SHIFAT PUASA
NABI
صلى اهلل عليه و سلم
Disusun oleh :
1
2
DAFTAR ISI
3
MUQADDIMAH
4
ٍٝ ِحّس صٞ ٘سٞسٌٙط ا١ذٚ , ش وزبة اهلل٠ فاْ أصسق اٌحس, أِب ثؼس
وً ثسػخٚ , وً ِحسصخ ثسػخٚ , بٙض ِحسصبرِٛشط األٚ , ٍُسٚ ٗ١ٍاهلل ػ
إٌبضٟوً ظالٌخ فٚ , ظالٌخ
Risalah ini adalah catatan ringkas tentang puasa yang
disampaikan penulis pada kajian – kajian di sekitar Solo raya,
tentunya didalamnya masih banyak kekurangan – kekurangan,
akan tetapi penulis berharap ampunan dan pahala dari Allah
subhanahu wata‟ala semoga dengan tulisan ini para pembaca
sedikitnya mengetahui tentang bagaimana petunjuknya
Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam dalam berpuasa
sehingga puasanya akan bernilai ibadah dan akan bisa semakin
meningkatkan drajatnya sebagai orang – orang yang bertaqwa
dan akan mendapatkan keutamaan sebagaimana apa yang telah
Allah dan Rasul-Nya janjikan.
25 Mei 2016 M
5
DEFINISI PUASA
(Taisirul‟allam : 359)
6
DASAR DISYARI’ATKANNYA PUASA
أْ ِحّساٚ بزح أْ ال ئٌٗ ئال اهللٙ ذّس شٍٝ اإلسالَ ػٟٕث
َٛصٚ ذ١حظ اٌجٚ زبء اٌعوبح٠ئٚ , ئلبَ اٌصالحٚ , ي اهللٛضس
ْضِعب
7
utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadlan”.
(HR: Muslim: 16 dari Ibnu „Umar)
8
KEUTAMAAN PUASA
1. Pengampunan dosa
9
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar”.
(QS: Al Ahzab: 35)
10
“Wahai sekalian pemuda!, barangsiapa diantara kalian
yang sudah mampu menikah maka menikahlah, karena
menikah itu akan lebih menundukan pandangan dan
akan lebih bisa menjaga kemaluan (kehormatan),
barangsiapa yang belum mampu (menikah) maka
berpuasalah, karena puasa itu akan bisa menjadi
pelindung (dari syahwatnya)
ٓٗ ػٙعٚ ً اهلل ئال ثبػس اهلل ثصاٌه١ سجِٟب فٛ٠ َٛص٠ ِب ِٓ ػجس
فب٠ٓ ذط١إٌبض سجؼ
11
dari api neraka dengan puasanya tersebut sejauh 70
tahun perjalanan (HR: Muslim: 1153 )
ٓ١ٓ إٌبض ذٕسلب وّب ث١ثٚ ٕٗ١ ثaًٌٗ اهلل عؼً ا١ سجِٟب فٛ٠ َِٓ صب
)1624 : ٞاألضض (اٌزطِصٚ اٌسّبء
“Barangsiapa yang berpuasa sehari dijalan Allah, maka
Allah akan menjadikan sebuah parit
(penghalang/pemisah) diantara dirinya dengan neraka (
yang luasnya) sebagimana luasnya langit dan bumi”,
(HR: At Tirmidzi: 1624)
12
Dari „Abdullah bin „Amr bi Al „Ash radliallahu‟anhu
dari Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam bersabda :
13
“Sesungguhnya di Syurga ada pintu yang dinamakan
“Ar Rayyan”, orang-orang yang berpuasa akan masuk
dari pintu tersebut dihari kiamat, tiada seorang pun
yang masuk darinya selain mereka, apabila meraka
sudah masuk maka pintu tersebut ditutup, barangsiapa
yang masuk maka dia akan minum (airnya), dan barang
siapa yang minum airnya maka dia tidak akan dahaga
untuk selama-lamanya
14
8. Dua kegembiraan bagi yang berpuasa
9. Aroma mulut orang yang berpuasa disisi Allah lebih
wangi dari pada misik
سجغٌٝب ئٌٙ اٌحسٕخ ثؼشط أِضب, عبػف٠ ٌٗ َوً ػًّ اثٓ آز
سع٠ , ٗ ثٜأٔب أععٚ ٌٟ ٗٔبَ فا١ ئال اٌص: ٌٝ لبي اهلل رؼب, ِبئخ
ٖ فطحخ ػٕس فطط: ٌٍْصبئُ فطحزبٚ , ٍٟطؼبِٗ ِٓ أعٚ ٗرٛٙش
ِٓ ت١ف فُ اٌصبئُ ػٕس اهلل أطٌٍٛرٚ , ٗفطحخ ػٕس ٌمبء ضثٚ
ح اٌّسه٠ض
)1151 : ٍُ(ِس
“Setiap amalan anak adam adalah untuknya dan akan
dilipat gandakan, 1 kebaikan akan dilipat gandakan
dengan 10 kebaikan yang semisal sampai 700 x lipat,
Allah berfirman: kecuali puasa, karena puasa itu untuk-
Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena dia
telah meninggalkan syahwatnya dan makanannya
karena Aku, dan orang yang berpuasa memiliki 2
kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabnya, sungguh
aroma mulut orang yang berpuasa disisi Allah lebih
wangi dari pada aroma misik”.. (HR: Muslim: 1151)
15
10. Puasa sebagai kaffarah (penebus dosa dan kesalahan)
16
kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan
kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah
Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar
kamu bersyukur (kepada-Nya).”
(QS: Al Maidah: 89)
17
ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN
PUASA DENGAN SENGAJA TANPA ADANYA UDZUR
أصؼس: ػطا فمبيٚ عجالٟبث١ فأرَٟ ضعالْ فأذصا ثعَ ُجؼّٟٕٔب أٔب ٔبئُ أرب١ث
ٟ ئشا وبٔذ فٝ فصؼسد حز, ٍٗ ٌهٙ سٕس: فمبال, ٗم١ ال أطٟٔ ئ: فمٍذ,
اءٛ ٘صا ػ: اٌٛاد ؟ لبٛ ِب ٘صٖ األص: سح٠اد شسٛاز اٌغجً ئشا ثأصٛس
ُٙ ِشممخ أشسال, ُٙج١ٓ ثؼطل١َ ِؼٍمٛ فاشا أٔب ثم, ٟ صُ أطٍك ث, أً٘ إٌبض
ْ لجً رحٍخٚفطط٠ ٓ٠ اٌص: ِٓ ٘إالء ؟ لبي: لٍذ, ُ زِبًٙ أشسال١ رس,
ُِٙٛص
) 1800 : ْ( اثٓ حجب
18
mereka”?kedua orag tadi menjawab: “mereka adalah orang
yang berbuka (tidak berpuasa dengan sengaja tanpa ada udzur)
sebelum halal puasanya mereka”. (HR: Ibnu Hibban: 1800)
19
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
20
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
(QS: Al Baqarah: 185)
21
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
Kesejahteraan sampai terbit fajar”. ( QS: Al Qadr: 1-5 )
ٍُطَ ضِعبْ فٙ ِٓ أزضن ش: فمبئٟٗ اٌسالَ أرب١ًٍ ػ٠ئْ عجط
ٓ١ِ آ: فمٍذ, ٓ١ِ آ: ً ل, فأثؼسٖ اهلل, غفط ٌٗ فسذً إٌبض٠
) 1888 : ّخ٠ اثٓ ذع, 2387 : ْ( اثٓ حجب
22
, ػزجخٟ فٍّب ضل,سٍُ إٌّجطٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛصؼس ضس
ػزجخ صبٌضخٟ صُ ضل,"ٓ١ِ "آ: فمبيٜ أذطٟٓ " صُ ضل١ِ" آ: لبي
ب٠ : ٗ اٌسالَ فمبي١ًٍ ػ٠ عجطٟٔ " أرب: ٓ" صُ لبي١ِ"آ: فمبي
: فمٍذ, ٌُٝغفَط ٌٗ فأثؼسٖ اهلل رؼب٠ ٍُِحّس ! ِٓ أزضن ضِعبْ ف
, أحسّ٘ب فسذً إٌبض فأثؼسٖ اهللٚٗ أ٠اٌسٚ ِٓ أزضن: لبي, ٓ١ِآ
ه فأثؼسٖ اهلل١ٍصً ػ٠ ٍُد ػٕسٖ ف َ ِٓ شوطٚ : لبي, ٓ١ِ آ: فمٍذ
) 409 : ْٓ ( اثٓ حجب١ِ آ: فمٍذ, ٌٝرؼب
23
4. Dihapuskan dari dosa dan kesalahan
ْئٚ , ْط ضِعبٙ شٍٟخ ػزمبء ِٓ إٌبض ف١ٌٚ َٛ٠ ً وٟئْ هلل ف
ٌٗ سزغبة١ب فٙ ثٛسػ٠ حٌٛىً ِسٍُ زػ
24
memiliki sebuah do‟a yang dia berdo‟a dengan do‟a
tersebut maka do‟anya akan dikabulkan”.
(HR: Ibnu Majah: 1643 dari hadits Jabir)
25
MENENTUKAN AWAL MASUKNYA BULAN
RAMADHAN
ٓ١ا شؼجبْ صالصٍّٛ فأو, ُى١ٍ فاْ غُ ػ,ٗز٠ا ٌطؤٚأفططٚ , ٗز٠ا ٌطؤِٛٛص
)ٗ١ٍ(ِزفك ػ
26
LARANGAN BERPUASA PADA HARI YANG
DIRAGUKAN
ّٗص١ٍِب فَٛ صٛص٠ ٓ ئال ضعال١ِٛ٠ ِٚب أٛ٠ َٛا ضِعبْ ثصِٛال رمس
)573 : ٍُ(ِس
ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ أثب اٌمبسُ صٝٗ فمس ػص١شه ف٠ َٞ اٌصٛ١ٌِٓ صبَ ا
)119 /4 : ٞ(اٌجربض
27
SYARAT WAJIBNYA PUASA
ح١ اٌّسٍُ اٌؼبلً اٌجبٌغ اٌصحٍَٝ ػٛغت اٌص٠ ٗٔ أٍٝأعّغ اٌؼٍّبء ػ
: إٌفبغ (فمٗ اٌسٕخٚ ط١ْ اٌّطأح طب٘طح ِٓ اٌحٛغت أْ رى٠ٚ , ُ١اٌّم
)506 /1
"Para ulama sepakat bahwasannya kewajiban puasa adalah
bagi seorang muslim, berakal, baligh, sehat, muqim, dan wajib
bagi seorang perempuan untuk suci dari haid dan nifas" (Fiqih
Sunnah: 1/506)
1. Muslim
28
ط١ز غٚ فؼٍّٗ ِطز, ٖ اضرعبٖ اهلل ٌؼجبزٞٓ اإلسالَ اٌص٠ط ز١ٓ هلل ثغ٠س٠ ِٓ
بزا١أمٚ اٌّزعّٓ ٌإلسزسالَ هلل ئذالصبٛ٘ َٓ اإلسال٠ ألْ ز, يِٛمج
ظٛاٌفٚ أد ثسجت إٌغبح ِٓ ػصاة اهلل٠ ٌُ أد ثٗ اٌؼجس٠ ٌُ فّب, ٌٍٗطس
ْط والَ إٌّب١ رفسُٟ اٌطحّٓ ف٠ط وط١س١اٖ فجبطً (رٛٓ س٠ فىً ز, ٗاثٛثض
)137 :
“Barangsiapa yang beragama terhadap Allah dengan selain
agama islam yang Allah ridloi terhadap hamba-Nya, maka
amalanya tertolak dan tidak diterima, karena agama Islam
adalah (agama) yang terkandung padanya bentuk penyerahan
diri sepenuhnya kepada Allah dalam keadaan ikhlas dan tunduk
kepada Rasul-Nya, maka apabila seorang hamba tidak
mendatangi (agama) tersebut, berarti dia tidak mendatangi
sebab keselamatan dari adzab Allah dan (tidak mendatangi
sebab) kemenangan dengan balasan (pahala)-Nya, maka
seluruh agama selain (islam) adalah batil”.(Taisir karimi Ar
Rahman fii tafsiri kalami Al Mannan: 137)
2. Berakal
3. Baligh
29
sampai baligh, dari orang yang gila sampai berakal”. (HR:
Bukhari: 3273)
4. Sehat
5. Muqim (sedang tidak melakukan safar)
30
Adapun bagi orang yang sakit dan dalam keadaan safar
apabila tidak merasakan berat untuk berpuasa maka berpuasa
lebih utama, akan tetapi apabila mereka merasa berat dengan
berpuasa maka berbuka lebih afdol, berdasarkan hadits dari Abu
Sa‟id Al Khudri radliallahu‟anhu :
كُا َغصو يع زسىل اهلل صهى اهلل عهٍه وسهى فً زيضاٌ فًُا انصائى
, فال ٌجد انصائى عهى انًفطس وال انًفطس عهى انصائى, ويُا انًفطس
وٌسوٌ أٌ يٍ وجد ضعفا, ٌٍسوٌ أٌ يٍ وجد قىة فصاو فإٌ ذانك حس
)574 : فأفطس فإٌ ذنك حسٍ (انتسيري
“Kami pernah berperang bersama Rasulullah shallallahu‟alaihi
wasallam pada bulan Ramadhan, maka diantara kami ada yang
berpuasa dan diantara kami ada yang berbuka, maka orang
yang berpuasa tidak mendapatkan (perasaan bangga) atas
orang yang berbuka dan orang yang berbuka (juga tidak
mendapatkan perasaan bangga) atas orang yang berpuasa,
mereka berpandangan bahwasannya barangsiapa yang
memiliki kekuatan (kemampuan untuk berpuasa) maka dia
berpuasa maka itu bagus, dan mereka juga berpandangan
bahwasannya barangsiapa yang merasa lemah ( tidak memiliki
kemampuan untuk berpuasa) maka dia berbuka maka itu juga
bagus”. (HR: At Tiridzi: 574)
31
: ٞب (اٌجربضٕٙ٠ٌُ رصُ ؟ فصاٌه ٔمص زٚ ًس ئشا حبظذ ٌُ رص١ٌأ
)951
“Bukankah (seorang perempuan) ketika haid dia tidak shalat
dan tidak berpuasa? Maka itu adalah kurangnya agamanya”.
(HR: Bukhari: 951)
فٕإِط ثمعبء, ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛس ضسٙ ػٍٝط ػ١وٕب ٔح
ال ٔإِط ثمعبء اٌصالحٚ َٛاٌص
“Dahulu kami mengalami haid pada zamannya Rasulullah,
maka kami hanyadiperintahkan mengqadla puasa dan tidak
diperintahkan mengqadla shalat”.
32
ORANG YANG DIBERIKAN KERINGANAN UNTUK
TIDAK BERPUASA DAN MENGGANTI DENGAN
MEMBAYAR FIDYAH
ْؼبْ أ١سزط٠ طح ال١اٌّطأح اٌىجٚ ط١د اٌىج١ اٌشٛ٘ٚ , ذخٛسذ ثّٕس١ٌ
ٕب١َ ِسىٛ٠ ًطؼّبْ ِىبْ و١ٍِب فٛص٠
“(Ayat tersebut) tidaklah mansukh (dihapuskan hukumnya), dan
(yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah seorang laki-laki
yang sudah lanjut usia (tua), dan seorang perempuan yang
sudah lanjut usia yang tidak mampu berpuasa, maka hendaklah
memberikan makan untuk mengganti puasanya, sehari satu
orang miskin”. (Bukhari: 4505)
33
3. Seorang perempuan yang hamil yang dikhawatirkan
kandungannya
4. Seorang perempuan yang menyusui yang
dikhawatirkan dirinya dan anaknnya
34
(boleh baginya) berbuka dan memberikan makan setiap hari
satu orang miskin”.(Baihaqi: 4/230)
35
KADAR MAKANAN YANG WAJIB DALAM
MENUNAIKAN FIDYAH
" أَه ضعُف عٍ انصىو عايا فصُع: عٍ أَس بٍ يانك زضً اهلل عُه
" جفُت ثسٌد ودعا ثالثٍٍ يسكٍُا فأشبعهى
)21/4 : (اإلزواء
“Dari Anas bin Malik radliallahu‟anhu: “Bahwasannya beliau
dahulu pada suatu tahun pernah merasa lemah(tidakmampu)
untuk melaksanakan puasa (karena usia yang lanjut) maka
beliau membuat satu bejana besar tsarid (jenis makanan/roti
kuah khas orang arab) dan beliau mengundang 30 orang miskin
maka beliaupun (mempersilahkan mereka makan) sampai
kenyang”. (Al Irwa : 4/21)
36
RUKUN PUASA
37
Umar bin Khattab radliallahu‟anhuma, Rasulullah
shallallahu‟alaihi wasallam bersabda :
38
ibadah, sehingga sesuatu yang tidak pernah Rasul ajarkan dalam
urusan ibadah maka hal tersebut tertolak, berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam :
ًّخ ( ِٓ ػ٠اٚ ضٟفٚ ) ض ّزٛٙس ِٕٗ ف١ٌ أِطٔب ٘صا ِبٟ( ِٓ أحسس ف
) ض ّزٛٙٗ أِطٔب ف١ٍس ػ١ٌ ػّال
“Barangsiapa yang mengada-adakan (perkara baru) dalam
urusan kami (urusan agama dan ibadah) yang bukan berasal
dari (perintah) kami maka (hal tersebut) tertolak”. Dalam
riwayat yang lain: “Barangsiapa yang mengamalkan suatu
amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan
tersebut tertolak”.
39
40
PEMBATAL PUASA
فأّب أطؼّٗ اهلل, ِٗٛزُ ص١ٍ ف, شطةٚ فأوً أ, ُ صبئٛ٘ٚ ِٟٓ ٔس
)6573 : ٞسمبٖ (اٌجربضٚ
“Barangsiapa yang lupa dalam keadaan berpusa kemudian dia
makan dan minum, maka hendaklah dia menyempurnakan
puasanya, karena sesungguhnya Allah yang telah memberikan
makan dan minum kepadanya”. (HR: Al Bukhari: 6573)
: ٞمط (اٌجربض١ٍِٓ اسزمبء ػّسا فٚ , ٗ لعبء١ٍس ػ١ٍء فِٟٓ شضػٗ اٌم
)6243
“Barangsiapa yang terpaksa muntah maka tidak ada baginya
(kewajiban) untuk mengqadla, dan barangsiapa sengaja muntah
maka hendaklah dia mengqadla”.
41
(HR: Al Bukhari: 6243)
ٓسٍُ ئش عبءٖ ضعً (سٍّخ ثٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟغ ػٕس إٌجٍّٕٛب ٔحٓ ع١ث
ِب أٍ٘ىه (ِب ٌه) ؟: لبي, ي اهلل ٍ٘ىذٛب ضس٠ : ) فمبيٟبظ١صرط اٌج
ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛ فمبي ضس, ُأٔب صبئٚ ٟ اِطأرٍٝلؼذ ػٚ : لبي
َٛغ أْ رص١ ً٘ رسزط: لبي. ال: ب ؟ لبيٙ ً٘ رغس ضلجخ رؼزم: ٍُسٚ
ال: ٕب ؟ لبي١ٓ ِسى١ ً٘ رغس ئطؼبَ سز: لبي. ال: ٓ ؟ لبي١ٓ ِززبثؼ٠طٙش
ٟ إٌجٟ شاٌه أُرٍّٕٝب ٔحٓ ػ١ فج, ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟ فّىش إٌج: لبي.
ًٓ اٌسبئ٠ أ: اٌؼطق اٌّىزً – لبيٚ – ب رّطٙ١سٍُ ثؼطق فٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝص
يٛب ضس٠ ِٟٕ أفمطٍٝ ػ: فمبي. ٗ ذص ٘صا فزصسق ث: لبي. أٔب: ؟ فمبي
ٟز١ذ أفمط ِٓ أً٘ ث١ٓ – أً٘ ث١س اٌحطر٠ط٠ – بٙ١ٓ الثز١اهلل ِب ثٛاهلل ؟ ف
ّٗ أطؼ: صُ لبي, ٗبث١ٔ ثسد أٝسٍُ حزٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟ– فعحه إٌج
)ٗ١ٍأٍ٘ه ! (ِزفك ػ
“Ketika kami sedang duduk duduk bersama Nabi
shallallahu‟alahi wasallam tiba tiba datang seorang laki-laki
(salamah bin shakhr) berkata : wahai Rasulallah aku telah
binasa, Rasul berkata: apa yang membinasakan mu (ada apa
denganmu) ? laki-laki itu berkata : aku telah menggauli istriku
dalam keadaan berpuasa, Rasulullah shallallahu‟alaihi
42
wasallam bersabda: apakah kamu bisa mendapatkan seorang
budak yang kamu bisa merdekakan ? dia berkata: tidak. Rasul
bersabda: apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-
turut ? dia berkata: tidak. Rasul bersabda: apakah kamu
mampu memberikan makan untuk 60 orang miskin ? dia
berkata: tidak. Maka Nabi shallallahu‟alaihi wasallam diam
sejenak, maka ketika kami dalam keadaan seperti itu,
didatangkan kepada Nabi sekranjang kurma, maka Nabi
bersabda ? mana orang yang bertanya ? dia berkata: saya.
Rasul bersabda : ambil ini dan bersedekahlah dengannnya ! dia
berkata: kepada orang yang lebih faqir dariku ya Rasulallah ?
sungguh demi Allah tidaklah ada seorang pun diantara dua
bebatuan hitam ini (madinah) keluarga yang lebih faqir dari
pada keluargaku. Maka Nabi tertawa sampai terlihat gigi
taringnya, kemudian bersabda: berikanlah makanan tersebut
kepada keluargamu ! (HR: Al Bukhari: 1936 / Muslim: 1111)
5. Haid
6. Nifas
: ٞب (اٌجربضٕٙ٠ٌُ رصُ ؟ فصاٌه ٔمص زٚ ًس ئشا حبظذ ٌُ رص١ٌأ
)951
“Bukankah (seorang perempuan) ketika haid dia tidak
shalat dan tidak berpuasa? Maka itu adalah kurangnya
agamanya”. (HR: Bukhari: 951)
43
Dari Abu „Aisyah radliallahu‟anha, barkata:
فٕإِط ثمعبء, ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛس ضسٙ ػٍٝط ػ١وٕب ٔح
ال ٔإِط ثمعبء اٌصالحٚ َٛاٌص
“Dahulu kami mengalami haid pada zamannya Rasulullah,
maka kami hanya diperintahkan mengqadla puasa dan tidak
diperintahkan mengqadla shalat”. (HR: Bukhari: 3514)
44
ADAB – ADAB PUASA
1. Sahur
)1096 : ٍُ(ِس
“Pembeda diantara puasa kita dengan puasanya ahlul kitab
adalah makan sahur”. (Muslim: 1096)
ْ فا, غطع أحسوُ عطػخ ِٓ ِبء٠ ْ أٌٛٚ ٖٛ فال رسػ, ض أوٍخ ثطوخٛاٌسح
ٓ اث, 12 /3 : ٓ (أحّس٠ اٌّسزحط/ ٓ٠ اٌّزسحِطٍْٝ ػٍٛص٠ ِٗالئىزٚ اهلل
)8/2 : جخ١ شٟأث
45
“Sahur adalah makanan yang mengandung barakah, maka
janganlah kalian tinggalkan sahur walaupun hanya meneguk
satu tegukan air, karena sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya
bershalawat untuk orang-orang yang makan sahur”.
a. Mengakhirkan waktunya
ْ وُ وب: لٍذ, اٌصالحٌٝسٍُ صُ لبَ ئٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟرسحطٔب ِغ إٌج
)ٗ١ٍخ (ِزفك ػ٠ٓ آ١ لسض ذّس: ض ؟ لبيٛاٌسحٚ ْٓ األشا١ث
“Kami pernah sahur bersama Nabi shallallahu‟alaihi wasallam
kemudian beliau berdiri untuk melakukan shalat (fajar), aku
(salah seorang perawi) berkata: berapa lama jarak antara
adzan dan sahur ?(zaid bin tsabit) berkata: sekitar (membaca)
50 ayat”. (HR: Al Bukhari: 1921 / Muslim: 1097)
b. Makan kurma
46
c. Jika tidak menemukan makanan maka setidaknya
minum air meskipun hanyalah seteguk.
ِٕٗ ٗ حبعزٟمع٠ ٟعؼٗ حز٠ سٖ فال٠ ٍٝاإلٔبء ػٚ ئشا سّغ أحسوُ إٌساء
)607 : ٞ(اٌجربض
“Apabila salah seorang diantara kalian mendengar adzan
dalam keadaan tempat makan masih ada ditangannya, maka
janganlah dia meletakannya sampai dia menunaikan
kebutuhannya dari tempat tersebut”. (HR: Al Bukhari: 607)
47
ْ فا, اٌطفشٚ ٛبَ ِٓ اٌٍغ١ ئّٔب اٌص, اٌشطاةٚ ًبَ ِٓ األو١س اٌص١ٌ
: ّخ٠ صبئُ (اثٓ حعٟٔ ئ, ُ صبئٟٔ ئ: ً فم, ه١ًٍ ػٙ عٚسبثّه أحس أ
)1996
“Puasa itu bukan hanya (sekedar menahan diri dari) makan
dan minum, tidak lain puasa itu (juga) menahan dari perbuatan
sia – sia dan dari perbuatan keji, jika ada salah seorang yang
mencelamu ataukah berbuat jahil (mengganggu) kapada
engkau, maka katakanlah : sesunguhnya aku berpuasa,
sesungguhnya aku berpuasa”. (HR: Ibnu Khuzaimah: 1996)
ْٛى٠ ز ِبٛوبْ أعٚ , ط١ز إٌبغ ثبٌرٛسٍُ أعٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟوبْ إٌج
ٍٟخ ف١ٌ ًٍمبٖ و٠ َٗ اٌسال١ًٍ ػ٠وبْ عجطٚ , ً٠ٍمبٖ عجط٠ ٓ١ ضِعبْ حٟف
48
, ْسٍُ اٌمطآٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟٗ إٌج١ٍؼطض ػ٠ , ٕسٍد٠ ٝضِعبْ حز
ح اٌّطسٍخ (ِزفك٠ط ِٓ اٌط١ز ثبٌرٛٗ اٌسالَ وبْ أع١ًٍ ػ٠ٗ عجط١فاشا ٌم
)ٗ١ٍػ
“Nabi shallallahu‟alaihi wasallam adalah manusia yang paling
bersungguh-sungguh dengan kebaikan, dan kesungguhan beliau
(dalam kebaikan) terjadi pada bulan Ramadhan ketika Jibril
„alaihissalam menemuinya, dan Jibril „alaihissalam menemui
beliau setiap malam pada bulan Ramadhan sampai selesai,
Nabi shallallahu‟alaihi wasallam menyetorkan bacaan Al
Qur‟an kepada (Jibril), maka apabila Jibril „alaihissalam telah
menemui beliau, maka beliau bersungguh-sungguh untuk
melakukan kebaikan melebihi angin yang berhembus”.
4. Berbuka
49
)891 : َْ (اثٓ حجبٛ ِب ٌُ رٕزظط ثفطط٘ب إٌغٟ سٕزٍٝ ػٟال رعاي أِز
“Ummatku akan senantiasa berada diatas sunnahku selama
mereka tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka”.
(HR: Ibnu Hibban: 891)
50
2. Berbuka terlebih dahulu sebelum shalat Maghrib
3. Berbuka dengan makan ruthab (kurma buah yang
masih basah)
4. Jika tidak mendapatkan ruthab maka berbuka dengan
tamr (kurma kering)
5. Jika tidak mendapatkan ruthab atau tamr maka
meminum air terlebih dahulu
, ٍٟص٠ ْ ضطجبد لجً أٍٝفطط ػ٠ ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛوبْ ضس
اد ِٓ اٌّبءٛ فاْ ٌُ رىٓ حسّب حس, رّطادٍٝفاْ ٌُ رىٓ ضطجبد فؼ
)163 /3 : (أحّس
“Dahulu Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam berbuka
dengan beberapa butir ruthab (kurma buah yang masih basah)
sebelum shalat (maghrib), jika beliau tidak mendapatkan ruthab
maka beliau berbuka dengan beberapa butir tamr (kurma
kering), jika beliau tidak mendapatkannya juga maka beliau
meminum beberapa teguk air”. (HR: Ahmad : 3/163)
51
حٛزػٚ , اإلِبَ اٌؼبزي, فطط٠ ٓ١ اٌصبئُ ح: ُٙرٛصالس ال رط ّز زػ
)2528 : َٞ (اٌزطِصٍٛاٌّظ
“Ada tiga (golongan manusia) yang do‟a mereka tidak ditolak
yaitu : Orang yang berpuasa ketika berbuka, Pemimpin yang
adil, Do‟anya orang yang didzolimi “. (HR: At Tirmidzi: 2528)
صجذ األعطٚ قٚاثزٍذ اٌؼطٚ " ش٘ت اٌظّأ: ي اهلل ئشا أفطط لبيٛوبْ ضس
)2066 : زٚ زاٛئْ شبء اهلل " (اث
“Dahulu Rasulullah ketika berbuka beliau mengucapkan (do‟a)
: “Telah hilang rasa dahaga, telah basah urat-urat, dan telah
ditetapkan pahala jika Allah menghendaki”. (HR: Abu Daud:
2066)
ئب١ٕمص ِٓ أعط اٌصبئُ ش٠ ط أٔٗ ال١ِٓ فطّط صبئّب وبْ ٌٗ ِضً أعطٖ غ
)144 /4 : (أحّس
“Barangsiapa yang memberikan makanan berbuka kepada
orang yang berpuasa maka baginya (pemberi)mendapat pahala
seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun
pahala orang yang berpuasa (yang diberi makanan berbuka)‟.
52
8. Bagi orang yang diberikan makan hendaklah
mendo‟akan orang yang memberi
)2042 : ٍُ(ِس
“Ya Allah, ampunilah mereka (orang yang memberi makan),
rahmatilah mereka (sayangilah mereka), dan berikanlah kepada
mereka barakah pada apa yang Engkau rizqikan kepada mereka
(orang yang memberikan makan)”. (HR: Muslim: 2042)
53
PERKARA YANG DIBOLEHKAN BAGI ORANG YANG
BERPUASA
ضأسٗ اٌّبءٍٝصتّ ػ٠ سٍُ ثبٌؼططٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛذ ضس٠ٌمس ضأ
ِٓ اٌحطٚ صبئُ ِٓ اٌؼطش أٛ٘ٚ
54
3. Berbekam apabila tidak dikhawatirkan melamahkan
)2079 : زٚ زاٛ صبئُ (اثٛ٘ٚ ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟاحزغُ إٌج
“Nabi shallallahu‟alaihi wasallam berbekam dalam keadaan
beliau berpuasa”. (HR: Abu Daud: 2079)
: ْ اٌحغبِخ ٌٍصبئُ ؟ لبيٛ٘ اهلل ػٕٗ أوٕزُ رىطٟسئً أٔس ثٓ ِبٌه ضظ
)1940 : ٞ ئال ِٓ أعً اٌعؼف (اٌجربض, ال
“Anas bin Malik radliallahu‟anhu pernah ditanya: Apakah
kalian (para sahabat Nabi) membenci (menyatakan makruh)
berbekam bagi orag yang berpuasa ?beliau berkata: Tidak,
kecuali karena (dikhawatirkan akan menyebabkan) lemah‟.
ٍٗ٘ عٕت ِٓ أٛ٘ٚ سضوٗ اٌفغط٠ ْسٍُ وبٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝي اهلل صٛأْ ضس
)1109 : ٍَُ (ِسٛص٠ٚ ًغزس٠ ُص
55
“Bahwasannya Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam dahulu
(pernah) memasuki waktu fajar (shubuh) dalam keadaan junub
kerena (menggauli) istrinya (dimalam harinya) kemudian
beliau mandi dan berpuasa”.
ُوبْ أٍِىىٚ , ُ صبئٛ٘ٚ جبشط٠ٚ ًمج٠ ٍُسٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝ صٟوبْ إٌج
)1106 : ٍُإلضثٗ (ِس
“Dahulu Nabi shallallahu‟alaihi wasallam mencium dan
bercengkrama (dengan istrinya) dalam keadaan beliau
berpuasa, dan beliau adalah orang yang paling mampu
diantara kalian untuk menahan syahwatnya”.
: ٞ صبئُ (اٌجربضٛ٘ٚ ٗسذً حٍم٠ ٌُ ء ِبٟ اٌشٚق اٌرًَّ أٚص٠ ْال ثأغ أ
)154 /4
56
“Tidak mengapa untuk mencicipi masakan atau sesuatu selama
tidak masuk ketenggorokan (meskipun seseorang) dalam
keadaan berpuasa”.
ًء (ػٕس وٛظٚ ًان ػٕس وُٛ ثبٌسٙ ألِطرٟ أِزٍٝال أْ أشك ػٌٛ
)252 : ٍُصالح) (ِس
“Jikalau seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan
ummatku niscaya aku akan perintahkan mereka bersiwar setiap
kali berwudlu (shalat)”.
57
HUKUM ASAL SEGALA SESUATU ADALAH BOLEH
KECUALI ADA DALIL YANG MELARANGNYA
58
, ٘بٚزا فال رؼزسٚح ّس حسٚ , ٘بٛؼ١ فطض فطائط فال رعٌٝئْ اهلل رؼب
بْ فال١ط ٔس١بء ضحّخ ٌىُ غ١سىذ ػٓ أشٚ , ٘بٛىٙبء فال رٕز١حطَ أشٚ
)184 /4 : ٟٕب (اٌساضلطٕٙا ػٛرجحض
“Sesungguhnya Allah ta‟ala telah mewajibkan beberapa
kewajiban, maka janganlah kalian menyia – nyiakan, telah
membuat batasan – batasan maka janganlah kalian
melanggarnya, telah mengharamkan sesuatu maka janganlah
kalian merusaknya (melakukannya), dan telah diam dari sesuatu
(tidak menerangkan hukumnya) sebagai rahmat (kasih sayang)
terhadap kalian bukan karena lupamaka janganlah kalian
membahasnya (mencari – cari hukumnya)”.
59