتقبل هللا صيامنا وصيامكم‬
‫رب العالمين‬
KHUTBAH KEDUA

،ُ‫ ) الَ إلِهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َأ ْكبَر‬x7( ،ُ‫هللاُ َأ ْكبَر‬


‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر وهللِ ْال َح ْم ُد‬
‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َس‪Z‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُم ْ‬ ‫هّٰلِل‬
‫ق ْال َوفَ‪Z‬ا‪.‬‬
‫الص‪ْ Z‬د ِ‬ ‫ص‪َ Z‬حابِ ِه َأ ْه ِ‬
‫‪Z‬ل ِّ‬ ‫ص‪Z‬طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوَأ ْ‬ ‫‪ ‬اَ ْل َح ْم ُد ِ الَّذي َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬
‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ٰإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬

‫َظي ٍْم‪َ ،‬أ َم‪َ ZZ‬ر ُك ْم‬ ‫َأ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ص ْي ُك ْ‪Z‬م َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر ع ِ‬
‫ص‪ُّ Z‬لوا َعلَيْ‪ِ Z‬ه‬‫ُص‪ُّ Z‬لونَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَ‪Z‬ا َأيُّهَ‪Z‬ا الَّ ِذينَ آ َمنُ‪Z‬وا َ‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‪ِ :‬إ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَ‪Z‬هُ ي َ‬ ‫بِال َّ‬
‫ٰ‬
‫ص‪Z‬لَّيْتَ َعلَى َس‪Z‬يِّ ِدنَا ِإ ْب‪َ Z‬‬
‫‪Z‬را ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل‬ ‫ص ِّل َعلَى َس‪Z‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل َس‪Z‬يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َم‪ZZ‬ا َ‬ ‫َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَللّهُ َّم َ‬
‫‪Z‬را ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َس‪Z‬يِّ ِدنَا‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا‪ُ Z‬م َح َّم ٍد َك َما بَ‪ZZ‬ا َر ْكتَ َعلَى َس‪Z‬يِّ ِدنَا ِإ ْب‪َ Z‬‬
‫َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬
‫ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌدا‬

‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ْ .‬ال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪.‬‬
‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َ‬
‫ِإ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ يُ َ‬

‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬


‫ار ْ‪Z‬ك َعلَى‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬

‫ت اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا ِ‬


‫ت‪ِ ،‬إنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ‪.‬‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُمْؤ ِمنِي َ‪ْZ‬ن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬

‫ف بَ ْينَ قُلُ‪ZZ‬وْ بِ ِه ْم‪َ ،‬واجْ َع‪ZZ‬ل فِي‬ ‫ص‪Z‬لِحْ َذاتَ بَ ْينِ ِه ْم‪َ ،‬وَألِّ ْ‬ ‫ت‪َ ،‬وَأ ْ‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْس‪Z‬لِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْس‪Z‬لِ َما ِ‬
‫اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَ‪ZZ‬ا ِ‬
‫ص‪Z‬لَّى هللاُ َعلَ ْي‪ِ Z‬ه َو َس‪Z‬لَّ ْم‪َ ،‬وَأوْ ِز ْعهُ ْم َأ ْن يُوْ فُ‪ZZ‬وْ ا‪ Z‬بِ َع ْه‪ِ Z‬د َ‬
‫ك الَّ ِذي‬ ‫قُلُوْ بِ ِهم اِإل ْي َمانَ َو ْال ِح ْك َم‪ Z‬ةَ‪َ ،‬وثَبِّ ْتهُْ‪Z‬م َعلَى ِملَّ ِة َر ُس‪Z‬وْ ِل هللاِ َ‬
‫ق َواجْ َع ْلنَا ِم ْنهُ ْم‪.‬‬
‫عَاهَ ْدتَهُ ْم َعلَ ْي ِه‪َ ،‬وا ْنصُرْ هُ ْم َعلَى َع ُدوِّكَ َو َعد ُِّو ِه ْم‪ِ ،‬إلهَ ْال َح ِّ‬

‫طاعَتِكَ َم‪Z‬ا تُبَلِّ ُغنَ‪Z‬ا بِ ِه َجنَّتَ‪ZZ‬كَ ‪َ ،‬و ِم ْن اليَقِي ِْن َم‪Z‬ا‬ ‫ك‪َ ،‬و ِم ْن َ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْق ِس ْم لَنَا ِم ْن َخ ْشيَتِكَ َما تَحُوْ ُل بِ ِه بَ ْينَنَ‪ZZ‬ا َوبَ ْينَ َم َع ِ‬
‫اص‪ْ Z‬ي َ‬
‫ث ِمنَّا‪َ ،‬واجْ َع‪ZZ‬لْ‬ ‫ار َ‬ ‫ارنَا‪َ Z‬وقُ َّوتِنَا‪َ Z‬ما َأحْ يَ ْيتَنَ‪ZZ‬ا‪َ ،‬واجْ َع ْل‪Z‬هُ ْال‪َ Z‬‬
‫‪Z‬و ِ‬ ‫ْص ِ‬ ‫ب ال ُّد ْنيَا‪ ،‬اَللَّهُ َّم َمتِّ ْعنَا بَِأ ْس َما ِعنَا َوَأب َ‬ ‫تُهَ ِّونُ بِ ِه َعلَ ْينَا َم َ‬
‫صاِئ َ‬
‫ثَْأ َرنَا َعلَى َم ْن ظَلَ َمنَا‪َ ،‬وا ْنصُرْ نَا َعلَى َم ْن عَادَانَا‪َ ،‬والَ تَجْ َعلْ ُم ِ‬
‫ص ْيبَتَنَا فِ ْي ِد ْينِنَا‪َ ،‬والَ تَجْ َع ِل ال‪ُّ Z‬د ْنيَا َأ ْكبَ‪َ Z‬ر هَ ِّمنَ‪Z‬ا‪َ ،‬والَ‬
‫َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا‪َ ،‬والَ تُ َسلِّ ْ‬
‫ط َعلَ ْينَا َم ْن الَ يَرْ َح ُمنَا‪Z.‬‬

‫آخ َرتَنَ‪ZZ‬ا الَّتِ ْي فِ ْيهَ‪ZZ‬ا‬ ‫اش‪Z‬نَا َوَأ ْ‬


‫ص‪Z‬لِحْ لَنَ‪ZZ‬ا ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ لَنَا ِدينَنَا الَّ ِذيْ ه َُو ِعصْ َمةُ َأ ْم ِرنَا َوَأصْ لِحْ لَنَ‪ZZ‬ا ُد ْنيَانَ‪ZZ‬ا الَّتِ ْي فِ ْيهَ‪ZZ‬ا َم َع ُ‬
‫احةً لَنَا ِم ْن ُك َّل َشرٍّ‪.‬‬ ‫َم َعا ُدنَا َواجْ َع ِل ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِّل َخي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َموْ تَ َر َ‬
‫ك ِمنَ الخَ ي ِْر ُكلِّ ِه عَا ِجلِ ِه َوآ ِجلِ ِه َما َعلِ ْمنَا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم‪َ ،‬ونَعُوْ ُ‪Z‬ذ بِكَ ِمنَ ال َّش ِّر ُكلِّ ِه ع ِ‬
‫َاجلِ ِه َوآ ِجلِ ِه َم‪ZZ‬ا‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ك َع ْب‪ُ Z‬دكَ َونَبِيُّكَ ‪َ .‬ونَ ُع‪ZZ‬وْ ُذ بِكَ ِم ْن َش‪Z‬رِّ َم‪ZZ‬ا َع‪ZZ‬ا َذ بِ ِه َع ْب‪ُ Z‬د َ‬
‫ك‬ ‫ك ِم ْن خَ ي ِْر َما َس‪َZ‬ألَ َ‬ ‫َعلِ ْمنَا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم‪ .‬اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫َونَبِيُّكَ‪.‬‬

‫َّب ِإلَ ْيهَ‪ZZ‬ا ِم ْن قَ‪ZZ‬وْ ٍل َأوْ َع َم‪ٍ Z‬‬


‫‪Z‬ل‪.‬‬ ‫َّب ِإلَ ْيهَا ِم ْن قَوْ ٍل َأوْ َع َم ٍل َونَ ُع‪ZZ‬وْ ُذ بِكَ ِمنَ النَّ ِ‬
‫ار َو َم‪ZZ‬ا قَ‪Z‬ر َ‬ ‫ك ال َجنَّةَ َو َما قَر َ‬‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ض ْيتَهُ لَنَا خَ ْيرًا‪.‬‬ ‫ك َأ ْن تَجْ َع َل ُك َّل قَ َ‬
‫ضا ٍء قَ َ‬ ‫َونَ ْسَألُ َ‬

‫ظنَا‪ Z‬بِاِإل ْسالَ ِم قَا ِعدًا َواحْ فَ ْ‬


‫ظنَ‪ZZ‬ا بِاِإل ْس‪Z‬الَمِ َراقِدًا َوالَ تُ ْش‪ِ Z‬منَا بِنَ‪Z‬ا َع‪ُ Z‬د َّوا َواَل َح ِ‬
‫اس‪Z‬دًا‪،‬‬ ‫ظنَا بِاِإل ْسالَ ِم قَاِئ ًما َواحْ فَ ْ‬
‫اللَّهُ َّم احْ فَ ْ‬
‫ك َونَعُوْ ُ‪Z‬ذ بِ َ‬
‫ك ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر َخ َزاِئنُهُ بِيَ ِدكَ ‪.‬‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ك ِم ْن ُك ِّل خَ ي ٍْر خَزَ اِئنُهُ بِيَ ِد َ‬

‫ف‪ .‬اللَّهُ َّم‬ ‫الع ْيلَ ِة َواَأل ْمنَ يَوْ َم الخَ وْ ِ‬ ‫ك النَّ ِع ْي َم يَوْ َم ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُكَ النَّ ِع ْي َم ال ُمقِ ْي َم الَّ ِذيْ لَنَا يَحُوْ ُل َوالَ يَ ُزوْ ُل اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫‪Z‬ر‬ ‫ك ِم ْن َش‪ِّ Z‬ر َم‪ZZ‬ا َأ ْعطَ ْيتَنَ‪ZZ‬ا َو َش‪ِّ Z‬ر َم‪ZZ‬ا َمنَعْتَ اللَّهُ َّم َحبِّبْ ِإلَ ْينَ‪ZZ‬ا اِإل ْي َم‪ZZ‬انَ َوزَ يِّ ْن‪Z‬هُ فِ ْي قُلُوْ بِنَ‪Z‬ا‪َ Z‬و َك‪ZZ‬رِّ ْه ِإلَ ْينَ‪ZZ‬ا ال ُك ْف‪َ Z‬‬ ‫ِإنَّا َعاِ ٌ‬
‫ئذ بِ َ‬
‫العصْ يَانَ َواجْ َع ْلنَا‪ِ Z‬منَ الرَّا ِش ِد ْينَ ‪.‬‬ ‫َو ْالفُسُوْ َ‬
‫ق َو ِ‬

‫ور‪ ،‬الَلَّهُ َّم اجْ َعلْ ِ‬ ‫ُأل‬ ‫الَلَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ض‪َ Z‬واِنكَ َوال‪َّ Z‬د َر َج ُ‪Z‬‬
‫ات‬ ‫آخ َر َما تُع ِ‬
‫ْط ْينَا ِمنَ الخَ ْي‪ِ Z‬‬
‫‪Z‬ر ِر ْ‬ ‫ك الَّ ِذيْ هُ َو َخ ْي ٌر لَنَا فِ ْي عَاقِبَ ِة ا ْم ِ‬
‫ت النَّ ِعي ِْم‪.‬‬
‫العُل َى ِم ْن َجنَّا ِ‬

‫اتِل ال َكفَ‪َ Z‬رةَ َوالَّ ِذ ْينَ‬ ‫اللَّهُ َّم تَ َوفَّنَ‪Z‬ا‪ُ Z‬م ْس‪Z‬لِ ِم ْينَ َوَأحْ يِنَ‪ZZ‬ا ُم ْس‪Z‬لِ ِم ْينَ َوَأ ْل ِح ْقنَ‪ZZ‬ا بِ َّ‬
‫الص‪Z‬الِ ِح ْينَ َغ ْي‪َ Z‬ر خَزَ ايَ‪ZZ‬ا َواَل َم ْفتُ‪ZZ‬وْ نِ ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم قَ ِ‬
‫‪Z‬اب ِإلَ‪Z‬هَ‬ ‫‪Z‬رةَ الَّ ِذ ْينَ ُأوْ تُ‪ZZ‬وْ ا ْال ِكتَ‪َ Z‬‬
‫ك‪ .‬اللَّهُ َّم قَاتِ ِل ال َكفَ‪َ Z‬‬
‫ك َو َع َذابَ َ‬
‫ص ُّدوْ نَ ع َْن َسبِ ْيلِكَ ‪َ ،‬واجْ َعلْ َعلَ ْي ِه ْم ِرجْ زَ َ‬ ‫ك َويَ ُ‬ ‫يُ َك ِّذبُونَ ُر ُسلَ َ‬
‫ال َحقِّ‪.‬‬

‫ك ْال َكفَ َرةَ َو ْال ُم ْبتَ ِد َعةَ َو ْال ُم ْش‪ِ Z‬ر ِك ْينَ ‪َ ،‬أ ْع‪َ Z‬داَئكَ َأ ْع‪ Z‬دَا َء ال‪ِّ Z‬دي ِْن‪َ .‬أللَّهُ َّم َش‪Z‬طِّ ْ‬
‫ط َش‪ْ Z‬ملَهُ ْم‬ ‫َأللَّهُ َّم َأ ِع ِّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ْهلِ ِ‬
‫ك َعلَى ُك‪ZZ‬لِّ َش‪ْ Z‬ي ٍء قَ‪ِ Z‬د ْيرٌ‪َ .‬ربَّنَ‪ZZ‬ا آتِنَ‪ZZ‬ا فِ ْي‬ ‫ب‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ق فِ ْي قُلُ‪ZZ‬وْ بِ ِه ُ‪Z‬م ال‪ZZ‬رُّ ْع َ‬ ‫َو َم ِّز ْق َج ْم َعهُ ْم َو َز ْل ِز ْ‪Z‬ل َأ ْقدَا ُمهُ ْم َوقَلِّلْ َع َد َدهُ ْم َوَأ ْل ِ‬
‫ار‪َ ،‬و ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪.‬‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‪َ Z‬ع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬

Anda mungkin juga menyukai