Anda di halaman 1dari 2

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Negara merupakan sebuah organisasi kekuasaan berdaulat yang menjalani tata tertib atas
suatu umat di suatu daerah tertentu degan suatu tatanan pemerintahan. Adapun syarat mutlak
bagi adanya negara antara lain, adanya wilayah, adanya manusia, adanya pemerintahan, dan
pengakuan dari negara lain.
Sebuah negara tentunya harus memiliki bentuk negara, sistem pemerintahan, tujuan
negara, dan jalan atau cara mewujudkan tujuan negara tersebut. Semua hal tersebut dapat dicapai
jika sebuah negara memiliki dasar yang dijadikan landasan dalam membangun negara. Di
Indonesia sendiri, dasar negara yang berlaku yaitu Pancasila.
Suatu negara tanpa tujuan bukanlah apa-apa. Sehingga wajib bagi sebuah negara untuk
memiliki tujuan. Indonesia memiliki intisari 5 teori tujuan negara. Teori-teori tujuan negara
Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran sebagai tujuan negara
2. Kepastian hidup, keamanan dan ketertiban sebagai tujuan negara
3. Keadilan sebagai tujuan negara
4. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup sebagai tujuan negara
5. Kemerdekaan sebagai tujuan negara
Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut tentu dibutuhkan dasar negara yang dijadikan
landasan. Dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita
hukum negara yang memiliki kedudukan paling tinggi dalam tatanan kesatuan hukum yang ada
di sebuah negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang tercermin pada pasal 7 yang menyebutkan jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan yakni sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daera Kabupaten/Kota
Selain itu, Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya
bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi (citacita hidup bangsa) (Muzayin, 1992: 16).
Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan
Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh
(Muzayin, 1992: 16).
Peran Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tentu tidak terlepas dari konsekuensinya
tersendiri. Adapun konsekuensi yang dihadapi oleh Pancasila dibagi menjadi 3 berdasarkan
fungsi atau perannya, yakni sebagai berikut.
1. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
Contoh konsekuensinya antara lain, amandemen UUD NRI 1945, liberalisasi UU,
Perda-Perda berbasis agama mayoritas
2. Pandangan hidup bangsa
Contoh konsekuensinya antara lain, gaya hidup yang serba instan, masuknya
budaya asing ke Indonesia, penghilangan memori kolektif berbangsa, egoistis, mental
inlander, dll.
3. Dasar & orientasi pengembangan ilmu
Contoh konsekuensinya antara lain, ilmu menjadi ahistoris dan irrelevan, serta
ilmuwan Indonesia kehilangan jati diri.

Terdapat beberapa aspek yang menjadi akar permasalahan Pancasila di masa kini antara
lain, aspek sosiologi, aspek yuridis, aspek filosofis, Untuk mengatasi segala permasalahan
tersebut, dapat dilakukan revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum dalam
peraturan perundang-undangan antara lain, memperkuat Lembaga yang menjadi pengembang
dan penjaga Pancasila, menyusun rambu-rambu penjabaran nilai Pancasila menjadi norma
peraturan perundang-undangan, menumbuhkan political will untuk melakukan “revolusi
hukum”, dan perlu ada peer review maupun judicial assessment yang berjiwa substantive
terhadap RUU, PERDA, dll.

Anda mungkin juga menyukai