Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis


khatulistiwa, memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya
tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa, yang memberikan
cuaca tropis. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Wilayah
Indonesia dari Sabang (barat) sampai Merauke (timur), dan dari Miangas (utara)
sampai Rote (selatan), terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan
agama/kepercayaan. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas
bangsa asli pribumi yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di
mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami
Indonesia bagian barat.
Masyarakat Gayo
adalah etnis terbesar kedua di
Provinsi Aceh setelah etnis
Aceh. Mereka mendiami
wilayah tengah hingga
tenggara provinsi Aceh.
Berdasarkan hasil temuan
penelitian arkeologi yang
dilakukan oleh Ketut
Wiradnyana, masyarakat
Gayo adalah etnis pertama
yang mendiami provinsi Aceh dan diduga juga merupakan nenek moyang suku
batak.1 Meskipun dianggap sebagai etnis tua, belum banyak kajian tentang
perkembangan Islam dan budaya terhadap masyarakat tersebut. Kajian-kajian
tentang Gayo selama dua dekade terakhir berfokus pada bahasa, budaya seperti
arsitektur rumah adat6 dan bangunan, pengaruh Islam pada praktik budaya
tertentu atau mengkaji norma tertentu dan hubungannya dengan pembangunan
negara. Belum ada, dalam dua dekade terakhir, yang mengkaji tentang
perkembangan dan perdebatan Islam dan budaya di kawasan tersebut.

1
Ketut Wiradnyana, Gayo merangkai identitas, Ed. 1.. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2011).

1
2

Berdasarkan awalan yang telah penulis deskripsikan, maka dalam tulisan


ini penulis lebih mengkerucutkan batas pembahasan terkait Lembaga Adat, yaitu
Rakyat Genap Mupakat, sebagaimana.
Dalam UU Nomor 6 Tentang Desa, adanya Pemerintah desa memiliki
tujuan meningkatakan kesejahteraan rakyatnya seperti halnya dalam segi
Pembangunan, karena pembangunan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
pemerintah Desa. Pada pasal 117 disebutkan bahwasanya penyelenggaraan
pemerintahan Desa yang sudah ada wajib menyesuaikannya dengan ketentuan
dalam Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa ini.2
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh yang tertuang dalam Pasal 115, 116, dan 117 yang mengatur
tentang penyelenggaraan Pemerintahan Kampung.5 Pada Pasal 115 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang menyatakan
bahwa dalam wilayah kabupaten/kota dibentuk Kampung atau dengan nama
lain, Kampung merupakan desentralisasi dari sistem pemerintahan pusat.
Desentralisasi adalah kewenangan penyerahan wewenang Pemerintahaan
kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
ikataan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Proses demokrasi pada tingkat pemerintahan kampung merupakan
fenomena yang sangat menarik dan strategis karena dalam konteks ini aparatur
kampung tidak secara mutlak satu-satunya agen pelaksana, tetapi ada lembaga
lain yang merupakan pelaksanana dalam penyelenggaraan pemerintahan
kampung, yaitu Rayat Genap mufakat atau dengan nama lain yang memegang
peranan penting dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat kampung,Prinsip
Demokrasi yang dilakukan oleh RGM yaitu Prinsip Musyawarah dan prinsip –
prinsip dasar kepemimpinan yaitu amanah dan adil. Pada tahun 2011,
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah, telah mengeluarkan Qanun Nomor
4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung. Adapun dasar pertimbangan
menerbitkan qanun ini, bahwa kampung merupakan kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

2
Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Hal.63
3

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat


setempat yang diakui dan dihormati sebagai keistimewaan Aceh dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pertimbangan lainnya
adalah bahwa pengakuan khusus untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat membutuhkan pengaturan yang jelas tentang tugas, fungsi
dan wewenang pemerintahan kampung sebagaimana diatur dalam pasal 117
Undang - Undang Nomor 11 tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh.3
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap kampung juga memiliki
pemerintahannya tersendiri, sama halnya Kampung Despot Linge, dimana di
Kampung Despot Linge memiliki organisasi yang bernama RGM (Rayat Genap
Mufakat). Pada Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Pemerintahan Kampung,10 Rayat Genap mufakat (RGM) sebagai lembaga
legislasi yang berada ditingkat kampung dan diatur dalam Qanun Kabupaten
Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Kampung.
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 58 ayat ( 1 ) fungsi Rayat Genap
Mufakat diantaranya yaitu:
1. Fungsi Legislasi
2. Fungsi Penganggaran
3. Fungsi Pengawasan
4. Fungsi Penyelesaian Sengketa4
Rayat Genap mufakat (RGM) berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara kampung, dalam sistem otonomi daerah semakin memiliki
kedudukan yang kuat dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif.

3
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.01
4
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.22
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Kedaulatan Rakyat


Kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi – khususnya kekuasaan
negara – maka perlu dikaji dari mana kekuasaan tertinggi itu berasal. Atau
dengan kata lain dari mana sumber legitimasi kekuasaan pemerintah yang
eksis saat ini. Sebab tanpa dapat menjelaskan hal ini, akan timbul
pemahaman bahwa kekuasaan negara hanya karena adanya kelengkapan
negara yang dapat memberikan daya paksa terhadap rakyat. Jika demikian
halnya, kekuasaan negara tidak berbeda dengan kekuasaan sekelompok
penyamun yang menyandera para korbanya.
Dalam lintasan sejarah, terdapat berbagai macam ajaran kedaulatan
yang dikenal luas yakni: ajaran kedaulatan Tuhan, ajaran kedaulatan raja,
ajaran kedaulatan negara, ajaran kedaulatan hukum dan ajaran kedaulatan
rakyat. Namun lima ajaran diatas sesungguhnya merupakan pengembangan
dari tiga doktrin utama yakni : ajaran kedaulatan tuhan, ajaran kedaulatan
Raja, ajaran kedaulatan Rakyat. Ajaran kedaulatan Tuhan menganggap
bahwa pemilik kedaulatan yang sesungguhnya adalah Tuhan dan manusia
yang berkuasa sebagai pemimpin di suatu negara hanyalah wakilnya yang
telah dikehendaki untuk mempin.5
Sistem hukum merupakan kesatuan perangkat-perangkat hukum yang
bekerja secara sinergis dan koheren. Indonesia sebagai negara yang
berdasarkan atas hukum, tentu menyelenggarkan pemerintahanya melalui
suatu sistem hukum. Sistem hukum Indonesia dimulai dari Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum tertinggi dan
dijabarkan atau rigidkan oleh peraturan perundang-undangan dibawahnya
tanpa boleh bertentangan dengan hukum pokoknya. Dalam Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 frasa “kedaulatan rakyat”
dicantumkan pada Pembukaan alinea ke-IV.6
Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat
adalah penempatan rakyat sebagai pemilik kekuasaan tertinggi dalam suatu

5
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. 2002. Pengantar Hukum Internasional. Bandung.
Alumni. Hal.16
6
Satjipto Rahardjo. 2012. Ilmu Hukum. Bandung. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Hal.48
5

negara, yang mana menjadi sumber legitimasi atau pembenar kekuasaan


pemerintah dan penyelenggaraan dalam suatu negara.

B. Rakyat Genap Mupakat


Rakyat Genap Mufakat atau yang biasa disingkat dengan RGM,
Merupakan suatu organisasi yang terdiri dari unsursarak opak, dimana sarak
opat ini ialah 4 unsur penting didalam kampung. Sarak opat ini
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kampung. Setiap
perubahan qanun dan lain sebagainya ke 4 unsur ini akan ikut serta
didalamnya, haruslah ada persetujuan dari 4 unsur ini barulah diizinkannya
qanun itu berubah.7
Anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat) adalah wakil dari penduduk
kampung bersangkutan berdasarkan keterwakilan dusun dan unsur yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Sedangkan unsur yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat terdiri dari unsur pemuka
agama, unsur pemuda, unsur perempuan, unsur pemangku adat dan unsur
cendikiawan.8
Masa jabatan anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat) adalah 6
(enam) tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya. Sedangngkan jika berbicara Jumlah anggota RGM
(Rakyat Genap Mufakat) ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5
(lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang berdasarkan jumlah
penduduk. Jumlah anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat) ditetapkan
dengan jumlah gasalberdasarkan pada jumlah penduduk kampung yang
berdasarkan dengan ketentuan sebagai berikut:9
1. Kampung dengan jumlah penduduk sampai dengan 1500 jiwa
mempunyai 5 (lima) orang anggota.
2. Kampung dengan jumlah penduduk dari 1501 jiwa sampai dengan
2000 jiwa mempunyai 7 (tujuh) orang anggota.
3. Kampung dengan jumlah penduduk dari 2001 jiwa sampai dengan
3000 jiwa mempunyai 9 (sembilan) orang anggota.
7
Darmawan, ‘Peran Sarak Opat Dalam Masyarakat Gayo’ Kanun, April 2010, Hal.92
8
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.22
9
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.22
6

4. Kampung dengan jumlah penduduk lebih dari 3000 jiwa mempunyai


11 (sebelas) orang anggota
Peresmian anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat) ditetapkan dengan
keputusan bupati, dan setiap anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat)
sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah secara bersama-sama
dihadapan masyarakat dan dipandu oleh camat atas nama bupati. Adapun
susunan kata-kata sumpah anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat) adalah
sebagai berikut:
Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku anggota Rayat Genap Mupakat dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya dan seadil-adilnya. Bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan mempertahankan syariat Islam, mempertahankan
Pancasila sebagai dasar Negara, dan saya akan menegakkan kehidupan
demokrasi dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 serta melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi kampung, daerah
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Fungsi, Tugas dan Wewenang RGM (Rakyat Ggenap Mufakat)
1. Fungsi RGM (Rakyat Genap Mufakat) Adapun tugas daripada RGM
(Rakyat Genap Mufakat) adalah:
a. Fungsi Legislasi Dilaksanakan dalam pembentukan dan
perubahan qanun kampung dengan persetujuan bersama reje.
b. Fungsi Penganggaran Dilaksanakan dalam bentuk pemberian
persetujuan atau tidak memberikan persetujuan atas qanun
kampung tentang APBKampung.
c. Fungsi Pengawasan Dilaksanakan melalui pelaksanaan qanun
kampung dan penyelenggaraan pemerintahan kampung.
d. Fungsi Penyelesaian sengketa Dilaksanakan dalam rangka
musyawarah penyelesaian sengketa atau permasalahan yang
timbul dimasyarakat bersama unsur sarak opat lainnya.
2. Tugas RGM (Rakyat Genap Mufakat) Adapun tugas dari RGM
(Rakyat Genap Mufakat) adalah sebagai berikut:
a. Unsur penyelenggara urusan pemerintahan kampung.
b. Dalam melaksanakan Tugas RGM (Rakyat Genap Mufakat)
mempunyai wewenang, Mengajukan dan mengubah qanun
7

kampung bersama reje, Melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaanAPBK kampung dan qanun kampung, Membentuk
panitia pemilihan reje, Mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian reje kepada bupati melalui camat sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, Menyelesaikan sengketa yang
timbul dalam masyarakat bersama unsur sarak opat lainnya,
Menyerap, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
3. Hak dan kewajiban RGM (Rakyat Genap Mufakat) Hak hak dan
kewajiban RGM (Rakyat Genap Mufakat) adalah:
Anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat)mempunyai hak:
a. Memilih dan dipilih.
b. Mengajukan rancangan qanun kampung.
c. Mengajukan pertanyaan.
d. Menyampaikan usul dan pendapat.
e. Memperoleh tunjangan.
Anggota RGM (Rakyat Genap Mufakat)mempunyai kewajiban:
a. Melestarikan,mengawasi dan menegakkan nilai-nilai syariat
islam.
b. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945.
c. Memepertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta mentaati segala peraturan
perundangundangan.
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam menyelenggarakan
pemerintahan kampung.
e. Memperoses pemilihan reje.
f. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat.
g. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan.
h. Menghormati nilai-nilai sosial budaya, adat istiadat masyarakat
setempat dan menjaga norma serta etika dalam hubungan kerja
dengan lembaga kemasyarakatan.
8

4. Larangan RGM (Rakyat Genap Mufakat) Setiap wewenang pasti


memiliki larangan, sedangkan larangan untuk RGM (Rakyat Genap
Mufakat) adalah:
a. Merangkap jabatan sebagai reje dan perangkat kampung.
b. Menjadi pengurus dan/atau anggota partai politik atau partai
politik lokal.
c. Sebagai pelaksana proyek kampung.
d. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok
masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan
masyarakat lain.
e. Melalaikan tugas dan kewajiban sehingga merugikan kepentingan
umum dan masyarakat.
f. Melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme dan menerima
uang/barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.
g. Menyalahgunakan wewenang.
h. Melanggar sumpah atau janji jabatan.
i. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden,
pemilihan gubernur dan pemilihan bupati.
j. Melakukan perbuatan dan/atau mensponsori masyarakat untuk
ikut serta merongrong wibawa pemerintahan.
k. Melakukan perbuatan maisir, khalwat dan minum khamar,
pelanggaran adat dan adat istiadat setempat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
C. Sistem Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.10
Dalam kerajaan tradisional, desa merupakan basis kehidupan negara.
Tata pemerintahan desa – desa di Indonesia yang bersifat agraris itu pada
umumnya sangat utilistik, yaitu bahwa setiap keperluan desa dapat dicukupi
dengan dana dan tenaga yang ada di dalam masyarakat sendiri, dengan cara
iuran uang atau barang ataupun bekerjasama melaksanakannya. Dalam

10
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Hal.02
9

bekerja sama tersebut ada kalanya dibarengi dengan nyanyian bersama untuk
menyerempakkan gerak, sehingga menimbulkan kesan bekerja sambil
bermain.11
Pada periode UU No. 23 Tahun 2014, Pengaturan Desa sudah tidak
dilakukan, karena telah dipisahkan dan memiliki UU tersendiri yakni UU
No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.65 Pemerintahan Desa yang dijalankan
Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain seperti di Kabupaten Aceh Tengah Kepala Desa disebut dengan kata
Reje Kampung dan Perangkat Desa.12
Pemerintahan kampung adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh sarak opat dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik
Indonesia. Pemerintah kampung adalah reje dan perangkat kampung sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan kampung.13
untuk pemerintahan yang bersifat umum, di didalam masyarakat
Gayo dilaksanakan oleh sarak opat, yaitu:
1. Reje
Reje merupakan pejabat tertinggi dikampung, dimana beliau
merangkap dalam segala hal yang bersangkutan dengan kampung. tujuan
utamanya ialah memakmurkan dan mensejahtrakan kampung. Jika
adanya permasalahan yang terjadi di suatu kampung, maka reje lah orang
yang pertama harus mengetahui permasalahan yang ada, kemudian reje
akan mengkoordinir bawahannya untuk diselesaikan bersama petinggi
petinggi lainnya di kampung. Contoh seperti terjadinya perubahan
qanun, penyelsaian permasalahan pembangunan dan lain lain. Akan
tetapi reje juga memerlukan persetujuan dari pemerintahan kampung
seperti imem, petue dan RGM ( Rakyat Genap mufakat). Karena jika
tidak ada persetujuan dari ketiga unsur tersebut maka keputusan reje
tidak akan berlaku.
2. Petue
11
Marsono, Sejarah Pemerintahan Dalam Negeri, (Jakarta : CV Eka Jaya, 2005), Hal.520
12
Hayat, dkk, Informasi Kebijakan Publik Perspektif Makro Dan Mikro, (Jakarta : Prenamedia
Group, 2018), Hal.22
13
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.04
10

Petue merupakan salah satu unsur dari sarak opat, dimana petue
berperan sebagai penasehat kampung. Jika adanya sesuatu yang terjadi
dikampung maka petue akan memberikan saran dan kritikan kepada reje,
dimana setelah adanya saran dari petue kemudian akan dilanjutkan
kepada persetujuan sarak opat. Selain dari memberikan saran,petue juga
memberikan alternatif dari permasalahan yang ada dalam masyarakat
kepada reje untuk diputuskanpenyelidikan dan penuntutan atas sengketa
yang timbul dalam masyarakat yang berkenaan dengan pelanggaran
syariat islam dan adat istiadat untuk disampaikan kepada reje sebagai
bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Petue juga harus Menjaga,
memelihara dan melestarikan nilai-nilai adat istiadat.14
3. Imem
Imem kampung adalah seseorang yang memiliki tugas dalam
menjalakan pendidikan keagamaan, dimana seperti melaksanakan
pengajian dikampung, melaksanakan pelaksanaan syariat islam, menjadi
imem di masjid, memimpin kegiatan yang berhubungan dengan ibadah,
menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berkenaan dengan
pemeliharaan dan kemakmuran mesjid/mersah dengan melaksanakan
shalat fardhu serta perayaan hari-hari besar Islam, memberi nasehat dan
pendapat berkenaan dengan pelaksanaan syariat islam kepada reje baik
diminta maupun tidak diminta. Seorang imem kampung juga memiliki
tugas untuk Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat yang
berkenaan dalam pelaksanaan syariat islam bersama unsur sarak opat
lainnya.15
4. RGM (Rakyat Genap Mupakat)
RGM adalah salah satu unsur sarakopat dalam penyelenggaraan
pemerintahan Kampung, yang memiliki enpat fungsi dalam Qanun
Kabupaten Aceh Tengah No 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintah
Kampung dalam pasal 58 ayat (1) yaitu fungsi legisasi, fungsi
penganggaran, fungsi pengawasan, dan fungsi penyelesaian sengketa.
D. Peranan Lembaga Adat

14
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.91
15
Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Kampung,
Hal.04
11

Desa menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa yaitu Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah No 4 Tahun 2011
Tentang Pemerintahan Kampung, pemerintahan kampung dipimpin oleh
seorang Reje dan dibantu oleh aparatur perangkat kampung yaitu sekretariat
kampung, pelaksana teknis dan perangkat kewilayahan.
1. Reje menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan dan pembinaan adat kampong.
2. Sekretariat kampung berfungsi menyusun dan merumuskan
kebijakan pemerintah kampung, menyusun dan melaksanakan
kebijakan pengelolaan APBK, menyusun rancangan qanun APBK,
rancangan keputusan Reje tentang pelaksanaan APBK, membantu
Reje dalam mengkoordinasi tugas penghulu, lembaga adat dan
lembaga kemasyarakatan. Memantau tugas perangkat kampung
lainnya, melakukan pembinaan administrasi, dan tugas lainnya yang
diperintahkan oleh Reje.
3. Pelaksana Teknis membantu reje dalam tugas dan wewenangnya,
yang termasuk dalam pelaksana Teknis yaitu Biden, Harie, Pawang
lut, Pawang deret, Pengulu Uwer, Pengulu Uten, Pengulu rerak,
Urusen industri perdagangan dan urusen Budaya dan pariwisata.
4. Perangkat kewilayahan terdiri dari dusun – dusun sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 36 ayat (4) huruf C
5. Rayat Genap Mufakat (RGM) mempunyai fungsi legislasi, fungsi
Penganggaran, fungsi pengawasan dan Fungsi Penyelesaian
sengketa.
6. Imem Kampung dan Imem dusun mempunyai fungsi muperlu sunet,
memelihara harkat, martabat dan adat istiadat masyarakat kampung
dan membantu menyelesaikan sengketa.
12

7. Petue mempunyai fungsi musidik sasat, memelihara harkat, martabat


dan adat istiadat masyarakat kampung dan membantu menyelesaikan
sengketa.

Ditinjau berdasarkan Fiqh Siyasah pemerintahan Desa mempunyai


wewenang untuk menegakkan kepastian hukum dan keadilan sebagaimana
dalam al Qur’an, yaitu:
‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُم]وْ ا بِ ْال َع] ْد ِل ۗ اِ َّن هّٰللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم‬ ۙ ٓ ‫۞ ا َّن هّٰللا يْأم ُر ُكم اَ ْن تَُؤ ُّدوا ااْل َمٰ ٰن‬
ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا َواِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
ِ ْ ُ َ َ ِ
‫ص ْيرًا‬ ‫ب‬ ۢ
‫ًا‬ ‫ع‬‫ي‬ْ ‫م‬‫س‬ َ‫ان‬‫ك‬َ ‫به ۗ ا َّن هّٰللا‬
ِ َ َِ َ ِ ِٖ
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah
kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia,
hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
Dalam ajaran Islam, telah banyak dijelaskan tentang pentingnya
masalahnya pemerintahan baik yang menyangkut urusan duniawi maupun
urusan ukhrawi, hal ini di karenakan adanya pendapat bahwa Islam adalah
agama yang komprehensif, didalamnya terdapat sistem ketatanegaraan, sistem
ekonomi, sistem sosial dan sebagainya.16

16
Imam Al mawardi,Al-Ahkam As-sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara
Dalam Syari’at Islam, (jakarta: Darul Falah, 2007), Hal.02
13

BAB III
PENUTUP

Kedaulatan rakyat adalah penempatan rakyat sebagai pemilik kekuasaan


tertinggi dalam suatu negara, yang mana menjadi sumber legitimasi atau
pembenar kekuasaan pemerintah dan penyelenggaraan dalam suatu negara.
Rakyat Genap Mufakat atau yang biasa disingkat dengan RGM,
Merupakan suatu organisasi yang terdiri dari unsursarak opak, dimana sarak
opat ini ialah 4 unsur penting didalam kampung. Sarak opat ini berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kampung. Setiap perubahan qanun
dan lain sebagainya ke 4 unsur ini akan ikut serta didalamnya, haruslah ada
persetujuan dari 4 unsur ini barulah diizinkannya qanun itu berubah.
RGM adalah salah satu unsur sarakopat dalam penyelenggaraan
pemerintahan Kampung, yang memiliki enpat fungsi dalam Qanun Kabupaten
Aceh Tengah No 4 Tahun 2011 Tentang Pemerintah Kampung dalam pasal 58
ayat (1) yaitu fungsi legisasi, fungsi penganggaran, fungsi pengawasan, dan
fungsi penyelesaian sengketa.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam ajaran Islam, telah banyak dijelaskan tentang pentingnya
masalahnya pemerintahan baik yang menyangkut urusan duniawi maupun
urusan ukhrawi, hal ini di karenakan adanya pendapat bahwa Islam adalah
agama yang komprehensif, didalamnya terdapat sistem ketatanegaraan, sistem
ekonomi, sistem sosial dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai