Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH DAERAH ACEH

BUPATI ACEH TENGAH


Teks Tausiyah Bulan Ramadhan 1444 H
Kamis, 06-04-2023

ASALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATUH

SPEECH BY

FADRIAL KAMIL

…………………

COMPILED BY

MUHAMMAD GITA SWARA MAHARDHIKA

…………………

ACEH TENGAH
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن‬
ِ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ ِباهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬
‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
5ُ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬

.‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ َ ‫اَللهُ ّم‬
‫ن‬5َ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن ِإالّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو‬
ّ ‫يَاَأيّهَا الّ َذي َْن آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح‬

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah,


Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada
kita sekalian. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang. Juga lebih dari itu, kita masih
diberikan nikmat iman dan Islam.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur dan dapat memanfaatkan nikmat yang ada dalam
ketaatan dan ketakwaan pada Allah.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat, para tabi’in, serta para ulama
yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.

Jamaah Ba’da shalat isya, tarawih beserta Witir yang semoga dirahmati Allah,
Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan sedikit tausiyah yang berupa faedah-faedah yang
telah berulang kali dikaji oleh tokoh dan ulama ulama sebelum saya, tema yang hendak saya bawakan
pada kesempatan ini berupa LIMA HAL PERUSAK AMAL YANG TERKHUSUS PADA BULAN
RAMADHAN.

Lima hal ini patut dihindari ketika kita menjalankan puasa di Bulan Ramadhan. Inilah hal-hal perusak di
bulan Ramadhan.
 
Perusak #01: Tanpa ilmu
 
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
‫ب ِم ْث ِل هَ َذا اَ ْق َربُ ِم ْن َسالَ َمتِ ِه َواِ ْن‬ َ َ‫اَ َّن ال َعا ِم َل بِاَل ِع ْل ٍم َكالسَّاِئ ِر بِالَ َدلِي ٍْل َو َم ْعلُ ْو ٌم اَ َّن َعط‬
‫قُ ِّد َر َسالَ َمتُهُ اِتِّفَاقًا نَا ِدرًا فَهُ َو َغ ْي ُر َمحْ ُم ْو ٍد بَلْ َم ْذ ُم ْو ٌم ِع ْن َد ال ُعقَالَ ِء‬
“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi
bahwa orang yang rusak karena berjalan tanpa penuntun tadi akan mendapatkan kesulitan dan sulit
bisa selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja
tidak dipuji bahkan dapat celaan.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata,
‫ض َّل ال َّسبِيْل َوالَ َدلِ ْي َل ِإالَّ بِ َما َجا َء بِ ِه ال َّرس ُْول‬ َ ‫َم ْن فَا َر‬
َ ‫ق ال َّدلِيْل‬
“Siapa yang terpisah dari penuntun jalannya, maka tentu ia bisa tersesat. Tidak ada penuntun yang
terbaik bagi kita selain dengan mengikuti ajaran Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (Lihat Miftah
Dar As-Sa’adah, 1:299) 
 
Perusak #02: Masih meneruskan maksiat
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
ُ‫ع َوال َعطَش‬ ُّ ‫صاِئ ٍم َح‬
ِ ‫ظهُ ِم ْن‬
ُ ‫صيَا ِم ِه الج ُْو‬ َ َّ‫رُب‬
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali
rasa lapar dan dahaga saja.” (HR. Ahmad, 2:373. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa
sanadnya jayyid)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ْس هَّلِل ِ َحا َجةٌ فِى َأ ْن يَ َد َع طَ َعا َمهُ َو َش َرابَه‬
َ ‫ور َو ْال َع َم َل ِب ِه فَلَي‬ ُّ ‫َم ْن لَ ْم يَ َد ْع قَ ْو َل‬
ِ ‫الز‬
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak
butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari, no. 1903)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ك َأ َح ٌد َأ ْو‬ ِ ‫ْس الصِّ يَا ُم ِم َن اَأل ْك ِل َوال َّش َر‬
ِ َ‫ ِإنَّ َما الصِّ يَا ُم ِم َن اللَّ ْغ ِو َوال َّرف‬، ‫ب‬
َ َّ‫ فَِإ ْن َساب‬، ‫ث‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ ِإنِّي‬، ‫صاِئ ٌم‬
‫صاِئ ٌم‬ َ ‫ ِإنِّي‬: ْ‫ك فَ ْلتَقُل‬ َ ‫َجهُ َل َعلَ ْي‬
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan
diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil
padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’.” (HR. Ibnu Khuzaimah, 3:242. Al-
A’zhami mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih). Lagwu adalah perkataan sia-sia dan
semisalnya yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan
laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.

Perusak #03: Masih pelit dengan harta


 
Padahal di bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk berderma.
Dari ‘Ali, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
‫ فَقَا َم َأ ْع َرابِ ٌّى‬.» ‫ُورهَا‬
ِ ‫« ِإ َّن فِى ْال َجنَّ ِة ُغ َرفًا تُ َرى ظُهُو ُرهَا ِم ْن بُطُونِهَا َوبُطُونُهَا ِم ْن ظُه‬
‫صلَّى‬ ْ ‫اب ْال َكالَ َم َوَأ‬
َ ‫ط َع َم الطَّ َعا َم َوَأ َدا َم الصِّ يَا َم َو‬ َ َ‫فَقَا َل لِ َم ْن ِه َى يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل « لِ َم ْن َأط‬
» ‫هَّلِل ِ بِاللَّي ِْل َوالنَّاسُ نِيَا ٌم‬
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam
dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata,
“Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam  menjawab: “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa
berpuasa dan shalat pada malam hari diwaktu manusia pada tidur.” (HR. Tirmidzi, no. 1984. Syaikh Al-
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
 
Perusak #04: Puasa tetapi tidak shalat
 
Pakar fikih Kerajaan Saudi Arabia pada masa silam, Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Apa hukum orang yang berpuasa namun meninggalkan
shalat?” Beliau rahimahullah menjawab, “Puasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat
tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat berarti kafir dan murtad. Dalil bahwa
meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran adalah firman Allah Ta’ala,

ِ ‫ِّين َونُفَصِّ ُل اَآْليَا‬


َ ‫ت لِقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ َّ ‫فَِإ ْن تَابُوا َوَأقَا ُموا ال‬
ِ ‫صاَل ةَ َوَآتَ ُوا ال َّز َكاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الد‬
”Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-
saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At-
Taubah: 11)
Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫صالَ ِة‬ ُ ْ‫بَي َْن ال َّرج ُِل َوبَي َْن ال ِّشرْ ِك َو ْال ُك ْف ِر تَر‬
َّ ‫ك ال‬
“Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR.
Muslim, no. 82)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah melanjutkan, “Kami katakan, ‘Shalatlah kemudian tunaikanlah
puasa.’ Adapun jika engkau puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang
kafir (sebab meninggalkan shalat) tidak diterima ibadah darinya.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu
‘Utsaimin, 17:62)

Perusak #05: Shalat tarawih super ngebut


 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫صالَ ِة طُو ُل ْالقُنُو‬


‫ت‬ َ ‫َأ ْف‬
َّ ‫ض ُل ال‬
“Sebaik-baik shalat adalah yang lama berdirinya.” (HR. Muslim, no. 756)
Dari Abu Hurairah, beliau berkata,

َ ُ‫َأنَّهُ نَهَى َأ ْن ي‬
ِ َ‫صلِّ َى ال َّر ُج ُل ُم ْخت‬
‫صرًا‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang shalat mukhtashiron.” (HR. Bukhari, no. 1220
dan Muslim, no. 545). 

Demikianlah tausiyah yang berupa nasehat yang telah sampai kepada kita semua, semoga bermanfaat
terkhusus teruntuk saya selaku penyampai dan kemudian semoga bermanfaat kepada para jamaah,
jika terdapat banyak kekekurangan dan kesalahan saya memohon ampun kepada Allah dan kepada
seluruh jamaah saya mohon maaf.
Semoga Allah menerima setiap amalan kita di bulan Ramadhan dan dijauhkan dari kesia-siaan dalam
beramal.

Anda mungkin juga menyukai